BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL SIMULASI DAN ANALISA

Uji tracking setpoint

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

LAMPIRAN. Pemodelan dc motorservo. Pemodelan Turbin air. Pemodelan Generator (swing equation) + beban. Sistem PLTMH. 53 Universitas.

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

Bambang Pramono ( ) Dosen pembimbing : Katherin Indriawati, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI KECEPATAN KURSI RODA LISTRIK BERBASIS DISTURBANCE OBSERVER

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

Pengendali Temperatur Fluida Pada Heat Exchanger Dengan Menggunakan Algoritma Model Predictive Control (MPC)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Analisis penerapan Kontroler PID Pada AVR Untuk Menjaga Kestabilan Tegangan di PLTP Wayang Windu

External Permanent Magnets (EPMs) yang ditempatkan pada kulit perut. Dalam. proses pembedahan dibutuhkan bantuan alat instrumentasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

PENGGUNAAN MODEL NOISE PADA METODE ITERATIVE FEEDBACK TUNING UNTUK PENGHILANGAN GANGGUAN SISTEM PENGENDALIAN

Adaptive Fuzzy Untuk Menala Parameter PID pada Sistem Pengaturan Berjaringan. Nastiti Puspitosari L/O/G/O NETWORKED CONTROL SYSTEM (NCS)

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

TUNING PARAMETER PID DENGAN METODE CIANCONE PADA PLANT HEAT EXCHANGER

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MODEL PREDICTIVE CONTROL (MPC)

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2013 ISSN:

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu:

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE CONTROL (MPC) PADA PROSES QUADRUPLE TANK

LOGO OLEH : ANIKE PURBAWATI DOSEN PEMBIMBING : KATHERIN INDRIAWATI, ST.MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN PENGENDALI MODEL PREDICTIVE CONTROL (MPC) CONSTRAINED PADA SISTEM PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEM FC) TESIS

PERENCANAAN KONTROL PID PADA MOTOR INDUKSI BERBASIS MATLAB SIMULINK

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN MODEL PREDICTIVE CONTROL (MPC) PADA PROSES QUADRUPLE TANK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PERANCANGAN PENGENDALI MODEL PREDICTIVE CONTROL PADA SERVOMEKANIS DC

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN

BAB 4 HASIL SIMULASI PROSES PENGUMPANAN MATERIAL PADA PENGGILINGAN AWAL DAN ANALISISNYA. Software simulasi ini menampilkan 3 form tampilan yaitu:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

BAB 4 PERHITUNGAN KESTABILAN PERALIHAN SISTEM TENAGA LISTRIK MESIN MAJEMUK

Bab IV Pengujian dan Analisis

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Simulasi Proses Pengisian Bak Pengumpul PDAM dari Raw Water Intake dengan Kontrol PID

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPARASI PERFORMA KENDALI ON-OFF DAN PID SEBAGAI AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR GENERATOR SINKRON DI PLTMH

RANCANG BANGUN SELF TUNING PID KONTROL PH DENGAN METODE PENCARIAN AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK

Laporan Hasil Proyek Simulasi Menggunakan Matlab

BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB IV ANALISIS KINERJA PENGENDALI

Rancang Bangun Self Tuning PID Kontrol ph Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik

Presentasi Tugas Akhir

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB I PENDAHULUAN. tidak semua orang mau menjalankan pola hidup sehat dan teratur untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari uji coba dan analisa adalah untuk mengetahui kinerja dari pengendali MPC tanpa constraint dan MPC tanpa constraint dengan observer dengan parameter penalaan yang berbeda-beda dan gangguan berupa perubahan beban. Perancangan algoritma pengendali menggunakan program Matlab. 4. Simulasi pengendali MPC tanpa constraint pada sistem PLTMH Simulasi pengendali MPC tanpa constraint pada sistem PLTMH dimulai pada titik kesetimbangan sistem. Simulasi dilakukan dengan set point bervariasi dan beban tetap. 4.. Percobaan dengan nilai Control Horizon tetap dan nilai prediction horizon bervariasi Untuk melihat pengaruh prediction horizon (H p ) terhadap hasil pengendalian MPC, dilakukan beberapa percobaan dengan nilai control horizon (H u ) dibuat tetap yaitu sebesar, dan nilai prediction horizon dibuat bervariasi yaitu 3, 6, dan 9. Faktor bobot Q = I HP, R = I HU. 5.4 Indonesia. Gambar 4. Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai H p =3 36 Universitas Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

37 5.4. Gambar 4. Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai H p = 6 5 5 49 47.4. Gambar 4.3 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai H p = 9 Hasil simulasi dangan control horizon tetap dan prediction horizon yang berbeda terdapat pada Gambar (4.), (4.), (4.3). Dari hasil simulasi terlihat bahwa jika nilai Hp diperbesar maka waktu yang diperlukan oleh keluaran sistem untuk mencapai set point akan lebih lama namun sinyal kendalinya akan semakin kecil. Dengan variansi perubahan sinyal kendali semakin kecil jika nilai Hp diperbesar Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

38 maka variansi perubahan output juga akan kecil sehingga menyebabkan output lebih lama mencapai set point-nya 4.. Percobaan dengan nilai prediction horizon tetap dan nilai control horizon bervariasi Untuk melihat pengaruh control horizon (H u ) terhadap hasil pengendali MPC, dilakukan beberapa percobaan dengan nilai prediction horizon (H p ) dibuat tetap, yaitu sebesar 9, dan nilai control horizon yang digunakan bervariasi yaitu, 3, dan 5. Faktor bobot kesalahan (Q) yang digunakan adalah I HP sedangkan faktor bobot perubahan sinyal kendali (R) yang digunakan adalah I HU. 5 5 49 47.4. Gambar 4.4 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai control horizon H u = Gambar (4.4), (4.5), dan (4.6) adalah hasil simulasi dengan nilai H p tetap dan nilai H u bervariasi. Dari gambar tersebut terlihat bahwa jika nilai control horizon (H u ) diperbesar maka sinyal kendali ingin berubah sebesar-besarnya supaya keluaran sistem dapat dengan segera mencapai set point-nya sehingga perubahan sinyal kendali akan memiliki variansi yang besar pada saat akan terjadi perubahan nilai set point. Perubahan sinyal kendali dengan variansi yang besar akan menyebabkan keluaran sistem menjadi tidak bagus. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

39 5.7.5.4.3 Gambar 4.5 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai control horizon H u =3 5.7.5.4.3 Gambar 4.6 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai control horizon H u =5 Untuk sistem PLTMH jika control horizon semakin besar maka kemampuan pengendali MPC untuk memprediksi sinyal kendali akan menurun Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

40 karena untuk mendeteksi kecepatan putar sangat sulit seperti terlihat pada Gambar 4.6. 4..3 Pengaruh nilai faktor bobot perubahan sinyal kendali (R) pada hasil pengendali MPC Faktor bobot R digunakan untuk mengendalikan perubahan sinyal kendali. Untuk melihat pengaruh faktor bobot R pada hasil pengendali, dilakukan uji coba pada sistem dengan membuat nilai diagonal matriks R berbeda-beda untuk setiap percobaan, yaitu 0, 00, dan 000 sedangkan nilai parameter pengendali lainnya dibuat tetap, Hp = 9, Hu = 4 dan Q = I Hp 5.8.4 Gambar 4.7 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai sinyal kendali R=0 Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

4 5.4. Gambar 4.8 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai sinyal kendali R=00 5.4. Gambar 4.9 Keluaran dan sinyal kendali sistem dengan nilai sinyal kendali R=000 Dari hasil simulasi pada Gambar (4.7), (4.8), (4.9) terlihat bahwa semakin besar nilai matriks R, perubahan sinyal kendali menjadi semakin ditekan sehingga keluaran sistem menjadi semakin halus. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

4 Dari hasil simulasi dengan penalaan yang berbeda-beda didapatkan kombinasi parameter terbaik untuk sistem PLTMH, yaitu H p = 9, H u =, Q = I Hp dan R = I HU. 4. Simulasi dengan pengendali MPC tanpa constraint dan observer Full-order state observer digunakan untuk mengestimasi variabel keadaan sistem sehingga dapat menggantikan keterbatasan hardware seperti sensor. Simulasi pengendali MPC tanpa constraint dengan observer menggunakan kombinasi parameter terbaik yang didapat dari hasil simulasi pada langkah sub bab (4.). Nilai pole dari sistem yaitu : λ = 0.638 λ = 0.005 λ λ 3 4 = 0.0000 = 0.374 Untuk melihat pengaruh pergeseran pole pada hasil pengendali, dilakukan uji coba pada sistem dengan membuat nilai pole digeser ke kiri atau mendekati nol agar sistem yang diestimasi menjadi lebih stabil dan hanya nilai pole yang besar yang digeser. Pada simulasi ke-, nilai pole yang diinginkan adalah sebagai berikut: 0. = 0.538 = 0.005 3 4 3 4 = 0.0000 0. = 0.37 5 5 49 47.4. Gambar 4.0 Keluaran sistem dan sinyal kendali MPC tanpa constraint + observer Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

43 Frekuensi [pu] PM [pu] Tegangan [V] Sudut [pu].05 0.95.8 0. 0-0. 38 36 34 Gambar 4. Perbandingan Estimasi state dan aktual state Simulasi ke-, nilai pole yang diinginkan adalah sebagai berikut: 0.3 = 0.338 = 0.005 3 4 3 4 = 0.0000 0. = 0.037 5 5 49 47.8.4. Gambar 4. Keluaran sistem dan sinyal kendali MPC tanpa constraint + observer Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

44 Frekuensi [pu] PM [pu] Tegangan [V] Sudut [pu].05 0.95.8 0. 0-0. 38 36 34 Gambar 4.3 Perbandingan estimasi state dan aktual state Dari Gambar (4.0) dan (4.) dapat dilihat bahwa jika pole digeser semakin mendekati nol maka keluaran sistem menjadi lebih baik. Hasil state estimasi juga semakin mendekati nilai state aktual nya. 4.3 Pengujian pengendali MPC tanpa constraint dengan perubahan beban Pengujian ini dilakukan dengan memberikan nilai set point tetap yaitu Hz dan pemberian gangguan berupa perubahan beban pada waktu pencuplikan tertentu. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui keandalan dari pengendali dan kecepatan respon sistem terhadap perubahan beban. Parameter pengendali MPC yang digunakan yaitu H p = 9, H u =, Q = I Hp dan R = I HU. Diasumsikan sistem telah bekerja pada kondisi steady state, perubahan beban adalah 5% dan 0 % atau 0.05 pu dan 0. pu dari total beban. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

45 beban [pu] sinyal kendali 55 45 0 0 0 30 40 60. 0.9 0.8 0 0 0 30 40 60.5 0 0 0 30 40 60 Gambar 4.4 Keluaran sistem dengan perubahan beban pada pengendali MPC tanpa constraint Gambar 4.4 adalah respon keluaran sistem dengan perubahan beban. Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada t = 0 detik terjadi perubahan beban berupa penurunan beban sebesar 0. pu =.5 kw, maka frekuensi naik sampai 5 Hz. Karena nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan nilai frekuensi pada set point maka sinyal error akan dikirim ke kontrol MPC dan kontrol MPC akan memberikan sinyal kendali kepada gate servomotor untuk memperkecil bukaan gate. Setelah mengalami perubahan beban, waktu yang diperlukan untuk kembali kekeadaan steady state adalah 5 detik. Pada t = detik terjadi perubahan beban berupa kenaikan beban sebesar 0.05 pu =.5 kw, maka frekuensi akan turun menjadi 49.4 Hz. Karena nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan nilai frekuensi pada set point maka sinyal error akan dikirim ke kontrol MPC dan kontrol MPC akan meberikan sinyal kendali kepada gate servomotor untuk memperbesar bukaan gate. Setelah mengalami kenaikan beban, waktu yang diperlukan untuk kembali kekeadaan steady state adalah 5 detik. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

4.4 Pengujian pengendali MPC tanpa constraint + Observer dengan perubahan beban Pengujian pengendali MPC tanpa constraint + observer sama seperti pada langkah pengujian sub bab (4.3). Parameter pengendali MPC yang digunakan yaitu H p = 9, H u =, Q = I Hp dan R = I HU. Pole yang digunakan yaitu: 3 4 3 4 0.3 = 0.338 = 0.005 = 0.0000 0. = 0.037 beban [pu] sinyal kendali 55 45 0 0 0 30 40 60. 0.9 0.8 0 0 0 30 40 60.5 0 0 0 30 40 60 Gambar 4.5 Keluaran sistem dengan perubahan beban pada pengendali MPC tanpa constraint + observer Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

47 PM [pu] Tegangan [V] Sudut [pu] 55 45 0 0 0 30 40 60.8 0 0 0 30 40 60 0-0 0 0 30 40 60.5 0 0 0 30 40 60 Gambar 4.6 Perbandingan Estimasi State dan Aktual state Hasil yang diperoleh dari pengujian pengendali MPC tanpa constraint + observer sama dengan hasil pengujian pengendali MPC tanpa constraint tanpa observer. Dan estimasi state sudah menunjukan kesesuaian dengan real state. Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pada t = 0 detik terjadi perubahan beban berupa penurunan beban sebesar 0. pu =.5 kw, maka frekuensi naik sampai 5 Hz. Karena nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan nilai frekuensi pada set point maka sinyal error akan dikirim ke kontrol MPC dan kontrol MPC akan meberikan sinyal kendali kepada gate servomotor untuk memperkecil bukaan gate. Setelah mengalami perubahan beban, waktu yang diperlukan untuk kembali kekeadaan steady state atau Hz adalah 5 detik. 4.5 Pengujian pengendali PID Pengendali yang banyak digunakan pada pembangkit listrik adalah pengendali PID. Pengendali PID mempunyai algoritma yang sederhana sehingga mudah diterapkan pada berbagai plant. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

Pengujian pengendali PID dilakukan untuk membandingkan kehandalan kinerja pengendalian antara pengendali MPC tanpa constraint dengan pengendali PID. Dalam menentukan parameter pengendali P, I, dan D menggunakan Metode coba-coba (trial and error) sampai menghasilkan kombinasi parameter yang terbaik, yaitu: K p = 0.0, T i =, T d = Pengujian pertama dilakukan dengan membuat variasi pada nilai set point dan diasumsikan beban tetap. Hasil simulasi keluaran sistem dan sinyal kendali menggunakan pengendali PID dapat dilihat pada gambar 4.7 5 sinyal kendali.8.4. Gambar 4.7 Respon sistem dengan perubahan set point Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa keluaran sistem mempunyai respon yang sangat lambat ketika terjadi perubahan set point. Hal ini terjadi karena pengendali PID tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi sehingga keluaran sistem terjadi setelah perubahan set point. Pengujian kedua dilakukan dengan membuat nilai set point tetap yaitu Hz. Perubahan beban berupa penurunan beban pada t = 0 detik sebesar 0 % dari Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

49 total beban dan kenaikan beban pada t = detik sebesar 5 % dari total beban. Hasil simulasi keluaran sistem dan sinyal kendali dapat dilihat pada Gambar 4.8. beban sinyal kendali 55 45 0 0 0 30 40 60. 0.9 0.8 0 0 0 30 40 60.5 0 0 0 30 40 60 Gambar 4.8 Respon sistem dengan perubahan beban Gambar 4.8 adalah respon keluaran sistem pada pengendali PID dengan perubahan beban. Dari Gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada t = 0 detik terjadi perubahan beban berupa penurunan beban sebesar 0. pu =.5 kw, maka frekuensi naik sampai 54 Hz. Karena nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan nilai frekuensi pada set point maka sinyal error akan dikirim ke kontrol MPC dan kontrol MPC akan memberikan sinyal kendali kepada gate servomotor untuk memperkecil bukaan gate. Setelah mengalami perubahan beban, waktu yang diperlukan untuk kembali kekeadaan steady state atau Hz adalah 0 detik. Pada t = detik terjadi perubahan beban berupa kenaikan beban sebesar 0.05 pu =.5 kw, maka frekuensi akan turun menjadi 47 Hz. Karena nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sama dengan nilai frekuensi pada set point maka sinyal error akan dikirim ke kontrol MPC dan kontrol MPC akan meberikan sinyal kendali kepada gate servomotor untuk memperbesar bukaan gate. Setelah mengalami kenaikan beban, waktu yang diperlukan untuk kembali kekeadaan steady state atau Hz adalah 0 detik. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00

Perbandingan antara respon keluaran sistem dengan pengendali MPC tanpa constraint dengan pengendali PID dapat dilihat pada Gambar 4.9. Perbandingan keluaran sistem dengan pengendali PID dan MPC unconstrains 55 Pengendali MPC unconstrains 54 Pengendali PID 53 5 Frekuensi (Hz) 5 49 47 45 0 0 30 40 60 70 Waktu (detik) Gambar 4.9 Perbandingan keluaran sistem dengan pengendali PID dan MPC tanpa constraint Pada Gambar 4.9 dapat dilihat perbandingan kehandalan kinerja sistem dengan pengendali PID dan pengendali MPC tanpa constraint. Ketika terjadi penurunan beban sebesar 0% dari total beban pada t=0 detik, jika menggunakan pengendali PID maka keluaran sistem lebih tinggi yaitu 53.5 Hz bila dibandingkan jika menggunakan pengendali MPC tanpa constraint yaitu 5 Hz. Waktu yang diperlukan untuk kembali kekeadaan steady state atau Hz setelah terjadi perubahan beban jika menggunakan pengendali PID akan lebih lama yaitu 0 detik bila dibandingkan jika menggunakan pengendali MPC tanpa constraint yaitu 5 detik. Perancangan pengendali..., Murie Dwiyaniti, FT UI, 00