3.1 Penentuan nilai tak teratur sisi dari korona graf lintasan terhadap )).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

ALGORITMA PELABELAN TOTAL DAN NILAI TAK TERATUR SISI DARI KORONA GRAF LINTASAN TERHADAP BEBERAPA GRAF

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER. 3.1 Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super Pada Graf Lintasan

Pelabelan Harmonious Pada Graf Gabungan Graf Firecracker Teratur. Nola Marina 1, Aini Suri Talita 2

BAB V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA

TERKECIL. Kata Kunci :Graf korona, graf lintasan, pelabelan total tidak teratur sisi, nilai total ketidakteraturan sisi.

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Nilai Ketakteraturan Total dari Graf Hasil Kali Comb dan

Gambar 6. Graf lengkap K n

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat

Kekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal

Bab 3 HASIL UTAMA. 3.1 Penyusunan Algoritma

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI. Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY DALAM MASALAH LINTASAN TERPANJANG MENGGUNAKAN BAHASA C TUGAS AKHIR INDRIANI ARMANSYAH SRG

Graf dan Operasi graf

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GRAF { }

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TUNAS KELAPA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

Lemma 1: Ada pelabelan titik (7, 1)-sisi antimagic pada graf Segitiga Bermuda Btr n,4

BAB II LANDASAN TEORI

MENENTUKAN NILAI KETIDAKTERATURAN GRAF KEMBANG API YANG DIPERUMUM. Edy Saputra, Nurdin, dan Hasmawati

BAB III GRAF BERARAH BARIS-BERHINGGA

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF GUNUNG BERAPI. Rukmana Sholehah 7, Slamin 8, Dafik 9

BAB I PENDAHULUAN. Makalah pertama mengenai teori graf ditulis oleh ahli matematika dari

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GABUNGAN GRAF RODA. Oleh : Moh. Nurhasan NIM

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

BAB III Algoritma Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GABUNGAN GRAF HELM

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Graf

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar dalam teori graf dan teknik

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH

BAB II LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

Graf Berarah (Digraf)

PELABELAN TOTAL -SISI ANTI AJAIB SUPER UNTUK GRAF ULAT SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: RIRI EMARINE SUSUR BP

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF RODA W n

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

BAB II LANDASAN TEORI

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

I.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

BAB II LANDASAN TEORI

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

Graf Ajaib (Super) dengan Sisi Pendan

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH (TES) DARI GABUNGAN GRAF BINTANG SKRIPSI. Oleh. Abdul Latif Hodiri NIM

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ALGORITMA PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF BINTANG YANG DIPERUMUM

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, aplikasi teori graf

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH (TVS) DARI GABUNGAN GRAF DUA PARTISI LENGKAP SKRIPSI. Oleh. Muh. Ali Muhsin NIM

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

BAB 2 LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB III SIFAT SIFAT LINE DIGRAPH. Bab ini khusus membahas mengenai definisi serta sifat sifat dari line

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TANGGA (STAIR GRAPH)

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN SISI GRAF BARISAN SEGITIGA.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

BAB IV. Penyusunan Algoritma

Nilai Ketakteraturan Jarak dari Famili Graf Roda dan Graf Matahari

LOGIKA DAN ALGORITMA

DAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

9.1 RELATIONS AND THEIR PROPERTIES

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

Transkripsi:

BAB 3 Hasil Utama Pada bab ini akan disajikan hasil utama dari tugas akhir ini, yakni nilai tak teratur sisi dari korona graf lintasan terhadap komplemen dari graf lengkap, dinotasikan dengan P m K n Selain itu diberikan algoritma pelabelan-k total tak tertatur sisi dari graf lintasan, graf bintang, graf roda, dan korona graf lintasan terhadap komplemen dari graf lengkap, graf lintasan, graf bintang, graf lingkaran, graf roda, graf gear, dan graf friendship 31 Penentuan nilai tak teratur sisi dari korona graf lintasan terhadap komplemen graf lengkap (tes(p m K n )) Pada pasal ini dibahas nilai tak teratur sisi untuk korona graf lintasan terhadap komplemen graf lengkap Teorema 31 Untuk setiap n 2 dan m 2, mn ( + 1) + 1 tes( Pm Kn) = 3 Bukti Karena EP ( K) = mn ( + 1) 1, maka berdasarkan Teorema 241, m mn ( 1) 1 2 mn ( 1) 1 tes( P + + + + m Kn) = 3 3 mn ( + 1) + 1 Selanjutnya ditunjukkan tes( Pm Kn) 3 Misalkan himpunan titik dari Pm Kn adalah n { j } V ( P K ) = x, y 1 i m dan 1 j n m n i i 14

dan himpunan sisi dari Pm Kn adalah = { j } { xx 1 1 i i+ 1 i m } E( P K ) x y 1 i m dan 1 j n m n i i ( n+ 1) i+ 1 Definisikan ri = 3 untuk 2 i m Konstruksi pelabelan-r m total tak teratur sisi α sebagai berikut: 1 untuk i = 1 α( ) = r untuk 2 i m x i i j α( y j i ) = ri + j n untuk untuk i = 1dan 1 j n 2 i m 1 j α( xy i i ) = ( n+ 1) i+ 1 2ri untuk untuk i = 1dan 1 j n 2 i m dan 1 j n ( n+ 1) + 1 r2 ( ) = ( n+ 1) i+ 1 ri r α xx i i+ 1 i+ 1 untuk untuk i = 1 2 i m 1 Dengan mudah dapat dilihat dari definisi bahwa fungsi α memetakan himpunan ( m n) ( m n) V P K E P K ke Selanjutnya dapat ditunjukkan bahwa j j j wt( x y ) = α( x ) + α( x y ) + α( y ) i i i i i i mn ( + 1) + 1 1, 2,, 3 = n( i 1) + i + j untuk 1 i m dan 1 j n dan wt( x x ) = α( x ) + α( x x ) + α( x ) i i+ 1 i i i+ 1 i+ 1 = ( n + 1) i + 1 untuk 1 i m 1dan 1 j n Karena itu, bobot sisi dari graf P m K n terhadap pelabelan total α membentuk barisan bilangan bulat 3, 4,, (m(n+1) + 1) Hal ini berarti tidak ada dua sisi yang memiliki bobot yang sama 15

Akibatnya diperoleh tes ( Pm Kn) mn ( + 1) + 1 3 32 Algoritma pelabelan-k total tak teratur sisi Pada pasal ini ditampilkan algoritma dari pelabelan-k total tak teratur sisi pada beberapa kelas graf, yakni graf lintasan, graf bintang, dan graf roda, serta korona graf lintasan terhadap graf lintasan, graf lingkaran, graf bintang, graf roda, graf gear, graf friedship, dan komplemen graf lengkap Algoritma-algorima yang digunakan untuk mengkonstruksi pelabelan graf lintasan, graf bintang, graf roda, dan korona graf lintasan terhadap graf lintasan, graf bintang, graf lingkaran, graf roda, graf gear, dan graf friendship dikembangkan dari bukti-bukti teorema yang terdapat pada [1], [2], dan [4] Sedangkan algoritma untuk pelabelan korona graf lintasan terhadap komplemen graf lengkap dikembangkan dari pembuktian teorema yang terdapat pada Pasal 31 Adapun algoritma tersebut sebagai berikut Kasus I (pilihan P n, S n, dan W n ) 1 Masukan: nilai n dan jenis graf 2 Proses: a) menentukan ukuran matriks ketetangaan sesuai dengan nilai n, b) menentukan pengisian matriks ketetangaan sesuai pilihan graf yang akan dilabeli, c) membaca matriks sesuai input ke dalam variable resulta[i, j], d) menentukan posisi titik-titik pada graf, e) menentukan posisi garis yang menggambarkan ketetanggaan titik pada graf, f) menentukan posisi label titik dan label garis (bergantung pada posisi titik dan posisi garisnya), g) melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya angka yang akan diperuntukkan sebagai label yang akan dipergunakan dalam pelabelan tersebut (bergantung pada nilai tes(g)-nya) 16

3 Keluaran: gambar graf beserta label titik dan label sisi, serta nilai tak teratur sisinya Kasus II (pilihan P m P n, P m S n, P m C n, P m W n, P m G n, P m F n, dan P m K n ) 1 Masukan: nilai n dan m, serta jenis graf 2 Proses: a) menentukan ukuran matriks ketetangaan sesuai dengan pilihan graf yang dipilih, b) menentukan pengisian matriks ketetangaan sesuai pilihan graf yang mau dilabeli, c) membaca matriks sesuai input ke dalam variable resulta[i, j], d) menetukan fungsi untuk mencari fungsi r i, e) menentukan posisi titik-titik pada graf, f) menentukan posisi garis yang mengambarkan ketetanggaan titik pada graf, g) menentukan posisi label titik dan label garis (bergantung pada posisi titik dan posisi garisnya), h) melakukan perhitungan untuk menentukan besarnya angka yang akan diperuntukkan sebagai label yang akan dipergunakan dalam pelabelan tersebut (bergantung pada nilai tes(g)-nya) 3 Keluaran: gambar graf beserta label titik dan label sisi, serta nilai tak teratur sisinya Selanjutnya dibuat perangkat lunak yang merupakan implementasi dari algoritma-algoritma diatas dengan menggunakan Borland Delphi 7 17

33 Implementasi Algoritma Antar muka dari perangkat lunak yang dibuat seperti pada gambar dibawah ini Gambar 31 Tampilan antar muka perangkat lunak Langkah-langkah pengoperasian perangkat lunak adalah sebagai berikut: 1 Pilih kelas graf yang diinginkan untuk di labeli 2 Isi berapa nilai n dari graf (P n, S n, dan W n ) atau nilai n dan m dari beberapa pilihan graf korona yang diinginkan, kemudian tekan tombol OK, agar menginput nilai masukan tiap graf sesuai pilihan yang dinginkan 3 Pilih tombol Isi Matriks, untuk mengisi matriks ketetanggaan sesuai dengan pilihan graf yang ditentukan 4 Pilih tombol Gambar Graf, untuk melihat keluaran dari program ini yang berupa gambar graf yang dilengkapi label titik dan label sisi, serta nilai tak teratur sisinya 5 Jika ingin mengulangi dari awal penggunaan program ini, maka tekan tombol Ulang 18

Setelah digunakan, perangkat lunak ini menyelesaikan setiap pelabelan-k total tak teratur sisi dengan nilai k yang sesuai dengan tes(g), untuk graf yang memiliki maksimal 50 titik Waktu yang digunakan untuk proses kurang dari 1 detik pada komputer Pentium Celeron M 1,86GHz dan RAM sebesar 1GB 34 Hasil simulasi algoritma pelabelan-k total tak teratur sisi yang nilai k yang sesuai dengan tes(g) untuk beberapa graf Berikut akan diberikan beberapa contoh keluaran yang diperoleh sebagai hasil simulasi program Gambar 32 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 8 19

Untuk graf P 8, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 32 Hasil program sesuai 8+ 2 10 dengan perhitungan manual yakni tes( P8 ) = = = 3 2 2 Gambar 33 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus S 9 9+ 1 10 Untuk graf S 9, dengan perhitungan manual diperoleh tes( S9) = = = 5 2 2 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 33 20

Gambar 34 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus W 7 2*7+ 2 Untuk graf W 7, dengan perhitungan manual diperoleh tes( W7 ) = = 6 3 Hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 34 21

Gambar 34 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 K 4 Untuk graf P 3 K 4, dengan perhitungan manual diperoleh 3(4 + 1) + 1 tes( P3 K4) = = 6 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 34 22

Gambar 35 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 P 4 Untuk graf P 3 P 4, dengan perhitungan manual diperoleh 2(3 4) + 1 tes( P3 P4) = = 9 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 35 23

Gambar 36 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 C 5 Untuk graf P 3 C 5, dengan perhitungan manual diperoleh (2 5 + 1)3 + 1 34 tes( P3 C5) = = = 12 3 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 36 24

Gambar 37 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 S 5 Untuk graf P 3 S 5, dengan perhitungan manual diperoleh 23(5 + 1) + 1 37 tes( P3 S5) = = = 13 3 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 37 25

Gambar 38 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 W 5 Untuk graf P 3 W 5, dengan perhitungan manual diperoleh (3 5 2)3 1 52 tes( P + + 3 W5) = = = 18 3 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 38 26

Gambar 39 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 F 5 Untuk graf P 3 F 5, dengan perhitungan manual diperoleh 3(5 5 2) 1 82 tes( P + + 3 F5) = = = 28 3 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 39 27

Gambar 310 Tampilan antar muka perangkat lunak untuk kasus P 3 G 3 Untuk graf P 3 G 3, dengan perhitungan manual diperoleh 3(5 3 2) 1 52 tes( P + + 3 G3) = = = 18 3 3 Hasil Simulasi dapat dilihat pada Gambar 310 28