BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI III-1

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TERHADAP KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI III-1

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

Fitria Yuliati

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah perkerasan lentur konstruksi

B2 STA STA KM

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dari tahun ke tahun

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODOLOGI III 1

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN

III. METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN METODA ANALISIS. Peta digunakan untuk penentuan rute jalan yang akan di survey

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

Tugas Akhir 2012 BAB IV METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM :

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

Bab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

2015 ANALISA KINERJA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI III - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO

BAB III METODE PENELITIAN PEMILIHAN LOKASI PENGUMPULAN DATA

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI III-1

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB 3. Metode Perancangan Produk

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. akan dianalisa dan diproses sehingga diperoleh kesimpulan dalam penelitian

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODA PENELITIAN

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR - RC

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODOLOGI. 3.1 Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Identifikasi Masalah. Pengamatan Pendahuluan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. R. Nur Sholech E W / I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu perubahan karena

ABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, hal ini tidak terlepas dari keberadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TUJUAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan atas dasar untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data pokok data primer maupun data sekunder, yang selanjutnya akan digunakan dalam pengolahan dan juga analisa data dalam rangka mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu mengidentifikasi dan juga menganalisa kontribusi faktor-faktor pengaruh terhadap kerusakan perkerasan lentur jalan raya. 3.2 BAGAN ALIR PENELITIAN Berdasarkan studi pustaka yang sudah dibahas sebelumnya, maka untuk memudahkan dalam pembahasan dan analisa dibuat suatu diagram alir atau flow chart, seperti pada gambar 3.1. Diagram alir ini merupakan tahapan penelitan yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikan penelitian ini. Dengan demikian, penelitian ini dapat diselesaikan dengan sistematis dan mendapatkan hasil yang valid serta sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Panji Arrie Priyadi [33]

START PENGKLASIFIKASIAN DATA PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER Persentase kendaraan berat Kondisi sistem drainase Data sekunder Curah hujan Umur jalan Jika tidak sesuai IDENTIFIKASI LOKASI PENELITIAN Jika sesuai PENGOLAHAN DATA regresi linear dengan software SPSS v 13.0 ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 3.1 Bagan alir diagram penelitian Panji Arrie Priyadi [34]

3.2.1 Pengklasifikasian data Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah mengklasifikasi data. Pengklasifikasian data ini dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam pengolahan data nantinya. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, variabel bebas yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah curah hujan, persentase kendaraan berat dan juga sistem drainase. Sedangkan, variabel terikat yang digunakan berupa faktor pengaruh umur jalan lokasi penelitian. 3.2.1.1 Curah hujan Setiap kawasan memiliki tingkat curah hujan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu parameter untuk memudahkan dalam pengolahan data nantinya. Dengan demikian, pengklasifikasian data curah hujan pun dibutuhkan. Pada hal ini, data curah hujan diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu : Curah hujan tinggi Curah hujan sedang Curah hujan rendah 3.2.1.2 Sistem drainase jalan Air hujan merupakan musuh utama perkerasan jalan khususnya perkerasan jalan lentur. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem drainase yang sebagai upaya penanggulangan konflik yang terjadi antara dua komponen tersebut. Jika sistem drainase, maka air hujan yang jatuh pada lapisan perkerasan lentur akan menggenang ataupun mengumpul di bagian tengah maupun bagian tepi badan jalan. Dengan demikian, air tersebut akan meresap masuk ke dalam lapisan aspal dan akan merusak struktur perkerasan jalan. Pada penelitian ini, sistem drainase akan dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu : Drainase Drainase Panji Arrie Priyadi [35]

3.2.1.3 Persentase kendaraan berat Tingkat kerusakan jalan juga dipengaruhi oleh jumlah kendaraan berat yang melintas pada ruas jalan terssebut. Oleh karena itu, pada pemilihan lokasi survey ini juga didasarkan pada persentase kendaraan berat itu sendiri. Persentase kendaraan berat tersebut juga dibedakan menjadi 2 kategori yaitu : Persentase kendaraan berat tinggi Persentase kendaraan berat rendah 3.2.2 Metode pengumpulan data (Data collection) Pengumpulan data ini erat kaitannya dengan metode survey yang akan dilaksanakan pada penelitian ini. Pemilihan metode survey sangat penting dalam usaha mencapai efisiensi dari keseluruhan survey. Metode yang dipilih ini harus memenuhi tujuan penelitian dan memperhitungkan ketersediaan sumber daya yang ada. Isi penelitian juga dibatasi pada data-data pokok yang diperlukan untuk analisa selanjutnya dalam penelitian. 1. Curah hujan Data curah hujan merupakan data sekunder yang nantinya akan meminta bantuan kepada instansi terkait mengenai data tersebut. Dalam hal ini, instansi terkait tersebut adalah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Pengumpulan data curah hujan ini dilakukan dalam rangka menentukan kawasan dengan kategori curah hujan tinggi, sedang dan juga rendah. Pada pengumpulan data tersebut diharapkan dapat memperoleh data curah hujan untuk range waktu sekitar 5 tahun, agar pengklasifikasian tersebut dapat valid dan dapat mewakili tingkat curah hujan untuk beberapa tahun yang lalu ataupun untuk beberapa tahun yang akan datang.. Menurut pedoman penentuan tebal perkerasan lentur dengan metode analisa komponen yang dikeluarkan oleh Dirjend Bina Marga, kategori curah hujan dibagi menjadi 2, yaitu : Curah hujan tinggi > 600 mm / tahun Curah hujan rendah < 600 mm / tahun Panji Arrie Priyadi [36]

Akan tetapi, standar klasifikasi tersebut diyakini cukup tinggi dan mungkin sangat sulit menemukan kondisi kawasan yang berada pada standar tersebut. khususnya untuk kawasan dengan curah hujan tinggi. Oleh karena itu, pada penelitian skripsi ini akan digunakan metode lain untuk mengklasifikasikan kategori curah hujan. Pengklasifikasian tersebut akan dibahas pada bab berikutnya. 2. Persentase kendaraan berat Data persentase kendaraan berat merupakan data primer yakni dengan metode traffic counting. Metode ini dilakukan juga berdasarkan wawancara dengan warga sekitar yang berdomisili di wilayah dengan ruas jalan yang rusak tersebut. Dalam hal ini, yang dikatakan sebagai kendaraan berat adalah sebagai berikut : Bus Truk 2as Truk 3as Truk 4 as Wawancara yang dilakukan terhadap warga sekitar dilakukan dalam rangka mendapatkan data mengenai jam-jam sibuk kendaraan berat yang melalui ruas jalan tersebut. Jumlah responden yang akan dimintai informasi berkisar antara 10-15 orang. Hal itulah yang akan menjadi dasar untuk dilakukannya traffic counting dengan tujuan, yakni mendapatkan nilai persentase kendaraan berat. Metode traffic counting ini terdiri dari dua jenis, yaitu : Traffic counting untuk menghitung kapasitas ruas jalan Pada metode traffic counting ini dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan tiap jam, sehingga diketahui karakteristik lalu lintas tiap jamnya yang melalui ruas jalan tersebut. Biasanya metode ini dilakukan untuk menganalisa daya tampung atau kapasitas ruas jalan terhadap karakteristik lalu lintas yang ada. Traffic counting untuk menghitung nilai struktural perkerasan Metode ini berbeda dengan traffic counting untuk menghitung kapasitas ruas jalan. Metode ini tidak harus dilakukan untuk tiap jamnya, dikarenakan karakteristik lalu lintas untuk setiap jam tidak terlalu penting Panji Arrie Priyadi [37]

dalam kaitannya mengenai struktural perkerasan tersebut. Dalam hal ini, difokuskan pada seberapa besar beban yang melintas di atas perkerasan tersebut. Dengan demikian, untuk menghitung persentase kendaraan berat akan digunakan metode traffic counting yang kedua yaitu metode traffic counting untuk menghitung nilai struktural perkerasan. Digunakan metode tersebut, dikarenakan tujuan penulisan skripsi ini yang erat kaitannya dengan struktural perkerasan lentur jalan raya. Parameter-parameter persentase kendaraan berat adalah sebagai berikut : Persentase kendaraan berat tinggi Ruas jalan dikatakan memiliki persentase kendaraan berat tinggi jika persentase kendaraan berat tersebut berada diatas 50 % Persentase kendaraan berat rendah. Ruas jalan dikatakan memiliki persentase kendaraan berat tinggi jika persentase kendaraan berat tersebut berada diatas 50 % 3. Sistem drainase Pengumpulan data sistem drainase dilakukan dengan melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian. Akan tetapi, wawancara terhadap warga sekitar juga sangat dibutuhkan untuk memvalidasi data sistem drainase tersebut. Alat yang digunakan untuk mendapatkan data ini adalah berupa kamera digital. Wawancara dengan warga sekitar bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sistem drainase untuk beberapa tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan data yang valid, parameter sistem drainase yang dulu harus sama dengan parameter sistem drainase yang sekarang. Jika berdasarkan hasil wawancara kondisi sistem drainase untuk beberapa tahun yang lalu dengan kondisi sistem drainase sekarang berbeda, maka lokasi penelitian tersebut tidak dapat digunakan dan harus mencari lokasi penelitian yang lain. Parameter-parameter untuk kondisi sistem drainase adalah sebagai berikut : Sistem drainase Suatu sistem drainase dikatakan jika pada saluran drainase tersebut relatif tidak banyak sampah yang dapat mengganggu kelancaran aliran air. Disamping itu, volume air pada saluran drainase pun patut diperhitungkan. Panji Arrie Priyadi [38]

Untuk kategori, maka volume air pada musim non penghujan relatif tidak tinggi atau penuh. Jika saluran tersebut penuh, maka dapat disimpulkan bahwa aliran air tidak mengalir dengan. Sistem drainase Suatu sistem drainase dikatakan jika pada saluran tersebut relatif terdapat banyak sampah ataupun pendangkalan saluran yang dapat mengganggu aliran air pada saluran drainase. Disamping itu, volume air pada musim non penghujan pun relatif tinggi dan penuh. 4. Umur perkerasan jalan Data umur perkerasan jalan merupakan data sekunder yang akan didapat melalui beberapa instansi instansi-instansi pemerintah seperti Direktorat Jendral Bina Marga DPU ataupun pihak-pihak terkait lainnya. Umur perkerasan dinilai dengan satuan bulan dan diperhitungkan sejak perkerasan tersebut dibangun ataupun sejak perkerasan tersebut dilapis (overlay) hingga saat perkerasan tersebut telah menimbulkan ketidaknyamanan pengguna kendaraan bermotor dalam mengemudikan kendaraannya. Berhubung pada penulisan skripsi ini, lokasi penelitian tidak dibatasi berdasarkan klasifikasi jalan, maka data umur perkerasan jalan pun tidak terbatas untuk jalan-jalan pemerintah saja. Akan tetapi, jalan kompleks pun dapat menjadi lokasi penelitian. Oleh karena itu, data umur perkerasan tersebut mungkin didapat dari, Jalan-jalan pemerintah Direktorat Jendral Bina Marga DPU Jalan-jalan kompleks pihak pengelola kompleks terkait. Jika terdapat suatu kondisi dimana instansi-instansi tersebut tidak memiliki data umur perkerasan ruas jalan tersebut, maka lokasi penelitian tersebut tidak dapat digunakan dan harus mencari lokasi penelitian yang lain. Panji Arrie Priyadi [39]

3.3 IDENTIFIKASI LOKASI PENELITIAN Tahapan selanjutnya yaitu mengidentifikasi lokasi penelitian tersebut berdasarkan data-data yang telah didapatkan. Variasi lokasi penelitian berdasarkan kategori-kategori yang telah dipaparkan sebelumnya adalah sebagai berikut 1. Curah hujan tinggi, persentase kendaraan berat tinggi dan sistem drainase 2. Curah hujan tinggi, persentase kendaraan berat tinggi dan sistem drainase 3. Curah hujan tinggi, persentase kendaraan berat rendah dan sistem drainase 4. Curah hujan tinggi, persentase kendaraan berat rendah dan sistem drainase 5. Curah hujan sedang, persentase kendaraan berat tinggi dan sistem drainase 6. Curah hujan sedang, persentase kendaraan berat tinggi dan sistem drainase 7. Curah hujan sedang, persentase kendaraan berat rendah dan sistem drainase 8. Curah hujan sedang, persentase kendaraan berat rendah dan sistem drainase 9. Curah hujan rendah, persentase kendaraan berat tinggi dan sistem drainase 10. Curah hujan rendah, persentase kendaraan berat tinggi dan sistem drainase 11. Curah hujan rendah, persentase kendaraan berat rendah dan sistem drainase 12. Curah hujan rendah, persentase kendaraan berat rendah dan sistem drainase Dengan demikian, data yang didapatkan harus sesuai dengan variasi lokasi penelitian seperti yang dipaparkan tersebut. Jika data yang didapatkan khususnya untuk data persentase kendaraan berat dan juga sistem drainase telah sesuai Panji Arrie Priyadi [40]

dengan variasi kategori diatas, maka tahapan penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Akan tetapi, jika data yang didapatkan belum sesuai dengan variasi kategori tersebut, maka tahapan penelitian ini harus diulang kembali pada pengumpulan data. Pengulangan tersebut akan terus dilakukan hingga mendapatkan data yang sesuai dengan variasi kategori pada lokasi penelitian. 3.4 METODE PENGOLAHAN DATA Pada penelitian ini, pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan permodelan regresi linear. Dalam hal ini akan diketahui hubungan faktor pengaruh umur jalan terhadap variabel curah hujan, persentase kendaraan berat dan juga sistem drainase. Korelasi yang dilakukan dalam rangka menentukan hubungan variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan permodelan regresi linear. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah curah hujan, persentase kendaraan berat dan juga sistem drainase. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu faktor pengaruh umur jalan. Ada beberapa software komputer yang dapat melakukan perhitungan korelasi ini, diantaranya Microsoft Excel dan SPSS dengan prinsip rumusan yang sama dengan perhitungan korelasi secara manual. Untuk penelitian skripsi ini, penulis menggunakan program SPSS, sebagai alat bantu. Berikut adalah perkiraan bentuk tabel output dari perhitungan korelasi yang telah dijelaskan di atas : Tabel 3.1. Contoh tabel korelasi Y X 1 X 2 X 3 Y 1 X 1 1 X 2 1 X 3 1 KETERANGAN : Angka 1 yang mendiagonal menandakan korelasi antara variabel Y dan Y (variabel yang sama) adalah sangat sempurna. Dan kolom yang berisi ( ) Panji Arrie Priyadi [41]

nantinya akan terisi dengan nilai korelasi yang sudah didapat dari hasil perhitungan. Dengan menggunakan permodelan regresi linear, maka akan terdapat output model seperti dibawah ini Y = a 0 + a 1 X 1 + a 2 X 2 + a 3 X 3 Keterangan : Y = Variabel terikat Faktor pengaruh umur jalan X 1 = Variabel bebas 1 Curah hujan X 2 = Variabel bebas 2 Persentase kendaraan berat X 3 = Variabel bebas 3 Sistem drainase a 0,a 1,a 2,a 3 = koefisien korelasi 3.5 METODE PEMBAHASAN DAN ANALISA Setelah tahapan pengolahan data selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu proses analisa hasil. Analisa hasil penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persentase-persentase variabel-variabel penyebab kerusakan jalan (curah hujan, persentase kendaraan berat dan sistem drainase ) terhadap faktor pengaruh umur perkerasan jalan. Dengan demikian, tujuan penelitian dalam rangka mengidentifikasi faktor-faktor pengaruh terhadap kerusakan perkerasan jalan khususnya perkerasan jalan lentur dapat tercapai. Akan tetapi, pada pembahasan dan analisa ini tidak terbatas hanya seberapa besar tingkat hubungan atau kontribusi variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Pada bab ini juga kan dipaparkan mengenai alasan atau faktor-faktor penyebab terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Panji Arrie Priyadi [42]