INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - WWW.INDOTRADERPEDIA.COM Volume 4, Issue 2 : Maret April 2016 MELIHAT RETRACEMENT/REVERSAL MENGGUNAKAN PEAK ADX Kondisi trend adalah kondisi favorit bagi para trader. Saat berada dalam kondisi trend maka lebih mudah bagi para trader untuk mendapatkan profit. Namun tidak selamanya harga berjalan searah dengan trend. Terdapat retracement di antara berjalannya trend. Retracement ini adalah hal yang wajar. Adanya retracement malah menjadi peluang bagi trader untuk mengambil posisi. Reversal adalah kondisi berubahnya trend. Saat melihat pergerakan harga yang sudah terjadi, mudah bagi kita membedakan antara retracement dan reversal. Namun saat melihat chart real time kita akan sulit membedakan apakah reversal atau retracement yang sedang terjadi. Reversal ini pada awalnya terlihat seperti retracement. Jika kita salah mengambil posisi saat reversal maka kita akan menderita loss. INSIDE THIS ISSUE : EQUIVOLUME & CANDLEVOLUME Hal. 6 LIMA TANDA WAKTU MELAKUKAN PROFIT TAKING WEB SOLUTIONS Hal. 10 OSCILLATOR PATTERN Hal. 14 APAKAH TRADING ITU GAMBLING? Hal. 16
Untuk mengetahui apakah retracement atau reversal yang sedang terjadi, maka kita dapat menggunakan bantuan indikator, yaitu ADX. Dalam ADX ini, kita melihat peak ADX. Peak ADX terjadi ketika ADX membuat high dan kemudian turun. Karena ADX ini tidak menunjukkan arah, maka peak ADX saat pergerakan harga naik dan harga turun akan sama. Untuk mendapatkan gambaran pergerakan harga lebih jelas maka kita perlu mengevaluasi ADX ini, yaitu membedakan antara peak ADX positif (+ADX) dan peak ADX negatif (-ADX). Pada semua chart dalam artikel ini, garis tebal abu-abu adalah garis ADX. Garis hitam adalah garis +DMI sedangkan garis putus-putus adalah garis DMI. Untuk membedakan mana peak ADX positif dan negatif maka kita menggunakan DMI. Garis DMI yang dominan menjadi petunjuk kita. Peak ADX positif (+ADX) muncul saat +DMI berada di atas -DMI. Peak ADX negatif (- ADX) muncul saat -DMI berada di atas +DMI. Saat trend yang kuat, kita akan melihat serangkaian +ADX saat uptrend dan serangkaian -ADX saat downtrend. Seperti pada contoh di samping atas terdapat serangkaian +ADX saat harga bergerak naik. Saat harga bergerak sideways, +ADX dan - ADX ini akan bergantian muncul seperti pada contoh di atas. Namun saat ADX memiliki nilai di bawah 25, peak ADX ini tidak berguna untuk dianalisa. Untuk lebih memahami ADX maka kita menggunakan konsep relative strength ADX. Relative strength pada ADX ini dilakukan dengan membandingkan peak terdekat pada 2 I n d o t r a d e r p e d i a
ADX. Dalam relative strength ADX ini tentunya kita juga harus melihat bagaimana pergerakan harga. Melalui relative strength ADX ini kita akan mendapat peringatan akan kemungkinan terjadinya retracement atau reversal. Jika ADX membuat lower high, dengan nilai ADX di atas 25 dan mengalami divergen dengan harga, maka ini memberi peringatan terjadinya retracement. Jika ADX membuat lower high, dengan nilai ADX di bawah 25 dan mengalami divergen dengan harga, maka ini memberi peringatan terjadi reversal. Saat uptrend, peak +ADX yang lebih rendah menandakan trend yang melemah. Namun seringkali dalam uptrend yang kuat, harga terus bergerak naik meskipun +ADX membuat lower peak. Jika harga membuat higher high dan ADX membuat lower peak di bawah 25, maka ini memberi peringatan kemungkinan terjadinya reversal. Seperti pada contoh di bawah ini harga bergerak dalam uptrend. Peak +ADX lebih rendah namun masih di atas 25 sehingga harga masih bergerak dalam uptrend setelah mengalami retracement. Pada awal bulan Oktober terdapat peak +ADX namun dengan nilai di bawah 25. Peak +ADX yang lemah ini memberi peringatan kemungkinan adanya reversal. Setelah itu harga kemudian turun menembus trendline. Saat downtrend, peak -ADX yang lebih rendah menandakan trend BUKU TERBARU INDOTRADERPEDIA 3 I n d o t r a d e r p e d i a
yang melemah. Namun seringkali harga terus bergerak turun meskipun -ADX membuat lower peak. Jika harga membuat lower low dan ADX membuat lower peak di bawah 25 maka memberi peringatan kemungkinan terjadinya reversal. Pada chart di samping nomer 1, harga membuat lower low sedangkan ADX membuat lower peak. Namun karena peak ADX ini masih di atas 25 maka reversal tidak terjadi. Pada nomer 2, harga kembali membuat lower low dan ADX membuat lower peak. Peak ADX kali ini di bawah 25 sehingga memperkuat kemungkinan terjadinya reversal. Setelah itu reversal terjadi dan harga bergerak dalam uptrend selama empat bulan lebih. Dalam relative strength ADX ini kita juga dapat memperhatikan peak ADX yang berlawanan dengan trend. Saat muncul peak ADX yang berlawanan dengan trend yang lebih rendah dari peak sebelumnya, maka ini dapat memberi signal akan berlanjutnya trend. Sebagai contoh pada chart di halaman berikut ini terdapat peak +ADX. Setelah itu harga mengalami retracement dan muncul peak -ADX. Peak -ADX ini lebih rendah dari 4 I n d o t r a d e r p e d i a
+ADX sehingga menunjukkan kekuatan bear lebih lemah dan tidak mampu membawa harga turun. Setelah itu harga kemudian bergerak naik kembali dan muncul peak +ADX. Chart di samping bawah menunjukkan contoh dua jenis relative strength ADX. Pada bulan Juli sampai awal Agustus harga membuat higher high sedang +ADX membuat lower peak sehingga terjadi divergen. Harga kemudian mengalami retracement. Saat terjadi retracement ini terdapat peak -ADX dengan nilai yang lebih rendah dari dua peak +ADX sebelumnya. Lemahnya -ADX ini memberi signal uptrend akan berlanjut kembali. Setelah itu harga kemudian bergerak naik dan ADX kembali naik di atas 25. POSITION SIZING Dari contoh-contoh ini memberi gambaran bagaimana ADX, melalui peak ADX, membantu kita dalam melihat kemungkinan terjadi retracement atau reversal dan juga melihat kemungkinan berlanjutnya trend. Materi ini diambil dari buku terbaru Indotraderpedia : Super ADX
Pada pasar saham, selain data pergerakan harga biasanya tercantum data volume. Volume ini menunjukkan jumlah transaksi saham tersebut. Volume ini adalah salah satu aspek yang menjadi bahan analisa oleh trader. Dalam memudahkan menganalisa harga dan volume, Richard W. Arms membuat equivolume. Equivolume ini adalah harga yang digambar dengan memperhitungkan volume. EQUIVOLUME & CANDLEVOLUME Equivolume terdiri dari tiga komponen, yaitu harga tertinggi (high), harga terendah (low) dan volume. Harga tertinggi menjadi batas atas dan harga terendah menjadi batas bawah. Sedangkan lebar equivolume menunjukkan besar kecilnya volume. Equivolume ini juga memiliki warna yang berbeda tergantung harga penutupan. Saat harga ditutup di atas harga penutupan sesi sebelumnya, maka equivolume ini berwarna hitam. Saat harga ditutup di bawah harga penutupan sesi sebelumnya, maka equivolume berwarna merah. Dengan menganalisa bentuk equivolume ini maka kita dapat mengetahui bagaimana pergerakan harga pada sesi tersebut. Pada gambar di samping terdapat bagaimana contoh bentuk equivolume. Misalnya oversquare equivolume menunjukkan baik buyer dan seller sama-sama memiliki komitmen yang kuat akan posisi mereka. Ini memberi signal reversal yang kuat setelah berlangsung trend. Equivolume dengan bentuk power menunjukkan 6 I n d o t r a d e r p e d i a
komitmen yang kuat dari salah satu pihak sehingga dapat dijadikan konfirmasi saat terjadi breakout. Adanya equivolume ini menjadi dasar munculnya candlevolume. Candlevolume adalah candlestick yang menggabungkan unsur volume seperti pada gambar di samping. Pada candlevolume, candle yang lebar menunjukkan volume yang tinggi pada sesi tersebut. Sedangkan candle yang sempit menunjukkan volume yang rendah pada sesi tersebut. Selain lebarnya candle, hal lain pada candlevolume ini sama dengan candlestick. Pada candlevolume ini sama-sama terdapat body dan shadow serta adanya warna body yang menunjukkan harga ditutup lebih rendah atau lebih tinggi dibanding harga pembukaan. Perpaduan antara candlestick dan volume ini membuat candlevolume memiliki kelebihan. Kelebihan pertama yaitu candlevolume ini dapat memberi konfirmasi signal reversal dari candlestick pattern. Signal reversal pada candlestick pattern akan lebih kuat saat diikuti dengan volume yang tinggi. Sebagai contoh pada chart di samping terdapat hammer yang muncul setelah harga bergerak turun. Hammer ini memberi signal bullish. Pada candlevolume, hammer ini memiliki body yang lebar sehingga volume cukup tinggi. Ini memperkuat signal bullish dari 7 I n d o t r a d e r p e d i a
hammer. Kelebihan candlevolume berikutnya adalah untuk mengkonfirmasi breakout. Breakout yang valid biasanya diikuti oleh volume yang tinggi. Oleh sebab itu dengan menggunakan candlevolume ini maka kita akan lebih mudah melihat kuatnya signal breakout. Sebagai contoh pada chart di samping ini harga sedang bergerak dalam uptrend dan kemudian terjadi koreksi. Saat koreksi terjadi kita dapat menggambar resistance trendline. Saat terjadi breakout pada resistance trendline ini terbentuk bullish candle dengan body yang lebar. Karena body yang lebar ini menunjukkan volume yang tinggi, maka signal bullish dari breakout ini semakin kuat. MODAL PYRAMIDING AVERAGING DRAWDOWN COMPOUNDING POSITION SIZING TRADING BLOCK REWARD RISK RATIO MARGIN LEVERAGE DIVERSIFIKASI 8 I n d o t r a d e r p e d i a
9 I n d o t r a d e r p e d i a
Saat kita mengambil posisi dan posisi tersebut sedang profit, profit tersebut belum sepenuhnya menjadi milik kita. Selama posisi masih terbuka, maka profit tersebut masih bias bertambah atau sebaliknya malah berkurang dan bahkan menjadi loss. Agar profit tersebut sepenuhnya menjadi miliki kita maka kita harus melakukan aksi profit taking dengan menutup posisi tersebut. Kapan melakukan profit taking ini seringkali menjadi pertanyaan bagi trader. Mereka kuatir terlalu awal melakukan profit taking maka mereka akan kehilangan kesempatan profit yang lebih besar. Namun jika terlalu lama tidak menutup posisi, mereka kuatir profit mereka berkurang atau hilang. Berikut ini adalah lima tanda waktu yang tepat untuk melakukan profit taking. Adanya lima tanda ini membantu kita secara obyektif menentukan kapan waktu melakukan profit taking. 1. Level Support/Resistance Langkah pertama dalam melakukan aksi taking profit adalah mengetahui dimana level support resistance pada chart. Ini adalah langkah yang harus selalu kita lakukan saat membuka chart. Namun selain menggambar support dan resistance ini, kita harus memiliki keyakinan akan level-level tersebut. Dengan memiliki keyakinan akan level-level tersebut maka kita akan segera mengambil tindakan saat harga mencapai level tersebut. 10 I n d o t r a d e r p e d i a
2. Price Target Tanda berikutnya kapan kita melakukan profit taking adalah saat harga telah mencapai target harga. Salah satu kelebihan chart pattern adalah adanya target harga. Dengan adanya target harga ini maka dengan jelas kita akan melakukan profit taking saat harga mencapai target tersebut. Sebagai contoh pada chart di atas terdapat head & shoulder. Target head & shoulder ini sama dengan tinggi dari head ke neckline. Saat harga mencapai target maka kita dapat melakukan aksi profit taking. Perhatikan pada contoh ini target head & shoulder ini berada persis pada level support. Ini tentunya semakin memperkuat signal waktu untuk melakukan profit taking. BUKU FOREX 11 I n d o t r a d e r p e d i a
3. Price Action Dalam price action, terdapat signal-signal untuk mengambil posisi. Saat kita sudah memiliki posisi, munculnya signal price action ini menjadi tanda untuk melakukan aksi profit taking. Sebagai contoh pada chart di samping kita mengambil posisi short. Setelah itu harga terus bergerak turun sampai muncul bullish pin bar yang berada pada level support. Ini tentunya memperkuat signal bullish. Saat terjadi seperti ini maka ini waktu kita untuk segera melakukan profit taking. 4. Berita Bagi trader yang hanya menggunakan technical analysis, tentunya mereka tidak trading berdasar berita. Meskipun demikian kita tetap harus memperhatikan berita ini, terutama yang memiliki resiko tinggi. Saat kita memiliki posisi dan kemudian muncul berita yang penting, ini bisa berpengaruh pada posisi yang kita pegang. Sebagai contoh pada chart di samping misalnya kita memiliki posisi short. Kita memegang posisi menjelang pengumuman dari ECB. Dari pergerakan harga terlihat harga terus bergerak turun tanpa terjadinya pullback, padahal trend yang sehat adalah trend yang memiliki pullback. Dari dua hal ini maka memberi signal bagi kita untuk segera melakukan aksi 12 I n d o t r a d e r p e d i a
profit taking. Pilihan ini tepat karena setelah pengumuman ECB, harga naik 400 pips hanya dalam waktu satu hari. Oleh sebab itu saat kita memiliki posisi dan akan muncul berita yang sangat berpengaruh, maka kita bisa menutup posisi atau menggunakan dan memperketat stop loss. Pilihan kedua ini bertujuan untuk berjaga-jaga jika harga tetap bergerak searah dengan posisi kita. 5. Trend Salah satu tips untuk sukses dalam trading adalah trading searah dengan trend. Saat uptrend kita mengambil posisi long sedangkan saat downtrend kita mengambil posisi short. Saat uptrend harga akan membuat higher high dan higher low. Saat downtrend harga akan membuat lower high dan lower low. Saat kita sudah memiliki posisi dan kemudian terjadi perubahan trend, maka inilah saat untuk segera melakukan aksi profit taking. Misalnya jika harga bergerak dalam uptrend (membuat higher high dan higher low) dan kita memiliki posisi long. Saat harga sudah tidak lagi membuat higher high dan higher low, bahkan membuat lower high dan lower low, maka ini tanda bagi kita untuk segera melakukan profit taking. Dengan segera exit ini maka akan menghindarkan profit kita berkurang atau bahkan menjadi loss. EDISI MEI JUNI TERBIT TANGGAL 2 MEI 2016 13 I n d o t r a d e r p e d i a
OSCILLATOR PATTERN Saat trader menggunakan oscillator sebagai dasar keputusan trading, mereka seringkali menggunakannya dengan cara yang tidak tepat. Kebanyakan trader menggunakan oscillator ini untuk mendapat signal buy saat harga naik keluar dari area oversold serta mendapat signal sell saat harga turun keluar dari signal overbought. Permasalahan menggunakan cara ini adalah lagging, yaitu signal dari oscillator lebih terlambat jika dibanding pergerakan harga. Sebagai contoh pada chart di samping atas signal buy dari oscillator ini terlambat beberapa bar. Meskipun oscillator ini memiliki kecenderungan lagging, kita tetap dapat menggunakannya dengan cara yang lain. Kita menggunakan oscillator ini dengan melihat area supply dan demand. Sebagai contoh pada chart di samping terdapat area supply yang merupakan resistance. Saat harga naik mendekati area supply ini, kita dapat melihat pergerakan oscillator. Pada 14 I n d o t r a d e r p e d i a
oscillator tersebut terdapat pola head & shoulder. Adanya head & shoulder yang memberi signal bearish serta harga mencapai area resistance ini memberi tanda yang kuat harga akan bergerak turun. Pada chart di samping terdapat contoh lain oscillator pattern ini. Pada chart ini terdapat area demand yang sekarang menjadi area supply sehingga menjadi resistance. Saat harga mencapai resistance ini, oscillator bergerak membentuk head & shoulder. Ini tentunya memberi signal bearish. Setelah head & shoulder ini harga kemudian bergerak turun. Melalui dua contoh ini terlihat pentingnya melihat adanya chart pattern pada oscillator. Saat muncul chart pattern pada oscillator yang bersamaan dengan harga mencapai area support atau resistance, maka kita akan mendapat signal yang tidak lagging. Ini adalah cara yang lebih baik dalam menggunakan oscillator. 15 I n d o t r a d e r p e d i a
APAKAH TRADING ITU GAMBLING? Pertanyaan ini seringkali menjadi pertimbangan bagi calon trader sebelum memutuskan untuk ikut trading atau tidak. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Kenapa? Karena pertanyaan ini salah! Baik kita sebagai trader, gambler, direktur perusahaan, pemilik toko, dan pekerjaan lainnya, kita adalah spekulator. Trader mengambil resiko untuk mendapat profit. Gambler mencoba mendapatkan hasil yang besar dengan meresikokan uang yang mereka miliki. Perusahaan besar berani memasang iklan yang mahal dengan harapan mendapat keuntungan dari penjualan yang meningkat sehingga dapat menutup biaya iklan tersebut. Kita yang memiliki toko membeli persediaan dengan harapan mendapat keuntungan saat barang tersebut laku. Dari semua contoh di atas menunjukkan bahwa kita sebenarnya adalah spekulator. Petanyaan sebenarnya adalah tipe spekulator yang bagaimanakah kita. Apakah kita spekulator yang mengambil resiko hanya saat peluang tersebut berpihak kepada kita ataukah kita spekulator yang mengambil resiko untuk setiap peluang yang terlihat bagus? Trading dan gambling ini sebenarnya mirip karena sama-sama melakukan spekulasi. Namun terdapat perbedaan besar antara trading dan gambling. Bayangkan jika kita bermain blackjack dan kita boleh tidak menaruh uang kita di meja sampai melihat kartu yang dimiliki dealer dan kita boleh bertaruh sebanyak-banyaknya atau sekecilkecilnya atau bahkan tidak bertaruh sama sekali. Selain itu, jika kita sudah bertaruh kemudian kita dapat membatalkannya. Gambaran ini adalah trading! Dalam trading kita bebas memilih kapan meresikokan uang kita dan seberapa besar uang yang akan kita resikokan. Yang menjadi persoalan bagi kebanyakan spekulator adalah mereka tidak bisa membedakan antara peluang dan resiko. Mereka menganggap resiko ini sebagai peluang. Inilah akhirnya yang membuat trading ini terlihat seperti gambling. Trader tidak melihat berapa besar peluang yang muncul. Mereka asal mengambil posisi 16 I n d o t r a d e r p e d i a
karena menganggap resiko ini sebagai peluang. Agar trading ini tidak seperti gambling, tentunya kita harus memilih peluang trading yang muncul. Tidak setiap peluang trading yang muncul kita ambil. Kita hanya memilih peluang trading dengan probabilitas tinggi serta dengan resiko sesuai kemampuan kita. Untuk melakukan ini semua, kita tidak bisa mengambil jalan pintas. Kita perlu membangun skill sehingga kita bisa membedakan mana peluang dengan peluang tinggi dan rendah. Ini adalah kunci sukses untuk trading. Fibonacci Retracement Fibonacci Extension Fibonacci Arc Fibonacci Fan Fibonacci Timezones Fibonacci Confluence Fibonacci Projection Website : www.indotraderpedia.com Email : indotraderpedia@gmail.com Facebook : www.facebook.com/ majalah.indotraderpedia 17 I n d o t r a d e r p e d i a