Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Bamboo Dancing

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas V. Sulistiodiono

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Oleh: Luncana Faridhoh Sasmito M.Pd ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII-A SMP KARTIKA XII-1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

Oleh: Nyamini SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Martono SDN 1 Ngetal, Pogalan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Peningkatan Prestasi Belajar Penjasorkes Kelas IV Menggunakan Model Pembelajaran Inside Outside Cyrcle (IOC) Suwardi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui Model Pembelajaran Inside Outside Cyrcle (IOC) Sukari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

Penerapan Model Pair Checks Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Kelas VI. Siti Zaenab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan tindakan (action research), karena penelitian ini

BAB III METODELOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

Ramli Nugroho Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, ( Bandung: CV Wacana Prima, 2007), hlm 4.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Rejosari

ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 018

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

216 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BAGI SISWA KELAS V SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SDN 2 WATULIMO KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Oleh: Umi Salamah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Abstrak. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar juga merupakan keberhasilan bagi guru. Hasil belajar atau prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa merupakan pencerminan dari hasil mengajar guru. Pencapaian ketuntasan siswa pada pra siklus sebesar (67%) dari 16 siswa, sedangkan siswa yang tidak mampu mencapai ketuntasan sebesar 8 siswa (33%). Dengan demikian masih ada sepertiga siswa yang gagal. Kondisi tersebut tentunya memberikan tantangan bagi guru untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru berupaya untuk melaksanakan atau menerapkan model pembelajaran yang menarik dan inovatif bagi siswa, yakni Snowball Throwing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing bagi siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 80. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 5 poin Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Snowball Throwing. Kata kunci: Prestasi belajar, Model Pembelajaran Snowball Throwing Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar juga merupakan keberhasilan bagi guru. Hasil belajar atau prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa merupakan pencerminan dari hasil mengajar guru. Oleh karena itulah maka hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai feedback atau umpan balik bagi guru untuk melihat keberhasilannya dalam melaksanakan pembelajaran kepada peserta didik (Sudjana, 2007). Siswa yang diteliti kali ini berjumlah 24 siswa. Jumlah yang tidak begitu ideal untuk melaksanakan proses pembelajaran. Rasio 1:24 masih memungkinkan terjadinya kesulitan belajar, karena guru tidak mungkin dapat mendampingi belajar siswa satu persatu secara detail. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka guru perlu sensitiv dan jeli dalam memilih metode dan model belajar yang dapat menarik perhatian siswa. Apabila perhatian siswa sudah terfokus pada proses pembelajaran, tidak menutup kemungkinan siswa dapat meraih prestasi belajar yang memuaskan (Suprijono, 2009). Pada pra siklus, siswa yang dapat mencapai ketuntasan sebesar 16 siswa (67%). Sedangkan siswa yang tidak mampu mencapai ketuntasan sebesar 8 siswa (33%). Dengan demikian masih ada sepertiga siswa yang gagal. Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM) pada mata pelajaran indicator ini adalah 70. Beberapa hal yang dapat diamati penyebab

Umi Salamah, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... 217 terjadinya kegagalan pada siswa tersebut antara lain: (1) Siswa sudah jenuh dengan metode mengajar yang diterapkan oleh guru, sehingga perhatian kurang. (2) Siswa kurang diaktifkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga konsep yang ditanamkan tidak begitu bermakna. Kondisi tersebut tentunya memberikan tantangan bagi guru untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru berupaya untuk melaksanakan atau menerapkan model pembelajaran yang menarik dan inovatif bagi siswa, yakni Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Adapun judul yang diangkat dan dikaji pada penelitian tindakan kelas ini adalah: Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing bagi Siswa Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research adalah: Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama (Arikunto, 2011:3). Sedangkan pengertian Penelitian Tindakan Kelas yang lain adalah: Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Asori, 2011:6). Penelitian ini juga merupakan penelitian tindakan kelas. Peneliti mencermati kegiatan pembelajaran secara keseluruhan, mencari dan berupaya menemukan kelemahan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran tersebut, serta mencari solusi terbaik. Peneliti merencanakan penelitian dalam dua siklus (Siklus I dan siklus II). Tetapi apabila diperlukan juga akan dilakukan pelaksanaan siklus III. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Masing-masing siklus menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Adapun jadual pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal pelaksanaan penelitian No. Tanggal Uraian Kegiatan 1 Selasa, 28 Juli 2015 Pra Siklus 2 Selasa, 3 Agustus 2015 Siklus I 3 Selasa, 10 Agustus 2015 Siklus II 4 Pertengahan Agustus- Pertengahan Oktober 2015 Penyusunan Laporan Tahapan dari setiap siklus yang dilaksanakan disesuaikan dengan aturan dan pendapat sebagai berikut: Tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi (Susilo, 2007:19). Dengan demikian maka dari setiap siklus ada 4 tahapan yang dilaksanakan. Adapun uraian dari masing-masing tahapan di setiap siklus adalah: 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan untuk merencanakan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam kegiatan penelitian pada saat proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa hal yang tercakup pada tahap perencanaan, yakni: (a) Menyusun silabus pembelajaran. (b) Menyusun RPP. (c) Menyusun Media. (d) Menyusun alat evaluasi.

218 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan RPP yang telah disiapkan pada tahap perencanaan selanjutnya dilaksanakan pada tahap ini. Sesuai dengan perencanaan pembelajaran, maka proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Fathurrohman, 2015: 62). (a) Guru menyampaikan materi yang disajikan. (b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. (c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. (d) Masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. (e) Kertas dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain. (f) Setelah siswa mendapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut. 3. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terfokus pada kegiatan inti pembelajaran, yakni pada saat siswa melaksanakan aktifitas b- elajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Hal yang diamati hanya terbatas pada jumlah siswa aktif dan jumlah siswa pasif. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan untuk mengetahui kelemahan dari masing-masing siklus. Kelemahan yang ditemukan setelah proses pembelajaran berlangsung dipergunakan sebagai dasar untuk melaksanakan siklus berikutnya. Dengan demikian diharapkan hasil yang dicapai menjadi semakin baik. Ada beberapa aktifitas yang dilakukan pada tahap ini, yakni: (a) Menganalisis hasil pengamatan. (b) Menganalisis hasil tes a- khir. (c) Menemukan kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran. (d) Mencari solusi dari kelemahan yang ditemukan untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Dasar peneliti untuk menentukan populasi adalah kutipan sebagai berikut: Populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum (Hadi, 2000:220). Penduduk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Watulimo Semester I tahun pelajaran 2015/2016. Dengan demikian maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 2 Watulimo Semester I tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 24 siswa, dengan rincian sebagaimana terdapat dalam Tabel 2. Tabel 2. Populasi penelitian Laki-laki Perempuan Jumlah 7 17 24 2. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN 2 Watulimo Kecamatan watulimo Kabupaten Trenggalek. Lokasi tersebut merupakan lokasi dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai guru. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: (a) Pene-

Umi Salamah, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... 219 liti dan siswa sudah saling mengenal sehingga penelitian dapat berlangsung tanpa adanya rasa canggung baik dari pihak guru / peneliti maupun dari pihak siswa. (b) Peneliti sudah sangat mengenal lingkungan belajar, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sehingga dapat memperlancar pelaksanaan penelitian. Instrumen Penelitian Alat atau instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan siswa dan lembar soal tes akhir (Sugiyono, 2012). Lembar pengamatan dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar siswa aktif dan seberapa banyak siswa tidak aktif pada setiap siklusnya. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan difokuskan pada kegiatan inti pembelajaran. Lembar soal tes akhir dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang baru saja dipelajari. Lembar soal tes akhir terdiri dari 10 soal isian. Masing-masing soal dijawab benar memperoleh skor 10. Dengan demikian apabila siswa mampu menjawab 10 soal dengan benar, nilai maksimalnya adalah 100 (Djali & Pudji, 2008). Teknik Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut (Masri & Efendi, 1995). 1. Teknik non tes. Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa semata. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar pengamatan. 2. Teknik Tes. Teknik tes dipergunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa yang diwujudkan dalam pencapaian prestasi belajar. Instrumen yang dipergunakan adalah lembar soal tes akhir. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dengan menggunakan teknik dan instrumen pengumpulan data di atas, selanjutnya dianalisis dengan cara statistik. Datadata yang dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Keaktifan siswa pada setiap siklus dianalisis dengan cara mencari persentase keaktifan dan ketidakaktifan siswa. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Siswa aktif = Adapun lembar pengamatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Lembar pengamatan individu No Nama siswa Keaktifan Aktif Pasif 1 2 3 4 5 Dst 2. Data prestasi belajar siswa Hasil tes akhir siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut: a. Jumlah soal 10 b. Setiap soal dijawab benar nilai10 c. Nilai maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 10 X 10 = 100 d. Siswa dianggap tuntas apabila mampu memperoleh nilai minimal 70 (KKM pada materi ini adalah 70). e. Membuat table kualifikasi nilai, sebagai berikut:

220 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Tabel 4. Kualifikasi nilai tes akhir siswa Nilai Akhir Kualifikasi 100 Sangat memuaskan 90 Memuaskan 80 Lebih dari cukup 70 Cukup <70 Kurang 1) Mencari nilai rata-rata kelas. Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut: Rata-Rata= 2) Mencari persentase ketuntasan Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut: Ketuntasan= x 100% 3) Menentukan modus/nilai yang sering muncul 4) Menentukan peningkatan prestasi belajar Menentukan peningkatan prestasi belajar dengan cara mencari selisih antara hasil dari Siklus I dengan hasil pada siklus II. Rumus yang digunakan adalah: (Nilai siklus II Nilai Siklus I) x 100% HASIL PENELITIAN Hasil dari siklus I baik mengenai hasil pengamatan maupun hasil tes akhir dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perbandingan ketuntasan belajar siswa No Rentang Nilai Frekuensi Ketuntasan dalam % S I S II S I S II Ket. KKM Kualifikasi 1 100 2 3 8 13 tuntas 70 Sangat Memuaskan 2 90 5 6 21 25 tuntas Memuaskan 3 80 3 7 12 29 tuntas Lebih dari Cukup 4 70 9 6 38 25 tuntas Cukup 5 < 70 5 2 21 8 tidak tuntas Kurang Tabel 6. Perbandingan nilai rata-rata kelas N0 KKM Rata-Rata Kelas Siklus I Siklus II 1 70 75 80 Gambar 1 Grafik perbandingan hasil tes akhir setiap siklus Tabel 7 Perbandingan hasil pengamatan keaktifan siswa No Siklus Keaktifan Persentase dalam % Aktif Pasif Aktif Pasif Jumlah(%) Keterangan 1 I 13 11 54 46 100 Siswa aktif naik 2 II 19 5 79 21 100 sebanyak 6 siswa (25%) dari siklus I

Umi Salamah, Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... 221 Siswa tuntas pada siklus I mencapai 19 siswa (79%), sedangkan pada siklus II mencapai 22 siswa (92%). Dengan demikian ada kenaikan tingkat ketuntasan belajar sebesar 12% atau sebanyak 3 siswa dari 24 siswa. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75. Sedangkan pada siklus II naik menjadi 80. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik sebesar 5 poin. Berikut akan disampaikan grafik yang menunjukkan perbandingan dari masingmasing siklus. Biru : Nilai Pra Siklus Merah : Nilai Siklus I Hijau : NIlai Siklus II Angka Vertikal : Nilai yang dicapai siswa Angka Horizontal: Jumlah siswa Berdasarkan hasil tersebut, maka hasil uji hipotesis dapat disampaikan sebagai berikut: Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Snowball Throwing bagi siswa kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/ 2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, dinyatakan diterima. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: Terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran Snowball Throwing bagi siswa kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Saran Keberhasilan belajar siswa ternyata dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk diantaranya adalah faktor guru. Guru merupakan motor penggerak dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu guru harus dapat menyampaikan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Pembelajaran yang menarik dapat dilakukan dengan cara melaksanakan model pembelajaran yang inovatif. Ada banyak sekali model pembelajaran yang inovatif. Oleh karena itu guru harus dapat memilih yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan materinya. Selain itu guru juga harus mau memvariasikan berbagai model dan metode pembelajaran yang ada. Dengan demikian maka siswa tidak akan bosan. Kebosanan siswa pada saat belajar tentunya dapat mempengaruhi prestasi belajar. Apabila rasa bosan sudah anggap dalam diri siswa, maka siswa akan merasa enggan untuk belajar, yang pada akhirnya akan gagal dalam belajar. Prestasi yang dicapai tidak dapat maksimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Mohamad. 2011 Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Djaali & Pudji M. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Fathurrohman, Muhammad. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras. Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.

222 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 Masri Singarimbun & Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. Sudjana, Nana. 2007. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaj Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pustaka Book Publisher.