Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi

dokumen-dokumen yang mirip
Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

MODUL PEMBELAJARAN STILeS PEDOMAN BAGI MAHASISWA. Disusun Untuk Bahan Pembelajaran PENYUSUN SAMSIANA.,SKM.,M.KES PEMBAHAS

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

21/04/2006 Draft MODUL TEACHING LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM PEMILU

TUTORIAL. Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

Dr. Katharina Rustipa, M.Pd.

C. Asri Budiningsih FIP/PPS - UNY

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (MANUAL MAHASISWA)

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian

: Indrayanti, S.Kep; Ns. : STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta : drg. Gilang Yubiliana

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 4

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta

BAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan

METODA PEMBELAJARAN STUDENT CENTRE LEARNING. yang relevan dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai dan media pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

MATERI 2. copyright: dit.akademik.ditjen dikti

PEMBELAJARAN BERBASIS KONSEP Pendekatan konstruktivisme. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Student Center Learning

PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

WORKSHOP RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) USAHID. Agustina Zubair

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) Oleh : Susiwi S.

Problem-based learning (PBL) berbasis teknologi informasi (ICT)

Standard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Dasar Pengembangan Kurikulum Inti

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu

TUGAS, FUNGSI DAN KOMPETENSI DOSEN DALAM INOVASI MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pembelajaran Kelas Besar

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

SELAMAT DATANG DALAM PERKULIAHAN PEND. PANCASILA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Model SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) SUSIWI S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LOGO. Oleh: Alni Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ORIENTASI PENGAJARAN MIKRO 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manual Prosedur. Pembelajaran Metode Problem Based Learning PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

KETERAMPILAN DASAR TUTORIAL

FAKULTAS EKONOMI UNNES

METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Majelis Pendidikan Tinggi Dewan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kopertis Wilayah V Yogyakarta, 4 April 2017 Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi

Profil Mata Kuliah 1. Nama MK : Sikap Mental dan Etika Profesi 2. SKS: 2 SKS 3. Metode pembelajaran: Student Centered Learning (SCL) Problem Based Learning (PBL) 4. Sasaran: Mahasiswa Baru (Smt 1). 5. Jumlah mhs/kelas: +15 mhs/kelas 6. Tutor : Ketua dan Sekretaris Departemen, atau dosen anggota Departemenyang ditunjuk oleh Ketua Departemen. ada 11 Dept setiap Dept mengampu 2 kelas Materi pembelajaran a. Citizenship & Hidup Bersama b. Profesionalisme c. Sikap Mental dan Etika Profesi Hakim d. Sikap Mental dan Etika Profesi Jaksa e. Sikap Mental dan Etika Profesi Advokad f. Sikap Mental dan Etika Profesi Notaris g. Sikap Mental dan Etika Profesi Pejabat Publik lainnya h. Ke-Gadjah Mada-an Kecuali disebut lain, referensi diambil dari bahan sosialisasi metode pembelajaran PBL di FH UGM & RPKPS MK Sikap Mental dan Etika Profesi FH UGM 2

Latar Belakang Student-centered learning (SCL) pendekatan pembelajaran yang dicirikan oleh interaksi para mahasiswa, dg menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilikinya (prior knowledge) untuk membahas informasi / pengetahuan yang relevan dengan dunia profesinya kelak. Problem-based learning (PBL) a studentcentered pedagogy in which students learn about a subject through the experience of solving an open-ended problem found in trigger material. Mahasiswa sbg subyek pembelajaran; dan dosen sbg salah satu komponen yg membantu dan mendorong proses pembelajaran. Prior-knowledge mhs diperlukan untuk penguatan perspektif, konteks dan logika hukum untuk mempelajari pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai profesi hukum. Substansi ranah pembelajaran dielaborasi agar mhs dapat menghayati sikap mental dan etika profesi masing-masing profesi hukum. Di dalam perkuliahan para mahasiswa bekerja baik secara individual maupun dalam kelompok; mereka mengeksplorasi masalah dan menjadi active knowledge workers, bukan sebagai passive knowledge recipients. 3

Tujuan Pembelajaran Penguatan perspektif, konteks dan logika hukum menjadi tujuan dasar pelaksanaan program ini, sehingga setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami sikap mental dan etika profesi hukum sebagai landasan ketika mereka mempelajari pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan hukum selanjutnya. 4

Struktur Tutorial PBL dilaksanakan dengan sistem tutorial dalam kelompok/kelas kecil (maks 15 mhs). Problem/skenario disesain sesuai dg topik bahasan masing2, 7 langkah diskusi (seven jump), sebagai berikut : 1) Identifikasi dan klarifikasi terminologi yang tidak jelas maknanya 2) Penetapan masalah 3) Diskusi/curah pendapat pengembangan hipotesis 4) Merangkai penjelasan untuk kepentingan pemecahan masalah sementara 5) Penetapan tujuan pembelajaran (topik-topik riset) 6) Pengumpulan informasi dan belajar secara mandiri 7) Berbagi hasil pencarian informasi (diskusi) 5

Peran: 1. Setiap anggota memperkenalkan diri. 2. Memilih ketua & sekretaris secara demokratis. 3. Menetapkan prosedur diskusi. 4. Setiap anggota membaca sekenario/kasus. 5. Ketua membuka diskusi dengan mengajukan pertanyaan kepada para anggota. 6. Seluruh anggota bertanggung jawab atas pencapaian tujuan pembelajaran. 7. Sekretaris aktif berpartisipasi menyampaikan pendapat. 8. Sekretaris mendengarkan pendapat anggota dan mencatat kesimpulan sementara (bukan mencatat kata demi kata). 9. Sekretaris mengelompokkan hasil diskusi dalam kategori ttt, utk kmd dicermati oleh kelompok. 10. Pembelajar menelusuri informasi secara mandiri. Peran & Tanggungjawab Pembelajar (Mahasiswa) 11. Hasil penelusuran dilaporkan dalam diskusi berikutnya untuk kemudian dirangkum dalam satu kesimpulan. 12. Pembelajar harus mengaktifkan prior knowledge. Tanggung jawab: 1. Menghargai proses diskusi. 2. Mengembangkan ketrampilan komunikasi. 3. Bertanggung jawab dalam kehadiran diskusi, menyelesaikan tugas, menyajikan dan mengidentifikasi informasi yang relevan maupun yang tidak relevan serta keakuratan informasi yang disampaikan. 4. Kesadaran diri / evaluasi diri. 6

Tugas & Peran Tutor Tugas tutor dpt dikelompokkan mjd 3: pra aktif, interaktif & pasca aktif. Pra aktif: a. mengetahui skenario/kasus bhn diskusi. b. paham referensi yang telah disiapkan. c. berusaha mengetahui prior knowledge mhs. d. menjaga proses diskusi tetap konsisten. e. mengetahui proses kognitif mhs. f. memfasilitasi belajar mahasiswa, a.l. dg mengajukan pertanyaan, menggunakan pertanyaan, menggunakan analogi dan metafora atau melakukan klarifikasi konsep. g. mengajukan pertanyaan dan menantang mahasiswa dalam penalaran, evaluasi kritis terhadap ide yang muncul dan hipotesis. h. mendiagnosis proses belajar, mendorong perubahan konseptual. i. mendiagnosis adanya miskonsepsi, mendorong elaborasi gagasan. j. mengamati alasan-alasan yang diajukan mahasiswa dan kemungkinan munculnya problem-solving (dalam kerangka PBL) k. mencegah terjadinya analisis masalah dan sintesis temuan2 yg bersifat superfisial. l. mendorong mahasiswa untuk melaksanakan student directed learning. m. menyadari diri sendiri, apakah dia menghambat atau mendorong proses kognitif mhs. n. mengevaluasi secara teratur, apakah para mahasiswa puas dengan proses yang sedang berlangsung, kemudian memberi saran untuk perbaikan. 7

Interaktif: a. mendorong mhs untuk membuat persetujuan diantara mereka dalam hal prosedur kerja, partisipasi dan peran anggota kelompok. b. mendorong anggota kelompok untuk aktif. c. membina kepemimpinan kelompok. d. mengamati adanya masalah prilaku mhs (dominan, pasif, mengganggu temannya dll) sekaligus memecahkannya. e. mengevaluasi proses diskusi. f. memperhatikan efisiensi waktu. g. mencatat kehadiran mahasiswa. h. memberikan tanggapan dan menciptakan iklim belajar yang nyaman. i. memberi dorongan kepada ketua dan sekretaris kelompok. j. mendorong kelompok utk membuat evaluasi thd kerjasama yang sedang berlangsung. k. menjaga proses diskusi tetap berlangsung secara dinamik. k. memberi umpan balik dan mengevaluasi perkembangan/kemajuan kelompok. Pasca aktif: a. membantu mhs unt mencari narasumber atau konsultan. b. memberi umpan balik kpd mhs ttg mutu tugas yg dilaksanakannya sesuai dg bahan diskusi. c. menghadiri pertemuan tutor selama periode bahan diskusi yang bersangkutan. Peran Tutor: a. Tutor sebagai fasilitator. b. Tutor sebagai pendengar. c. Tutor sebagai profesional. d. Tutor sebagai pencatat. e. Tutor sebagai evaluator. 8

Outcomes Pembelajaran a. Ranah Knowledge & understanding (20%) Setelah mengikuti program ini, mahasiswa FH UGM diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian dasar dan ruang lingkup pengetahuan hukum. b. Ranah Skills (20%) Setelah mengikuti program ini, mahasiswa FH UGM diharapkan memiliki pemahaman mengenai ruang lingkup kemampuan dasar dan ketrampilan hukum. c. Ranah Values & Attitudes (60%) Mampu menghasilkan pemahaman mandiri terhadap pemecahan masalah sikap mental dan etika profesi hukum, yaitu terampil mengidentifikasi, mengkonstatasi dan memberikan problem solving berdasarkan argumentasi hukum dengan pendekatan dan perspektif masalah, sesuai dengan kontektualitasnya mengenai sikap mental dan etika profesi hukum. 9

TERIMAKASIH 10