BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang
|
|
- Sri Yuliani Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut diantaranya mengenai kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang, Model pembelajaran Group Investigation, dan Model Problem Based Learning. Selain itu pada bab ini akan dipaparkan pula mengenai kerangka berpikir dan hipotesis Kemampuan Pemecahan Masalah Bangun Ruang Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Suharsono dalam Wena (2012:53) Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan. Menurut Robbin dalam Yusdi (2011) Kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
2 9 Menurut Zain dalam Yusdi (2011) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Jadi kemampuan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau upaya kesanggupan seseorang untuk meraih sesuatu. Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai kebutuhan seseorang yang tidak terpenuhi, dan ada pula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan. Prayitno dalam Hamiyah dan Jauhar (2014:99) mengemukakan bahwa Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, dan ingin atau perlu dihilangkan. Hamiyah dan Jauhar (2014:115) mengatakan Masalah dapat diartikan sebagai hal yang mengandung keragu-raguan, ketidakpastian atau kesulitan yang harus di atasi dan diselesaikan, yang biasanya terjadi di lapangan. Jackson dalam Hamiyah dan Jauhar (2014:115) merumuskan bahwa Masalah sebagai gabungan antara obsesi dan hambatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang harus segera di cari jalan keluarnya. Menurut Wardhani dalam Hamiyah dan Jauhar (2014:119) Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Polya dalam Hamiyah dan Jauhar (2014:120) mengartikan Pemecahan masalah sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Wena (2012:52) Pemecahan masalah adalah melakukan
3 10 operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula memecahkan masalah. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu upaya untuk mengatasi suatu permasalahan yang memerlukan keterampilan berpikir yang luas guna mencapai suatu tujuan. Kennedy dalam Abdurrahman (2010:257) menyarankan empat langkah proses pemecahan masalah matematika, yaitu: 1. memahami masalah; 2. merencanakan pemecahan masalah; 3. melaksanakan pemecahan masalah; 4. memeriksa kembali. Menurut Polya dalam Hamiyah dan Jauhar (2014: ) indikator pemecahan masalah matematika sebagai berikut: 1. memahami masalah tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar; 2. merencanakan penyelesaian setelah siswa memahami masalah dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyususn rencana penyelesaian masalah; 3. menyelesaikan sesuai dengan rencana jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat; 4. melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan langkah terakhir adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah dilakukan mulai dari fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu: 1. mengidentifikasi masalah; 2. penetapan tujuan; 3. pencarian strategi; 4. melakukan perhitungan dan pemeriksaan kembali hasil perhitungan.
4 11 Menurut Putra (2012) Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki isi atau volume. Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa bagian, yakni sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi merupakan bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya, rusuk merupakan pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang, sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih. Pada umumnya bangun ruang yang telah kita kenal adalah balok, kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Pada setiap bangun ruang tersebut mempunyai rumusan dalam menghitung luas maupun isi/volumenya. Berdasarkan definisi-definisi di atas tentang kemampuan, masalah, pemecahan masalah dan bangun ruang, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah bangun ruang adalah suatu upaya kesanggupan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan terkait bangun ruang yang dianggap sulit yang memerlukan berbagai konsep dan keterampilan guna mencapai suatu tujuan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Menurut Trianto (2012:52) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2012:52) Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
5 12 tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Joyce dan Weil dalam Trianto (2012:53) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai upaya dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial, dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler dan lain-lain. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual atau kerangka perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas untuk mencapai tujuan belajar. Dalam menciptakan situasi belajar yang akan memperbaiki kehidupan masyarakat diperlukan berbagai strategi pembelajaran yang mendorong terjadinya kegiatan-kegiatan, yaitu penelitian (inquiry), pengetahuan (knowledge) dan dinamika belajar kelompok (the dynamics of the learning group). Menurut Slavin (2010:24) Group Investigation yang dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv merupakan Perencanaan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok serta perencanaan dan proyek kooperatif. Menurut Sutikno (2014:78) model Group Investigation menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Di dalam implementasinya, setiap kelompok melakukan presentasi atas hasil investigasi mereka di depan kelas. Tugas kelompok lain, ketika satu kelompok presentasi di depan kelas adalah melakukan evaluasi sajian kelompok.
6 13 Menurut Huda (2014:292) Model pembelajaran GI merupakan salah satu model kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir tinggi. Dalam GI, guru bertugas menginisiasi pembelajaran dengan menyediakan pilihan dan kontrol terhadap para siswa untuk memilih strategi penelitian yang mereka gunakan. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan topik-topik yang akan dipelajari, bagaimana melaksanakan investigasinya, hingga melakukan presentasi kelompok dan evaluasi. berikut: Menurut Uno dan Muhammad (2012:56) langkah-langkah GI sebagai 1. guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen; 2. guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok; 3. guru memanggil ketua-ketua untuk materi tugas sehingga satu kelompok mendapat satu tugas yang berbeda dari kelompok lain; 4. masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan; 5. setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok; 6. guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan; 7. evaluasi; 8. penutup. Rusman dalam Sutikno (2014:80) memaparkan bahwa implementasi model pembelajaran GI secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu: a. mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok;
7 14 yaitu: b. merencanakan tugas-tugas belajar; c. melaksanakan investigasi; d. menyiapkan laporan akhir; e. mempresentasikan laporan akhir; f. evaluasi. Menurut Slavin (2010: ) para siswa bekerja melalui enam tahap, Tahap 1: Mengidentifikasikan Topik dan Mengatur Siswa ke dalam Kelompok para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan Tahap 2: Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari para siswa merencanakan bersama mengenai: apa yang kita pelajari? bagaimana kita mempelajarinya? siapa melakukan apa? (pembagian tugas) untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini? Tahap 3: Melaksanakan Investigasi para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan. Tahap 4: Menyiapkan Laporan Akhir anggota kelompok menentukan pesan-pesan dari proyek mereka anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka
8 15 wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. Tahap 5: Mempresentasikan Laporan Akhir presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas Tahap 6: Evaluasi para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan langkahlangkah model pembelajaran GI dalam penelitian ini adalah. TABEL 2 LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN GI No Tahap-tahap Kegiatan 1 Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok 2 Merencanakan tugas yang akan dipelajari Guru menentukan topik yang akan dibahas Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari 6 siswa. Kemudian guru menganjurkan kepada siswa untuk menata susunan meja dan kursi berdasarkan kelompok. Guru memberikan kesempatan untuk setiap kelompok memilih topik yang ingin dibahas. Guru membagikan LKK kepada tiap-tiap kelompok sesuai dengan topik yang mereka pilih. Para siswa merencanakan bersama mengenai: Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)
9 16 Tabel 2 (lanjutan...) 3 Melaksanakan investigasi 4 Menyiapkan laporan akhir 5 Mempresentasikan laporan akhir Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini? Guru membimbing siswa dalam merencanakan langkah-langkah bagaimana menyelesaikan LKK secara berkelompok. Siswa bekerja dan belajar secara berkelompok. Guru menginformasikan kepada tiap kelompok untuk menggunakan sumber belajar yang lain sebagai sumber informasi, semisal buku-buku panduan. Guru membimbing siswa yang sedang berdiskusi secara berkelompok dengan berkeliling ke setiap kelompok dan memberikan arahan apabila siswa mengalami kesulitan. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan dari proyek mereka Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka Guru meminta kepada siswa untuk menyelesaikan LKK. Guru menunjuk perwakilan dari masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Siswa diminta untuk mempresentasikan bagaimana cara membuat jawaban dengan menggunakan LKK yang telah diberikan. Guru meminta kelompok yang lainnya memperhatikan jalannya presentasi dan memberikan masukan-masukan yang diperlukan. Guru bertindak sebagai narasumber jika ada pekerjaan siswa yang kurang tepat. 6 Evaluasi Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing dan memberikan soal latihan yang ada di buku paket. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan secara individu Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan soal ke depan. Guru membahas apabila banyak siswa yang belum bisa mengerjakan atau banyak yang menjawab salah. Guru membimbing siswa membuat simpulan dan melakukan refleksi.
10 17 Model pembelajaran GI memanglah suatu rancangan mengenai pola pembelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik. Namun, model ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Haffidianti (2011:15) kelebihan dan kelemahan model pembelajaran GI, yaitu: Kelebihan Group Investigation a. melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan; b. melatih berpikir dan bertindak kreatif; c. dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis; d. mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan; e. menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan; f. merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menghadapi masalah yang dihadapi secara tepat. Kelemahan Group Investigation a. membutuhkan keaktifan anggota kelompok dalam melakukan penyelidikan atau investigasi. b. jika seluruh anggota kelompok pasif, maka akan menyulitkan mereka dalam melakukan kegiatan investigasi Model Problem Based Learning (PBL) PBL dalam istilah bahasa Indonesia sering diartikan dengan pembelajaran berdasarkan masalah. Menurut Sani (2014:127) PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Delisle dalam Abidin (2014:159) menyatakan bahwa MPBM merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.
11 18 Menurut Kemdikbud (2014:55) Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Model PBL adalah model pengajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu bahan bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi pelajaran. Tahapan-tahapan Model PBL menurut Kemdikbud (2014:59), yaitu sebagai berikut. TABEL 3 TAHAPAN-TAHAPAN MODEL PBL FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1 Orientasi siswa kepada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih Fase 2 Mengorganisasikan siswa Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya berhubungan dengan masalah tersebut. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan teman
12 19 Tabel 3 (lanjutan...) Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja Langkah-langkah dari model Problem Based Learning dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. TABEL 4 LANGKAH-LANGKAH MODEL PBL No Tahap-tahap Kegiatan 1 Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti Guru memberikan permasalahan kepada siswa melalui LKK. Guru mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik yang telah ditentukan sebelumnya. Guru mengarahkan siswa membagi tugas dalam kelompok. Guru mengarahkan siswa berdiskusi dengan kelompoknya 3 Membantu investigasi Guru mengarahkan siswa menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKK 4 Mengembangkan dan mempresentasikan 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru memberi bimbingan kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKK. Guru menunjuk perwakilan kelompok memaparkan hasil pekerjaan kelompoknya untuk memimpin diskusi. Guru meminta kelompok lain memberi tanggapan kepada kelompok penyaji. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil karyanya. Guru membimbing siswa membuat simpulan dan refleksi. yaitu. Kelebihan dan kelemahan model PBL menurut Trianto (2011:96-97),
13 20 1. Kelebihan model PBL a. realistik dengan kehidupan siswa; b. konsep sesuai dengan kebutuhan siswa; c. memupuk sifat inquiry siswa; d. retensi konsep jadi kuat; e. memupuk kemampuan problem solving. 2. Kelemahan model PBL a. kesulitan dalam mencari masalah yang relevan; b. konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses pembelajaran. 2.2 Kerangka Berpikir Kemampuan pemecahan masalah adalah proses yang digunakan seseorang untuk merespon dan mengatasi ganjalan atau penghalang saat suatu metode penyelesaian tidak jelas dengan segera, pemecahan masalah harus melibatkan lebih dari sekedar penerapan suatu konsep. Pemecahan masalah bangun ruang sangat penting agar siswa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan tentang bangun ruang dan menjadikannya lebih kreatif. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah diperlukan suatu model pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Melalui model pembelajaran GI dan model PBL diharapkan siswa memiliki kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan pada materi bangun ruang. Model pembelajaran GI merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan topik-topik yang akan dipelajari, bagaimana melaksanakan investigasinya, hingga melakukan presentasi kelompok dan evaluasi. Didalam pelaksanaannya, siswa dalam kelompok dibimbing untuk menemukan rumus dan menyelesaikan berbagai
14 21 masalah dalam soal. Sedangkan model PBL adalah model pengajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Didalam pelaksanaannya, kelompok diberikan berbagai masalah dalam soal dan setiap kelompok diharuskan untuk menyelesaikannya. Penelitian tentang perbandingan model pembelajaran GI dan model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi bangun ruang merupakan penelitian yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas pertama (X 1 ) adalah model pembelajaran GI dan model PBL menjadi variabel bebas kedua (X 2 ), serta kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang sebagai variabel terikat (Y). (X 1 ) Model Pembelajaran Group Investigation (X 2 ) (Y) Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Bangun Ruang Model Problem Based Learning GAMBAR 1 KERANGKA BERPIKIR 2.3 Hipotesis Sugiyono (2012:64) menyatakan bahwa Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan jawaban
15 22 sementara dikarenakan jawaban tersebut baru berdasarkan teori yang relevan, dan belum berdasarkan data-data empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 0 : Tidak ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran GI dan model PBL pada siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Lampung Utara tahun pelajaran 2014/2015. H a : Ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah materi bangun ruang antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran GI dan model PBL pada siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Lampung Utara tahun pelajaran 2014/2015.
BAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Sanjaya, 2007). Pada awalnya, PBL dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Novi Sri Rahayu, dkk (2013) menyimpulkan bahwa s iswa dengan
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini. Berikut ini beberapa hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kegagalan pendidikan berakibat pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berakibat pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknya keberhasilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Variabel Terikat a. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis menurut Ennis (1993) adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.
2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Nasution (2010), memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemandirian Belajar Istilah kemandirian (Nurhayati, 2011) menunjukkan adanya kepercayaan terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan masalahnya tanpa
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan
II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan ada efeknya, akibatnya, pengaruhnya, kesannya, atau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Sebelum kita mengetahui pengertian kemampuan pemecahan masalah, terlebih dahulu kita harus mengetahui
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kurikulum Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. E. Kajian Teori. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
BAB II KAJIAN TEORI E. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kerjasama siswa merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Warsono dan Hariyanto (2012: 163) bahwa kerjasama tidak
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Definisi/Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Definisi/Konsep
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman berasal dari kata dasar paham, yang berarti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah adalah suatu penyelesaian yang belum diketahui sebelumnya dengan cara penugasan sehingga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Penalaran Matematis Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi secara umum diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
20 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Kontekstual 1. Minat Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Ibrahim dan Nur (Rusman,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Representasi Matematis Jones dan Knuth (1991) mengungkapkan bahwa representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 2. 1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Efektivitas Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning Teori yang melandasi Problem Based Learning adalah teori Vygotsky, Bruner dan Dewey. Teori Vgostky menjelaskan
Lebih terperinciModel Pembelajaran Investigasi Kelompok dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Model Pembelajaran Investigasi Kelompok dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam Pembelajaran Matematika Yenda Bella Putri Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, untuk perkembangan sains,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, untuk perkembangan sains, perkembangan teknologi,
Lebih terperincimengungkapkan kembali materi yang diperoleh.
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Pemahaman Konsep Menurut Wardhani (2008), pemahaman konsep matematika adalah menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar 2.1.1.1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Leo Sutrisno (2008), mendefinisikan hasil belajar sebagai gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Komunikasi Matematis Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LAMUK TAHUN AJARAN 2013/2014 Epri Setyadi¹, Suhartono 2, Warsiti 3 1
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) A. Pengertian Group Investigation Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. siswanya dan dalam perencanaannya berupa suatu metode pembelajaran, agar tercapailah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran merupakan rencana pendidik untuk menciptakan suasana pembelajaran yang semenarik mungkin dalam menyajikan suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu. Istilah
Lebih terperinciBAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.
7 BAB II Kajian Pustaka A. Analisis Teoritik Dalam analisis teoritik akan diuraikan berbagai tinjauan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan, metode belajar mengajar, pembelajaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII
BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ponggok Blitar Penerapan model pembelajaran
Lebih terperinciARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII
ARTIKEL CONTOH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATEMATIKA SMP KELAS VII Oleh Adi Wijaya, S.Pd, MA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual a. Kemampuan Representasi Matematis Janvier (dalam Kartini, 2009) mengungkapkan bahwa konsep tentang representasi merupakan salah satu konsep psikologi yang
Lebih terperinciPEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP
PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan ilmu universal yang
Lebih terperinciKata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK Eta Karina, Sarson W. Dj. Pomalato, Abdul Wahab Abdullah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. berhubungan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. Teori-teori tersebut
10 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada sub bab ini akan dikemukakan beberapa teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau harapan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 1. Pengertian Berpikir Kreatif Berpikir dapat diartikan sebagai alur kesadaran yang setiap hari muncul dan mengalir tanpa kontrol, sedangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika, salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran dewasa ini di sekolah-sekolah masih berjalan klasikal, artinya seorang guru dalam menyampaikan materi kepada semua siswa
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I Oleh Wahyudi Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING) MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMINAR PENDIDIKAN DISUSUN OLEH KALAM SIDIK PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Matematika yang sudah di dapatkan siswa mulai tingkat TK (Taman Kanak-kanak) menggambarkan bahwa Matematika adalah pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematis Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga pemahaman konsep matematis menjadi sangat penting. Belajar konsep merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciKOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo
KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo Abstrak: Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Indayani, Peningkatan Prestasi Belajar pada Bidang Studi IPS... 67 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL) Model Problem Based Learning atau PBL merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
Lebih terperinciFitri Mulyani SMP Negeri 1 Bunguran Tengah
EFEKTIFITAS PROBLEM BASE LEARNING BERBASIS KOOPERATIF LEARNING UNTUK MEMAHAMKAN OPERASI ALJABAR BAGI SISWA SMP N 3 BUNGURAN TIMUR, NATUNA, KEPULAUAN RIAU KELAS VIII SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I
1 108 109 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I Satuan Pendidikan : SD Lentera Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV (Lima) / II (Dua) Materi Pokok : Bangun Ruang Alokasi Waktu :
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) PBL merupakan model pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, mahasiswa dengan guru, dosen dalam memahami, mendiskusi,
Lebih terperinciMODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI PENDEKATAN, STRATEGI Pendekatan pembelajaran: sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran Strategi pembelajaran : perencanaan yang berisi tentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1. Hakikat Pemahaman Konsep Luas Segitiga, Persegi Panjang dan Persegi 2.1.1.1. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman Konsep terdiri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua dengan pembelajaran berbasis
Lebih terperinciMacam-Macam Model Pembelajaran
Medel pembelajaran kel.5 1. `Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar
7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang memiliki atura-aturan tertentu. Melalui pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki atura-aturan tertentu. Melalui pembelajaran kooperatif akan memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung. Pada SMA 12 ini proses belajar mengajar masih menggunakan metode pembelajaran
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hayat. Belajar adalah kunci utama dari pendidikan. Pendidikan ini penting bagi manusia
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu
50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur disebut dengan mathematical
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Penalaran Matematis Istilah penalaran matematis dalam beberapa literatur disebut dengan mathematical reasoning. Brodie (2010:7) menyatakan bahwa, Mathematical
Lebih terperinci