HUBUNGAN TINGKAT PERSENTASE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA KULI ANGKUT BUAH DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Ocky Angling Margiasih J

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA BURUH ANGKUT DI PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

Kata Kunci : Tingkat kelelahan kerja, umur, pendidikan, masakerja, status gizi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA MONTIR PERBENGKELAN DI DESA KIAWA KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA KABUPATEN MINAHASA

PENDAHULUAN. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang

Unnes Journal of Public Health

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universtas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS MANUAL HANDLING DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA PEMBUATAN BATU BATA

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENGARUH BEBAN KERJA FISIK TERHADAP KELELAHAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON PT. WIJAYA KARYA Tbk. BETON BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

PENGARUH PENAMBAHAN WAKTU ISTIRAHAT PENDEK TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PAKERJA PELINTING ROKOK DI PT. DJITOE INDONESIA TOBACCO BAB I

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN MANUAL DI PT. DJITOE INONESIA TOBAKO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

Kata kunci : Kelelahan kerja, umur, beban kerja

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

BEBAN KERJA, STATUS GIZI DAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI KERAJINAN GERABAH

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

GAMBARAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT

Kata Kunci : Kelelahan Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Hubungan Beban Kerja dan Kelelahan Terhadap Jumlah Pengangkutan Box Container Operator Head Truck di PT. Petikemas

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada (1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS CLEANING SERVICE DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA JASA KULI ANGKUT DI PASAR KLEWER SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

HUBUNGAN RISIKO KERJA BERDIRI DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR MESIN TENUN PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK, KEBISINGAN DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN KELELAHAN PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. X BATANG

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1. Disusun Oleh: ISNA FAIZAH J

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN SHIFT

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PERSENTASE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA KULI ANGKUT BUAH DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nurul Rizki Amelia J 410 110 108 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN TINGKAT PERSENTASE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA KULI ANGKUT BUAH DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA Nurul Rizki Amelia*, Tarwaka**, Anisa Catur W*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karanganyar, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS ABSTRAK Pasar Gede Hardjonagoro memiliki 36 kuli angkut buah, yang memiliki pekerjaan beban fisik dengan mengangkat rata-rata 50-150 kg sekali angkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat persentase cardiovascular load (%CVL) dengan kelelahan kerja pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 36 responden dengan jenis kelamin laki-laki dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Berdasarkan hasil pengukuran %CVL pada kuli angkut buah sebanyak 72,2% berada pada kategori sedang dan sebanyak 27,8% berada pada kategori agak berat. Selanjutnya untuk hasil pengukuran kelelahan didapatkan sebanyak 13,9% mengalami lelah ringan sekali, sebanyak 41,7% mengalami lelah ringan, sebanyak 41,7% mengalami lelah sedang, dan sebanyak 2,8% mengalami lelah berat. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji Kendall Tau dengan signifikasi 0,05, didapatkan hasil (p = 0,027) atau (p <0,05) yang berarti bahwa ada hubungan tingkat %CVL dengan kelelahan kerja dengan nilai r = 0,0355 yang berarti bahwa hubungan antara kedua variabel adalah rendah. Kata Kunci: %CVL, Kelelahan, Kuli Angkut ABSTRACT Pasar Gede Hardjonagoro has 36 fruits porter workers, which have a physical load job that lifts 50-150 kgs at once. This research aims to determine the relations between cardiovascuar load percentage (%CVL) with working fatigue in the fruits porter workers at Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta. This research is an observational study with cross sectional design. Population this research is 36 respondents with male gender, using total sampling methods as the sampling technique. Based on %cvl measurement in the fruits porter workers, as much as 72.2% are in the middle category and as much as 27.8% are in the heavier category. Next up, for fatigue measurement, as much as 13,9% are in the mild fatigue level as much as 41.7% are in the moderate fatigue level, and as much as 2.8% are in the heavy fatigue level. Bivariate analisys that used is the Kendall Tau test, with significance 0.05, gets result (P = 0.027) atau (P <0.05) which means it definitely have the relations between %CVL with working fatigue in a low score r = 0,0355 wich means the relations between 2 variables are low. Key Words: %CVL, Fatigue, Porter Workers Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 2

PENDAHULUAN Pasar tradisional merupakan salah satu sektor informal yang dinikmati dan diminati kebanyakan masyarakat. Pasar tradisional memiliki posisi khusus dalam perekonomian di Kota Surakarta karena berkaitan dengan aspek kultural, geografis, dan tradisi masyarakat. Pasar tradisional merupakan kekuatan ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui output sektor perdagangan, meningkatkan kelancaran arus barang, memberdayakan UMKM melalui jaringan kemitraan, mendukung pertumbuhan yang lebih berkeadilan khususnya bagi UMKM yang berdagang di pasar tradisional (DPP Kota Surakarta, 2011). Buruh angkut merupakan salah satu bagian masyarakat pekerja yang perlu mendapatkan perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung resiko terhadap kesehatan. Buruh angkut adalah pekerja yang bekerja dengan menjual jasa mengangkut barang/material dari satu tempat ke tempat lain. Pada umumnya pekerja tersebut menggunakan tubuh sebagai alat angkut seperti memikul, menjinjing, maupun, memanggul. Buruh angkut biasanya banyak terdapat didaerah yang dekat dengan kegiatan ekonomi seperti pasar, pelabuhan maupun sarana lainnya. Data mengenai kecelakaan kerja yang diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia tahun 2012 di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 847 kecelakaan kerja, 36% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi. Lebih kurang 18% atau 152 orang mengalami cacat. Pada tahun 2004, di Indonesia setiap harinya mengalami 414 kecelakaan kerja, sebesar 27,8% disebabkan oleh kelelahan yang cukup tinggi, sekitar 9,5% atau 39 orang mengalami cacat (Depnakertrans, 2004). Kemampuan kerja seorang tenaga kerja satu beda dengan tenaga kerja lainnya dan sangat tergantung pada tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan. Tingkat kelelahan akibat kerja yang dialami pekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan dan mengurangi kepuasan serta penurunan produktivitas yang ditunjukkan dengan berkurangnya kecepatan performansi, menurunnya mutu produk, hilangnya orisinalitas, meningkatnya kesalahan dan kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi, kurangnya perhatian, dan ketidaktepatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kelelahan kerja dapat terjadi akibat dari faktor lingkungan kerja, faktor individu, dan faktor pekerjaannya (Tarwaka, 2014). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Cahyani (2010) menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara berat beban dengan kelelahan buruh angkut dengan nilai p 0,018 < 0,05. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa berat beban semakin tinggi menyebabkan tingkat kelelahan yang tinggi pula. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Nurvitarini dkk, (2015) menyimpulkan bahwa dari 7 orang operator departemen produksi, terdapat 2 operator dengan Presentase Cardiovascular Load (%CVL) > 30% yang berarti pekerjaan memerlukan perbaikan atau menyebabkan kelelahan selama bekerja. Pasar Gede Hardjonagoro merupakan pasar terbesar di kota Surakarta, sehingga pasar ini merupakan pusat perekonomian masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya. Pusat perekonomian masyarakat ini beroperasi selama 24 jam setiap harinya. Sedangkan jumlah kuli angkut buah yang bekerja di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta sejumlah 36 orang. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 3

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta didapatkan hasil sebagai berikut, dari hasil pengukuran %CVL di Pasar Gede hardjonagoro Surakarta didapatkan hasil sebesar 40,296% hasil tersebut termasuk dalam kategori sedang dengan penjelasan pembebanan sedang dan mungkin diperlukan perbaikan, dan berdasarkan hasil wawancara pada 10 kuli angkut buah 60% diantaranya mengalami kelelahan kerja. jumlah seluruh kuli angkut buah yang bekerja setiap harinya sebanyak 17 orang, dalam sehari minimal kuli angkut buah mengangkut sebanyak 10 kali. Tugas yang dilakukan kuli angkut buah yakni mengangkut buah dari truck dan memindahkan ke dalam pasar, dan memilah buah-buahan yang akan dijual. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat Persentase Cardiovascular Load (%CVL) dengan tingkat kelelahan kerja pada kuli angkut di pasar. METODE Jenis penelitian Cross Sectional dengan rancangan penelitiancross Sectional (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta sebanyak 36 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat Presentase Cardiovascular Load (%CVL) dengan tingkat kelelahan kerja pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta. Analisis ini menggunakan uji statistik Korelasi Kendall-Tau. Dasar pengambilan hipotesis penelitian sebagai berikut: a) Jika nilai p 0,05 maka hipotesis penelitian Ho ditolak. b) Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian Ho diterima. Pengukuran tingkat kekuatan korelasi (r) sebagai berikut: Tabel 1. Pengukuran Tingkat Kekuatan Korelasi (r) Interval Koefisien Tingkat Hubungan Korelasi (r) 0,80 1,000 Sangat kuat 0,60 0,799 Kuat 0,40 0,599 Cukup kuat 0,20 0,399 Rendah 0,00 0,199 Sangat rendah HASIL A. Observasi Lapangan Kuli angkut buah bekerja dengan sistem 3 hari kerja dan 3 hari libur. Kondisi fisik lingkungan kerja di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta masih tergolong dalam lingkungan kerja yang nyaman karena penerangan di Pasar Gede Hardjonagoro cukup baik sehingga pekerja tidak kesulitan pada saat melakukan pekerjaan memilih buat sebelum disetorkan kepada distributor atau penjual. Kebisingan di Pasar Hardjonagoro pun tidak terlalu bising karena pekerja bekerja di bagian yang tidak terlalu ramai atau padat lalu lintas seperti di pintu masuk Pasar Gede Hardjonagoro. Kondisi lingkungan pasar Gede Hardjonagoro cukup rapih dan bersih tetapi masih ada tumpukan- Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 4

tumpukan sampah yang dapat menimbulkan bau yang kurang sedap. Kuli angkut buah saat bekerja menggunakan pakaian seragam dari Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta, sarung tangan untuk mengangkut tetapi di sini pekerja yang menggunakan sarung tangan hanya sebagian saja, memakai sandal, dan bekerja secara tim. Tidak ada waktu istirahat yang pasti untuk kuli angkut buah karena mereka bekerja memindahkan buah dari truck ke dalam pasar dan tidak ada jam yang pasti truck buah sampai di pasar karena tergantung kondisi lalu lintas. B. Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden a. Masa Kerja Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi masa kerja responden sebagai berikut : Masa Kerja Respon den Tabel 2.Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Kelelahan (n) (%) RS R S B Baru 12 33, 3 2 3 7 0 Lama 24 66, 7 3 12 8 1 Total 36 100 5 15 15 1 Ratarata 8 Standar Deviasi 5,62 Keterangan RS : Ringan Sekali R : Ringan S : Sedang B : Berat Berdasarkan Tabel 2 tersebut diketahui bahwa frekuensi masa kerja responden paling banyak adalah masa kerja lama (>5 tahun) yaitu sebanyak 24 (66,7%) responden dari keseluruhan sampel dan yang mengalami kelelahan ringan sekali sebanyak 2 responden, kelelahan ringan 3 responden dan yang mengalami kelelahan sedang sebanyak 7 responden. Sedangkan frekuensi masa kerja responden yang baru ( 5 tahun) sebanyak 12 (33,3%) responden dari keseluruhan sampel dan yang mengalami kelelahan ringan sekali sebanyak 3 responden kelelahan ringan 12 responden, kelelahan sedang 8 responden dan kelelahan berat 1 responden, rata-rata masa kerja responden adalah 8 tahun, dan standar deviasi ± 5,62 tahun. b. Umur Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi umur responden sebagai berikut : Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 5

Tabel 3.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur (n) (%) Kelelahan RS R S B Remaja 11 30,6 2 4 5 0 Akhir Dewasa 9 25 1 3 5 0 Awal Dewasa 6 16,7 0 5 1 0 Akhir Lansia 10 27,8 2 3 4 1 Awal Total 36 100 5 15 15 1 Ratarata 34 Standar Deviasi 12,3 2 Tabel 3 diketahui bahwa frekuensi usia responden yang paling banyak adalah pada kategori remaja akhir sebanyak 11 (30,6%) responden dari jumlah sampel dan yang mengalami kelelahan ringan sekali 2 responden, kelelahan ringan 4 responden, dan kelelahan sedang 5 responden. Sedangkan frekuensi usia responden yang paling sedikit pada katagori dewasa akhir sebanyak 6 (16,7%) responden dari jumlah sampel dan yang mengalami kelelahan ringan 5 responden dan kelelahan sedang 1 responden, rata-rata umur responden adalah 34 tahun dan standar deviasi sebesar ± 12,32 tahun. c. Kondisi Kesehatan Dalam penelitian ini semua responden yang digunakan sebagai sampel mempunyai kondisi kesehatan yaitu sehat. Ini berarti sebanyak 36 responden atau 100% dalam keadaan sehat. 2. Berat Beban Angkat-angkut Dari hasil analisis responden diperoleh karakteristik responden berdasarkan berat beban angkat angkut yang diukur melalui kuesioner pada saat penelitian adalah sebanyak 36 responden atau 100% mengangkut beban 20 kg yaitu sebesar 150 kg, 3. Alat Bantu Mekanis Dari hasil data yang didapatkan semua responden menggunakan alat bantu mekanis pada saat bekerja, artinya sebanyak 36 responden atau 100% menggunakan alat bantu mekanis pada saat bekerja. Alat bantu mekanis yang digunakan adalah troli 4. Tingkat %CVL Hasil penelitian menunjukkan data tentang tingkat %CVL sebagai berikut : Tabel 4. Frekuensi Tingkat %CVL %CVL Frekuensi Persentase (%) Sedang (30-60%) 26 72,2 Agak Berat (60-10 27,8 <80%) Total 36 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa paling banyak responden berada pada kategori %CVL sedang sebanyak 72,2% atau 26 responden dan sebanyak 27,8% atau 10 Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 6

responden berada pada kategori %CVL agak berat. 5. Tingkat Kelelahan Kerja Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi tingkat kelelahan kerja sebagai berikut: Tabel 5. Frekuensi Tingkat Kelelahan Responden Kelelahan Kerja Frekuensi Persentase (%) Lelah Ringan 5 13,9 Sekali Lelah Ringan 15 41,7 Lelah Sedang 15 41,7 Lelah Berat 1 2,8 Total 36 100 Tabel 5 menunjukkan bahwa paling banyak responden yang mengalami kelelahan kerja yaitu pada kategori lelah ringan dan lelah sedang sebanyak 41,7% atau 15 responden dan yang paling sedikit yaitu pada kategori lelah berat sebanyak 2,8% atau 1 responden. C. Analisis Bivariat Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persentase cardiovascular load (%CVL) dengan kelelahan kerja pada pekerja kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta. Adapun alat analisis yang digunakan dengan uji Kendall Tau. diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hubungan Tingkat %CVL dengan Tingkat Kelelahan N p (r) Keterang an %CVL 36 Kelelah an Kerja 36 0,027 0,355 Signifikan Hasil uji statistik dengan menggunakan analisis Kendall Tau diperoleh nilai signifikasi (p) = 0,027 (p < 0,05), artinya ada hubungan tingkat persentase cardiovascular load dengan tingkat kelelahan kerja pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta, dan nilai koefisien korelasi (r) = 0,355 dengan tingkat keeratan hubungan rendah dimana nilai r berada antara 0,20 0,399. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat persentase cardiovascular load dengan tingkat kelelahan kerja pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta dan hasil uji korelasi nilai (r) menunjukkan hubungan korelasi rendah yaitu semakin rendah tingkat persentase cardiovascular load maka semakin rendah kelelahan kerja yang dialami kuli angkut buah. PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden a. Masa Kerja Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak adalah yang mempunyai masa kerja lama atau Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 7

lebih dari lima tahun sebanyak 24 responden (66,7%) dan yang mempunyai masa kerja baru atau kurang dari lima tahun sebanyak 12 responden (33,3%). Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan, karena semakin lama bekerja menimbulkan perasaan jenuh akibat kerja monoton yang berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang dialami (Setyawati, 2011). Menurut Budiono dkk (2003), masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Memberikan pengaruh yang positif apabila semakin lama seseorang bekerja maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif kebosanan dapat terjadi pada karyawan yang melakukan pekerjaan secara monoton, berulang-ulang, serta pelaksanaan atau kegiatan yang cenderung tidak menarik. b. Umur Pada penelitian ini umur responden yang digunakan sebagai sampel yaitu berada pada kategori remaja akhir sampai lansia awal (17-55 tahun). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan untuk kategori remaja akhir sebanyak 11 responden (30,6%), kategori dewasa awal sebanyak 9 responden (25,0%), kategori dewasa akhir sebanyak 6 responden (16,7%), dan kategori lansia awal sebanyak 10 responden (27,8%). Berdasarkan hasil tersebut bahwa responden pada penelitian ini paling banyak berada pada kategori remaja akhir yaitu sebanyak 11 responden (30,6%). Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun sedangkan pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun 25%, kemampuan sensoris menurun 60% dengan bertambahnya umur akan diikuti penurunan O 2 maksimal, tajam penglihatan dan kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek (Tarwaka, 2010). c. Kondisi Kesehatan Kondisi sehat merupakan kondisi fisik mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan pekerjaannya (Budiono, dkk, 2003). Responden dalam penelitian ini seluruhnya atau sebanyak 36 responden (100%) dalam keadaan sehat. Kelelahan dapat disebabkan beberapa hal yaitu: keadaan monoton, beban kerja Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 8

dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental, keadaan lingkungan (cuaca kerja, penerangan, kebisingan), keadaan kejiwaan dan penyakit seperti perasaan sakit dan keadaan gizi (Suma mur, 2009), dan seseorang tidak mungkin bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik jika sering sakit (Hasibuan, 2000). 2. Berat Beban Angkat-angkut Berat beban angkat-angkut pada penelitian ini diukur menggunakan kuesioner didapatkan hasil sebanyak 36 responden atau 100% menganggkut beban sebesar 150 kg, Menurut NIOSH beban yang diangkat dengan kedua tangan dibawah kondisi ideal adalah 23 kg, tetapi bagi orang Indonesia dapat dikoreksi dengan mengurangi 10-20% dari rekomendasi NIOSH tersebut, sehingga beban angkat maksimum bagi orang Indonesia dewasa ± 20 kg untuk pekerjaan yang sering dilakukan (Tarwaka, 2014). 3. Alat Bantu Mekanis Berdasarkan penelitian yang dilakukan, responden dalam penelitian ini seluruhnya (100%) menggunakan alat bantu mekanis dalam menyelesaikan pekerjaannya alat bantu yang digunakan adalah troli. Menurut Tarwaka (2014) alat bantu mekanis yang dapat digunakan untuk membantu memperbaiki proses kerja pada pekerjaan angkatangkut seperti: hoist, troli, conveyor, forklift, lift stacker, pallet truck, hand truck, crane, dan lain sebagainnya. Hal ini pun sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja pasal 3 ayat (1) poin n yang berbunyi mengamakan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. Pada saat bekerja untuk mempermudahan pekerjaan maka diperlukan alat bantu mekanis dan untuk menghindari sikap kerja yang tidak aman. 4. Tingkat %CVL Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa %CVL responden berada pada kategori sedang (30-60%) dan kategori agak berat (60-80%). Sebanyak 26 responden (72,7%) berada dalam kategori sedang dengan keterangan pembebanan sedang dan mungkin diperlukan perbaikan, dan sebanyak 10 responden (27,8%) berada dalam kategori agak berat dengan perlu dilakukan perbaikan dapat disimpulkan bahwa tingkat %CVL pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro berada dalam kategori sedang dan kategori agak berat. Berat ringannya kerja sangat dipengaruhi oleh jenis aktivitas (sebagai beban utama) dan lingkungan kerja (sebagai beban tambahan). Peningkatan denyut nadi mempunyai peran sangat penting dalam peningkatan cardic output dari Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 9

istirahat sampai kerja maksimum (Tarwaka, 2010). Denyut nadi merupakan salah satu variabel fisiologis tubuh yang menggambarkan tubuh dalam keadaan statis atau dinamis. Oleh karena itu denyut nadi dipakai sebagai salah satu indicator yang dipakai untuk mengetahui berat ringannya beban kerja seseorang. Semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis lainnya (Budiono, 2003). 5. Tingkat Kelelahan Kerja Kelelahan biasanya terjadi pada akhir jam kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti monotoni, kerja otot statis, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan antropometri pemakainya, stasiun kerja yang tidak ergonomis, sikap paksa, dan pengaturan waktu kerja-istirahat yang tidak tepat (Tarwaka, 2010). Akar masalah kelelahan adalah monotoninya pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja (Suma mur, 2009). Dari hasil penelitian terhadap kelelahan kerja kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro menunjukkan bahwa sebesar 13,9% atau 5 responden mengalami kelelahan ringan sekali, sebesar 41,7% atau 15 responden mengalami kelelahan ringan, sebesar 41,7% atau 15 responden mengalami kelelahan sedang, dan 2,8% atau 1 responden mengalami kelelahan berat. Berdasarkan hasil di atas dapat dilihat bahwa responden paling banyak mengalami kelelahan ringan dan kelelahan sedang yang berjumlah masing-masing 15 responden (41,7%). Kelelahan pekerja masih dalam kategori ringan dan sedang meskipun adanya beban kerja dan faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi dapat dikarenakan adanya proses penyesuaian tubuh atau adaptasi terhadap pembebanan sehingga tubuh telah terbiasa dalam menerima beban kerja. B. Hubungan Tingkat %CVL dengan Tingkat Kelelahan Berdasarkan hasil analisis uji Kendall Tau antara tingkat persentase cardiovascular load dengan kelelahan kerja didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,027 (p < 0,05) dan nilai (r) sebesar 0,355. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan tingkat persentase cardiovascular load dengan tingkat kelelahan kerja pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta dengan kekuatan hubungan atau koefisien korelasi lemah positif. Hal ini sesuai dengan teori Suma mur (2009), yang menyatakan volume pekerja yang dibebankan kepada tenaga kerja baik berupa fisik Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 10

atau mental dan menjadi tanggung jawabnya. Seorang tenaga kerja saat melakukan pekerjaan menerima beban sebagai akibat dari aktivitas fisik yang dilakukan. Pekerjaan yang sifatnya berat membutuhkan istirahat yang sering dan waktu kerja yang pendek. Jika waktu kerja ditambah maka melebihi kemampuan tenaga kerja dan dapat menimbulkan kelelahan. Kelelahan dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang nyaman dalam bekerja disamping kapasitas tenaga kerja itu sendiri dan jenis pekerjaannya. Beban kerja yang tinggi juga dapat menjadi pemicu utama terjadinya kelelahan pada kuli angkut buah karena harus mengangkut buah dengan beban yang cukup tinggi secara terus menerus belum lagi jika mendekati hari-hari besar maka beban yang harus diangkut kuli angkut buah akan semakin tinggi dan waktu istirahatpun sangat sedikit. Waktu istirahat yang tidak menentupun dapat memicu terjadinya kelelahan kerja pada kuli angkut buah karna waktu istirahat kuli angkut buah hanya pada saat menunggu truck buah datang, dan kuli angkut buah menginap dipasar selama 3 hari sebelum waktu pergantian dengan kuli angkut buah lainnya. Beban kerja fisik yang berlebih dapat menurunkan kinerja otot yaitu berkurangnya kemampuan otot untuk melakukan kontraksi dan relaksasi, berkurangnya kemampuan otot tersebut menunjukkan terjadinya kelelahan pada otot yang menyebabkan menurunnya produktivitas (Suma mur 2009). Respon cardiovascular terhadap aktivitas fisik yang sering terjadi adalah berupa hutang oksigen dimana pada saat pekerja mengangkut atau membawa beban yang berat maka asupan suplai oksigen secara aerobik tidak mencukupi sehingga dibutuhkan suplai oksigen secara anaerobik, pada kondisi ini jantung memompa kencang terjadi proses terengah-engah dan pada akhirnya menimbulkan kelelahan pada pekerja (Tarwaka, 2014). Kepekaan denyut nasi terhadap perubahan pembebanan yang diterima cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan fisik maupun kimiawi. Dinas Pengelola Pasar tidak menyediakan tempat istirahat yang memadai untuk kuli angkut buah menghilangkan rasa lelahnya. Kuli angkut buah hanya beristirahat bahkan tidur di bagian belakang pasar atau daerah yang kosong untuk tidur dengan beralaskan tikar. Untuk mengurangi tingkat kelelahan dapat dilakukan dengan menjaga kualitas dan kuantitas istirahat, sehingga dibutuhkan tempat yang nyama untuk beristirahat agar energi yang baru dapat maksimal dan dapat bekerja kembali dengan kondisi badan yang sudah fit. Karna pekerja hanya berbaring di sembarang tempat untuk beristirahat maka hal ini dapat memicu terjadinya kelelahan karena kualitas istirahat yang kurang akibat tempat istirahat yang tidak nyaman. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 11

PENUTUP A. Simpulan 1. Kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta dalam menyelesaikan pekerjaan angkatangkut menggunakan alat bantu mekanis untuk mengangkut buah dengan jumlah peti yang diangkut 5 buah dan total beban 150kg. 2. Tingkat %CVL pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta pada penelitian ini yaitu sebesar 72,7% atau 26 responden berada pada kategori sedang dengan keterangan pembebanan sedang dan mungkin diperlukan perbaikan, dan sebanyak 27,8% atau 10 responden berada dalam kategori agak berat dengan keterangan pembebanan agak berat dan perlu dilakukan perbaikan. 3. Tingkat Kelelahan kerja yang dialami kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta pada penelitian ini yaitu sebesar 13,9% atau 5 responden mengalami kelelahan ringan sekali, 41,7% atau 15 responden mengalami kelelahan ringan, 41,7% atau 15 responden mengalami kelelahan sedang, dan 2,8% atau 1 responden mengalami kelelahan berat. 4. Berdasarkan hasil uji statistik Kendall Tau diperoleh nilai p-value (0,027 < 0,05) dan nilai (r) 0,355 yang berarti bahwa ada hubungan tingka %CVL dengan tingkat kelelahan kerja pada kuli angkut buah di Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta dan hubungan kedua variabel adalah lemah positif. B. SARAN 1. Dinas Pengelola Pasar Surakarta Menyediakan fasilitas ditempat istirahat agar pekerja dapat beristirahat dengan maksimal sehingga dapat memulihkan tenaganya kembali untuk bekerja, dan mengurangi atau mencegah terjadinya kelelahan yang lebih lanjut. 2. Kuli Angkut Buah Pasar Gede a. Pekerja sebaiknya memanfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin untuk mencegah terjadinya kelelahan yang lebih lanjut b. Pekerja perlu menjaga kondisi kesehatan serta pola hidup. 3. Peneliti Lain a. Variabel penelitian tidak hanya %CVL dan kelelahan, contohnya seperti sikap kerja, waktu kerja. b. Penelitian menggunakan pengukuran dengan reaction timer. DAFTAR PUSTAKA Budiono, S., Jusuf, R M S., Pusparini, A. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Cahyani, W.D. 2010. Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan pada Buruh Angkut di Jalan Beteng Semarang. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 19 No 2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2004. Data Kecelakaan Kerja di Indonesia. Jakarta. Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta 2011. Laporan Profil Pasar Gede Harjonagoro Surakarta. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 12

Hasibuan, M.S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Kepolisian Republik Indonesia. 2012. Data Kecelakaan Kerja. Jakarta: Kepolisian Indonesia. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurvitarini, D., Arif, R., dan Rahmi, Y. 2015. Penentuan Jumlah Operator Berdasarkan Analisa Beban Kerja Fisik dengan Pertimbangan Cardiovascular Load. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri Teknik Industri Universitas Brawijaya Vol 3 No (3). Setyawati, L. M. 2011. Selintas Tentang Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara Books Suma mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 13