BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di PT Klip Plastik Indonesia sejak dari Agustus-Desember 2015, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT Klip Plastik Indonesia ini karena penulis ingin mengevaluasi perencanaan dan pengendalian persediaan pada PT Klip Plastik Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur, perusahaan yang mengelola biji plastic murni menjadi plastik. B. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu studi untuk menggambarkan suatu keadaan terdahulu. Penelitian dilakukan terhadap suatu permasalahan yang ada dalam lingkungan operasional perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh ide atau gagasan dari hasil analisis penelitian sebagai bahan pertimbangan untuk hasil yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Penelitian dilakukan dalam rangka untuk mencari fakta-fakta yang jelas tentang situasi dan kondisi aktivitas produksi perusahaan dengan pendekatan studi kasus. Metode Deskriptif bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan produksi terhadap pengendalian persediaan pada PT Klip Plastik Indonesia. 48
49 Penelitian kuantitatif didasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Hal ini sesuai dengan penelitian peneliti maka dari itu penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam penelitian kuantitatif. C. DEFINISI DAN OPERASIONALISASI VARIABLE Menurut Sugiyono (2004), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dalam hal ini adalah evaluasi perencanaan produksi terhadap pengendalian persediaan pada PT. Klip Plastik Indonesia. Beberapa definisi operasional dalam penelitian ini adalah: Menurut Heizer dan render Persediaan adalah salah satu dari asset termahal dari banyak perusahaan, mewakili dari 50% dari keseluruhan modal yang diinvestasikan. di satu sisi perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan, disisi lain produksi dapat terhenti dan pelanggan tidak puas ketika barang tidak tersedia. Untuk mengefisiensikan persediaan, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya adalah waktu persediaan, tempat persediaan maupun biaya persediaan. Dalam pengendalian persediaan terdapat beberapa metode yang bisa digunakan, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode material
50 requirement planning. Secara rinci sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1. Meminimalkan persediaan, MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan jadual induk produksi. Dengan menggunakan metode ini, pengadaan atas komponen yang diperlukan dalam suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan. 2. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman. MRP mengidentifikasi banyaknya bahan dan komponen, sehingga memperkecil risiko tidak adanya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan ketidaklancaran produksi. 3. Komitmen yang realistis. Dengan MRP, jadual produksi dapat dipenuhi sesuai rencana sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan lebih realistis. Hal ini mendorong kepuasan dan kepercayaan konsumen. 4. Meningkatkan efisiensi. MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi dan pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadual Induk Produksi. Sistem MRP memiliki empat langkah utama yang harus diterapkan satu per satu pada periode perencanaan dan pada setiap item. Langkahlangkah dasar dalam penyusunan proses MRP adalah sebagai berikut :
51 1) Netting (kebutuhan bersih) merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan). 2) Lotting merupakan penentuan ukuran lot (jumlah pesanan) yang menjamin bahwa semua kebutuhan-kebutuhan akan dipenuhi, pesanan akan dijadwalkan untuk penyelesaian pada awal periode dimana ada kebutuhan bersih yang positif. 3) Offsetting (rencana pemesanan) merupakan salah satu langkah pada MRP untuk menentukan saat yang tepat untuk rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan didapat dengan cara menggabungkan saat awal tersedianya ukuran lot (lot size) yang diinginkan dengan besarnya waktu ancang-ancang. Waktu ancang-ancang ini sama dengan besarnya waktu saat barang mulai dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut siap untuk dipakai. 4) Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang lebih bawah dalam suatu struktur produk serta didasarkan atas rencana pemesanan.
52 Tabel 3.1 Variabel Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Skala Evaluasi LOT FOR LOT Pemesanan dilakukan RASIO Perencanaan dengan pertimbangan produksi minimasi ongkos simpan. Pada teknik ini, pemenuhan kebutuhan bersih (R t ) dilaksanakan di setiap periode yang membutuhkannya, sedangkan besar ukuran kuantitas pemesanannya (lot size) adalah sama dengan jumlah kebutuhan bersih (R t ) yang harus dipenuhi pada periode yang bersangkutan. Teknik ini biasanya digunakan untuk item-item yang mahal atau yang tingkat diskontinuitas permintaannya tinggi.
53 EOQ EOQ =. RASIO EPQ EPQ =.( )( ). RASIO TIC= 1 + Efisiensi Biaya penyimpanan 1. Biaya fasilitas RASIO Pengendalian (holding penyimpanan Persediaan cost/carrying cost) 2. Biaya keusangan 3. Biaya asuransi persediaan 4. Biaya resiko pencurian, pengrusakan atau Biaya (ordering pemesanan perampokan (keamanan). 5. Biaya penanganan persediaan 1. Biaya pemprosesan pesanan Cost/procurement cost) 2. biaya ekspedisi. 3. Biaya upah. 4. Biaya telepon, fax dan kertas.
54 D. MATERIAL Dalam penelitian ini ada beberapa material yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian, diantaranya adalah 1) Kartu Stock Kartu stock merupakan alat pencatatan transaksi keluar masuk barang di gudang. Kartu stok manggambarkan keadaan posisi persediaan yang ada digudang, kartu stok di buat berdasarkan bon atau bukti keluar masuk barang. 2) Jadwal induk produksi Jadwal Induk Produksi merupakan jadwal produksi yang dibuat berdasarkan surat perintah kerja harian. Jadwal induk produksi biasanya mengacu pada order sheet yang diberikan pihak marketing berdasarkan pesanan barang yang masuk 3) Biaya-biaya persediaan Biaya-biaya persediaan adalah perincian biaya yang timbul akibat adanya kegiatan persediaan. Biaya persediaan dapat dibuat berdasarkan persentase total keseluruhan dari nilai persediaan. E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan prosedur untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)
55 Penelitian Lapangan merupakan suatu metode untuk memperoleh suatu dengan pengamatan di lapangan. Adapun cara pengumpulan data dengan menggunakan metode Penelitian Lapangan adalah sebagai berikut: a. Observasi Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap proses produksi dengan beberapa sampel bahan baku. Disini penulis mengamati kegiatan produksi yang ada pada PT Klip Plastik Indonesia. b. Dokumentasi Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan secara langsung dengan penelitian. Dalam hal ini penulis mengumpulkan dokumen berupa laporan permintaan produk jadi, jadwal induk produksi berupa SPK, hasil produksi dan dokumen lain yang mendukung kebutuhan proses penelitian maupun tidak secara langsung dengan penelitian berupa penelitian pendahulu dan artikel tentang perusahaan manufaktur. F. JENIS DATA Data yang diperoleh merupakan data numerik yang berkaiatan dengan kegiatan produksi selama periode satu tahun produksi yang berasal dari
56 laporan divisi operasional dan produksi pabrik plastik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam: 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus itu. Data termasuk dalam kategori ini adalah keterangan yang diberikan oleh pihak yang relevan, Dari hasil penegumpulan data, data primer yang peneliti peroleh yaitu kondisi internal perusahaan meliputi profil perusahaan, kebijakan perusahaan, proses produksi, sistem pesediaan bahan baku, proses pengadaan bahan baku, penjualan produk beserta data jenis, jumlah dan biaya per item yang dijelaskan melalui tabel & gambar. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh pihak diluar penyelidik sendiri, walaupun data yang dikumpulkan tersebut adalah data yang asli. Data sekunder yang peneliti peroleh meliputi harga bahan baku, biaya ekspedisi dan lain sebagainya. G. METODE ANALISIS Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PT Klip Plastik Indonesia peneliti menggunakan sebuah alat analisis untuk dapat mengetahui penyusunan perencanaan persediaan bahan baku agar produksi
57 berjalan lancar dan biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan menjadi efisien. Alat analisis tersebut adalah Sistem Perencanaan dan Pengendalian persediaan (Material requirement Planning-MRP) degan metode eksponensial sebagai metode peramalan yang menjadi salah satu input data MRP. Sebelum sampai pada proses perhitungan MRP, dilakukan terlebih dahulu peramalan permintaan sebagai masukan MRP, peramalan menggunakan metode ekspoenensial smoothing yang memiliki rumus sebagai berikut: Di mana: Ft Ft-1 = peramalan baru = peramalan sebelumnya α = konstanta penghalusan (0 α 1) At-1 = permintaan aktual periode lalu Dari hasil peramalan permintaan tersebut akan menjadi Master Production Schedule (MPS). Data yang digunakan untuk meramal permintaan adalah data historis jumlah produk yang terjual (time series). Setelah peramalan selesai, hasil peramalan yang kemudian menjadi MasterProduction Schedule (MPS). Sampai pada perhitungan Material Requirement Planning (MRP), dari Master Production Schedule (MPS)
58 dapat diketahui jumlah bahan baku yang diperlukan dengan mengacu pada Bill of Material (BoM) yang akan menjadi rencana kebutuhan kotor bahan baku, dari pengembangan rencana kebutuhan kotor bahan baku kemudian menjadi rencana kebutuhan bersih bahan baku dengan memasukan persediaan di tangan dalam perhitungannya. Perhitungan ukuran lot (lotting) yang digunakan adalah dengan menggnakan metode economic order quantity, lot for lot dan part periode balancing. Teknik Lot for Lot ini merupakan teknik lot sizing yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Pemesanan dilakukan dengan pertimbangan minimasi ongkos simpan. Pada teknik ini, pemenuhan kebutuhan bersih dilaksanakan di setiap periode yang membutuhkannya, sedangkan besar ukuran kuantitas pemesanannya (lot size) adalah sama dengan jumlah kebutuhan bersih yang harus dipenuhi pada periode yang bersangkutan. Metode Economic Order Quantity (EOQ) Russel dan Taylor (2003) dalam penelitian (Taryana, 2008:19) menyatakan bahwa model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung, penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan. Rumus EOQ yang bisa digunakan adalah :
59 EOQ = Q=. Dimana: Q D S H = Jumlah satuan per pesanan (Q= EOQ) = Kebutuhan bahan baku (Annual Demand) = Biaya pesan per pesanan (Setup/Ordering Cost) = Biaya simpan/unit/hari (Holding/Carrying Cost) Metode Economic Production Quantity (EPQ) Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum. Rumus dalam menghitung EPQ adalah: a) Menghitung produksi yang ekonomis perbulan EPQ = Q =.( )( ) b) Menghitung rata-rata persediaan Rata-rata persediaan = 1 c) Menghitung total biaya persediaan TIC = 1 +
60 Dimana: Q U P S C = Eqonomic Production Quantity = Permintaan perperiode = Produksi per Periode = Biaya persiapan = biaya simpan tahunan per unit Tujuan dari EPQ ini adalah untuk menentukan besarnya jumlah produksi yang optimal untuk meminimumkan total cost inventory. Dalam artian, cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendahrendahnya. Metode EPQ ini mempertimbangkan persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi.