BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alamat : Setiabudi Atrium Building lantai 6, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Nama Perusahaan : PT QRS (PT QRS) Alamat : Setiabudi Atrium Building lantai 6, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62 Kuningan Jakarta Selatan Jenis Perusahaan : Pertambangan Batubara Jadwal Penelitian : Februari 2015 Jadwal penelitian menyesuaikan dengan kondisi lapangan dimana pada data tahun 2014, pada bulan Februari, terjadi penurunan Tinggi Air Sungai Barito. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam meneliti fenomena yang terjadi pada PT QRS adalah dengan metode deskriptif kuantitatif dimana peneliti mengungkapkan fakta-fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyajikan dengan apa adanya yang ada di PT QRS. Penelitian deskriptif kuantitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. Masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian 36

2 37 deskriptif kuantitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya. Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut. Metode deskriptif dapat disimpulkan sebagai sebuah metode yang bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan keadaan di lapangan secara sistematis dengan fakta-fakta dengan interpretasi yang tepat dan data yang saling berhubungan, serta bukan hanya untuk mencari kebenaran mutlak tetapi pada hakekatnya mencarai pemahaman observasi. Pendekatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, adalah menggunakan pendekatan induktif dimana pada pendekatan ini, peneliti akan berangkat dari fakta yang terjadi di lapangan yang selanjutnya peneliti akan menganalisa fakta yang ditemukan, membuat pertanyaan yang dikaitkan dengan teori, dalil, hukum, yang sesuai dan akhiri dengan menarik kesimpulan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan induktif merupakan metode yang menggambarkan permasalahan atau kasus yang dikemukakan berdasarkan fakta yang ada dengan berpijak pada fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti untuk dipecahkan permaslahanannya dan ditarik kesimpulan secara umum. Tujuan dari penelitian ini, tidak semata-mata untuk menjelaskan secara menyeluruh masalah yang diteliti dan diamati, namun diharapkan dapat hasil

3 38 penelitian yang dapat dijadikan pedoman serta jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh PT QRS. C. Definisi dan Operasionalisasi Variable Operasionalisasi variabel adalah upaya menerjemahkan sebuah konsep variabel ke dalam instrumen pengukuran. Sebuah variabel harus bisa diwujudkan ke dalam bentuk konkrit sehingga peneliti dapat melakukan pengukuran berdasarkan aspek-aspek atau indikator-indikator yang ada. Selanjutnya, variabel penelitian harus dapat diukur menurut kaidah atau skala pengukuran yang lazim beserta dengan uji validitas dan reliabilitas tiap-tiap indikator dan item-item yang disusun. Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 1. Definisi Variabel Variabel yang digunakan pada penelitian ini antara lain : a) Sailing day Adalah parameter untuk mengidentifikasi jumlah hari dalam sebulan di tahun 2014, dimana distribusi batubara dapat dilakukan b) Kapasitas Intermediate Stockpile (ISP) Teluk Timbau Adalah parameter untuk mengidentifikasi kapasitas penyimpanan barang persediaan. c) Jumlah Produksi

4 39 Jumlah produksi merupakan target pemenuhan kebutuhan target penjualan d) Tinggi Air Sungai Adalah parameter untuk mengidentifikasi jumlah optimal barang yang dapat didistribusikan ke ISP Teluk Timbau e) Project on Hand Adalah parameter untuk mengetahui jumlah persediaan batubara f) Target Penjualan Adalah perameter untuk mengidentifikasi jumlah barang yang dibutuhkan. Variabel tersebut akan diproses teknik Material Requirement Planning (MRP) menggunakan tiga metode yaitu Lot for Lot, Economic Order Quantity (EOQ) dan Economic Production Quantity (EPQ). 2. Operasionalisasi Variabel Berikut ini merupakan tabel operasionalisasi variable : TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Dimensi/Definisi Indikator Skala Sailing Days Jumlah hari per bulan dimana sungai dapat Rasio rata-rata 5 tahun, digunakan sebagai 2014 jalur distribusi Kapasitas Intermediate Volume batubara Nominal Stockpile dalam MT Perencanaan Jumlah Produksi Jumlah produksi Rasio 2014 Material batubara dalam MT Project on Hand Jumlah persediaan Target batubara dalam MT penjualan 2016 Tinggi Air Sungai Tinggi air dalam M Rasio rata-rata 5 tahun, Fluktuasi Target Penjualan Volume penjualan Rasio 2014 Permintaan dalam MT

5 40 D. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Arikunto (2010) mengklasifikasikan sumber data menjadi tiga sumber yaitu (1) Person yakni sumber data berupa orang, (2) Place yakni sumber data berupa tempat dan (3) Paper yakni sumber data berupa symbol, huruf, angka atau gambar. Bila dilihat dari sumber datanya,maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer,dan sumber sekunder. Bila dilihat dari sumber datanya,maka pengumpulan dta dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2012) bahwa sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat dokumen atau orang lain. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa data dan laporan yang didapat langsung dari PT QRS. Dari data yang didapat, selanjutnya peneliti menggunakan teknik Library Research dimana pada teknik ini, peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap buku-buku, literatur, catatan, teori dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. Berikut adalah alat alat analisa yang dapat dilakukan dalam teknik Library Research: a) Analisa komparasi yaitu : dengan cara membandingkan objek penelitian dengan konsep pembanding. b) Analisa historis yaitu : dengan cara melakukan analisis kejadian-kejadian dimasa yang lalu untuk mengetahui kenapa dan bagaimana suatu peristiwa itu

6 41 telah terjadi. Hasil yang ditemukan bermanfaat untuk menentukan apakah rentetan kejadian tersebut sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan E. Metode Analisa Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Material Requirement Planning (MRP). Menurut Heizer dan Render (2005), sebuah sistem MRP adalah cara yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Pada teknik ini, akan dilakukan analisa menggunakan metode Lot for Lot, Economic Order Quantity (EOQ) dan Economic Production Quantity (EPQ). 1. Lot for Lot Lot for lot merupakan sistem dengan pendekatan meminimalisasi jumlah penyimpanan sehingga produksi akan dilakukan sebanyak jumlah yang dipesan / dibutuhkan. Metode ini mengandung risiko, yaitu terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang, terhentinya produksi dan tidak terpenuhinya permintaan karena tidak adanya persediaan barang jadi. Penentuan jumlah kebutuhan barang, ditetapkan berdasarkan kebutuhan bersih untuk satu periode tunggal. Komponen biaya pada metode ini terdiri dari biaya produksi dan biaya penyimpanan.

7 42 2. Economic Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) adalah sebuah teknik statik yang menggunakan rata-rata. Asumsi yang digunakan dalam EOQ adalah sebagai berikut : Kuantitas pesanan= Q (tingkat persediaan maksimum) Tingkat pemakaian Persediaan rata-rata yang dimiliki ( Q / 2) Persediaan minimum 0 Waktu Pada model EOQ, kuantitas pesanan yang optimum akan terjadi pada sebuah titik dimana biaya setup total sama dengan biaya total penyimpanan. Langkah penetapan EOQ : 1. Membuat sebuah persamaan untuk biaya setup atau biaya pemesanan. 2. Membuat sebuah persamaan untuk biaya penyimpanan. 3. Menentukan biaya setup yang sama dengan biaya penyimpanan. 4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan yang optimum. Menentukan Q* dengan biaya setup dan biaya penyimpanan. Keterangan: Q(quantity) = Jumlah barang pada setiap pesanan Q* = Jumlah barang yang optimum pada setiap pesanan (EOQ) Q / 2 = Pesanan Optimum D(demand) = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S(setup) = Biaya setup atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan H(holding) = Biaya penyimpanan atau penggudangan per unit per tahun. 1. Biaya setup Biaya setup tahunan = (jumlah pesanan yang ditempatkan per tahun) x (biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan)

8 43 = ( Permintaan th-nan / Jmlh unit dlm setiap pemesanan )(Biaya setup atau biaya pemesanan per pesanan) = D D S S Biaya setup Q Q 2. Biaya penyimpanan Biaya penyimpanan = (Rata-rata tingkat persediaan) x (biaya penyimpanan per unit per tahun) = ( Kuantitas pemesanan / 2 ) x (Biaya penyimpanan per unit per tahun) Biaya Penyimpanan Tahunan = Q Q H H 3. Kuantitas pesanan Jumlah pesanan = D Q S 2 Q 2 H 2 Pada metode Economic Order Quantity, penentuan jumlah kebutuhan bahan baku ditetapkan berdasarkan kebutuhan yang diper-kirakan (expected requirements). Asumsi EOQ : a) Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan b) Item yang dipesan independen dengan item yang lain c) Pesanan diterima dengan segera dan pasti d) Tidak terjadi stock out e) Harga item konstan

9 44 Maka perhitungan EOQ dapat dilakukan dengan rumus berikut: EOQ (Q) D (demand) S (setup) H (holding) : Jumlah pemesanan optimum : Jumlah produksi rata-rata : Biaya setiap kali pemesanan : Biaya simpan tahunan dalam rupiah/unit EOQ menyatakan besarnya kebutuhan yang diperkirakan. Pada metode ini, expected requirement digunakan sebagai perencanaan kebutuhan barang untuk memenuhi kebutuhan permintaan selama beberapa periode. 3. Economic Production Quantity (EPQ) Model EPQ (Economic Production Quantity) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mempertimbangkan jumlah produksi dan jumlah permintaan hasil produksi. Sejak model matematika EPQ diperkenalkan, tampak bahwa model tersebut dapat diterima secara luas oleh banyak industri. Terlepas dari penerimaan tersebut, banyak modifikasi model EPQ untuk mencocokkan dengan situasi kehidupan nyata. EPQ adalah semacam perbaikan dari formula EOQ. Dalam formula EOQ, diasumsikan bahwa kedatangan barang akan terjadi sekaligus di waktu yang ditentukan atau diperkirakan. Sebetulnya jumlah produksi yang paling ekonomis dapat menggunakan rumus EOQ, namun ada kendala seperti barang yang dipesan datang sekaligus sedangkan dalam praktek dan sebaiknya memang tidak demikian. Barang dapat datang sesuai dengan kebutuhan produksi oleh karena itu,

10 45 formula EOQ kurang memadai untuk keadaan ini. EOQ mengasumsikan penambahan secara gradual atas persediaan barang sesuai dengan kebutuhan produksi. Dengan demikian, tingkat persediaan barang rata-rata tidak akan lebih besar dari perhitungan dengan formula EOQ yang berdasarkan lot, karena barang selalu diambil untuk produksi dan diisi kembali secara gradual. Dalam konsep EPQ,apabila tidak diperbolehkan adanya persediaan nol, maka jumlah biaya persediaan per tahun dapat dihitung sebagai berikut : di mana : R = permintaan per tahun S = biaya pemesanan P = persentase harga bahan baku per unit H = biaya penyimpanan P = kapasitas produksi Y = penggunaan bahan baku per hari (average produksi)