BAB HASI PERCBAAN DAN PEBAHASAN.1 Kadar air simplisia Kadar air dalam simplisia berada dalam rentang,5% 1,9%. Kadar air dalam simplisia ini dijadikan faktor koreksi terhadap nilai rendemen, kandungan senyawa kuinon, dan zat warna merah. Tabel Susut Pengeringan Simplisia N. Sampel Susut Pengeringan 1 Parutan - atahari 1,1 Parutan - atahari 1,7 3 Parutan ampu 1,73 Parutan - ampu 1, 5 Parutan dara Kering 9,99 Parutan dara Kering 9,9 7 Parutan ven,5 Parutan - ven,9 9 Rajangan - atahari 1, 1 Rajangan - atahari 1,9 11 Rajangan - ampu 1,35 1 Rajangan - ampu 1,9 13 Rajangan dara Kering 9,3 1 Rajangan dara Kering 1,9 15 Rajangan - ven 1,7 1 Rajangan - ven 1,95. Rendemen n-heksan Pengamatan rendemen n-heksan dilakukan dengan membandingkan antara parutan dan rajangan, fermentasi dan non fermentasi, dan antar metode pengeringan. etode pemarutan dan perajangan tidak menghasilkan rendemen berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses pemarutan dan perajangan tidak 19
mempengaruhi rendemen dalam n-heksan. etode fermentasi dan tanpa fermentasi menghasilkan rendemen yang tidak berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses fermentasi tidak memberi pengaruh signifikan terhadap nilai rendemen (Gambar.1 dan Gambar.). % rendemen 5 Gambar.13 Rendemen n-heksan dari kelompok sampel parutan % rendemen 1 metode 5 pengeringan 3 Gambar. Rendemen n-heksan dari kelompok sampel rajangan 1 Sampel rajangan yang tidak difermentasi dan dikeringkan dengan udara kering menunjukkan perbedaan yang besar jika dibandingkan dengan sampel parutan yang difermentasi dan metode dikeringkan pengeringan dengan udara kering (Gambar.). etode pengeringan matahari dan udara kering memberikan pengaruh signifikan terhadap rendemen n-heksan. Sampel yang dikeringkan dengan matahari memberikan nilai rendemen yang berbeda bermakna jika dibandingkan dengan sampel yang dikeringkan dengan udara kering (Gambar.3).
1 % Rendemen Ekstrak 5 3 1 udara kering PF RF Jenis Sampel P R matahari Gambar.3 Pembandingan rendemen sampel yang dikeringkan dengan matahari dan dengan udara kering (PF=parutan-; RF=Rajangan ; P=Parutan-tanpa fermentasi; R=Rajangantanpa fermentasi)..3 Kandungan senyawa kuinon dalam n-heksan Pengamatan kandungan senyawa kuinon dalam n-heksan dilakukan dengan membandingkan antara parutan dan rajangan, fermentasi dan non fermentasi, dan antar metode pengeringan. etode pemarutan dan perajangan tidak menghasilkan kandungan senyawa kuinon yang berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses pemarutan dan perajangan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kandungan senyawa kuinon dalam n-heksan. etode fermentasi dan tanpa fermentasi menghasilkan kandungan senyawa kuinon yang berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses fermentasi memberi pengaruh signifikan terhadap kandungan senyawa kuinon. Sampel yang mengalami fermentasi memiliki kandungan senyawa kuinon yang lebih besar dari sampel yang tidak mengalami fermentasi. Kekecualian diamati pada sampel rajangan-non fermentasi-pengeringan oven yang menunjukkan kandungan senyawa kuinon lebih besar dibandingkan sampel fermentasi (Gambar. dan Gambar.5). Kadar senyawa Kuinon (µg) 1 1
Gambar. Kandungan kuinon n-heksan dari kelompok sampel parutan Kadar senyawa Kuinon (µg) 1 1 Gambar.5 Kandungan kuinon n-heksan dari kelompok sampel rajangan Peningkatan senyawa kuinon ini kemungkinan merupakan hasil dari reaksi hidrolisis glikosida kuinon oleh enzim glikosidase, sehingga terjadi peningkatan jumlah senyawa kuinon bebas yang dapat dideteksi. etode pengeringan tidak menghasilkan kandungan senyawa kuinon yang berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses pengeringan tidak memberi pengaru signifikan terhadap kandungan senyawa kuinon dalam metanol.. Rendemen metanol Pengamatan terhadap rendemen metanol dilakukan dengan membandingkan antara parutan dan rajangan, fermentasi dan non fermentasi, dan antar metode pengeringan. etode pemarutan dan perajangan tidak menghasilkan rendemen yang berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses pemarutan dan perajangan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kandungan zat warna merah dalam metanol. etode fermentasi dan tanpa fermentasi menghasilkan rendemen yang tidak berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses fermentasi tidak memberi pengaruh signifikan terhadap nilai rendemen metanol (Gambar. dan Gambar.7).
3 %rendemen Gambar. Rendemen metanol dari kelompok sampel parutan (=matahari, =udara kering, =udara kering, =oven). %rendemen metode pengeringan Gambar.7 Rendemen metanol dari kelompok sampel rajangan (=matahari, =udara kering, =udara kering, =oven). etode pengeringan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap rendemen metanol dari sampel. Sampel yang dikeringkan dengan matahari, lampu, udara kering, dan oven tidak menghasilkan rendemen yang berbeda bermakna..5 Kandungan zat warna merah dalam metanol Pengamatan kandungan zat warna merah dalam metanol dilakukan dengan membandingkan antara parutan dan rajangan, fermentasi dan non fermentasi, dan antar
metode pengeringan. etode pemarutan dan perajangan tidak menghasilkan kandungan zat warna merah yang berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses pemarutan dan perajangan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kandungan zat warna merah dalam metanol. etode fermentasi dan tanpa fermentasi menghasilkan kandungan zat warna merah yang tidak berbeda bermakna, sehingga dapat dikatakan bahwa proses fermentasi tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kandungan zat warna merah. Perbandingan kandungan zat warna merah diamati dari nilai absorbansi pada pengamatan secara spektrofotometri ultraviolet (Gambar. dan Gambar.9). Berdasarkan kandungan zat warna merah yang tidak berbeda bermakna, maka kemungkinan tidak terjadi reaksi enzimatis terhadap zat warna merah. Zat warna merah diduga merupakan senyawa golongan tanin. Kadar zat merah (Absorbansi).5..3..1 Gambar. Kandungan zat merah metanol dari kelompok sampel parutan
5 Kadar zat merah (Absorbansi).5..3..1 Gambar.9 Kandungan zat merah metanol dari kelompok sampel rajangan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kandungan zat warna merah dari sampel. Sampel yang dikeringkan dengan matahari, lampu, udara kering, dan oven tidak menghasilkan kandungan zat warna merah yang berbeda.