PT. Surya Usaha Mandiri adalah perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pencelupan penyempurnaan kain mentah (raw material) menjadi kain siap pakai

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

3.1 Persiapan Penelitian

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN I.1.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V HASIL DAN ANALISA

MINIMASI NG BINTIK PADA PROSES PENGECATAN PART FRONT FENDER 1PA RED MET 7 DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. ABC

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan diri. Peningkatan ini dapat berbentuk perbaikan desain produk

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya produk yang ada di pasaran mengakibatkan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam menjalankan proses produksi produk.

PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PRODUK SINGLET POLOS RENDA CABUT JARUM UD. SEKAWAN PUTRA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

BAB I PENDAHULUAN I.1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. (Herawati,2008). Sedangkan output yang dihasilkan pada kegiatan operasi

DAFTAR ISI Pengertian Variasi Dalam Proses Produksi

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIPA DENGAN PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PT. INVILON SAGITA. TUGAS SARJANA

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

: defect, six sigma, DMAIC,

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

Transkripsi:

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Besarnya kebutuhan manusia terhadap pakaian menjadi salah satu alasan kuat mengapa industri dibidang tekstil banyak diminati dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu antar pelaku bisnis bersaing untuk dapat meyakinkan konsumen dengan cara meningkatkan kualitas produknya masing-masing. Berbicara kualitas, produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi keinginan pelanggan dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan demi mencapai kepuasan dan kepercayaan pelanggan (Tannady H., 2015). Kualitas suatu produk dinilai berdasarkan bagaimana produk tersebut mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, apabila produk tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan maka disebut cacat. Cacat (defect) adalah pengamatan dilakukan untuk menghitung jumlah kecacatan pada setiap produk yang dihasilkan. (Gaspersz & Fontana, 2011) Penyebab cacat yang terjadi pada produk apabila tidak dilakukan usaha perbaikan akan mengakibatkan munculnya produk cacat secara terus menerus, dan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Maka dari itu perusahaan perlu mengidentifikasi penyebab cacat agar segera dilakukan perbaikan yang bertujuan untuk menuju zero defect. PT. Surya Usaha Mandiri merupakan perusahaan yang memproduksi kain siap pakai untuk dijadikan pakaian oleh perusahaan yang memproduksi pakaian. PT. Surya Usaha Mandiri sangat mengerti bagaimana kebutuhan perusahaan pakaian dan kebutuhan pelanggan pakaian. Oleh karena itu dalam memproduksi kain, PT. Surya Usaha Mandiri sangat menjunjung tinggi kualitas hasil produksinya. Akan tetapi pada kenyataannya hasil kain yang diproduksi tidak selalu menghasilkan kain yang berkualitas, terdapat hasil cacat (defect) pada tiap periode produksi. Maka pada penelitian ini akan dilakukan usaha perbaikan pada penyebab cacat untuk meningkatkan kualitas hasil produksi sesuai dengan metode Six Sigma. PT. Surya Usaha Mandiri adalah perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pencelupan penyempurnaan kain mentah (raw material) menjadi kain siap pakai 1

yang berlokasi di Jl. Tarajusari No.8 Banjaran, Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini merupakan perusahaan tekstil yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Hasil produksi dipasarkan di dalam negeri sebanyak 6% dan di luar negeri sebanyak 94%. PT. Surya Usaha Mandiri memproduksi 3 jenis kain, yaitu kain Poliester, Poliester Rayon, Poliester Rayon CDP. Untuk memproduksi ketiga kain tersebut melalui 2 macam proses, yaitu proses CPB (03) dan Proses Pad Alkali (11). Dalam proses produksi kain, PT. Surya Usaha Mandiri memiliki 9 departemen, yang dijelaskan dengan diagram SIPOC secara umum pada Gambar I. 1 Supplier Input Process Output Customer Pemartaian Inspect T Souping Resin Finish PES Acc Warna T Inspect Soaping Inspect Final Scutcher Bakar Bulu CPB Inspect R Acc Warna RF Inspect T Scutcher Scouring Celup Rayon Acc Warna R Verpacking Area Spinning Weaving Area Dyeing Finishing Area Finishing (sumber: Hasil analisa peneliti) Gambar I. 1 Diagram SIPOC Keseluruhan Dalam proses produksinya, PT. Surya Usaha Mandiri memiliki ketidak kesesuaian dalam hal penyelesaian produksi yaitu terjadinya cacat pada bagian proses produksinya, sehingga hal tersebut menjadi hambatan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan menjadi kerugian bagi perusahaan. Berikut ditampilkan data historis jumlah produksi dan cacat pada tahun 2015 di bulan Januari - Desember : 2

Tabel I. 1 Data Produksi, Cacat, Persentase Cacat Periode Januari - Desember 2015 Bulan Jumlah Produksi (Meter) Jumlah Cacat (Meter) Persentase Cacat Januari 436298 7057 1,62% Jenis Cacat BCD, BLD, KMY, LST, SOD, SPD, SRF, XBL, XNP Februari 547250 8521 1,56% BCR, BDW, BGR, BLD, BLP, LST, SOD, SPD, XNP Maret 573941 8948 1,56% BCD, BCR, BDW, BLD, BLP, LST, SOD, SOR, SPD, XCL, XNP April 439905 5633 1,28% BCD, BDW, KOL, LST, SOD Mei 559597 6439 1,15% Juni 489129 1549 0,32% Juli 326511 5035 1,54% Agustus 584402 8764 1,50% September 462410 6962 1,51% Oktober 465817 6930 1,49% BCR, BDW, BLP, BPK, LST, SOD, SPD BCD, BDW, BLD, BLP, KMY, KOL, LST, SOD, SPD, TLG BDW, BLD, BLP, BPK, KOL, LST, SOD, SPD, TLG BCD, BLD, BLP, BPK, BRF, KMY, KOL, LST, SOD, SPD BCD, BCR, BDW, BLD, BLP, BRF, KMY, LST, SOD, SOR, SPD BCD, BLD, BLP, BPK, BRF, KOL, LST, SOD, SOR, SPD November 423315 6102 1,44% BCD, BCR, BDW, BPK, KOL, LST, SOD, SPD, SRF Desember 562589 7940 1,41% BCD, BLD, BLP, BRF, KMY, KOL, LST, SOD, SPD, SPR, XBL TOTAL 5871162 79882 1,4% (sumber: PT.Surya Usaha Mandiri) Berdasarkan Tabel I.1 diketahui bahwa jumlah produksi kain pada bulan Januari Desember sebanyak 5.871.162 meter dan cacat yang dihasilkan sebanyak 79.882 meter dengan persentase cacat sebesar 1,4%. Tingkat persentase rata-rata cacat yang terjadi pada produksi periode Januari Desember melebihi batas toleransi yang telah ditentukan perusahaan, yaitu sebesar 1%. Terdapat macam-macam cacat yang ditimbulkan pada proses produksi, dari setiap cacat yang terjadi disebabkan oleh bermacam-macam faktor yang berbeda. 3

Berikut ditampilkan jenis-jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di PT. Surya Usaha Mandiri di periode Januari Juni 2015 : Tabel I. 2 Area Produksi dan Jenis Cacat No Area Produksi Jenis Cacat 1 Area Spinning & Weaving XSL, XNP, XLB, XBL, XRT, XCL, XCP, KJM, PDB, KBL BCT, ZOT, BMC, CRS, RMK, WMR, BCR, SOR, 2 BRF, SRF, BLP, BPK, BGR, LJK, KKJ, KMY, KTN, Area Dyeing KKR, KOL, KBB, WTT, BDW, STN, TLG, CMK, Finishing SPG, MLT, LMB, KDU, CGB, SPT, SPR, BCD, SOD, SPD, BLD, CL, CLC, SST, KRP, LSC, LSS, BJK 3 Area Finishing CLK, LKB, SLP, BWS, PTS, JTG, BHF, CTR, TLT (sumber: PT Surya Usaha Mandiri) Tabel I.2 menjelaskan 3 area produksi dan jenis cacat yang terjadi pada masingmasing area, yaitu area spinning & weaving, area dyeing finishing, dan finishing. Dari ketiga area tersebut terjadi cacat yang berbeda-beda dengan total cacat yang terjadi sebanyak 79.882 meter kain. Pada Gambar I.2 ditampilkan diagram yang menjelaskan kedudukan tiap cacat berdasarkan jumlah yang dihasilkan menggunakan diagram Pareto, sebagai berikut : (sumber : PT. Surya Usaha Mandiri dan Hasil analisa peneliti) Gambar I. 2 Diagram Pareto Jenis Cacat Dari data pada Gambar I. 2, dapat diketahui bahwa persentase jenis cacat yang terjadi adalah jenis BLP (Belang Lipat) (32,00%) dan BCR (Belang Celup Rayon) (27,12%). Cacat Belang Lipat adalah cacat pada kain yang menimbulkan lipatan, 4

sedangkan cacat Belang Celup Rayon adalah cacat kain berupa perbedaan warna pada kain yang dihasilkan dari proses pencelupan rayon. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti jumlah cacat pada proses CPB (03) dengan jenis cacat Belang Lipat. Hal ini karena jenis cacat Belang Lipat merupakan jenis cacat terbesar dari seluruh cacat yang ada. Cacat Belang Lipat merupakan cacat warna dengan ciri terdapatnya garis pada kain, penyebab utama timbulnya garis pada kain yaitu komponen padder sudah mencapai batas maksimum tekanan. Oleh karena itu cacat yang dihasilkan warna tidak merata akibat penggerak kain tidak sempurna. Terjadinya cacat Belang Lipat pada produk CPB (03) disebabkan oleh ketidak sesuaian hasil produksi dengan Critical To Quality. Menurut Tannady, CTQ mencakup batas spesifikasi atas dan bawah atau faktor lainnya yang berhubungan dengan produk. Maka dari itu CTQ memiliki pengaruh cukup besar dari kinerja produk atau jasa. Berikut CTQ produk CPB (03) ditampilkan pada Tabel I. 3 berikut : Tabel I. 3 CTQ Produk CPB (03) CTQ Kunci CTQ Potensial Deskripsi Kesesuaian Visual Produk Ketepatan Bentuk Produk Kebersihan Produk Ketepatan Warna Suatu keadaan dimana kain yang dihasilkan memiliki ukuran yang sesuai dengan yang telah ditentukan Suatu keadaan dimana kain yang dihasilkan tidak terdapat kotoran apapun pada setiap bagian kain, seperti tanah, pasir, debu, oli, minyak, dan lainlain Suatu keadaan dimana kain yang dihasilkan memiliki warna yang sesuai dengan yang telah ditentukan Suatu keadaan dimana kain yang dihasilkan memiliki tingkat tekstur Tekstur Kain (lembut/kasar) kain yang sesuai dengan yang telah ditentukan (sumber : PT. Surya Usaha Mandiri) Banyaknya cacat yang dihasilkan menimbulkan beberapa proses yang muncul, diantaranya yaitu pengerjaan ulang, pemotongan kain cacat, merubah warna kain, dan lain-lain. Proses tersebut membutuhkan biaya dan waktu diluar dari 5

perencanaan apabila tidak ada cacat pada produksi sebelumnya, karena apabila terjadi cacat, maka proses pengerjaan ulang harus dimulai dari proses pertama hingga akhir. PT Surya Usaha Mandiri sudah melakukan beberapa usaha untuk menangani faktor penyebab terjadinya cacat tersebut. Pada Tabel I. 4 dapat dilihat bagaimana usaha PT. Surya Usaha Mandiri untuk mengatasi dugaan-dugaan penyebab terjadinya cacat pada produksi kainnya. Namun apabila dilihat kembali pada Tabel I. 1 data menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan PT. Surya Usaha Mandiri belum mampu menurunkan cacat yang terjadi pada produksi kain secara signifikan. No Tabel I. 4 Dugaan Penyebab Cacat dan Usaha Perbaikan Cacat Belang Lipat Faktor Penyebab Cacat 1 Faktor Mesin 2 Faktor Metode 3 Faktor Manusia 4 Faktor Lingkungan Dugaan Penyebab Cacat a. Padder pada mesin CPB sudah melebihi tekanan maksimal standar b. Tidak adanya jadwal yang tetap pada perbaikan mesin Standar Operasional Kerja belum ada Manusia/Operator kurang terampil dalam menjalankan proses produksi Lingkungan di sekitar mesin produksi tidak bersih, terdapat banyak debu, oli, dan barangbarang yang seharusnya ada ditempat yang telah disediakan Usaha Perbaikan Mengampelas pedder atau mengganti pedder Menjadwalkan perbaikan mesin CPB secara berkala untuk menurunkan jumlah cacat Belang Lipat Menaruh SOP pada critical process untuk menurunkan jumlah cacat Belang Lipat Melakukan pelatihan proses produksi dan tata cara bekerja pada mesin CPB untuk menurunkan cacat Belang Lipat Melakukan kegiatan bersihbersih bagi seluruh karyawan pada hari yang telah dijadwalkan untuk mengurangi penyebab terjadinya cacat Belang Lipat yang dipengaruhi oleh kotoran lingkungan sekitar mesin (sumber: PT. Surya Usaha Mandiri & Hasil analisa peneliti) Berdasarkan Tabel I.4 dapat diketahui bahwa PT. Surya Usaha Mandiri dalam usaha perbaikannya belum tepat sasaran dan masih belum maksimal untuk menangani cacat Belang Lipat, terbukti pada Gambar I. 2 bahwa cacat Belang 6

Lipat merupakan cacat terbesar. Dan kemungkinan identifikasi dugaan penyebab cacat Belang Lipat yang dilakukan perusahaan masih kurang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam pada proses produksi untuk mengetahui penyebab cacat dan usulan yang lebih tepat sasaran dalam menurunkan jumlah cacat Belang Lipat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan DMAIC dengan metode Six Sigma untuk perbaikan kualitas berkelanjutan. Six Sigma dapat didefinisikan sebagai suatu metodologi yang menyediakan alatalat untuk peningkatan proses bisnis dengan tujuan menurunkan variasi proses dan meningkatkan kualitas produk (Gaspersz & Fontana, 2011). Dalam upaya meningkatkan kualitas produk digunakan tahapan DMAIC (define, measure, analysis, improve, and control). Fokus dari Six Sigma adalah perbaikan pada proses dan penurunan kegagalan atau kecacatan dari produk yang dihasilkan. Apabila perusahaan dapat memproduksi produk yang berkualitas dan jumlah cacat se minimal mungkin, maka tentunya akan meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain, baik secara dalam negeri atau manca negara. I.2. Rumusan Masalah Peneliti mengangkat rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya untuk menjadi penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Apa akar penyebab terjadinya cacat Belang Lipat pada proses produksi kain di PT. Surya Usaha Mandiri? 2. Usulan perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkan penyebab cacat Belang Lipat pada proses produksi kain? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya cacat Belang Lipat pada proses produksi kain 2. Memberikan usulan perbaikan dalam upaya menghilangkan penyebab cacat Belang Lipat pada proses produksi kain 7

I.4. Batasan Penelitian Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian menggunakan data historis yaitu data produksi pada periode Januari Desember tahun 2015 2. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap perancangan strategi perbaikan usulan I.5. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Akademik a. Sebagai sumber informasi dan bahan untuk penelitian selanjutnya b. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam melakukan pengembangan keilmuan Teknik Industri khususnya dalam bidang Six Sigma 2. Bagi Perusahaan a. Membantu perusahaan untuk mengetahui penyebab terjadinya cacat Belang Lipat pada proses produksi CPB (03) di PT. Surya Usaha Mandiri b. Usulan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi penyebab terjadinya cacat Belang Lipat pada proses produksi CPB (03) di PT. Surya Usaha Mandiri I.6. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang permasalahan penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan, manfaat dan sistematika penulisan penelitian Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisikan teori-teori yang digunakan untuk melakukan penelitian sebagai landasan yang mendukung dalam penyusunan penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian berhubungan dengan lean manufacturing, metode-metode dan tools yang digunakan untuk melakukan perancangan usulan perbaikan 8

Bab III Bab IV Bab V Bab VI Metodologi Penelitian Pada bab ini langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian dipaparkan secara konseptual dan tahapan pemecahan masalah. Pemecahan masalah menggunakan metode berdasarkan kondisi yang terjadi pada perusahaan dengan menggunakan pendekatan Six Sigma Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam bab ini akan dipaparkan bagaimana data dan kondisi yang terjadi pada perusahaan yang akan digunakan untuk mendekati penyelesaian masalah sesuai dengan konsep Six Sigma Analisis Pada bab ini dilakukan analisis dari pengolahan data dan juga perbaikan yang telah dilakukan menggunakan konsep Six Sigma pada Bab IV. Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan serta saran dan usulan yang akan membantu perusahaan dalam melakukan perbaikan kedepannya dan usulan untuk penelitian berikutnya. 9