PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

.Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PONTIANAK ISKANDAR ZULKARNAIN

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

V. ANALISIS DAN SINTESIS

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A

PERENCANAAN EKOWISATA DI ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON (TNUK), BANTEN (Kasus Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang)

PERENCANAAN LANSKAP RIPARIAN SUNGAI MARTAPURA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN ALAMI KOTA BANJARMASIN LISA ANISA A

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

PERUBAHAN PENGGUNAAN, PENUTUPAN LAHAN, DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BOGOR TAHUN

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA ISLAM SUNAN BONANG. Oleh Mufidah Atho Atun A

EVALUASI ASPEK FUNGSI DAN KUALITAS ESTETIKA TANAMAN LANSKAP KEBUN RAYA BOGOR (Kasus : Pohon dan Perdu) IPAH NAPISAH A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA-KOTA PANTAI INDONESIA (STUDI KASUS KOTA PADANG, DENPASAR, DAN MAKASSAR) IAN PRANITA

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

BAB IV PANDUAN KONSEP

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

EVALUASI KEBERLANJUTAN MASYARAKAT DESA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE MENUJU ECOVILLAGE DANI ABDURRAHMAN BASYIR

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

WALIKOTA PROBOLINGGO

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN KAMPUNG BERBASIS LINGKUNGAN (ECOVILLAGE) DI KAWASAN PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

EVALUASI KEBERADAAN DAN PENGGUNAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN PROVINSI DKI JAKARTA DIANA SISKAYATI A

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Peta Rencana Lanskap (Zonasi) Kawasan Situ Gintung

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

DESAIN LANSKAP WISATA PANTAI KELAPA RAPAT (KLARA), KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : YUSTIANI YUDHA PUTRI A

PENDUGAAN EROSI DENGAN METODE USLE (Universal Soil Loss Equation) DI SITU BOJONGSARI, DEPOK

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

4/AGIZ.200' PENGARUH TAMAN LINGKUNGAN TERHADAP SURU UDARA SEKIT ARNY A. CITRA INDA HARTl A

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Studi...

PERANCANGAN KEBUN PRODUKSI BERTEKNOLOGI KONVENSIONAL UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI SEHAT: KASUS MAHASISWA ASRAMA TPB-IPB

cacao L.) MELALUI PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH

ANALISIS PERILAKU SADAR GIZI IBU SERTA HUBUNGANNYA DENGAN KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI BALITA DI DESA BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

POTENSI KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO BERDASARKAN CURAH HUJAN DAN SUMBER API SELVI CHELYA SUSANTY

ANALISIS NILAI EKONOMI LAHAN (LAND RENT) PADA LAHAN PERTANIAN DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR. Oleh ANDIKA PAMBUDI A

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

Transkripsi:

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A34203031 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

RINGKASAN ARIN NINGSIH SETIAWAN. Perencanaan Lanskap Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Berbasis Bioregion. Dibimbing oleh QODARIAN PRAMUKANTO. Bantaran sungai Ciliwung di Kelurahan Baranangsiang dan Kelurahan Babakan Pasar, Bogor merupakan kawasan konservasi yang harus dilindungi. Penggunaan ideal dari kawasan ini adalah sebagai jalur hijau akan tetapi terjadi perubahan lahan menjadi kawasan terbangun. Perubahan ini menimbulkan kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas kesehatan. Tujuan dari studi antara lain (1) mengevaluasi struktur spasial lanskap permukiman dan aktivitas masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung di Kelurahan Baranangsiang dan Kelurahan Babakan Pasar, Bogor (2) Menyusun rencana lanskap daerah bantaran sungai berdasarkan pendekatan bioregion sehingga tercipta lingkungan yang berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Studi dilakukan selama 6 bulan pada bulan Maret sampai Agustus 2007. Studi dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu: tahap persiapan, survei, analisis, sintesis dan pengembangan rencana. Kondisi eksisting dibandingkan dengan kriteria standar untuk menghasilkan evaluasi lanskap permukiman bantaran sungai. Kondisi eksisting yang tidak sesuai dengan kriteria standar akan dilakukan upaya perbaikan atau pengendalian masalah tetapi pada kondisi yang sudah sesuai dengan kriteria standar akan dilakukan optimalisasi. Kondisi eksisting yang dianalisis menghasilkan sintesis, konsep perencanaan dan perencanaan lanskap. Berdasarkan hasil analisis survei lapang, tipe perumahan secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tipe 1, tipe 2 dan tipe 3. Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yaitu Koefisien Dasar Bangunan (KDB), kepadatan, dominasi bangunan, jumlah bangunan per hektar, luas bangunan, pola bangunan dan lebar jalan lingkungan. Untuk menginventarisasi dan menganalisis karakteristik permukiman, ditentukan 35 sampel rumah yang mewakili tiap tipe klasifikasi permukiman. Pengambilan sampel rumah dilakukan secara acak (random sampling). Berdasarkan data hasil wawancara, pemakaian air untuk mandi dan cuci sebagian besar menggunakan air dari PDAM. Sisanya menggunakan air dari sungai dan sumur gali. Sebesar 50% rumah menggunakan septic tank dan 50 % rumah tidak menggunakan septic tank atau membuang langsung kotoran ke sungai dan gorong-gorong. Pembuangan sampah di lokasi studi dilakukan melalui tiga cara yaitu (1) pengangkutan langsung oleh kendaraan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (2) pengangkutan ke TPS terdekat (3) pembuangan langsung ke sungai. Adanya keterbatasan yang bersifat teknis dan non teknis dalam pengangkutan sampah mengakibatkan sebagian warga membuang sampah langsung ke sungai. Kondisi bioregion yang dipetakan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan buruk. Kategori baik jika sesuai dengan standard atau baku mutu yang telah ditetapkan atau sudah tersedia sarana penunjang. Kategori buruk jika tidak sesuai dengan standar atau belum tersedia sarana penunjang. Permukiman yang didirikan di bantaran sungai termasuk dalam kategori buruk. Area dengan kategori baik memiliki kapasitas 30 rumah/ha sedangkan area dengan kategori buruk memiliki kepadatan lebih dari 85 rumah/ha. Area dengan kategori baik memiliki KDB kurang dari KDB maksimal yaitu 75-80%

sedangkan area dengan kategori buruk memiliki KDB melebihi KDB maksimal. Fasilitas yang termasuk kategori baik kondisinya sudah sesuai dengan kriteria standar dari segi lokasi dan luasan. Sedangkan fasilitas yang termasuk kategori buruk kondisinya tidak sesuai dengan kriteria standar sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas secara fisik. Infrastruktur yang kondisi fisik nya baik termasuk dalam kategori baik sedangkan infrastruktur yang kondisinya rusak termasuk dalam kategori buruk. Area dengan kategori baik yaitu kelompok rumah yang memiliki septic tank sedangkan area dengan kategori buruk yaitu kelompok rumah yang tidak memiliki septic tank. Area dengan kategori baik tidak membuang sampah ke sungai atau membuang ke TPS terdekat dengan sistem koordinasi. Area dengan kategori buruk masih membuang sampah ke sungai. Selain itu kategori baik menunjukkan adanya koordinasi (kolektif) dalam pembuangan atau pengangkutan sampah sedangkan kategori buruk menunjukkan tidak adanya koordinasi dalam pembuangan sampah. Bioregion secara etimologi diartikan sebagai ruang kehidupan yaitu kawasan yang unik yang dibatasi oleh alam dengan geografis, klimat, hidrologi dan karakter ekologi untuk mendukung komunitas manusia dan non manusia (Thayer, 2003). Konsep perencanaan berbasis bioregional dalam studi kasus ini memiliki tujuan meningkatkan kualitas hidup yang selaras antara alam dan aktivitas manusia melalui perbaikan dan optimalisasi lingkungan berkelanjutan dari segi ekologis,sosial dan ekonomi. Pendekatan bioregion merupakan pendekatan yang cakupannya tidak ditentukan oleh batas administrasi atau politik, tetapi oleh batas geografis komunitas manusia dan sistem ekologinya. Lokasi studi merupakan bagian dari satu kesatuan bioregional DAS Ciliwung yang memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan daerah lainnya. Perencanaan berbasis bioregion yang diterapkan di lokasi ini akan memberikan kontribusi terhadap daerah lain terutama daerah yang dilalui DAS Ciliwung tengah dan hilir. Dari hasil sintesis dan pengembangan konsep perencanaan, lokasi studi dapat dibagi menjadi dua zona kesesuaian lahan yaitu zona konservasi dan zona non konservasi. Zona konservasi sebesar 20,7 % dan zona non konservasi sebesar 79,3 %. Alternatif pengendalian masalah yang dilakukan di zona konservasi yaitu konsep greenbelt dengan konstruksi bioengineering dan metode perlindungan air tanah. Sedangkan alternatif pengendalian masalah yang dilakukan di zona non konservasi antara lain: (1) pemindahan lokasi fasilitas yang didirikan di bantaran sungai (2) disediakan fasilitas evakuasi untuk menanggulangi bencana (3) perbaikan kualitas fisik infrastruktur (4) pembatasan akses menuju daerah rawan yang harus dilindungi (5) pembuatan jalan inspeksi untuk menanggulangi bencana (6) Instalasi Pengolahan Air Limbah (7) Biotoilet (8) Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green management) dengan prinsip 5R yaitu reduce, reuse, recycle,reform dan replant.

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A34203031 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama NRP Program Studi : Perencanaan Lanskap Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Berbasis Bioregion : Arin Ningsih Setiawan : A34203031 : Arsitektur Lanskap Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Qodarian Pramukanto, MSi NIP. 131 669 948 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof.Dr.Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019 Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Oktober 1985. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak J.Setiawan dan Ibu Yuyun Yuningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SD Harjasari I pada tahun 1997. Penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Bogor pada tahun 2000 dan menyelesaikan pendidikan di SMU Negeri 1 Bogor pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Saringan Masuk IPB). Selama menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor, penulis berkesempatan menulis karya tulis ilmiah tentang pembangunan berkelanjutan serta artikel ilmiah populer tentang tanaman obat yang diselenggarakan oleh Institusi dan LPM. Penulis juga menjabat sebagai anggota Divisi Kesekretariatan HIMASKAP pada tahun 2005 dan Sekretaris HIMASKAP pada kepengurusan selanjutnya. Penulis berkesempatan menjadi Asisten Mata Kuliah Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap tahun ajaran 2007/2008. Untuk mengembangkan keahlian profesi, penulis mengikuti pendidikan AutoCAD di Pusat Pendidikan Komputer. Penulis juga pernah menjadi freelance drafter dan desainer untuk proyek renovasi taman kantor pada tahun 2007.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Adapun skripsi ini berjudul Perencanaan Lanskap Kawasan Permukiman Bantaran Sungai Berbasis Bioregion dan disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan laporan studi ini dibantu dan didukung oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Qodarian Pramukanto, MS selaku dosen pembimbing skripsi 2. Dr.Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr dan Dr.Ir.Nurhayati HSA.MS selaku dosen penguji 3. Ayah dan Ibu, atas dukungan dan doanya selama ini 4. Aditya Bambang Rochedi. Thanks for everything 5. Teman-teman yang membantu pelaksanaan skripsi dan turun lapang: Febby, Titan, Anggi, Icut dan Efita 6. Seluruh teman-teman Arsitektur Lanskap IPB angkatan 38, 39 dan 40 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Thanks for unforgetable momment 7. Serta seluruh pihak yang telah membantu selama proses penyusunan laporan ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang baik secara langsung maupun tidak langsung bagi semua pihak yang membacanya. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada. Sekian dan terima kasih. Bogor, Januari 2008 Penulis

ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 3 1.3 Kegunaan... 3 1.4 Kerangka Pemikiran... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Lanskap... 5 2.2 Sungai... 5 2.3 Permukiman... 6 2.4 Perencanaan Lanskap... 7 2.5 Bioregional... 8 III. METODOLOGI... 11 3.1 Waktu dan Lokasi Studi... 11 3.2 Bahan... 12 3.3 Metode Studi... 13 IV. SURVEI DAN ANALISIS... 15 4.1 Komponen Proses Alami... 15 4.1.1 Topografi dan kemiringan... 15 4.1.2 Geologi dan Tanah... 17 4.1.3 Iklim... 18 4.1.4 Hidrologi... 19 4.1.4.1 Kualitas Air Sungai Ciliwung... 20 4.1.5 Vegetasi dan Satwa... 22 4.2 Komponen Aktivitas Manusia... 22 4.2.1 Permukiman... 35 4.2.1.1 Fasilitas... 43 4.2.2 Infrastruktur... 43 4.2.2.1 Jalan... 43 4.2.2.2 Jembatan... 47 4.2.3 Utilitas... 49 4.2.3.1 Sumber Air Minum... 49 4.2.3.2 MCK... 51 4.2.3.2 Sampah... 56 4.2.4 Karamba... 53

iii Halaman 4.3 Aspek Sosial... 64 4.3.1 Jumlah Penduduk... 64 4.3.2 Jenis Pekerjaan Penduduk... 66 4.3.3 Agama... 67 V. SINTESIS... 68 5.1 Permukiman... 68 5.2 Fasilitas... 71 5.2.1 Sarana Pendidikan... 71 5.2.2 Sarana Kesehatan... 72 5.2.3 Sarana Ibadah... 72 5.3 Infrastruktur... 75 5.4 Utilitas... 77 VI. KONSEP PERENCANAAN... 79 6.1 Konsep Umum... 79 6.2 Konsep Pengembangan... 79 6.2.1 Konsep Greenbelt... 80 6.2.2.1 Konsep Perbaikan Bantaran Sungai... 81 6.2.2.2 Konsep Perlindungan Bantaran Sungai... 81 6.2.2 Konsep Fasilitas... 82 6.2.3 Konsep Sirkulasi dan Infrastruktur... 82 6.2.4 Konsep Utilitas... 82 6.3 Zonasi Tapak... 83 VII. PERENCANAAN LANSKAP... 88 7.1 Zona Konservasi... 88 7.1.1 Greenbelt... 88 7.1.1.1 Konstruksi bioengineering... 88 7.1.1.2 Metode Perlindungan Air Tanah... 91 7.1 Zona Non Konservasi... 91 7.2.1 Fasilitas... 91 7.2.2 Infrastruktur... 92 7.2.3 Utilitas... 93 7.2.3.1 IPAL dengan sistem terpusat atau kolektif... 93 7.2.3.2 Biotoilet... 93 7.2.3.3 Pengelolaan sampah ramah lingkungan... 94 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN... 102 8.1 Kesimpulan... 102 8.2 Saran... 102 DAFTAR PUSTAKA... 103 LAMPIRAN... 106

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Pengambilan Data dan Informasi... 14 2. Temperatur, Kelembaban Relatif Maksimum, Minimum di Kota Bogor Tahun 2004... 18 3. Jumlah curah hujan dan hari hujan per bulan... 19 4. Kualitas air sungai Ciliwung dari berbagai parameter... 21 5. Kriteria klasifikasi permukiman... 32 6. Perbandingan standard dengan kondisi tipe klasifikasi permukiman... 33 7. Interpretasi data penduduk terhadap fasilitas... 36 8. Jenis fasilitas umum di lokasi studi... 36 9. Standard minimum penduduk pendukung sarana pendidikan berdasarkan Standar Nasional Indonesia tahun 1983... 37 10. Standard minimum penduduk pendukung sarana kesehatan berdasarkan Standar Nasional Indonesia tahun 1983... 38 11. Standard minimum penduduk pendukung sarana perniagaan berdasarkan Standar Nasional Indonesia tahun 1983... 40 12. Luas kebutuhan taman dan kondisi eksisting... 43 13. Penggunaan air berdasarkan golongan... 49 14. Banyaknya penduduk, Rumah Tangga, luas wilayah dan kepadatan... 65 15. Perbandingan kepadatan penduduk di lokasi studi dengan Standar RTRW Kota Bogor... 65 16. Karakteristik kategorisasi baik dan buruk... 68 17. Pengkategorian sarana pendidikan di lokasi studi... 72 18. Pengkategorian sarana kesehatan di lokasi studi... 72 19. Pengkategorian sarana ibadah di lokasi studi... 74 20. Pengkategorian jembatan di lokasi studi... 75 21. Pengkategorian jalan di lokasi studi... 76 22. Alternatif pengendalian masalah... 79 23. Zonasi beberapa area... 84 24. Peran stakeholder dalam menerapkan prinsip pengelolaan sampah... 97