BAB I PENDAHULUAN. Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikemas sedemikan rupa, merupakan rancangan pemerintah Korea untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Model

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penampilan merupakan faktor penting bagi setiap orang terutama bagi

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Istiqomah Nugroho Putri, FKM UI, Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KETIDAKPUASAN SOSOK TUBUH (BODY DISSATISFACTION) PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah idiom Bahasa Inggris yang berbunyi don't judge a book by its cover yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makan merupakan kebutuhan primer. Setiap individu memerlukan makan untuk

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BULIMIA NERVOSA. 1. Frekuensi binge eating

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

Harga Diri Pada Remaja Akhir yang Mengalami Gangguan Makan (Bulimia) FADILLA PERMATA PUTRI ( ) 5PA03

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

BAB 5 HASIL PENELITIAN. SMA Negeri &0 terletak di jalan Bulungan I Blok C, Kebayoran Baru,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Menurut Renwick dan Brown (1995), seseorang dikatakan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN MAKAN PADA REMAJA PEREMPUAN DI MODELING SCHOOL RIA NATALINA PURBA

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Hasil Univariat Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai penelitian mengenai penyimpangan perilaku makan telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON

PENDIDIKAN GIZI DALAM SURVEILANS UNDERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA KESEHATAN DI GORONTALO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN BODY DISSATISFACTION

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB I PENDAHULUAN. survei RISKESDAS pada tahun Obesitas disebabkan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. al., 2005). Berdasarkan laporan dari National Health and Nutrition Examination

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang yang dibentuk secara emosional dan bisa berubah seiring perubahan suasana hati, pengalaman, maupun lingkungan ( Croll, 2005). Berkembangnya industrialisasi dan budaya konsumerisme di negara-negara barat yang dengan cepat tersebar ke berbagai penjuru dunia, membentuk citra tubuh dan standar tubuh ideal yang baru bagi kaum wanita (Featherstone, 1982). Faktor-faktor sosial, ekonomi, ekologi, dan budaya memang sangat berpengaruh terhadap konsep tubuh ideal yang dianut oleh masyarakat (Bakhshi, 2008). Bahkan menurut Davis, dkk (1992), buku pelajaran anak mulai menyampaikan pesan tentang ukuran tubuh. Didalam buku, gambar anak perempuan semakin langsing setiap dekadenya sejak tahun 1900, sedangkan gambar anak laki-laki tidak berubah secara signifikan Anak-anak dan remaja saat ini tumbuh dan berkembang di dunia yang penuh dengan media massa (televisi, film, video, billboards, majalah, musik, koran, fashion designer, dan internet). Angka statistik yang mengejutkan mengungkapkan bahwa, rata-rata, anak atau remaja menghabiskan waktu sebanyak 5 jam per hari untuk menonton televisi dan menghabiskan rata-rata 6 sampai 7 jam melihat berbagai macam media lainnya yang dikombinasi (Brown, 2002), (Canadian Pediatric Society, 1999) dalam (Morris & Katzman 2003). Sarubin (1999) dalam (Browne et al. 1992)

2 menyatakan bahwa Amerika menghabiskan 33 miliar dolar pada produk dan program penurunan berat badan setiap tahunnya. Tiggermann et al (2000) dalam (Morris & Katzman 2003) mempelajari tentang perhatian tubuh pada remaja putri (usia 16 tahun) dan berusaha untuk memahami motivasi apa yang mendasari keinginan mereka untuk menjadi kurus dan ditemukan bahwa faktor yang memberikan tekanan kuat untuk menjadi kurus adalah media. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Paxton (1996) dalam (Gerner & Wilson 2005) menunjukkan bahwa pertemanan dan lingkungan teman sebaya membentuk kebudayaan yang menekankan bahwa menjadi kurus itu penting melalui teman untuk melakukan diet, tekanan dan pengaruh dari teman sebaya untuk berdiet dan menjadi kurus, dan ejekan dari teman sebaya tentang berat badan dan bentuk tubuh. Ketidakpuasan terhadap tubuh, berkaitan dengan pentingnya berat badan bagi perempuan yang kemudian akan menuntun mereka pada keadaan depresi (Rozin dan Fallon, 1998) dalam (Britam et al. 1990). Menurut, Eating Disorder Quick Poll Reports (University of Michigan), hanya 33% remaja putri merasa berat badan mereka sudah pas dengan tubuh mereka, sementara 58% ingin menurunkan berat badan, dan hanya 9% yang ingin menaikkan berat badan. The American Association of University Women (1992), menyatakan bahwa untuk perempuan, bagaimana mereka terlihat atau penampilan adalah indikator yang paling penting dari dirinya, sedangkan menurut laki-laki, indikator yang penting itu dilihat dari kemampuan diri dari pada penampilan.

3 Selanjutnya, menurut French et al. (1995) dalam (Gerner & Wilson 2005) penerimaan diri bagi remaja putri yang berdiet oleh teman sebayanya menarik perhatian yang besar dibandingkan dengan remaja putri yang tidak berdiet. Penelitian tentang citra tubuh (body image) telah dilakukan oleh orang berkulit putih, penelitian ini mengindikasikan bahwa remaja Afrika-Amerika, khususnya perempuannya, cenderung memiliki tubuh yang lebih sehat daripada remaja berkulit putih. Namun, di antara remaja perempuan Afrika-Amerika, karena bentuk dan ukuran tubuh mereka jauh dari bentuk dan ukuran ideal, ketidakpuasan terhadap tubuh pun meningkat (Siegel et al., 1999). Dalam studi skala besar, dilaporkan bahwa sekitar 30% dari anak laki-laki dan lebih dari 50% dari perempuan menggunakan metode pengendalian berat badan yang tidak sehat seperti muntah, obat pencahar, pil diet, merokok, dan diuretik dalam upaya untuk menurunkan berat badan (Emmons, 1992),(Neumark- Sztainer et al., 1999). Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurnianingsih (2009) tentang perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok menyatakan bahwa sebanyak 37,4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Citra tubuh yang buruk sering menyebabkan remaja berdiet, yang bisa menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat, makan tidak teratur, dan akhirnya mengalami gangguan makan. Godaan yang terkait dengan berat badan dan bentuk tubuh dapat dinilai sebagai kontribusi terhadap eating disorders (Taylor et al. 1998).

4 Pada usia 15 tahun, lebih dari 50% jumlah remaja perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka harus melakukan hal tersebut (Vereecken dan Maes dalam Papilia, 2008). Penelitian menunjukkan biasanya orang akan beralih kepada fad diets karena mereka tidak senang dengan bentuk tubuh mereka dan lebih suka mengandalkan perubahan yang cepat dari pada pengaturan makan dan berolahraga. Penelitian juga membuktikan bahwa pada waktu tertentu, satu dari tiga wanita melakukan diet (Barrett, 1999). B.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah di kemukakan, maka masalah yang ada pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara depresi, paparan media, dan pengaruh teman sebaya dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta C. Tujuan Penelitian tujuan umum : untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja putri dalam perilaku fad diets di SMA Negeri 6 Yogyakarta tujuan khusus: 1. Untuk mengetahui hubungan antara depresi dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta 2. Untuk mengetahui hubungan antara paparan media cetak dan elektronik dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta

5 3. Untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman dalam perilaku fad diets pada remaja putri di SMA Negeri 6 Yogyakarta 4. Untuk mendapatkan gambaran asupan makan pada remaja putri yang melakukan fad diets di SMA Negeri 6 Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti: Sebagai media pembelajaran serta sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah. Peneliti juga mendapatkan gambaran mengenai seberapa erat hubungan antara depresi, paparan media, dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku fad diet dikalangan para remaja putri. 2. Bagi Instalasi Terkait Gizi: Sebagai bahan masukan dan gambaran permasalahan yang ada di kalangan remaja putri, sehingga diharapkan adanya terobosan baru dan upaya agar para remaja putri lebih waspada terhadap kesehatan tidak hanya penampilan. 3. Bagi masyarakat : sebagai informasi kepada masyarakat khusunya para remaja putri dan orang tuanya. Sehingga mereka akan lebih mengerti dan bisa menambah ilmu pengetahuan. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan Fad diets pada remaja putri antara lain: 1. Andrea Pedtke (2001), yang berjudul prevalensi fad diets di sebuah kampus. Pada penelitian ini, 336 mahasiswa mengisi 24 pertanyaan survey. Dari 289

6 subyek diketahui 76 (26%) laki-laki dan 213 (74%) perempuan. Dari hasil itu, 13% (n=10) laki-laki pernah melakukan fad diets dan 40% (n=83) perempuan telah melakukan fad diets. 2. La Lisa Chapelle Berry (1999), yang berjudul media dan pengaruh teman pada fad diets yang dilakukan oleh remaja putri, ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah majalah yang dibaca dan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel tersebut adalah r = 0,725. Ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya menonton televisi dengan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel tersebut adalah r = 0,294 dan nilai p = 0,077. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara lamanya waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan teman wanita dan dilakukannya fad diets. Koefisien korelasi diantara dua variabel ini adalah r = 0,440 dan nilai p = 0,006. 3. Yulianti Kurnianingsih (2009), yang berjudul Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Diet Penurunan Berat Badan Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan alat ukur kuisioner dan menggunakan desain cross sectional. Dari 235 sampel yang diteliti, sebanyak 37, 4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Walaupun ada persamaan pada metode yang digunakan yaitu cross sectional dan variabelnya, tapi penelitian ini mempunyai perbedaan. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tentang lokasi penelitian yang digunakan,

7 karakteristik subyek penelitian, budaya yang ada, dan kondisi geografis lokasi penelitian.