BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO), 2007 menyebutkan Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan Indonesia menjadi negara keempat dengan penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan data sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, sebanyak 63,4 juta dari populasi penduduk Indonesia merupakan remaja (10-24 tahun). Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, masa ini juga sangat menentukan bagaimana kehidupan remaja kedepannya. Mengingat jumlah populasi remaja yang sangat banyak dan melihat peran remaja yang penting sebagai generasi penerus bangsa, maka remaja perlu dipersiapkan untuk menjadi manusia yang sehat baik dari segi jasmani, rohani, mental maupun spiritual. Pada kenyataannya dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, remaja banyak mengalami masalah yang sangat kompleks selama masa transisinya ini. Masalah yang menonjol pada masa remaja diantaranya seksualitas, HIV dan AIDS serta napza, rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan median usia kawin pertama perempuan masih rendah yaitu 19,8 tahun, seperti yang telah dipublikasikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Salah satu faktor penentu bagi kesehatan remaja adalah kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan yang 1

2 2 berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan (BKKBN, 2012). Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi relatif rendah. Menurut data Survei Kesehatan Dasar Indonesia (SKDI) tahun 2012, sebanyak 4,7% remaja perempuan dan 10,8% remaja pria tidak mengetahui tentang perubahan fisik saat pubertas. Hanya sedikit yang menyebutkan bahwa meningkatnya gairah seks merupakan salah satu tanda perubahan fisik yaitu 4% untuk wanita dan 6% untuk pria (SKDI, 2012). Pada saat pubertas remaja mengalami beberapa perubahan yaitu perubahan psikologi dan fisik. Perubahan psikologi yang terjadi berlawanan dengan perubahan fisik yang cepat, termasuk pubertas, dorongan pertumbuhan pubertas, dan kematangan organ genital (Christie et al., 2005). Organ genital yang semakin matang juga harus dibarengi dengan cara merawat kebersihan organ dengan baik untuk mendukung peningkatan kesehatan reproduksi. Wanita yang tidak merawat kebersihan organ genitalnya dengan baik berisiko terkena infeksi Human Pappiloma Virus (HPV). Sebanyak 312 remaja putri di Amerika memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami infeksi virus HPV karena tidak merawat kebersihan organ genitalnya dengan baik (Houlihan et al., 2014). Perilaku merawat organ genitalia yang buruk ini diantaranya menggunakan sabun, memasukkan produk pembersih ke dalam vagina, dan memasukkan jari ke dalam vagina atau menggunakan kain yang digunakan berulang saat menstruasi (Houlihan et al., 2014). Penelitian yang dilakukan di Tanzania, prevalensi terjadinya HPV meningkat dua kali lipat diakibatkan karena cara perawatan organ genitalia yang buruk yakni sebanyak

3 3 20.9% wanita (Houlihan et al., 2014). Infeksi virus HPV bisa berasal dari organ genital eksterna mereka sendiri maupun dari penggunaan pakaian yang bergantian dengan anggota keluarga yang terkena HPV (Houlihan et al., 2014). Cara membersihkan organ genital yang salah selain dapat menyebabkan infeksi virus HPV juga meningkatkan risiko hilangnya flora normal yang berfungsi melindungi organ genital dari bakteri (Low et al., 2005). Menurut penelitian yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Al Asror Gunung Pati Semarang sebanyak 18 siswa memiliki pengetahuan yang cukup dan 2 siswa memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan organ genitalianya (Dewi et al., 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmayani (2010), sebanyak 45,39% remaja putri di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Banjar selatan 2 memiliki perilaku yang kurang baik dalam menjaga kebersihan organ genitalianya. Diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang cara merawat kebersihan organ genital yang dapat mendukung peningkatan kesehatan reproduksi remaja (BKKBN, 2012). Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan sekolah selain di lingkungan keluarga (American Academy of Pediatric, 2008). Salah satu program yang dapat diterapkan dalam usaha meningkatkan kesehatan reproduksi remaja adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan bagi remaja di sekolah (BKKBN, 2012). Pendidikan kesehatan merupakan proses yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatannya, berfokus pada membangun kapasitas individual yang meliputi pengetahuan, motivasi,

4 4 membangun keterampilan dan teknik untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan (WHO, 2012). Media memiliki peran yang penting dalam pendidikan kesehatan, karena media merupakan sarana penyampai pesan dari komunikator kepada komunikan. Media cetak merupakan media yang dapat menyajikan informasi yang lebih detial dan dapat dibaca berulang-ulang (Emilia, 2008). Booklet merupakan salah satu media cetak yang yang cukup murah dan mudah digandakan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) pada remaja usia tahun di Jombang penggunaan media booklet dalam penyampaian kesehatan reproduksi remaja cukup digemari dan siswi tertarik untuk belajar dengan menggunakan media ini. Penelitian yang dilakukan oleh Srimiyati pada tahun 2014 dengan menggunakan booklet sebagai media pendidikan kesehatan pada wanita premenopause di wilayah kerja Puskesmas Minggir, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang diukur dua minggu setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media booklet. Penelitian lain yang dilakukan oleh Yusridawati (2008) menunjukkan bahwa konseling gizi yang dilakukan menggunakan media booklet dapat meningkatkan asupan energi dan protein, penambahan berat badan juga lingkar lengan yang lebih baik pada pasien Tuberkulosis paru. Data Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta menunjukan kesehatan reproduksi remaja di Puskesmas Jetis memerlukan perhatian khusus dan menduduki peringkat kedua untuk angka persalinan remaja di Kota Yogyakarta di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2013, 186 persalinan ada di Kota Yogyakarta, 70 persalinan diantaranya terdapat di Puskesmas Jetis.

5 5 Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Jetis dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Taman Madya Jetis Yogyakarta, didapatkan data bahwa pendidikan kesehatan reproduksi yang diberikan oleh Puskesmas Jetis diantaranya meliputi anatomi organ reproduksi, penggunaan KB, dan proses persalinan dengan metode ceramah menggunakan media berupa presentasi dan Focus Group Discussion (FGD). Selain itu Puskesmas Jetis juga memberikan kuisioner bagi para siswi mengenai kebersihan organ genitalianya, tetapi program ini merupakan program baru dan baru dilaksanakan sekali. Dari kuisioner yang telah diberikan tersebut didapatkan data bahwa beberapa siswi di SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta mengeluhkan mengalami keputihan dan merasakan gatal pada organ genitalianya. Setelah menanyakan kepada guru bimbingan konseling (BK) SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta, beberapa siswi pernah mengeluhkan mengalami gatal pada area genitalianya dan guru BK menyarankan siswi tersebut untuk memeriksakan masalah tersebut ke petugas kesehatan. Sepuluh perwakilan siswi dari kelas X dan XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta juga mengatakan bahwa mereka belum pernah mendapatkan materi tentang kebersihan organ genitalia dan mengatakan perlu mendapatkan materi yang lebih jelas mengenai cara untuk membersihkan organ genitalia. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang penggunaan booklet sebagai media pendidikan kesehatan terutama untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kebersihan organ genitalia bagi siswi usia tahun yang duduk di kelas X dan XI SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta.

6 6 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan dengan booklet terhadap pengetahuan kebersihan organ genitalia siswi SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta yang duduk di kelas X dan XI? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan booklet pada siswi yang duduk di kelas X dan XI SMA Taman Madya Jetis Tujuan Umum Penelitian Yogyakarta terhadap pengetahuan kebersihan organ genitalia. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet terhadap pengetahuan tentang cara merawat organ genitalia sehari-hari maupun saat menstruasi siswi yang duduk di kelas X dan XI di SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta. b. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet terhadap pengetahuan tentang pemakaian produk kebersihan organ genitalia siswi yang duduk di kelas X dan XI di SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta.

7 7 c. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media booklet terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan kebersihan organ genitalia pada siswi yang duduk di kelas X dan XI di SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja melalui pemberian booklet. 2. Manfaat praktis a. Bagi remaja, adanya sumber informasi melalui booklet diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi. b. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai salah satu metode untuk menyampaikan materi pendidikan kesehatan reproduksi di lingkungan sekolah. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang penggunaan media dalam pendidikan kesehatan remaja telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian ini memiliki persamaan dan

8 8 perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut. Beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian ini adalah :

9 9 Tabel 1. Keaslian Penelitian No Penulis Judul Metodologi Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan 1. Ghazali, 2004 Pengembangan Buklet Sebagai Media Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Cacat Netra 2. Rahmawati, 2012 Booklet Sebagai Media Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja Usia Tahun di Sekolah Dasar Kabupaten Jombang Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif, mendeskripsikan proses pengembangan buklet sebagai media pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja cacat netra Jenis penelitian adalah kualitatif dengan rancangan penelitian cross sectional Bahan baku yang tepat untuk pembuatan buklet adalah kertas hvs dan rancangan isi yang tepat adalah dengan memberikan penjelasan yang rinci tentang istilah medis dan gambaran organ reproduksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan booklet sebagai media penyampaian materi kesehatan reproduksi remaja cukup digemari remaja usia tahun. Remaja sangat tertarik untuk belajar karena selain dapat dibaca berulang-ulang, bahasa mudaah dipahami dan terdapat banyak gambar Penggunaan media buklet sebagai media pendidikan kesehatan reproduksi Penelitian menggunakan media booklet sebagai media promosi kesehatan reproduksi remaja 1. Penelitian yang akan dilakukan bukan untuk mengembangkan media buklet. 2. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis penelitian kuantitatif kuantitatif 3. Penelitian akan dilakukan kepada responden siswi SMA yang normal 1. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis penelitian kuantitatif 2. Subyek penelitian yang akan dilakukan adalah remaja usia tahun 3. Penelitian dilaksanakan di SMA Taman Madya Yogyakarta. 3. Rahmayani, 2010 Peran Keluarga Terhadap Perilaku Higiene Organ Reproduksi Eksternal Remaja Putri di MTsN Banjar Selatan Jenis penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan 1. Terdapat hubungan antara peran keluarga dengan perilaku higiene organ reproduksi eksternal Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku remaja putri dalam merawat kebersihan organ reproduksi 1. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis penelitian

10 10 4. Houlihan et al., 2014 Prevalence of Human Papillomavirus in Adolescent Girls Before Reported Sexual Debut 5. Sevil et al., 2013 An Evaluation of the Relationship between Genital Hygiene Practices, Genital Infection 2 Banjarmasin kualitatif remaja putri 2. Adanya keterbatasan peran keluarga terhadap perilaku higiene remaja 3. Adanya penggunaan ramuan tradisional dalam perilaku higiene organ reproduksi eksterna Jenis penelitian ini adalah dengan metode cohort Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional Dari keseluruhan remaja wanita yang diwawancarai terdapat beberapa remaja yang memiliki perilaku kebersihan organ genital yang buruk. Perilaku kebersihan organ genital yang buruk ini berhubungan dengan ditemukannya virus HPV saat dilakukan tes dengan swab. Infeksi organ genital ditemukan pada responden yang memiliki kebiasaan buruk dalam merawat kebersihan organ genitalnya eksternalnya Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku kebersihan organ genitalia Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebiasaan kebersihan organ genital dan hubungannya antara kebiasaan dan infeksi di area genital praeksperimental dengan rancangan one group pretest dan posttest dengan memberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan 2. Responden penelitian adalah siswi sekolah menengah atas Penelitian yang akan dilakukan tidak bertujuan untuk menghubungkan perilaku kebersihan organ genitalia dengan adanya virus HPV. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pra eksperimenta dengan intervensi berupa pendidikan kesehatan menggunakan media booklet.