PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI KARAGENAN DAN KONJAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MENJADI JELLY KERING

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI KARAGENAN DAN KONJAK

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Pemanfaatan Limbah buah menjadi Jelly Kering. Purwanti Widhy H, M.Pd

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB III BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Permen Jelly Dari Karagenan dan Konjak BAB III METODOLOGI

PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

LAPORAN TUGAS AKHIR. PEMBUATAN PERMEN JELLY DARI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

RASIO LIDAH BUAYA DAN RUMPUT LAUT TERHADAP MUTU PERMEN JELLY THE RATIO OF ALOE VERA AND SEAWEED ON THE QUALITY OF JELLY CANDY

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

RASIO LIDAH BUAYA DAN RUMPUT LAUT TERHADAP MUTU PERMEN JELLY CANDY]

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

METODE. Waktu dan Tempat

J.REKAPANGAN Vol.11, No.1, Juni 2017

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KARAKTERISTIK CUMI-CUMI (Loligo sp) KERTAS

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisa Proksimat Kadar Air

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BAKSO KERING IKAN PATIN (Pangasius sp.) Oleh : David Halomoan Hutabarat C

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

JURNAL. PENGARUH KEMASAN BERBEDA TERHADAP MUTU PERMEN JELLY RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Lampiran 1 Lembar penilaian uji organoleptik ikan segar

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

III. BAHAN DAN METODE

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang penelitian,

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

Analisis Kandungan Mikroba Pada Permen Soba Alga Laut Kappaphycus Alvarezii Selama Penyimpanan

Analisis Pengambilan Keputusan Uji Organoleptik dengan Metode Multi Kriteria

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUTU KIMIA DAN ORGANOLEPTIK PERMEN JELLY RUMPUT LAUT GELATIN SAPI

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I. PENDAHULUAN. kembang gula merupakan produk sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

PEMANFAATAN CANGKANG RAJUNGAN (Portunus sp.) SEBAGAI FLAVOR. Oleh : Ismiwarti C

1 BAB I. PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB III METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

Transkripsi:

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY Ella Salamah 1), Anna C Erungan 1) dan Yuni Retnowati 2) Abstrak merupakan salah satu hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber devisa nonmigas. Salah satu produk diversifikasinya yaitu produk permen jelly rumput laut dari jenis Gracilaria sp. Perlakuan pada penelitian ini yaitu penambahan rumput laut 35 %, 4 %, 45 % dan 5 %. Pada penentuan produk terbaik dengan menggunakan metode PHA, permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % terpilih menjadi produk yang terbaik dengan nilai kepentingan paling tinggi yaitu 27,4%. Karakteristik fisik dan kimia permen jelly rumput laut yang terbaik adalah sebagai berikut: kekerasan 587,5 gf; elastisitas,87; ph 4,5; a w,73; kadar air 12,9 %, kadar abu,3 % dan kadar gula total 64,23%. Untuk permen jelly pembanding adalah sebagai berikut: kekerasan 1725 gf; elastisitas,88; ph 3,59, a w 6,676; kadar air 6,54%, kadar abu,2% dan kadar gula 65,24%. Berdasarkan standar mutu permen jelly, kadar air dan kadar abu memenuhi syarat mutu yang ditetapkan yaitu maksimal 2 % dan 3 %. Uji mikrobiologi terhadap permen jelly sampai pada akhir penyimpanan pada hari ke-21 masih dibawah 1 5 koloni/gram produk yaitu 8,7x1 2 koloni/gram produk. Penerimaan panelis dari awal sampai akhir penyimpanan berkisar antara agak suka sampai suka. Nutrisi yang dapat disumbangkan untuk memenuhi angka kecukupan gizi dengan mengkonsumsi permen jelly dengan takaran saji sebanyak 4 gram adalah protein,591 %, lemak,5 %, karbohidrat 1,49 % dan energi 3,51 Kalori. Kata kunci : elastisitas, gracilaria, jelly, permen PENDAHULUAN Gracilaria sp. merupakan jenis rumput laut yang paling banyak digunakan dalam produksi agar-agar. Hal ini karena Gracilaria sp. mudah diperoleh, murah harganya dan juga lebih mudah dalam pengolahan. Gracilaria sp. memiliki kandungan agarosa dan agaropektin yang cukup baik sehingga dapat menghasilkan agar-agar dengan kekuatan gel yang kuat dan kokoh dibandingkan dengan hasil ekstraksi Gelidium sp. (Winarno, 1996). jenis Gracilaria jarang sekali dimanfaatkan secara langsung karena warnanya yang agak kecoklatan dan sukar larut apabila dipanaskan. Tetapi Gracilaria sp. mempunyai sifat yang elastis, mudah dibentuk dan harganya juga relatif murah dibandingkan dengan karagenan. Penelitian ini mengaplikasikan Gracilaria sp. dalam pembuatan permen jelly sehingga pemanfaatan Gracilaria sp. akan lebih optimal. Untuk menghasilkan gel yang kuat dan tekstur yang kenyal pada pembuatan permen jelly maka perlu dikombinasikan dengan bahan pembentuk gel lain seperti karagenan dan gelatin. 1 Staf Pengajar Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK, IPB 2 Alumni Departemen Teknologi Hasil Perairan, FPIK, IPB 38

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rumput laut Gracilaria sp. terhadap karakteristik mutu fisik dan kimia permen jelly rumput laut. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya awet permen jelly rumput laut. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Laboratorium Biokimia, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Bahan yang digunakan adalah rumput laut Gracilaria sp., gula pasir (sukrosa), HFS (High Fructosa Syrup), asam sitrat, sorbitol, gelatin, pewarna dan essence. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian tahap I dan penelitian tahap II. Penelitian tahap I yaitu penentuan formulasi bahan pembuatan permen jelly, analisis sensori, analisis kimia: proksimat & ph (AOAC,1995), kadar gula total (Sulaeman et al., 1993), aktivitas air (Apriantono et al., 1989), analisis kekerasan dan elastisitas dan penentuan produk terbaik dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan metode PHA (Proses Hierarki Analisis) (Saaty, 1993). Formula dasar permen adalah gula pasir dan HFS dengan perbandingan 8:2 dengan beberapa bahan tambahan seperti asam sitrat, sorbitol, gelatin, pewarna dan essence. Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan rumput laut sebanyak 35 %, 4 %, 45 % dan 5 % terhadap bahan utama (8 g gula pasir, 2 g HFS). ditambahkan kedalam adonan dalam bentuk filtrat setelah rumput laut tsb melalui perlakuan perendaman, pencucian, pemasakan dan penyaringan Penelitian tahap II yaitu penyimpanan produk terbaik dari tahap I pada suhu 27 o C dan RH 85 % dan dianalisis sensori serta uji mikrobiologi (uji kapang dan khamir, Jennie dan Fardiaz, 1989) selama ± 1 bulan. Permen jelly dibuat dengan cara: rumput laut kering terlebih dulu di rendam air tawar selama 3 jam lalu dipucatkan menggunakan CaO 5 % selama 4 jam, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering. kering kemudian direndam dalam asam asetat 3 % selama sehari semalam lalu dicuci bersih dengan air. Perendaman dilanjutkan selama 3 hari dengan air tawar, dicuci bersih dan diblender. Proses selanjutnya adalah perebusan dan penyaringan 39

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 menggunakan saringan dapur. Filtrat yang dihasilkan dipanaskan dan setelah kalis ditambahkan bahan lainnya yaitu : high fructosa syrup (HFS), gula pasir, sorbitol dan asam sitrat, sambil diaduk hingga mengental. Kemudian ditambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air panas 45 o C. Adonan dicetak dan setelah didinginkan selama 1 jam kemudian pendinginan diteruskan pada 5 o C dan terakhir permen dilapisi dengan tepung gula dan tapioka dengan perbandingan 1:1 yang telah disangrai. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelitian Tahap I Analisis sensori yang meliputi penilaian terkstur, rasa, penampakam dan warna permen jelly hasil penelitian tahap 1 seperti terlihat pada Gambar 1-5. 7. 6. 5. 4. 3. 2. 1.. 6.3 6.6 6.23 5.27 5.2 35 g 4 g 45 g 5 g Pembanding 7. 6. 5. 4. 3. 2. 1.. 5.7 3 35 g 6.3 5.3 5.1 3 4 45 5 g g g Rumput laut 6.5 7 pemban ding Gambar 1. Histogram analisis sensori tekstur permen jelly Gambar 3. 2. Histogram analisis sensori rasa permen jelly 8. 7. 6. 5. 4. 3. 2. 6.17 6.37 6.13 5.47 7.1 8. 7. 6. 5. 4. 3. 2. 5.9 6.27 6.43 5.7 7.17 1.. 35g 4g 45g 5g pembanding 1.. 35% 4% 45% 5% pembandingl Gambar 3. Histogram analisis sensori penampakan permen jelly Gambar 4. Histogram analisis sensori warna permen jelly 4

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 7. 6. 5. 4. 3. 2. 1.. 6.37 5.7 6. 5.67 5.27 35g 4g 45g 5g pembanding Gambar 5. Histogram analisis sensori aroma permen jelly Rata-rata kesukaan panelis terhadap permen jelly rumput laut berkisar antara netral sampai suka dan untuk permen jelly pembanding berkisar antara agak suka sampai sangat suka. Berdasarkan analisis sidik ragam (ANOVA), penambahan rumput laut berpengaruh terhadap tekstur, rasa dan penampakan permen jelly. Tetapi penambahan rumput laut ini tidak berpengaruh terhadap warna dan aroma permen jelly. Permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % paling disukai oleh panelis dari parameter tekstur, rasa, penampakan dan aroma, tetapi pada parameter warna yang disukai panelis yaitu permen jelly dengan penambahan rumput laut 45 %. Apabila dibandingkan dengan permen pembanding (permen komersil) hanya pada parameter tekstur yang lebih disukai oleh panelis. Permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % paling disukai oleh panelis dapat diduga karena permen jelly yang dihasilkan kenyal, rasanya tidak terlalu manis, penampakannya utuh, warna agak transparan dan mempunyai aroma yang segar. Hasil pengolahan data menggunakan metode Analytical Hierarki Process (AHP) diperoleh tingkat kesukaan secara berturut-turut sebagai berikut yaitu perlakuan penambahan rumput laut 35 % (25,4 %), 4 % (27,4 %), 45 % (24,5 %) dan 5 % (22,7 %). Produk dengan perlakuan penambahan rumput laut 4 % mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu 27,4 % berarti permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % merupakan produk yang terbaik (produk yang paling disukai oleh panelis). Analisis Fisik dan Kimia Kekerasan dan elastisitas dari permen jelly yang dihasilkan dalam penelitian tahap 1 seperti terlihat pada Gambar 6 dan 7. 41

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 Kekerasan Elastisitas Rata-rata Kekerasan 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 1725 587.5 587.5 425 4 35 g 4 g 45 g 5 g Pembanding Rata-rata Elastisitas 1..8.6.4.2..99.98.94.87.88 35 g 4 g 45 g 5 g Pembanding Rumput Laut Gambar 6. Histogram kekerasan permen jelly Gambar 7. Histogram Elastisitas permen jelly Hasil analisis sidik ragam, penambahan rumput laut mempengaruhi kekerasan permen jelly. Gambar 6 menunjukkan bahwa permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % dan 5 % mempunyai kekerasan yang sama yaitu 587,5gf ; tetapi apabila dihubungkan dengan tekstur, permen dengan penambahan rumput laut 4 % mempunyai tekstur yang lebih kenyal dan paling disukai oleh panelis. Gambar 7 menunjukkan bahwa permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % mempunyai elastisitas yang paling mendekati dengan elastisitas permen pembanding. Elastisitas permen jelly rumput laut ini dapat dipengaruhi oleh bahan pembentuk gel seperti gelatin yang akan memberikan sifat yang kenyal seperti karet. Kombinasi yang optimal dari rumput laut dan gelatin yang tepat akan memberikan elastisitas permen yang kenyal dan mempunyai tekstur yang lembut. Derajat keasaman dan (ph) dan aktivitas air (a w ) merupakan parameter yang menentukan mutu dari permen jelly. Hasil penelitian menunjukkan ph dan a w permen jelly seperti terlihat pada Gambar 8 dan 9. Derajat Keasaman (ph) Aktivitas Air (a w ) Rata-rata ph 5. 4.5 4. 3.5 3. 2.5 2. 1.5 1..5. 4.56 4.5 4.57 4.6 3.59 35 g 4 g 45 g 5 g Pembanding Rata-rata a w 1..9.8.7.6.5.4.3.2.1..83.789.796.73.676 35 g 4 g 45 g 5 g Pembanding Gambar 8. Histogram ph permen jelly Gambar 9. Histogram a w Permen Jelly 42

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 Gambar 8 menunjukkan bahwa ph permen yang dihasilkan berkisar antara 4,5 sampai 4,6 dan untuk permen pembanding mempunyai ph 3,59. Hasil analisis sidik ragam, penambahan rumput laut mempengaruhi ph permen jelly. Permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % mempunyai ph yang paling rendah dan mendekati ph permen pembanding sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba (kapang dan khamir) pada saat penyimpanan. ph permen jelly rumput laut yang dihasilkan sesuai dengan pernyataan Lees dan Jakson (1983) bahwa produk permen jelly mempunyai nilai ph berkisar antara 4,5-6,. Gambar 9 menunjukkan nilai a w permen jelly berkisar antara,73 sampai,83 dan untuk permen pembanding mempunyai a w,676. Hasil analisis sidik ragam, penambahan rumput laut mempengaruhi a w permen jelly. Permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % mempunyai a w yang paling rendah dan mendekati dengan a w permen jelly pembanding. Menurut Soekarto (1979), makanan semi basah mempunyai nilai a w antara,6-,9 akan cukup awet dan stabil pada penyimpanan suhu kamar dan a w pada permen jelly rumput laut berada dalam selang a w untuk produk pangan semi basah. Hasil analisis proksimat permen jelly terpilih dan permen jelly pembanding komersial dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel l. Hasil analisis proksimat produk terpilih dan pembanding Air Abu Gula total Produk terpilih 11,68,3 63,54 14,11,2 64,92 Pembanding 6,57,1 65,46 6,5,2 65,1 Kadar air Kadar air dari permen jelly terbaik (perlakuan penambahan rumput laut 4 %) yaitu 12,9 % dan permen jelly pembanding mempunyai kadar air 6,54 %. Kadar air ini masih sesuai dengan kadar air untuk produk pangan semi basah yaitu antara 1 %-4 % dan memenuhi standar mutu permen jelly yaitu maksimal 2 %. Kadar air yang rendah diduga karena proses pengadukan yang merata sehingga penguapan air besar. Selain itu juga disebabkan karena penggunaan gula dan HFS yang dapat menyerap dan mengikat air pada produk sehingga menurunkan kandungan air dalam produk. 43

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 Kadar abu Kadar abu permen jelly rumput laut yang terbaik yaitu perlakuan penambahan rumput laut 4 % adalah,3 % dan permen jelly kontrol adalah,2 %. Permen jelly rumput laut mempunyai kadar abu yang lebih tinggi dibandingkan dengan permen pembanding dan memenuhi nilai yang ditetapkan pada standar mutu permen jelly yaitu maksimal 3 %. Hal ini dapat diduga karena rumput laut yang digunakan mempunyai kandungan mineral yang cukup tinggi. Kadar gula total Kadar total gula pada permen jelly rumput laut diukur dengan metode Luff Schrool. Nilai rata-rata total gula permen jelly rumput laut yaitu 64,23 % dan permen jelly pembanding yaitu 65,24 %. Total gula permen jelly rumput laut mendekati kadar total gula permen jelly pembanding sehingga permen jelly rumput laut ini dapat dikategorikan mempunyai mutu yang baik. Penelitian Tahap II Produk terbaik yang diperoleh dari tahap I adalah produk permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 %. Permen jelly rumput laut ini disimpan pada suhu 27 o C dan RH 85 % selama 21 hari. Uji mikrobiologi Menurut Solberg et al. (1977) dalam Jay (2), kandungan mikroorganisme tidak patogen maksimum yang ada pada bahan pangan yang siap dikonsumsi tidak lebih dari 1 5 koloni/gram produk. Jumlah kapang dan khamir pada permen jelly dengan perlakuan penambahan rumput laut 4 % baru tumbuh pada hari ke-12 yaitu 3,1x1 2 koloni/ gram produk. Grafik logaritmik jumlah kapang dan khamir selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 1. Jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada permen jelly relatif sedikit sampai akhir penyimpanan yaitu 8,7x1 2 koloni per gram. Hal ini diduga disebabkan karena perlakuan yang aseptik dan suhu pemasakan yang tinggi sehingga dapat meminimumkan jumlah kapang dan khamir yang tumbuh. 44

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 Logaritmik jumlah kapang dan khamir (koloni/ g) 4.5 4. 3.5 3. 2.5 2. 1.5 1. 2.94 2.74 2.49 2.54 2.8 1.9 1.6 1.48 3 6 9 12 15 18 21 Lama penyimpanan Gambar 1. Grafik logaritmik jumlah khamir (koloni/gram) Analisis Sensori selama Penyimpanan Analisis sensori permen jelly terbaik selama 21 hari mempunyai tingkat kesukaan antara agak suka sampai suka pada parameter tekstur, rasa, parameter dan warna sedangkan pada parameter aroma tingkat kesukaan berkisar antara netral sampai suka. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan rumput laut mempengaruhi karakteristik mutu permen jelly dan kesukaan panelis. Permen jelly dengan penambahan rumput laut 4 % (formula 8 g gula pasir, 2 g HFS, 4 g filtrat rumput laut,,3 g asam sitrat, 5 g sorbitol,12 g gelatin,,1 g pewarna dan 1 g essence) merupakan produk terbaik bedasarkan kesukaan panelis mempunyai karakteristik yang mendekati permen jelly pembanding. Selama penyimpanan 21 hari hanya sedikit terjadi pertumbuhan mikroba. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian lanjutan dengan penyimpanan yang lebih lama sehingga dapat diketahui umur simpan dari permen jelly rumput laut. Selain itu dipelajari juga teknik coating yang baik seperti menggunakan gula castor atau jenis bahan lain yang dapat digunakan untuk pelapis permen sehigga permukaan permen akan lebih menarik dan terlihat seperti kristal. 45

Vol IX Nomor 1 Tahun 26 DAFTAR PUSTAKA Ali S. 1987. Aspek-aspek fisika kimia serta proporsi bahan-bahan pembentuk gel dalam pengolahan permen jelly (skripsi). Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Apriantono AD, Fardiaz D, Puspita N, Sedarnawati, Budiyantono S.1989. Analisis Pangan.Bogor: Pusat Antar Univrsitas. Institut Petanian Bogor. [AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of Analysis. 13rd Edition. Washington,DC. Hidayat N, Ikarisztiana K. 24. Membuat Permen Jeli. Surabaya: Agrisarana. Jay JM. 2. Modern Food Microbiology. 6 ed Meryland. Aspen Publisher. Inc. Jennie BSL, Fardiaz S.1989. Uji Sanitasi dalam Industri Pangan. Penuntun Laboratorium. Bogor: PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Lees R, Jackson EB. 1983. Sugar Confectionary and Chocolate Manufacture. Scotland.Thomson Litho. Ltd. East Kilburide. Soekarto ST. 1979. Pangan Semi Basah Ketahanan dan Potensinya dalam Gizi Masyarakat Bogor. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Saaty TL.1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Peminpin. Jakarta : PT Pustaka Binanan Pressindo. Sulaeman A, Anwar F, Rimbawan, Marliyati SA. 1993. Metode Analisis Komposisi Nilai Gizi Makanan. Bogor. Jurusan Gizi dan Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Winarno FG. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 46