BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

dokumen-dokumen yang mirip
REGISTER DAN COUNTER.

=== PENCACAH dan REGISTER ===

PERTEMUAN 12 PENCACAH

PERTEMUAN 12 PENCACAH

Register & Counter -7-

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

REGISTER. uart/reg8.html

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

1). Synchronous Counter

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER

JENIS-JENIS REGISTER (Tugas Sistem Digital)

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

Lutfi Rasyid Nur Hidayat PTI D / SHIFT REGISTER

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

1). Synchronous Counter

PERTEMUAN 11 REGISTER. misc/30-uart/reg8.html

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

BAB 7 REGISTER Register

BAB VII REGISTER. Keluar dan masuknya data ke dalam register dapat dilakukan dengan 2 cara:

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

FLIP-FLOP (BISTABIL)

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

Transfer Register. Andang, Elektronika Komputer Digital 1

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

BAB VIII COUNTER (PENCACAH)

Jobsheet Praktikum REGISTER

PERCOBAAN 6 SHIFT REGISTER 1

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

BAB VII DASAR FLIP-FLOP

Bab XI, State Diagram Hal: 226

PERCOBAAN 4 FLIP-FLOP 2

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Review Kuliah. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto

Hanif Fakhrurroja, MT

COUNTER ASYNCHRONOUS

Kuliah#11 TKC-205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

FLIP - FLOP. Kelompok : Angga Surahman Sudibya ( ) Ma mun Fauzi ( ) Mudesti Astuti ( ) Randy Septiawan ( )

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

PERTEMUAN 10 RANGKAIAN SEKUENSIAL

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL 2013 / 2014

PERCOBAAN 6 COUNTER ASINKRON

BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori

Rangkaian Sequensial. Flip-Flop RS

BAB VII FLIP FLOPS. Gate-gate logika kombinatorial. Elemenelemen. memori. Input-input eksternal. Gambar 7.1 Diagram Sistem Digital Umum

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian

COUNTER ASYNCHRONOUS

MATERI RANGKAIAN SEKUENSIAL

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Operasi Counting Q 1 Q 2. Pulsa clock Belum ada pulsa Setelah pulsa # Setelah pulsa # 2

BAB 4 RANGKAIAN LOGIKA DIGITAL SEKUENSIAL. 4.1 Flip-Flop S-R

P E N C A C A H 7.1 Pencacah Berurutan dan tak berurutan

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL MODUL II RANGKAIAN SEQUENTIAL

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SISTEM KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN CHIP EPROM TUGAS AKHIR OLEH: DIMAS ANGGIT ARDIYANTO

PERCOBAAN 2. FLIP-FLOP

Rangkaian Sekuesial. [Rangkaian Sekuensial] BAB V

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

BAB III PERANCANGAN SISTEM

= = = T R = sifat memori. 2. Monostable. Rangkaian. jadi. C perlahan naik. g muatan. pulsa. Lab Elektronika. terjadi di. Industri. Iwan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

Peraga 7-segmen berfungsi untuk menampilkan angka 0 sampai 9. Segmen-segmen diberi label : a, b, c, d, e, f dan g.

DASAR-DASAR RANGKAIAN SEKUENSIAL 2

Konsep dasar perbedaan

Percobaan 7 REGISTER (PENCATAT) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MATERI SITEM MIKROPROSESOR X TAV, XT ELIN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ORGANISASI SISTEM KOMPUTER (MI) KODE / SKS KK /2

Percobaan 5 FLIP-FLOP (MULTIVIBRATOR BISTABIL) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Arithmatika Komputer. Pertemuan 3

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

Finite State Machine (FSM)

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER

Simple As Possible. SAP 1 ( Simple As Possible) Arsitektur 11/18/2011. Referensi :

Transkripsi:

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER 8.1 Register Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana tidak lebih dari sebuah penyimpan kata biner. Jenis lainnya dapat mengubah kata yang tersimpan dengan menggeser bitbitnya ke kiri dan ke kanan, dan lain-lain. 8.1.1 Register Buffer Register buffer adalah jenis register yang laing sederhana, yang hanya berfungsi untuk menyimpan kata digital. Gambar 8.1 Register Bufer Terkendali Gambar di atas menunjukkan sebuah register buffer terkendali dengan CLR aktif tinggi. Apabil CLR tinggi, semua flip-flop mengalami reset dan data yang tersimpan menjadi : Q = 0000. Ketika CLR kembali ke keadaan rendah, register telah siap beroperasi. LOAD merupakan masukan kendali yang menentukan operasi rangkaian. Apabila LOAD rendah, bit-bit X tidak dapat mencapai flip-flop. Pada waktun yang sama, sinyal komplemennya LOAD merupakan keadaan logika tinggi. Sinyal ini menyebabkan keluaran setiap flip-flop diumpanbalikkan ke masukannya. Setiap kali

system flip-flop menerima masukan, data akan tetap dipertahankan dalam system flipflop. Dengan kata lain, isi register tidak berubah selama sinyal LOAD dalam keadaan rendah. Apabila LOAD tinggi, isi kelompok bit X disalurkan ke masukan-masukan data, dan setelah tepi positif berikutnya bit-bit X dimasukkan dan data yang tersimpan menjadi : Q 3 Q 2 Q 1 Q 0 = X 3 X 2 X 1 X 0 Ketika LOAD kembali kepada keadaan rendah, data tadi telah tersimpan dengan aman. Ini berarti bit-bit X dapat berubah tanpa mengganggu kata yang telah tersimpan tadi. 8.1.2 Shift Register Shift register (register geser) merupakan rangkaian logika yang mempunyai fungsi untuk menyimpan data input secara berkala dan memindahkannya ke bit berikutnya melalui pulsa clock. Sebenarnya suatu shift register bertugas untuk memindahkan data secara seri bit per bit. Pemindahan data secara paralel merupakan sifat tambahan yang disertakan untuk menjadikan register tersebut menjadi lebih luwes. Shift register dapat digunakan sebagai antarmuka dengan perangkat I/O serial dan juga digunakan di dalam ALU (Aritmatika Logic Unit) suatu komputer untuk melakukan fungsi pergeseran dan rotasi logika. Gambar 8.2 Rangkaian Shift Register dengan Input Serial Rangkaian di atas adalah rangkaian register geser kanan dengan input serial. Sebagaimana terlihat, setiap keluaran Q mengaktifkan masukan D dari setiap flip-flop yang sebelumnya. Setiap kali ada sinyal clock tepi negative, but-bit yang tersimpan bergeser satu posisi ke kanan. 110

Contoh : Misalkan D in = 1 Pada kondisi awal Q = 0000 Pada tepi negative sinyal clock yang pertama, flip-flop paling kiri akan aktif dan kata yang tersimpan menjadi : Q = 1000 Pada tepi negative yang berikutnya isi register menjadi : Q = 1100 Tepi negative ketiga, isi register menjadi : Q = 1110 Tepi negative yang keempat, isi register menjadi : Q=1111 Data yang tersimpan pada register akan tetap 0001 selama D in berlogika 1. Jika D in diberi logika rendah, maka proses yang sama ketika diberikan logika 1 akan berulang, yaitu bit-nya akan bergeser ke kanan bit-per-bit setiap ada tepi negative sinyal clock. Gambar 8.3 merupakan rangkaian shift register dengan input parallel. Inputinput parallel diberikan pada input asinkron preset. Bit S5 diberi logika 0, yang berarti J berlogika 0 dan K berlogika 1. Hal ini menyebabkan flip-flop untuk bit MSB dalam keadaan reset, sehingga dalam hal ini pemberian input serial tidak bisa dilakukan. Untuk memberikan input secara parallel dapat dilakukan dengan memberikan input 1 atau 0 pada S3, S2, S1, dan S0. Tetapi sebelumnya harus dipastikan bit B6 berlogika 1, sehingga ketika S3, S2, S1, dan S0 diberikan logika 1 maka keempat flip-flop tersebut berada dalam keadaan set. Sebaliknya ketika S3, S2, S1, dan S0 diberikan logika 0 maka keempat flip-flop tersebut berada dalam keadaan reset. Jadi, flip-flop akan diset atau direset tergantung kepada nilai logika yang diberikan pada input-input asinkron flip-flop tersebut. Setelah input-input parallel diberikan kepada setiap flip-flop, maka bit-bit tersebut akan bergeser ke kanan setiap datang sinyal clock. Sinyal clock hanya bisa mentrigger register ketika bit S6 berlogika 1. 111

Gambar 8.3 Rangkaian Shift Register dengan Input Paralel 8.2 Counter Counter adalah sebuah register yang nilainya dapat dinaikkan 1 (satu) modulus. Suatu register yang disusun oleh n buah flip-flop, dapat menghitung sampai dengan 2 n - 1. Bila counter ditingkatkan melebihi nilai maksimumnya, maka akan disetel kembali ke-0. Counter dapat berbentuk asinkon atau sinkron, tergantung cara beroperasinya. Counter asinkron relatif lebih lambat karena output sebuah flip-flop akan menyebabkan perubahan pada status flip-flop yang berikutnya. Pada counter sinkron, seluruh flip-flop berubah statusnya pada saat yang bersamaan. Counter asinkron dikenal juga sebagai ripple counter, karena bertambahnya counter berawal pada sebuah sisi dan merambat (ripple) ke sisi lainnya. Ripple counter memiliki kekurangan pada delay yang terjadi dalam perubahan nilai yang proporsional dengan panjangnya counter. Untuk mengatasi kekurangan ini, digunakan counter sinkron, dimana seluruh flip-flop counternya berubah pada saat yang bersamaan. Untuk penggunaan pada CPU, lebih cocok menggunakan counter sinkron. 112

Gambar 8.3 Counter Asinkron 4-bit Gambar 8.4 Counter Sinkron 4-bit Diagram waktu untuk counter : Gambar 8.5 Counter Sinkron 4-bit 113

8.3 Soal-soal Latihan 1. Sinyal clock yang menggerakkan pencacah lingkar/putar 6 bit memiliki frekuensi 1 MHz. a. Berapa lamakah setiap bit pewaktuan akan bertahan pada tingkat logika tinggi? b. Berapa waktu yang diperlukan untuk memutar melalui semua kata lingkar dari pencacah? 2. Rancanglah sebuah counter biner yang dapat menghitung dari 0 (nol) sampai dengan hasil penjumlahan 2 (dua) digit akhir NIM anda. Catatan : Jika penjumlahan 2 digit akhir NIM anda menghasilkan 0 (nol), jumlahkah 3 (tiga) digit akhir. 3. Rancanglah sebuah rangkaian up-down counter 3 bit! 4. Sebuah system terdiri dari 8 sub system. Sistem tersebut digerakkan oleh sebuah pencacah putar (ring counter) dimana hanya 1 sub system yang bekerja pada satu saat. a. Jika dalam satu kali putaran masing-masing sub system bekerja selama 0,5 µs, berapakah frekuensi dari sinyal clock yang dibutuhkan untuk menggerakkan system tersebut? b. Berapa lama waktu yang diperlukan agar system bekerja satu kali putaran? 114

COUNTER MODULUS 10 RING COUNTER 115