BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK BEED SHEET CLIP DI PT. HASTA PRIMA INDUSTRI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan perindustrian di Indonesia semakin maju

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat masalah dalam pemenuhan pemesanan. Mereka tidak dapat. memenuhi pemesanan yang sudah diterima dari pelanggan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

PROSES PEMBENTUKAN REBOUND SEAT 2CF UNTUK HONDA BRIO DI PT. RACHMAT PERDANA ADHIMETAL

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

DISUSUN OLEH: ANGGA SATRIA GUSTI /

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT

MEMPELAJARI KUALITAS MESIN CUCI PADA PT.PANASONIC MANUFACTURING INDONESIA

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

BAB I PENDAHULUAN. dan juga semakin jeli dalam memilih produk. Hal ini mulai membuat industri

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. IGLAS (PERSERO) DISUSUN OLEH : 1. ANDREAS JONATHAN LIBERTY SOPAHELUWAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan cepatnya. Persaingan antar

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Proposal Jasa Maintenance CCTV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi bidang usaha di Indonesia cepat berubah, banyak perusahaan yang jatuh

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diproduksi dan terjual di Indonesia masih tetap mengalami trend peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jika tidak ditangani dengan baik. Klaim yang tidak ditangani dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perindustrian juga turut mengalami kemajuan pesat. Kemajuan ini mendorong

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

Bab V Kesimpulan dan Saran 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang kompetitif bagi industri-industri didalamnya.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHAHULUAN I.1


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ABSTRACT...

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING INK EJECT PADA PT. TECHNO INDONESIA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH STUDI LAPANGAN. IDENTIFIKASI MASALAH - Penanggulangan cacat machinning yang paling dominan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

PT. KARYA BAJA SEMPANA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PROSES PEMBUATAN CLAMPER COMP TH CABLE UNTUK SEPEDA MOTOR PT. ADHI WIJAYACITRA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

Systematic Layout Planning

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan elektronik Korea yang berada di Indonesia. Pro Tec sendiri merupakan perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia, sehingga mempunyai dukungan pengetahuan dan teknologi dari Korea yang dapat digunakan untuk memperluas bisnis di Indonesia. Pro Tec memulai bisnisnya dengan mengembangkan assembly untuk guide roller yang digunakan dalam V.C.R (pemutar video) dan camcorder (kamera perekam video). Setelah beberapa tahun berjalan, Pro Tec memulai kegiatan bisnisnya pada metal press (pencetakan metal) khususnya untuk komponen-komponen elektronik. Saat ini Pro Tec bergerak di industri manufaktur khususnya press and dies, untuk pencetakan komponenkomponen yang terdapat pada alat-alat elektronik seperti kulkas, Digital Video Player (DVD), pemutar video, dan beberapa alat elektronik lainnya. PT Pro Tec Indonesia memiliki beberapa pelanggan utama seperti pada Tabel 2.1. 6

7 Tabel 2.1 PT Pro Tec Indonesia Main Customers PT LG Electronics Indonesia PT Samsung Electronics Indonesia PT Sharp Yasonta Indonesia PT Hartono Istana Teknologi PT KGEO Electronics Indonesia PT Kepsonic PT Isogai PT Dae Young Indonesia PT Sunshine Technica PT Galva Kami Industry Sumber: PT Pro Tec Indonesia Tabel 2.2 Informasi PT Pro Tec Indonesia Berdiri Desember 2001 Modal USD 1.350.000 Besar Pabrik Pegawai Daya Listrik Produk Utama Luas Tanah 3.000 m2 Luas Bangunan 2.249 m 2 120 Orang 500 KVa Manufaktur mould Metal Stamping Perakitan (Connector, Fe Head) Sumber: PT Pro Tec Indonesia

8 Tabel 2.3 Tonggak Bersejarah PT Pro Tec Indonesia Pendirian dan Pendaftaran Perusahaan Desember 2001 Nama Perusahaan: PT Pro Tec Indonesia Alamat: Jl. Jababeka IV E Blok V-78 M Kawasan Industri Jababeka 1, Cikarang Bekasi Mengembangkan perakitan guide roller yang dapat digunakan Februari 2002 untuk VCR (pemutar video) dan camcorder (kamera perekam video) Februari 2003 May 2003 July 2003 May 2005 Memulai proses metal press khususnya untuk komponenkomponen elektronik Pengembangan Produk untuk perakitan connector Pengembangan Produk untuk memasuki pasar lokal dan bersaing dengan kompetitor lokal Melakukan produksi press & dies untuk kulkas, DVD, VCR, dan komponen untuk alat eletronik lainnya Sumber: PT Pro Tec Indonesia

9 2.2 Visi & Misi Perusahaan 2.2.1 Visi Mempunyai visi pada masa depan untuk menjadikan perusahaan yang mendapatkan, Trust (kepercayaan) Loyalty (loyalitas) Prestige(keberhasilan) dari pelanggan, karena dengan kepercayaan dan loyalitas dari pelanggannya, PT Pro Tec Indonesia akan mendapatkan keberhasilan dalam upayanya untuk menjadi yang terdepan. 2.2.2 Misi Sebagai pendukung visi dari Pro Tec maka terdapat misi yang akan dijalankan, yaitu dengan: Menggunakan Teknologi yang canggih Menghasilkan produk yang terbaik Memberikan harga yang termurah Mengirim produk dengan waktu tercepat Mengutamakan kualitas

10 2.3 Struktur Organisasi Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Pro Tec Indonesia Sumber: PT Pro Tec Indonesia Dalam kegiatan bisnis pada PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) terdapat struktur organisasi yang harus dipatuhi oleh semua pegawai perusahaan tersebut. PT Pro Tec Indonesia dipimpin oleh seorang President Director, dan diwakili oleh seorang Director. Pro Tec memiliki tiga kegiatan bisnis utama yaitu, produksi, engineering, dan general affair. Dari tiga kegiatan bisnis tersebut terdapat divisi-divisi dimana proses bisnis pada PT Pro Tec Indonesia berlangsung.

11 2.4 Waktu Kerja Karyawan Waktu kerja karyawan pada PT Pro Tec Indonesia dapat mencapai 3 Shift apabila terdapat permintaan yang tinggi dari pelanggan, dan perusahaan ingin mengejar target. Namun, apabila permintaan dari pelanggan stabil dan tidak tinggi maka hanya 1 Shift yang digunakan. 1 Shift pada PT Pro Tec berdurasi kurang lebih 8 s/d 9 jam kerja, tergantung jumlah hari kerja dalam waktu satu minggu. Tabel dibawah akan menggambarkan durasi kerja karyawan pada PT Pro Tec. Penambahan shift 2 dan 3 dilakukan apabila perusahaan ingin mengejar dead-line atau pada saat permintaan dari pelanggan menumpuk. Pada saat observasi dilakukan perusahaan sedang menjalankan hanya satu Shift dalam kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan karena permintaan produksi tidak terlalu tinggi. 2.5 Production Divisi produksi dibagi menjadi empat sub-divisi pada PT Pro Tec, empat sub- Divisi tersebut adalah sub-divisi Mould & Tool, Press, Assembly, dan Maintenance. Tiga sub-divisi pada PT Pro Tec yaitu Mould & Tool, Press dan Assembly ada karena perusahaan tersebut memiliki produk utama antara lain, Manufacture Mould, Metal Stamping, dan Fe Head Assembly. Sub-Divisi Mould & Tool akan menangani mulai dari pemeriksaan jig or dies atau cetakan yang digunakan untuk membuat manufacture mould dan metal stamping, sampai penanganan apabila terjadi kerusakan pada cetakan tersebut. Mould & Tool akan bekerja sama dengan divisi maintenance apabila terjadi permasalah dengan proses produksi yang disebabkan oleh rusaknya cetakan dan mesin cetakan tersebut. Sub-Divisi Press bertugas untuk mengawasi jalannya produksi, khususnya pada proses pengerjaan stamping atau pencetakan. Divisi ini akan menjalankan proses

12 produksi apabila set-up telah dinyatakan valid. Selama berjalannya proses produksi divisi Press akan terus bekerja menghasilkan produk sampai kapasitas produksi telah terpenuhi. 2.5.1 Data Produksi Berdasarkan data produksi PT Pro Tec Indonesia pada bulan Oktober 2006 berikut adalah diagram Pareto dari part-part berdasarkan presentase cacat tertinggi di dalam perusahaan tersebut. Pareto Chart of Part 100 80 100 80 Count 60 40 60 40 Percent Part 20 0 Bushing 7x3 Bushing 7x8 Cover 1 Bushing 7x6 Terminal 1 Ground Rear DVD Body 1 Ground Plate VCR Comp Base Other Count 18,36 16,61 13,75 12,45 10,05 9,89 9,63 3,87 2,93 2,47 Percent 18,4 16,6 13,7 12,4 10,0 9,9 9,6 3,9 2,9 2,5 Cum % 18,4 35,0 48,7 61,2 71,2 81,1 90,7 94,6 97,5 100,0 20 0 Gambar 2.2 Diagram Pareto Part PT Pro Tec Indonesia Sumber: PT Pro Tec Indonesia Dapat dilihat pada Gambar 2.2 bahwa part Bushing 7x3 yang dihasilkan oleh Pro Tec memiliki nilai presentase cacat tertinggi dari part-part lainnya. Diagram Pareto diatas merupakan perhitungan dari frekuensi cacat (NG) yang terdapat pada produk dibagi frekuensi produk yang diterima (OK). Perhitungan dari Diagram Pareto diatas dapat dilihat pada LII.5 (Lampiran 2).

13 2.5.2 Proses Produksi Bushing 7x3 merupakan komponen yang diproduksi PT Pro Tec sebagai komponen motor dinamo untuk compressor. Bahan baku Bushing 7x3 merupakan metal coil atau gulungan plat besi yang memiliki spesifikasi jenis material SPTE atau ASTM 624/626 menurut standar Amerika. Electrolytic Tin Plate (SPTE) merupakan gulungan besi plat hitam yang diberikan lapisan tin (besi tipis). Lapisan tin tersebut berfungsi sebagai pelindung dari korosi atau karat. Gambar 2.3 Mesin Feeder Metal Coil Sumber: Hasil Penelitian (2007) Metal coil yang digunakan sebagai bahan baku akan dimasukkan ke dalam mesin feeder (Gambar 2.3) agar gulungan dapat ditarik (Gambar 2.4) kemudian dicetak sehingga proses produksi terjadi secara progressive atau terus menerus.

14 Gambar 2.4 Metal Coil sedang ditarik Sumber: Hasil Penelitian (2007) Setelah melewati mesin feeder gulungan besi tersebut akan di press dengan menggunakan mesin Press CS (Gambar 2.5). Mesin Press CS menggunakan jig atau dies (Gambar 2.6) berdasarkan spesifikasi pelanggan, sehingga material yang di press akan dicetak dan langsung dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Gambar 2.5 Mesin Press CS Sumber: Hasil Penelitian (2007)

15 Gambar 2.6 Jig atau Dies Sumber: Hasil Penelitian (2007) 2.6 Quality Control Divisi Quality Control atau Manajemen Mutu pada PT Pro Tec Indonesia bertanggung jawab untuk segala kualitas produk yang dihasilkan, mulai dari penerimaan bahan baku sampai produk tersebut menjadi barang jadi. Kepuasan pelanggan menjadi tujuan utama dari Divisi Quality Control, karena dengan adanya barang yang cacat, pelanggan akan memberikan keluhan kepada perusahaan. Apabila ada pelanggan yang mengeluh maka produk tersebut harus diperbaiki sehingga mengeluarkan biaya tambahan kepada perusahaan. Oleh karena itu Divisi Quality Control memiliki peranan yang penting dalam menjaga kualitas dan mutu produk Pro Tec. Agar Divisi Quality Control dapat menjalankan tugasnya untuk menjaga kualitas dan mutu produk Pro Tec dengan hasil yang optimal, maka Quality Control dibagi menjadi tiga sub-divisi, yaitu Incoming Quality Control (IQC), Line Quality Control (LQC), dan Outgoing Quality Control (OQC). Ketiga sub-divisi tersebut memiliki

16 peranan tersendiri dalam menjaga kualitas dan mutu produk, agar dapat diterima oleh pelanggan Pro Tec. 2.6.1 Incoming Quality Control Sebelum bahan baku memasuki lantai produksi, bagian Incoming Quality Control (IQC) harus melakukan inspeksi terhadap bahan tersebut. IQC akan menerima bahan baku dari supplier dan kemudian IQC akan memeriksa dimensi, dan visual dari bahan baku yang dikirim. Bahan baku yang lolos inspeksi IQC akan ditandai dan kemudian disimpan ke dalam gudang bahan baku, dan bahan baku yang tidak lolos inspeksi IQC akan dikembalikan ke supplier dan dibuatkan surat menyatakan bahwa barang tersebut tidak memenuhi standar Pro Tec. Bahan baku yang lolos akan disimpan di dalam gudang bahan baku sampai dibutuhkan untuk proses produksi. 2.6.2 Line Quality Control Line Quality Control (LQC) akan melakukan inspeksi awal sebelum proses produksi dimulai. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap hasil produksi pada awal mesin startup. Apabila hasil produk pada saat set-up awal tidak valid, maka LQC akan memanggil Divisi Produksi yaitu Bagian Maintenance, Moulding & Tools, atau Press, tergantung dimana sebab kerusakan terjadi. Apabila set-up dinyatakan valid oleh LQC maka proses produksi dapat berjalan. Kemudian LQC akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap proses produksi dalam waktu yang telah ditentukan inspektur LQC (setiap 15 menit atau setiap 30 menit). Apabila terdapat cacat visual dari hasil proses produksi, maka satu lot akan dipisahkan, namun apabila terdapat cacat dimensi dari hasil proses produksi, maka proses produksi harus dihentikan. LQC kemudian akan membuat

17 suatu laporan permasalahan dan akan diberikan kepada Supervisor Produksi dan Leader Produksi. Proses produksi akan tetap berjalan apabila tidak terdapat cacat dimensi pada barang hasil produksi. LQC bertugas untuk menjaga mutu dan kualitas pada saat proses produksi mulai sampai proses produksi berhenti. Hasil inspeksi dari LQC akan menentukan produk jadi Pro Tec, sehingga pada tahap ini LQC harus memeriksa segala hasil produksi dengan teliti. Metode Pengendalian Mutu LQC Dalam waktu kurang lebih 15 s/d 30 menit, hasil dari cetakan mesin Press CS yaitu Bushing 7x3 akan diperiksa berdasarkan visual dan spesifikasi. Inspeksi pertama setelah proses produksi berjalan lancar, diambil dalam waktu 15 menit dan berjumlah 5 sampel, apabila staf Line Quality Control (LQC) tidak melihat adanya masalah yang signifikan dari hasil pemeriksaan maka ia dapat melakukan pemeriksaan 30 menit kemudian dengan jumlah sampel yang sama. Namun apabila LQC mencurigai adanya masalah maka ia dapat mempercepat waktu pemeriksaan sampai 15 menit. LQC dapat menghentikan proses produksi apabila permasalahan pada spesifikasi terjadi pada produk, contohnya cacat fisik atau ukuran tidak sesuai dan dapat mempengaruhi fungsi dari komponen. Apabila yang terjadi merupakan permasalahan pada visual seperti perubahan pada warna, maka hasil produksi sebanyak satu batch atau produk yang dihasilkan diantara pemeriksaan tersebut akan dipisahkan dan akan dilakukan 100% inspection.

18 Gambar 2.7 Digital Caliper Sumber: Hasil Penelitian (2007) Pengukuran dalam inspeksi part Bushing 7x3 menggunakan Digital Caliper (Gambar 2.7) dan Projector (Gambar 2.8). Namun karena pengukuran dilakukan di lantai produksi, maka pengukuran lebih sering menggunakan Digital Caliper. Pengukuran dilakukan dengan Digital Caliper karena alat tersebut mudah untuk dibawa dibandingkan Projector. Gambar 2.8 Projector Sumber: Hasil Penelitian (2007)

19 2.6.3 Outgoing Quality Control Produk Pro Tec yang telah melewati proses produksi akan disimpan di dalam gudang barang jadi. Namun sebelum produk tersebut dikirim ke pelanggan Outgoing Quality Control (OQC) harus memeriksa kembali produk tersebut. Hal ini dilakukan untuk meminimasi produk cacat yang diterima oleh pelanggan, sehingga pelanggan puas dengan hasil produksi dari PT Pro Tec Indonesia. OQC akan memeriksa jadwal pengiriman produk yang didapatkan dari Divisi PPIC (Planning). Setelah mengetahui berapa dan kapan suatu produk akan dikirim, OQC kemudian akan mengambil sampel berdasarkan AQL dari lot yang akan dikirim. Lot yang lolos pemeriksaan OQC akan ditandai dan kemudian disimpan kembali sampai tanggal pengiriman. Lot yang gagal melewati inspeksi OQC akan dinyatakan pending, sehingga lot tersebut tidak dapat dikirim. OQC kemudian akan melakukan inspeksi 100% terhadap lot yang gagal. 2.7 Quality Policy Dalam usahanya untuk menjadi perusahaan mendapatkan kepercayaan dan loyalitas penuh dari pelanggannya, Pro Tec membuat sebuah quality policy (aturan mutu). Aturan mutu dari PT Pro Tec Indonesia untuk membuat nyata quality management adalah: Membuat pelanggan merasa puas dengan memberikan kualitas dan jasa yang terbaik. Membuat suatu sistem manajemen mutu yang sistematis untuk mengikuti aturan mutu. Melakukan peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas dengan aktivitas perbaikan secara terus menerus.