Fitra R.A. et al., Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III METOE PENELITIAN. penelitian ini, hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KE - 1. : 6 jam pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Rosandys dkk : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis

Camellia Iveny Sayogi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB III METODE PENELITIAN

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI DIMENSI TIGA

BAB III METODE PENELITIAN. hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. atau biasa disebut Quasi Eksperimen. Karena pada penelitian ini, peneliti

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12

Efektivitas Model Pengajaran Langsung Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Kristen Dende. Rubianus. Abstrak

IV. METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

PENDUGA RASIO UNTUK RATA-RATA POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL VARIABEL BANTU PADA PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA DAN PENGATURAN PERINGKAT MEDIAN

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan,

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

Definisi Integral Tentu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER KREATIF DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

Transkripsi:

1 Aalisis Kemampua Pemecaha Masalah Matematika Berdasarka Taksoomi SOLO pada Sub Pokok Bahasa Balok Siswa Kelas VIII-H SMP Negeri 7 Jember (The Aalysis of Mathematical Problem Solvig Abilities Based o SOLO Taxoomy for Geometry Beam Sub Chapter of VIII-H at SMP Negeri 7 Jember) Fitra Rizki Azizah, Hobri, Arika Idah K. Pedidika Matematika, Fakultas Kegurua da Ilmu Pedidika, Uiversitas Jember (UNEJ) Jl. Kalimata 37, Jember 6811 E-mail: hobri1973@gmail.com Abstrak Tujua peelitia ii adalah utuk medeskripsika kemampua pemecaha masalah matematika siswa kelas VIII-H SMP Negeri 7 Jember berdasarka tigkata pada taksoomi SOLO pada sub pokok bahasa balok. Peelitia ii merupaka jeis peelitia deskriptif dega pedekata kualitatif. Metode pegumpula data yag diguaka atara lai tes da wawacara. Subjek peelitia adalah empat siswa kelas VIII-H yag telah dikategorika dalam tigkata meurut taksoomi SOLO yaitu uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. Dalam peelitia ii aalisis data yag dilakuka megguaka aalisis deskriptif. Data yag diaalisis pada peelitia ii atara lai lembar jawaba tes pemecaha masalah siswa da hasil wawacara. Hasil peelitia meujukka bahwa berdasarka tes pemecaha masalah, siswa yag mecapai tigkat uistruktural haya mampu memeuhi idikator yag terdapat pada tigkata uistruktural yaitu megguaka iformasi yag tersedia dalam soal utuk medapatka solusi peyelesaia. Siswa yag mecapai tigkat multistruktural mampu memeuhi idikator yag terdapat pada tigkata uistruktural da multistruktural yaitu megguaka dua iformasi atau lebih utuk medapatka solusi peyelesaia da meetuka rumus implisit utuk meyelesaika permasalaha. Siswa yag mecapai tigkat relasioal mampu memeuhi idikator yag terdapat pada tigkat uistruktural, multistruktural, da relasioal yaitu meetuka ekstra iformasi dalam permasalaha yag dapat diguaka utuk meetuka peyelesaia akhir. Siswa yag mecapai tigkat abstrak yag diperluas dapat memeuhi idikator keempat tigkata yaitu uistruktural, multistruktural, relasioal da abstrak yag diperluas yaitu megguaka prisip umum yag abstrak dari soal utuk medapat iformasi baru da membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi pada soal utuk meemuka peyelesaia akhir. Kata kuci: Balok, Kemampua pemecaha masalah, Taksoomi SOLO. Abstract The purpose of this research is to describe the studets' mathematical problem solvig abilities of VIII-H Grade at SMP Negeri 7 Jember based o level SOLO taxoomy for geometry beam sub chapter. This research is a descriptive study with qualitative approach. Data collectio methods used are test ad iterviews. The subject of this research are four studets of VIII-H Grade who has categorized by level i SOLO taxoomy cosist of uistructural, multistructural, relatioal, ad exteded abstract. I this research, data aalysis is performed usig descriptive aalysis. The aalyzed data i this study iclude the studets' achor paper of problem solvig test ad the result of iterview. The results of this research showed that based o the problem solvig test, studet who reached uistructural level oly capable to fulfill the idicator of uistructural level which is use the iformatio i the text to get the solutio. Studet who reached multistrucktural level is capable to fulfill the idicators of uistructural ad multistuctural level which is use two or more iformatio to get the solutio ad decided the implicit formula to solve the problem. Studet who reached relatioal level is capable to fulfill the idicators of uistructural, multistructural, ad also relatioal level which is determie extra iformatio from the problem that ca be used to decide the fial solutio. Studet who reached exteded abstract level is capable to fulfill the four levels of SOLO taxoomy which cosist of uistructural, multistructural, relatioal, ad exteded abstract by use the abstract of geeral priciple based o the problem to get the ew iformatio ad built hypothesis to fid the fial solutio Keywords: Geometry beam, Problem solvig abilities, SOLO taxoomy. ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7

Pedahulua Kemampua pemecaha masalah adalah salah satu kompetesi yag harus dicapai siswa utuk mecapai tujua pembelajara matematika. Pemecaha masalah merupaka suatu proses kogitif dalam mecari solusi atau cara peyelesaia yag tepat utuk mecapai suatu tujua [4]. Kemampua kogitif merupaka kemampua yag melibatka pegetahua da pegembaga keterampila itelektual siswa. Tiap tahap kogitif terdapat respo yag sama da maki meigkat dari yag sederhaa sampai yag komplek, teori tersebut dikeal dega Structure of the Observed Learig Outcome (SOLO) atau struktur dari hasil belajar yag diamati [3]. Taksoomi SOLO diguaka utuk megklasifikasika kemampua siswa dalam merespo suatu masalah mejadi lima tigkata berbeda da bersifat hirarkis yaitu, prasturktural, uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. Berdasarka tigkata dalam taksoomi SOLO tersebut, dapat disusu sebuah soal pemecaha masalah yag diikuti beberapa pertayaa dari tigkat yag palig sederhaa higga yag rumit. Setiap pertayaa tersebut meggambarka dari empat tigkat pealara berdasarka taksoomi SOLO yaitu uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. Pada tigkat uistruktural, siswa dapat megguaka sebuah iformasi yag terdapat pada soal utuk medapatka peyelesaia. Pada tahap multistruktural, siswa dapat megguaka dua atau lebih iformasi pada soal da meetuka rumus implisit utuk medapatka peyelesaia. Pada tigkat relasioal, siswa dapat meetuka ekstra iformasi dalam permasalaha yag dapat diguaka utuk medapatka peyelesaia akhir. Pada tigkat abstrak yag diperluas, siswa dapat megguaka prisip umum yag abstrak dari soal da membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi pada soal utuk meyelesaika permasalaha. Berdasarka uraia di atas, maka dalam peelitia ii dipilihlah judul Aalisis Kemampua Pemecaha Masalah Matematika Berdasarka Taksoomi SOLO pada Sub Pokok Bahasa Balok Siswa Kelas VIII-H SMP Negeri 7 Jember. Peelitia ii dilakuka pada siswa kelas VIII-H SMP Negeri 7 Jember. Subjek yag diambil yaitu empat orag siswa yag masig-masig mewakili tigkat kemampua dalam taksoomi SOLO yaitu siswa dega tigkat uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. Hal ii bertujua utuk medeskripsika kemampua pemecaha masalah matematika berdasarka taksoomi SOLO, sehigga guru megetahui bagaimaa kemampua siswa dalam memecahka masalah matematika da agar bisa segera memahami kekuraga siswa da memberi tidaka kepada mereka. Metode Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kualitatif. Peelitia deskriptif meggambarka apa adaya tetag suatu variabel, gejala atau keadaa [1]. Peelitia dega pedekata kualitatif lebih meekaka aalisisya pada proses peyimpula deduktif da iduktif serta pada aalisis terhadap diamika hubuga atar feomea yag diamati dega megguaka logika ilmiah []. Dalam peelitia ii ada empat siswa yag dipilih sebagai subjek peelitia yag masig-masig siswa tersebut tergolog dalam tigkat uistruktural (S1), multistruktural (S), relasioal (S3), da abstrak yag diperluas (S4). Peetua empat subjek ii didasarka pada hasil tes pemecaha masalah yag telah diberika sebelumya. Utuk mempermudah dalam melaksaaka peelitia ii maka diperluka alur peelitia seperti pada Gambar 1. Dari baga pada Gambar 1 dapat dijelaska lagkahlagkah peelitia yaitu: 1. Pedahulua, pada tahap ii yag dilakuka yaitu meetuka daerah peelitia, membuat surat iji peelitia, berkoordiasi dega guru tempat peelitia utuk melaksaaka jadwal pelaksaaa peelitia serta memilih subjek peelitia S1, S, S3, da S4.. Pembuata istrume, pada tahap ii yag dilakuka adalah membuat istrume tes pemecaha masalah yag terdiri dari 4 soal cerita berisi permasalaha yag berkaita dega luas permukaa da volume balok serta pedoma wawacara. 3. Pegujia validitas, pada tahap ii dilakuka validasi terhadap istrume tes pemecaha masalah da pedoma wawacara. Validasi dilakuka oleh orag dose Pedidika Matematika FKIP Uiversitas Jember da 1 orag guru SMP Negeri 7 Jember. 4. Pegaalisisa data hasil validitas, pada tahap ii dilakuka aalisis hasil validitas. Jika memeuhi kriteria valid maka aka lajut pada lagkah selajutya, jika tidak aka dilakuka revisi da uji validitas kembali. 5. Pegujia Reliabilitas, pada tahap ii tes pemecaha masalah yag telah divalidasi diujika pada kelas lai yaitu kelas VIII-F. 6. Pegaalisisa data hasil uji reliabilitas, pada tahap ii dilakuka aalisis data yag diperoleh dari uji reliabilitas dega megguaka rumus alpha. Apabila memeuhi kriteria tes yag reliabel maka tes pemecaha masalah tersebut dapat diguaka utuk peelitia. Namu jika belum reliabel maka aka dilakuka revisi da uji reliabilitas kembali. 7. Pegumpula data, dilakuka dega melakuka tes pemecaha masalah pada sub pokok bahasa balok di kelas VIII-H utuk megetahui tigkat kemampua pemecaha masalah matematika siswa. 8. Pemiliha subjek peelitia, pada tahap ii hasil tes pemecaha masalah siswa dikelompokka sesuai tigkat kemampua pemecaha masalah berdasarka taksoomi SOLO yaitu uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas [5]. Setelah itu dipilih 4 siswa dari masig-masig tigkata utuk diwawacara gua memperoleh aalisis yag lebih medalam. 9. Wawacara, pada tahap ii dilakuka wawacara kepada 4 siswa yag telah dipilih dari masig-masig tigkat kemampua pemecaha masalah berdasarka ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7

3 taksoomi SOLO utuk megkofirmasi jawaba dari tes pemecaha masalah yag sudah dikerjaka. 10. Pegaalisisa data, pada tahap ii dilakuka aalisis terhadap hasil pekerjaa siswa dari tes pemecaha masalah da wawacara yag telah dilakuka. Tujuaya adalah utuk medeskripsika kemampua pemecaha masalah matematika siswa berdasarka taksoomi SOLO pada sub pokok bahasa balok. 11. Peyimpula data, pada tahap ii dilakuka pearika kesimpula terhadap hasil aalisis data yag telah dilakuka pada tahap sebelumya. Mulai Kegiata Pedahulua Pembuata istrume tes pemecaha masalah da pedoma wawacara Uji Validasi istrume tes pemecaha masalah da pedoma wawacara Valid? Ya Uji reliabilitas tes pemecaha masalah Reliabel? Aalisis Data Hasil Wawacara Kesimpula Selesai Ya Pegumpula data Pemiliha Subjek Peelitia Wawacara Tidak Tidak Gambar 1. Prosedur Peelitia Revisi Revisi : Kegiata awal da akhir : Kegiata peelitia : Alur kegiata : Alur kegiata jika diperluka : Aalisis uji Pada peelitia ii metode yag diguaka meliputi metode tes, metode wawacara, da metode triagulasi. a. Metode tes Tes dalam peelitia ii megguaka tes pemecaha masalah sub pokok bahasa balok. Tes pemecaha masalah berisi 4 soal cerita permasalaha tetag kehidupa sehari-hari. b. Metode wawacara Wawacara yag diguaka pada peelitia ii adalah wawacara bebas terstruktur. Pewawacara bebas meayaka apa saja aka tetapi masih berpegag dega pedoma wawacara yag sudah dibuatya megigat aka data yag dikumpulka. Wawacara ii bersifat fleksibel da memugkika peeliti megikuti pemikira subjek tapa beralih dari tujua awal wawacara. Wawacara terdiri atas pertayaapertayaa yag merujuk pada tes pemecaha masalah berdasarka tigkata dalam taksoomi SOLO. Sebelum melakuka peelitia, peeliti melakuka validasi istrume tes pemecaha masalah da pedoma wawacara serta uji reliabilitas. Setelah medapatka data hasil validasi tes pemecaha masalah, kemudia meetuka ilai rata-rata total utuk semua aspek (Va). Nilai Va ditetuka utuk melihat tigkat kevalida tes pemecaha masalah. Kegiata peetua Va tersebut megikuti lagkah-lagkah berikut. Pertama meetuka rata-rata ilai hasil validasi dari semua validator utuk setiap aspek (Ii) dega megguaka rumus: Σ Ii= j=1 V Ii Vji = data ilai dari validator ke-j terhadap idikator ke-i, v = bayakya validator bsetelah memperoleh ilai Ii, kemudia ditetuka ilai rerata total utuk semua aspek Va dega megguaka rumus: Σ i=1 I i Va= Va = ilai rerata total utuk semua aspek, Ii = rerata ilai utuk aspek ke-i, = bayakya aspek Hasil ilai rerata total (Va) dibadigka dega kriteria atau tigkat kevalida istrume sebagai berikut. Nilai Va Va = 5 4 Va<5 3 Va<4 Va<3 1 Va< Tigkat Kevalida Sagat Valid Valid Cukup Valid Kurag Valid Tidak Valid Utuk uji reliabilitas, rumus yag diguaka adalah r 11 = 1 (1 Σσ i σ ) t r 11 = reliabilitas yag dicari Σ σ i σ t = jumlah varias skor tiap-tiap item = varias total = jumlah item soal Perhituga varias skor tiap soal diguaka rumus: Σ X Σ X i i σ N i = N σ i = varias skor tiap-tiap item N = jumlah peserta tes X i = skor butir soal Perhituga varias total diguaka rumus: ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7

4 ΣY ΣY σ N t = N σ t = varias total N = jumlah peserta tes Y = skor total Hasil r 11 dibadigka berdasarka kategori atau tigkat reliabilitas pada Tabel sebagai berikut. Tabel Kategori Reliabilitas Besarya r 11 Kategori 0,00<r 11 0,0 0,0<r 11 0,40 0,40<r 11 0,60 0,60<r 11 0,80 0,80<r 11 1,00 Reliabilitas sagat redah Reliabilitas redah Reliabilitas cukup Reliabilitas tiggi Reliabilitas sagat tiggi Hasil da Pembahasa Pegumpula data telah dilakuka pada taggal 17 Maret da 8, 0, 3 April 015 dega ricia kegiata pegumpula data utuk uji validitas istrume tes pemecaha masalah da pedoma wawacara, uji reliabilitas tes pemecaha masalah, da pegambila data dari subjek yag telah ditetuka utuk wawacara. a. Hasil Uji Validitas Tes Pemecaha Masalah Berdasarka hasil validasi tes pemecaha masalah, ilai rerata total (Va) utuk seluruh aspek dihitug berdasarka rerata ilai utuk setiap aspek (Ii). Berdasarka perhituga, diperoleh Va = 4,47. Nilai tersebut berada dalam retag 4 Va<5 sehigga termasuk dalam kategori valid. Pada kategori valid, soal tes tidak perlu dilakuka validasi kembali amu haya dilakuka revisi megeai tata bahasa sesuai dega sara revisi yag diberika oleh validator. Selajutya dilakuka uji reliabilitas sebelum tes diguaka utuk peelitia. b. Validasi pedoma wawacara Lembar validasi pedoma wawacara diserahka kepada tiga validator yaitu dua dari dose pedidika matematika da satu dari guru matematika SMP Negeri 7 Jember. Dari lembar validasi tersebut ketiga validator mejelaska bahwa pedoma wawacara yag dibuat dapat diguaka, amu ada sedikit perubaha terkait dega bahasa yag diguaka dalam kalimat taya harus lebih efektif da tidak ambigu. c. Hasil Uji Reliabilitas Tes Pemecaha Masalah Berdasarka perhituga uji reliabilitas dega rumus Alpha pada tes pemecaha masalah, diperoleh r 11 = 0,55. Berdasarka tabel kategori Iterval tigkat reliabilitas masuk pada retag 0,40<r 11 0,60 sehigga hal ii berarti koefisie reliabilitas tes pemecaha masalah memiliki reliabilitas sedag. Hal ii meujukka bahwa keempat soal yag dibuat sudah cukup dapat dipercaya utuk diguaka sebagai alat pegumpul data. d. Hasil Aalisis Kemampua Pemecaha Masalah Siswa Berdasarka Taksoomi SOLO Setelah dilakuka pegelompoka terhadap kemampua pemecaha masalah siswa berdasarka taksoomi SOLO yaitu kemampua tigkat uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas da diambil 4 siswa dari masig-masig tigkata maka dilakuka aalisis da diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Hasil S1 (Kemampua Tigkat Uistruktural) Berdasarka hasil pekerjaa S1 diketahui bahwa S1 dapat meuliska semua hal-hal yag ditayaka da yag diketahui dega tepat dalam permasalaha 1 sampai 4. Hal ii berarti S1 dapat memeuhi idikator tigkat uistruktural yaitu dapat megguaka sebuah iformasi yag tersedia dalam soal utuk medapatka solusi atau peyelesaia. Beralih ke pertayaa selajutya S1 tidak bisa meemuka solusiya. Hal ii ditadai dega lembar jawaba yag masih kosog. Ketika diwawacara bagaimaa cara yag diguaka utuk meyelesaika permasalaha S1 tidak dapat mejelaska jawabaya. S1 masih bigug utuk meetuka rumus yag diguaka utuk meghitug pajag keragka balok pada permasalaha 1, meghitug luas permukaa kado pada permasalaha da meghitug volume balok pada permasalaha 3 da 4. S1 dikataka belum dapat mecapai tigkat multistruktural karea tidak dapat memeuhi idikator yag terdapat pada tigkat multisrtuktural yaitu meetuka rumus secara implisit utuk meyelesaika permasalaha. Selai itu, S1 juga dikataka belum dapat mecapai tigkat relasioal da abstrak yag diperluas karea belum dapat memeuhi idikator tigkat relasioal yaitu mecari ekstra iformasi yag diguaka dari tiap permasalaha utuk meetuka jawaba. Selai itu S1 tidak dapat memeuhi idikator abstrak yag diperluas yaitu megguaka prisip umum yag abstrak dari soal da membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi dalam soal utuk medapatka peyelesaia akhir.. Hasil S (Kemampua Tigkat Multistruktural) Berdasarka pekerjaa S diketahui bahwa S dapat meuliska semua yag ditayaka da yag diketahui dega tepat dalam permasalaha 1 sampai 4 walaupu ada beberapa hal yag tidak ditulis amu ketika dikofirmasi melalui wawacara S dapat mejelaska kekuraga jwabayaya. Hal ii berarti S dapat memeuhi idikator tigkat uistruktural yaitu dapat megguaka sebuah iformasi yag tersedia dalam soal utuk medapatka solusi atau peyelesaia. Beralih ke pertayaa selajutya S juga dapat mejawab pertayaa megeai pajag kawat yag dibutuhka pada permasalaha 1 dega megguaka rumus yag sudah ada, meghitug luas permukaa balok da luas persegi pada permasalaha dega tepat, da meetuka volume balok dega megguaka rumus yag bear pada permasalaha 3 da 4. Pada saat ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7

5 wawacara S juga dapat mejelaska jawabaya dega baik. S dikataka dapat mecapai tigkat multistruktural karea dapat memeuhi idikator yag terdapat pada tigkat multisrtuktural yaitu meetuka rumus secara implisit utuk meyelesaika permasalaha. Utuk pertayaa selajutya S mulai kesusaha utuk meetuka jawabaya. Pada permasalaha 1, S masih belum dapat meetuka ekstra iformasi dalam soal yaitu pajag kawat yag dimiliki Fahri 10 m, sehigga S tidak dapat megguakaya utuk mejawab permasalaha yag ditayaka. Pada permasalaha, S tidak dapat meetuka jumlah kado yag dapat dibugkus dega megguaka ekstra iformasi yag sudah ia peroleh sebelumya yaitu megeai luas kertas kado da luas permukaa kado. Pada permasalaha 3, S tidak dapat meetuka ekstra iformasi yaitu megeai debit air yag megalir 3liter/meit sehigga ia tidak dapat meetuka waktu yag dibutuhka utuk megisi akuarium higga peuh. Pada permasalaha 4, S tidak dapat meetuka eksta iformasi yaitu harga gipsum per liter sehigga ia tidak dapat meetuka uag yag dikeluarka Galih utuk membuat gipsum. Maka dapat dikataka bahwa S belum dapat memeuhi idikator relasioal yaitu meetuka ekstra iformasi yag diguaka dari tiap permasalaha utuk meetuka jawaba.. Selai itu, S juga belum dapat memeuhi idikator abstrak yag diperluas yaitu megguaka prisip umum yag abstrak dari soal da membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi dalam soal utuk medapatka peyelesaia akhir. 3. Hasil S3 (Kemampua Tigkat Relasioal) Berdasarka pekerjaa S3 diketahui bahwa S3 dapat meuliska semua yag ditayaka da yag diketahui dega tepat dalam permasalaha 1 sampai 4 dega lacar da tepat. Hal ii berarti S dapat memeuhi idikator tigkat uistruktural yaitu dapat megguaka sebuah iformasi yag tersedia dalam soal utuk medapatka solusi atau peyelesaia. Beralih ke pertayaa selajutya S3 juga dapat mejawab pertayaa megeai pajag kawat yag dibutuhka pada permasalaha 1 dega megguaka rumus yag sudah ia ketahui sebelumya, meghitug luas permukaa balok da luas persegi pada permasalaha dega tepat, da meetuka volume balok dega megguaka rumus yag bear pada permasalaha 3 da 4. Pada saat wawacara S3 juga dapat mejelaska jawabaya dega lacar. Sehigga dapat dikataka S3 mecapai tigkat multistruktural karea dapat memeuhi idikator yag terdapat pada tigkat multisrtuktural yaitu meetuka rumus secara implisit utuk meyelesaika permasalaha. Utuk pertayaa selajutya S3 dapat meetuka solusi dari permasalaha yag diberika. Pada permasalaha 1, S3 dapat meetuka ekstra iformasi dalam soal yaitu pajag kawat yag dimiliki Fahri 10 m utuk meghitug keragka yag dapat dibuat. Pada permasalaha, S3 dapat meetuka jumlah kado yag dapat dibugkus dega megguaka ekstra iformasi yag sudah ia peroleh sebelumya yaitu megeai luas kertas kado da luas permukaa kado. Pada permasalaha 3, S3 dapat meetuka ekstra iformasi yaitu megeai debit air yag megalir 3liter/meit sehigga dapat meetuka waktu yag dibutuhka utuk megisi akuarium higga peuh. Pada permasalaha 4, S3 dapat meetuka eksta iformasi yaitu harga gipsum per liter sehigga ia tidak dapat meetuka uag yag dikeluarka Galih utuk membuat gipsum. Maka dapat dikataka bahwa S3 dapat memeuhi idikator relasioal yaitu meetuka ekstra iformasi yag diguaka dari tiap permasalaha utuk meetuka jawaba.. Ketika diberika permasalaha selajutya, S3 masih kurag memahami maksud soal sehigga hasil pekerjaaya masih kurag tepat dalam meetuka peyelesaia akhirya. Pada permasalaha 1 S3 kurag tepat dalam meetuka sisa kawat dari pembuata hal ii dikareaka ia tidak meghubugka iformasi yag abstrak yag ia peroleh dari pekerjaa sebelumya utuk medapatka jawabaya. Pada permasalaha, S3 juga masih kurag tepat dalam meetuka sisa kertas kado dari pembugkusa. Sama halya dega permasalaha 1 ia tidak meghubugka iformasi abstrak yag ia peroleh dari hasil pekerjaa sebelumya. Sehigga dapat dikataka bahwa S3 belum dapat memeuhi idikator abstrak yag diperluas yaitu megguaka prisip umum yag abstrak dari soal da membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi dalam soal utuk medapatka peyelesaia akhir. 4. Hasil S4 (Kemampua Tigkat Abstrak yag diperluas) Berdasarka pekerjaa S4 diketahui bahwa S4 dapat meuliska semua yag ditayaka da yag diketahui dega tepat dalam permasalaha 1 sampai 4 dega tepat. Hal ii berarti S4 dapat memeuhi idikator tigkat uistruktural yaitu dapat megguaka sebuah iformasi yag tersedia dalam soal utuk medapatka solusi atau peyelesaia. Beralih ke pertayaa selajutya S4 juga dapat mejawab pertayaa megeai pajag kawat yag dibutuhka pada permasalaha 1 dega megguaka rumus yag sudah ia ketahui sebelumya, meghitug luas permukaa balok da luas persegi pada permasalaha dega tepat, da meetuka volume balok dega megguaka rumus yag bear pada permasalaha 3 da 4. Pada saat wawacara S3 juga dapat mejelaska jawabaya dega baik. Sehigga dapat dikataka S4 mecapai tigkat multistruktural karea dapat memeuhi idikator yag terdapat pada tigkat multisrtuktural yaitu meetuka rumus secara implisit utuk meyelesaika permasalaha. Utuk pertayaa selajutya S4 dapat meetuka solusi dari permasalaha yag diberika. Pada permasalaha 1, S4 dapat meetuka ekstra iformasi dalam soal yaitu pajag kawat yag dimiliki Fahri 10 m utuk meghitug keragka yag dapat dibuat. Pada permasalaha, S4 dapat meetuka jumlah kado yag dapat dibugkus dega megguaka ekstra iformasi yag sudah ia peroleh sebelumya yaitu megeai luas kertas kado da luas permukaa kado. Pada permasalaha 3, S4 dapat meetuka ekstra iformasi yaitu megeai debit air yag megalir ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7

6 3liter/meit sehigga dapat meetuka waktu yag dibutuhka utuk megisi akuarium higga peuh. Pada permasalaha 4, S4 dapat meetuka eksta iformasi yaitu harga gipsum per liter sehigga ia tidak dapat meetuka uag yag dikeluarka Galih utuk membuat gipsum. Maka dapat dikataka bahwa S3 dapat memeuhi idikator relasioal yaitu meetuka ekstra iformasi yag diguaka dari tiap permasalaha utuk meetuka jawaba.. Ketika diberika permasalaha selajutya, S4 dapat meetuka peyelesaia akhirya dega tepat. Pada permasalaha 1 S4 dapat meetuka sisa kawat dari pembuata dega meghubugka kawat yag dibutuhka dega kawat yag dimiliki Fahri mula-mula. Pada permasalaha, S4 juga tepat dalam meetuka sisa kertas kado dari pembugkusa dega megguaka iformasi jumlah kertas kado yag Wada butuhka dega kertas kado yag dimiliki Wada. Sehigga berdasarka uraia di atas dapat dikataka bahwa S4 dapat memeuhi idikator abstrak yag diperluas yaitu megguaka prisip umum yag abstrak dari soal da membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi dalam soal utuk medapatka peyelesaia akhir. Kesimpula Berdasarka hasil peelitia da pembahasa dapat ditarik kesimpula sebagai berikut: a. Kemampua Pemecaha Masalah Matematika Tigkat Uistruktural (S1) S1 dapat mecapai tigkata uistruktural dikareaka telah memeuhi idikator-idikator yag telah dijabarka di uistruktural, yaitu subjek megguaka sebuah iformasi yag tersedia dalam soal utuk medapatka solusi peyelesaia dalam hal ii yaitu meetuka yag diketahui da ditaya dalam permasalaha. Aka tetapi S1 tidak dapat sampai pada tigkata multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. Selai S1 tidak meguasai materi yag berkaita dega tes pemecaha masalah, S1 juga tidak dapat meetuka rumus yag dapat diguaka utuk membatu meemuka peyelesaia sehigga ia tidak memeuhi idikator tigkat multistruktural. S1 juga belum dapat meetuka iformasi tambaha yag diperoleh dari soal yag berkaita dega peyelesaia sehigga dapat dikataka S1 belum memeuhi idikator tigkat relasioal. Selajutya S1 belum memeuhi idikator tigkat abstrak yag diperluas karea tidak dapat megguaka prisip umum yag abstrak dari soal utuk medapatka iformasi baru sekaligus membagu hipotesis yag diguaka dari iformasi pada soal utuk memperoleh peyelesaia akhir. Oleh karea itu, dapat disimpulka bahwa tigkat kemampua pemecaha masalah S1 haya mecapai pada tigkat uistruktural karea haya dapat memeuhi idikator pada tigkat uistruktural. b. Kemampua Pemecaha Masalah Matematika Tigkat Multistruktural (S) S dapat macapai tigkata multistruktural dikareaka tidak haya telah memeuhi idikator-idikator tigkat uistruktural yaitu meetuka yag diketahui da ditaya dalam permasalaha, aka tetapi juga memeuhi idikator tigkat multistruktural yaitu dapat meetuka rumus yag dapat diguaka utuk membatu meemuka solusi atau peyelesaia. S tidak dapat sampai pada tigkata relasioal da abstrak yag diperluas dikareaka selai belum dapat memeuhi idikator tigkat relasioal yaitu meetuka iformasi tambaha yag diperoleh dari soal yag berkaita dega peyelesaia, ia juga tidak dapat meetuka peyelesaia akhir dega megguaka prisip umum yag abstrak dar soal utuk medapatka iformasi tambaha sehigga S tidak memeuhi idikator tigkat abstrak yag diperluas. Oleh karea itu, dapat disimpulka bahwa tigkat kemampua pemecaha masalah S haya mecapai pada tigkat multistruktural karea haya dapat memeuhi idikator sampai pada tigkat multistruktural. c. Kemampua Pemecaha Masalah Matematika Tigkat Relasioal (S3) S3 dapat macapai tigkata relasioal dikareaka tidak haya telah memeuhi idikator-idikator tigkat uistruktural da multistruktural yaitu meetuka yag diketahui da ditaya dalam permasalaha serta dapat meetuka rumus yag dapat diguaka utuk membatu meemuka peyelesaia, aka tetapi juga memeuhi idikator tigkat relasioal yaitu dapat meetuka iformasi tambaha dari soal yag berkaita dega peyelesaia. S3 belum dapat dikataka mecapai tigkat abstrak yag diperluas dikareaka ia kurag tepat dalam meetuka peyelesaia akhir yaitu tidak megaitka atara iformasi tambaha yag diketahui dalam soal dega iformasi yag ia peroleh pada permasalaha sebelumya. Oleh karea itu, S3 dikataka belum mecapai idikator tigkat abstrak yag diperluas yaitu tidak tepat dalam membagu hipotesis yag dituruka dari iformasi pada soal sehigga tidak tepat dalam meetuka peyelesaia akhir da dapat disimpulka bahwa tigkat kemampua pemecaha masalah S3 haya mecapai pada tigkat relasioal karea haya dapat memeuhi idikator sampai pada tigkat relasioal. d. Kemampua Pemecaha Masalah Matematika Tigkat Abstrak yag diperluas (S4) S4 dapat macapai tigkata abstrak yag diperluas dikareaka tidak haya telah memeuhi idikatoridikator tigkat uistruktural, multistruktural, da relasioal aka tetapi juga memeuhi idikator tigkat abstrak yag diperluas yaitu dapat meetuka peyelesaia akhir dalam suatu permasalaha dega cara megguaka prisip umum yag abstrak dari soal utuk medapatka iformasi baru sekaligus meetuka hipotesis yag dituruka dalam iformasi pada soal tersebut. S4 dapat meetuka hal-hal yag diketahui da ditayaka dalam soal sehigga memeuhi idikator pada tigkat uistruktural. S4 dapat meghubugka iformasi-iformasi yag sudah didapat dega megguaka rumus yag sesuai dega kebutuha mecari peyelesaia sehiggal memeuhi ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7

7 idikator pada tigkat multistruktural. S4 juga dapat meetuka iformasi tambaha yag diperoleh dari soal da dapat megaitka dega permasalaha sebelumya utuk meemuka peyelesaia yag dimita. Selai itu, S4 juga dapat megguaka prisip umum yag abstrak dari soal da megguakaya utuk memperoleh iformasi baru sekaligus dapat membagu hipotesis yag diguaka dari iformasi dalam soal utuk meetuka peyelesaia akhir. S4 meuliska lagkahlagkah peyelesaia secara rutut meskipu ada beberapa rumus atau keteraga yag tidak sempat dituliska dalam lembar jawaba. Oleh karea itu, dapat disimpulka bahwa S4 sudah dapat memeuhi keempat tigkata yaitu uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. [5] Suardi. 1996. Aalisis Kesalaha Mahasiswa dalam Meyelesaika Soal Geometri Aalitik Ruag Berdasarka Taksoomi SOLO. Lapora Peelitia FKIP Uiversitas Jember. Jember: Uiversitas Jember. Sara Berdasarka peelitia megeai aalisis kemampua pemecaha masalah matematika berdasarka taksoomi SOLO pada sub pokok bahasa balok, maka didapatka beberapa sara sebagai berikut: a. Kepada peeliti selajutya, disaraka jika ada satu atau lebih subjek yag belum memeuhi tigkata kemampua berdasarka taksoomi SOLO agar bertaya kepada subjek tersebut lebih medalam lagi agar bearbear dapat megetahui kemampua pemecaha masalah matematika siswa. b. Kepada peeliti selajutya, disaraka utuk tidak salah meafsirka defiisi yag igi diguaka dalam peelitia. c. Kepada guru, disaraka utuk megasah kemampua pemecaha masalah matematika siswa dega memperbayak latiha megerjaka soal-soal pemecaha masalah sehigga bisa meigkatka kemampua pemecaha masalah matematika siswa. d. Permasalaha-permasalah pada tes pemecaha masalah lebih kompleks sampai pada tigkata abstrak yag diperluas agar bear-bear bisa meelusuri kemampua pemecaha masalah matematika siswa. e. Kriteria pertayaa dalam tes pemecaha masalah lebih rutut sesuai dega tigkat pertayaa berdasarka taksoomi SOLO yaitu uistruktural, multistruktural, relasioal, da abstrak yag diperluas. Ucapa Terima Kasih Paper disusu utuk memeuhi syarat memperoleh gelar sarjaa (S1) pada Program Studi Pedidika Matematika, Uiversitas Jember. Peulis megucapka terima kasih kepada Bapak Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd da Ibu Arika Idah K., S.Si., M.Pd selaku dose pembimbig tugas akhir. Daftar Pustaka [1] Arikuto, Suharsimi. 000. Maajeme Peelitia. Jakarta: Rieka Cipta. [] Azwar, Saifuddi. 007. Metode Peelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [3] Biggs J.B. da Collis, K.F. 198. Evaluatig the Quality of Learig. The SOLO Taxoomy. New York: Academic Press. [4] Satrock, Joh. 010. Psikologi Pedidika. Terjemaha oleh Tri Wibowo. Jakarta: Kecaa. ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 015, I (1): 1-7