KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

dokumen-dokumen yang mirip
PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA WISUDA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA ANGKATAN XLV TAHUN AJARAN 2013

Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

Pasal II. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C.

KETAHANAN PANGAN: KKP Bekali Aparatur Daerah Dengan Pelatihan Perikanan

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN SDM KP DENGAN ASOSIASI BUDIDAYA MUTIARA INDONESIA

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

KEBIJAKAN PENGUATAN SDM KP DALAM UU DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI MASYARAKAT

2 2. Undang- Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2012; Memperhatikan: 1. Persetujuan Presiden atas Rekomendasi Sidang DPODdalam surat Menteri Dala

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN MENENGAH KELAUTAN DAN PERIKANAN TANGGAL 2-4 OKTOBER 2013

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM RANCANGAN RPJMN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

JAKARTA (12/6/2015)

1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah VIII Tahun

RIFKY EFFENDI HARDIJANTO

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

KKP Tingkatkan Peran Penyuluh Perikanan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Publikasi Media Pada Kegiatan KKP Kerjasama Dengan Kabupaten Bone

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

PUBLIKASI MEDIA KERJASAMA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK

Peraturan...

RENCANA STRATEGIK DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2010

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

KKP: Unair Pelopori "Blue Economy"

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

B L U E E c o n o m y goes to campus

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERIKANAN PASCA IMPLEMENTASI UU NO 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. Drs. Mulyoto, MM BRSDM KP

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Sutaryo Pusat Studi Pancasila UGM Kongres Maritim September 2014 Yogyakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG KEBERLANJUTAN PROGRAM SIMANTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

2 yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal dengan anggota dari masingmasing unit kerja eselon I terkait. PUMP, PUGAR, dan PDPT merupakan upaya ke

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 41/KEP-BPSDMKP/2014 TENTANG

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA GELAR PELATIHAN NASIONAL 2013 BALAI SUDIRMAN, JAKARTA

Perkembangan Pariwisata Bali

Oleh. Direktur Konservasi dantaman Nasional Laut Ditjen. Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Terdapat tiga kegiatan utama meningkatkan kompetensi kerja sumber daya

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA PELATIHAN INTERNASIONAL KAWASAN KONSERVASI BAGI NEGARA NEGARA ASIA PASIFIK

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

4 PROFIL PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KULIAH UMUM MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI UNIVERSITAS VETERAN NASIONAL JAKARTA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

Gambar 1. Peta Sebaran Penyuluh Perikanan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj)

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

Ir. Agus Dermawan, MSi -DIREKTUR KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT-

STP Panen Udang Teknologi Busmet ik di Serang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

Jakarta, Juli Penanggungjawab. Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kabid Perencanaan dan Evaluasi. Kabag TU.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/KEPMEN-KP/2013 TENTANG FORUM PENINGKATAN SADAR MUTU DAN KARANTINA IKAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

NAMA JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG WAJIB MELAPORKAN HARTA KEKAYAAN YANG DIMILIKINYA

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu

Transkripsi:

www.inilah.com KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali inilah.com/agus Priatna INILAH.COM, Nusa Dua Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan implementasi blue economy economy di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua Bali Selasa (26/3/2013). Kegiatan yang mengangkat Bisnis Model Blue Economy di Indonesia ini menindaklanjuti Focus Group Discussion (FGD) Blue Economy bersama pakar dan penulis buku The Blue Economy, Prof. Gunter Pauli, 26 November lalu, di Hotel Ritz Carlton Jakarta, serta hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KKP, 19-22 Februari lalu, di Hotel Borobudur Jakarta. Hasil Rakornas dengan tema Pembangunan Kelautan dan Perikanan untuk Penguatan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat melalui Industrialisasi dengan Pendekatan Blue Economy itu menghasilkan rumusan yang salah satunya adalah pembangunan kelautan dan perikanan 2013 dengan paradigma Minapolitan dan Industrialisasi berbasis Blue Economy yang dilaksanakan di kawasan percontohan Nusa Penida. Karena itu di hari yang sama pelaksanaan FGD, dilakukan terlebih dahulu kunjungan lapangan ke kawasan Nusa Penida. Sasaran dari penyelenggaraan FGD ini adalah terbangunnya rekomendasi pelaksanaan pengembangan Blue Economy di Nusa Penida serta pengembangan tersebut menjadi referensi pengembangan Blue Economy di Kabupaten/Kota lainnya. Bertindak sebagai narasumber FGD adalah Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP, Sudirman Saad, Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) KKP Suseno, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Sunoto, dan Gunter Pauli sebagai narasumber utama.

Peserta FGD selain dari KKP juga berasal dari Pemerintah Daerah, yaitu Kabupaten Lombok Timur, Kabupatan Anambas, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Buleleng, yang dinilai berpotensi untuk dapat menerapkan konsep Blue Economy. Menurut Gunter Pauli, konsep Blue Economy dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia cenderung eksploitatif dan merusak lingkungan. Konsep Blue Economy dimaksudkan untuk menantang para enterpreneur bahwa Blue Economy Business Model memberikan peluang untuk mengembangkan investasi dan bisnis yang lebih menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan. Selain itu juga menggunakan sumberdaya alam lebih efisien dan tidak merusak lingkungan, sistem produksi lebih efisien dan bersih, menghaslikan produk dan nilai ekonomi lebih besar, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan memberikan kesempatan untuk memberikan benefit kepada setiap kontributor secara lebih adil. Selain bertujuan untuk mendiskusikan implementasi Blue Economy, FGD tersebut juga merupakan rangkaian kegiatan dari penyelenggaraan The 3rd Coral Triangle Initiative (CTI) Regional Business Forum yang dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, Minggu (24/3). Sebagai rangkaian acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara BPSDM KP dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau tentang Pembangunan dan pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BPSDM KP, Suseno, dan Bupati Kep. Anambas, T. Mukhtaruddin, Selasa (26/3). Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi kegiatan peningkatan kapasitas SDM; pendampingan upaya peningkatan produksi kelautan dan perikanan; serta pendampingan penerapan hasil penelitian dan uji coba paket teknologi kelautan dan perikanan, pendampingan identifikasi dan penumbuhan kelompok usaha para pelaku utama kelautan dan perikanan. Hal ini dilakukan karena Kepulauan Anambas dengan pulau-pulaunya yang dijuluki sebagai pulau tropis tercantik se-asia meyimpan potensi kelautan dan perikanan yang besar. Namun Sumber daya alam ini umumnya masih ditangani secara tradisional, baik di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya maupun pengolahan hasil perikanannya, sehingga dianggap perlu untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya melalui kerja sama tersebut. Di samping itu, menurut Suseno, peningkatan kapasitas SDM dalam rangka pengembangan industri kelautan dan perikanan yang inovatif berbasis blue economy dapat juga dilakukan melalui percontohan pengembangan bisnis model di Pulau Nusa Penida. Dukungan untuk hal tersebut dilakukan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Dukungan kegiatan pendidikan dilakukan melalui akses pendidikan bagi anak pelaku utama di satuan pendidikan lingkup KKP dan SMK kelautan dan perikanan di luar KKP serta dukungan biaya pendidikan bagi anak pelaku utama kelautan dan

perikanan, yaitu nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, serta petambak garam. Anak pelaku utama tersebut direkrut tanpa tes untuk bersekolah di satuan pendidikan KKP, yang terdiri dari Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta, Akademi Perikanan (AP) Sidoarjo, AP Bitung, AP Sorong, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, SUPM Pariaman, SUPM Kota Agung, SUPM Tegal, SUPM Pontianak, SUPM Bone, SUPM Ambon, SUPM Kupang, dan SUPM Sorong. Mereka dididik dengan menggunakan sistem pendidikan vokasi melalui pendekatan teaching factory dengan kawasan minapolitan sebagai lokasi kegiatan, berbasis industrialisasi kelautan dan perikanan, dan penerapan kaidah-kaidah blue economy. Pendidikan ini menghasilkan lulusan berupa SDM terdidik dan kompeten yang mempunyai kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif untuk melaksanakan pekerjaan sektor kelautan dan perikanan sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri. Adapun dukungan kegiatan pelatihan antara lain berupa pemetaan keterlibatan pelaku usaha kelautan dan perikanan berbasis blue economy; identifikasi kebutuhan pelatihan; penyiapan perangkat pelatihan pedoman, kurikulum, dan modul; penyelenggaraan pelatihan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) dan Balai Diklat Aparatur (BDA). Terdapat 5 BPPP yang tersebar di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, dan Ambon dan 1 BDA di Sukamandi. Sementara itu dukungan kegiatan penyuluhan antara melalui aplikasi teknologi berupa demplot dan dem area dengan mengacu kepada introduksi teknologi yang sudah terekomendasi berbasis blue economy serta pelaksanaan temu lapang, magang, dan studi banding. Selain sebagai pendamping bagi pelaku utama kelautan dan perikanan, para penyuluh juga ditugaskan sebagai pencatat data di lapangan, yang meliputi pendataan kelompok pelaku utama dan usaha serta pendataan produktivitas dan jumlah produksi perikanan, khususnya rumput laut. Untuk kegiatan penyuluhan ini ditempatkan 191 orang penyuluh perikanan di Provinsi Bali, yang terdiri dari 115 penyuluh PNS, 33 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), dan 41 penyuluh swadaya, yang tersebar di Kab. Jembrana, Kab. Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karang Asem, Buleleng, dan Kota Denpasar. Melalui FGD ini diharapkan implementasi Blue Economy dapat mendorong pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Diharapkan pula adopsi prinsip-prinsip Blue Economy dalam kebijakan pembangunan akan mendorong pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan semakin efisien dengan produk lebih banyak dan bervariasi, bernilai tambah tinggi, dan sekaligus melindungi lingkungan dari kerusakan dan pencemaran. [*]

http://www.indonesiaheadlines.com INILAH.COM, Nusa Dua Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) lanjutan implementasi blue economy economy di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua Bali Selasa (26/3/2013). Kegiatan yang mengangkat Bisnis Model Blue Economy di Indonesia ini menindaklanjuti Focus Group Discussion (FGD) Blue Economy bersama pakar dan penulis buku The Blue Economy, Prof. Gunter Pauli, 26 November lalu, di Hotel Ritz Carlton Jakarta, serta hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) KKP, 19-22 Februari lalu, di Hotel Borobudur Jakarta. Hasil Rakornas dengan tema Pembangunan Kelautan dan Perikanan untuk Penguatan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat melalui Industrialisasi dengan Pendekatan Blue Economy itu menghasilkan rumusan yang salah satunya adalah pembangunan kelautan dan perikanan 2013 dengan paradigma Minapolitan dan Industrialisasi berbasis Blue Economy yang dilaksanakan di kawasan percontohan Nusa Penida. Karena itu di hari yang sama pelaksanaan FGD, dilakukan terlebih dahulu kunjungan lapangan ke kawasan Nusa Penida. Sasaran dari penyelenggaraan FGD ini adalah terbangunnya rekomendasi pelaksanaan pengembangan Blue Economy di Nusa Penida serta pengembangan tersebut menjadi referensi pengembangan Blue Economy di Kabupaten/Kota lainnya. Bertindak sebagai narasumber FGD adalah Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP, Sudirman Saad, Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) KKP Suseno, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Sunoto, dan Gunter Pauli sebagai narasumber utama. Peserta FGD selain dari KKP juga berasal dari Pemerintah Daerah, yaitu Kabupaten Lombok Timur, Kabupatan Anambas, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Buleleng, yang dinilai berpotensi untuk dapat menerapkan konsep Blue Economy. Menurut Gunter Pauli, konsep Blue Economy dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia cenderung eksploitatif dan merusak lingkungan. Konsep Blue Economy dimaksudkan untuk menantang para enterpreneur bahwa Blue Economy Business Model memberikan peluang untuk mengembangkan investasi dan bisnis yang lebih menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan. Selain itu juga menggunakan sumberdaya alam lebih efisien dan tidak merusak lingkungan, sistem produksi lebih efisien dan bersih, menghaslikan produk dan nilai ekonomi lebih besar, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan memberikan kesempatan untuk memberikan benefit kepada setiap kontributor secara lebih adil. Selain bertujuan untuk mendiskusikan implementasi Blue Economy, FGD tersebut juga merupakan rangkaian kegiatan dari penyelenggaraan The 3rd Coral Triangle

Initiative (CTI) Regional Business Forum yang dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, Minggu (24/3). Sebagai rangkaian acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara BPSDM KP dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau tentang Pembangunan dan pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BPSDM KP, Suseno, dan Bupati Kep. Anambas, T. Mukhtaruddin, Selasa (26/3). Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi kegiatan peningkatan kapasitas SDM; pendampingan upaya peningkatan produksi kelautan dan perikanan; serta pendampingan penerapan hasil penelitian dan uji coba paket teknologi kelautan dan perikanan, pendampingan identifikasi dan penumbuhan kelompok usaha para pelaku utama kelautan dan perikanan. Hal ini dilakukan karena Kepulauan Anambas dengan pulau-pulaunya yang dijuluki sebagai pulau tropis tercantik se-asia meyimpan potensi kelautan dan perikanan yang besar. Namun Sumber daya alam ini umumnya masih ditangani secara tradisional, baik di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya maupun pengolahan hasil perikanannya, sehingga dianggap perlu untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya melalui kerja sama tersebut. Di samping itu, menurut Suseno, peningkatan kapasitas SDM dalam rangka pengembangan industri kelautan dan perikanan yang inovatif berbasis blue economy dapat juga dilakukan melalui percontohan pengembangan bisnis model di Pulau Nusa Penida. Dukungan untuk hal tersebut dilakukan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Dukungan kegiatan pendidikan dilakukan melalui akses pendidikan bagi anak pelaku utama di satuan pendidikan lingkup KKP dan SMK kelautan dan perikanan di luar KKP serta dukungan biaya pendidikan bagi anak pelaku utama kelautan dan perikanan, yaitu nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, serta petambak garam. Anak pelaku utama tersebut direkrut tanpa tes untuk bersekolah di satuan pendidikan KKP, yang terdiri dari Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta, Akademi Perikanan (AP) Sidoarjo, AP Bitung, AP Sorong, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, SUPM Pariaman, SUPM Kota Agung, SUPM Tegal, SUPM Pontianak, SUPM Bone, SUPM Ambon, SUPM Kupang, dan SUPM Sorong. Mereka dididik dengan menggunakan sistem pendidikan vokasi melalui pendekatan teaching factory dengan kawasan minapolitan sebagai lokasi kegiatan, berbasis industrialisasi kelautan dan perikanan, dan penerapan kaidah-kaidah blue economy. Pendidikan ini menghasilkan lulusan berupa SDM terdidik dan kompeten yang mempunyai kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif untuk melaksanakan pekerjaan sektor kelautan dan perikanan sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri. Adapun dukungan kegiatan pelatihan antara lain berupa pemetaan keterlibatan pelaku usaha kelautan dan perikanan berbasis blue economy; identifikasi kebutuhan pelatihan; penyiapan perangkat pelatihan pedoman, kurikulum, dan modul; penyelenggaraan pelatihan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP)

dan Balai Diklat Aparatur (BDA). Terdapat 5 BPPP yang tersebar di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, dan Ambon dan 1 BDA di Sukamandi. Sementara itu dukungan kegiatan penyuluhan antara melalui aplikasi teknologi berupa demplot dan dem area dengan mengacu kepada introduksi teknologi yang sudah terekomendasi berbasis blue economy serta pelaksanaan temu lapang, magang, dan studi banding. Selain sebagai pendamping bagi pelaku utama kelautan dan perikanan, para penyuluh juga ditugaskan sebagai pencatat data di lapangan, yang meliputi pendataan kelompok pelaku utama dan usaha serta pendataan produktivitas dan jumlah produksi perikanan, khususnya rumput laut. Untuk kegiatan penyuluhan ini ditempatkan 191 orang penyuluh perikanan di Provinsi Bali, yang terdiri dari 115 penyuluh PNS, 33 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), dan 41 penyuluh swadaya, yang tersebar di Kab. Jembrana, Kab. Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karang Asem, Buleleng, dan Kota Denpasar. Melalui FGD ini diharapkan implementasi Blue Economy dapat mendorong pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Diharapkan pula adopsi prinsip-prinsip Blue Economy dalam kebijakan pembangunan akan mendorong pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan semakin efisien dengan produk lebih banyak dan bervariasi, bernilai tambah tinggi, dan sekaligus melindungi lingkungan dari kerusakan dan pencemaran. [*] By : www.inilah.com