EFISIENSI KAMAR BEDAH

dokumen-dokumen yang mirip
makalah konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. BAB I PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan komoditas jasa yg unik; Mutu pelayanan kesehatan terkait dengan faktor 2 subyektivitas memiliki beberapa perspektif

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

UKP (UPAYA KESEHATAN PERORANGAN)

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb. 2

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN

PROGRAM PENINGKATAN MUTU INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT CIBITUNG MEDIKA

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini didapatkan 7 (tujuh) tema yaitu : pengalaman mengenai. penilaian pelayanan kesehatan di rumah sakit.

TUJUAN. Sesi ini berfokus pada kegiatan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien melalui penggunaan data untuk mengelola risiko

Kendali Mutu Sebagai Proses

PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI. ( dr. Syukri, SpJP, Ns.Martalena,Skep, Ns.Syahlinda,Skep )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan

Nomor : 2017 Lampiran : - Perihal : Undangan. Kepada Yth... di Tempat

PENILAIAN MUTU - INDIKATOR MUTU 1

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

DOKUMEN DAN REKAMAN BAB. VII.

Patient Safety dalam Keperawatan. Sumijatun Oktober 2007

Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PENYUSUNAN PEDOMAN PELAYANAN DI IBS. Dr.Amin Nurokhim,SpOG Ka. IBS. RS Margono Soekarjo Purwokerto

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai persentase

Ketepatan identifikasi pasien. Peningkatan komunikasi yang efektif. Pengurangan risiko pasien jatuh.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013

Lampiran 1 : Kuesioner A1 Harapan dan Kenyataan yang dirasakan Pelanggan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

PEMAHAMAN MUTU. dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207

ANITA ISTININGTYAS, M.Kep KEP_S.CER/ S-1/ IV/ 2014 PRINSIP LEGAL ETIS SISTEM PENCERNAAN

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

Quality Assurance (QA) jaminan Mutu. dr. Rusdi Yunus,MKT

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. care and acritical component of quality management.. Keselamatan pasien

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengusahakan keamanan dan kenyamanan pasien perioperatif. Resiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB 5 KESIIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit

KONSEP DEMAND DALAM SEKTOR KESEHATAN. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

Tata laksana dan metoda survey akreditasi

INDIKATOR KETERANGA ELEMEN PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

100% 100% (2/2) 100% 100% (4142) (4162) (269) (307) (307) (269) (278) (263) (265) (264) 0% (638) 12 mnt. (578) 10 mnt

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien menjadi prioritas yang utama dalam setiap pelayanan kesehatan (ECRI Institute, 2014).

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini menjelaskan kesimpulan dari temuan penelitian yang telah dilakukan dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

mutu pelayanan rumahsakit mengatakan: adakan on the job training yang modern, hilangkan hambatan yang mencegah karyawan untuk menjadi bangga dengan

SOP PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL LAB SOP PELAYANAN LABORATURIUM DILUAR JAM KERJA SK DAN SOP PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI. Rosmawati

PENILAIAN KINERJA PERAWAT DAN STAF KLINIS LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup, perbankan, peindustrian, investasi, dan lain-lain (Agoes,

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi:

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang

Transkripsi:

EFISIENSI KAMAR BEDAH Oleh: Joko F. Santoso, SKp. Head Nurse Kamar Bedah RS. Advent Bandung

Efisiensi Kamar Bedah Biaya merupakan salah satu faktor penting dalam organisasi layanan kamar bedah. Biaya: tindakan, pemeliharaan gedung, administrasi, binatu,, BMHP, obat, makanan, listrik, tenaga kerja, pengadaan alat baru, perbaikan peralatan, dll. Biaya yang berhubungan dengan mutu layanan KB tersebar atau tersembunyi diantara biaya-biaya tsbt. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan menyatukan biaya ini agar dapat mengetahui dan melaksanakan layanan KB yang efisien.

Pembahasan mutu layanan kesehatan umumnya dan khususnya layanan kamar bedah,seringkali hanya berpusat pada kepuasan pasien/konsumen, standar profesi, dan audit klinis. Sedangkan, pembahasan Biaya mutu layanan kesehatan kamar bedah sering terlupakan, terutama layanan kesehatan kamar bedah yang kurang bermutu.

W. Edwards Demings, salah seorang pioner mutu menyatakan bahwa adalah mungkin menghemat sebanyak lebih 30% pengeluaran operasional organisasi dengan cara memecahkan masalah mutu seperti: 1. kesalahan, 2. keluhan yang bisa dihindari, 3. kelalaian, 4. tindakan yang kurang tepat, 5. sistem yang tidak efisien, 6. tenaga yang tidak terlatih, 7. pembelian peralatan 8. BMHP yang kurang tepat, serta masalah lainnya.

1. D. 2. D. 3. D. 4. D. 5. D. 6. D. 7. D. 8. D. 9. D. Mutu Layanan KB Bersifat Multidimensi D. kompetensi Teknis D. Keterjangkauan atau akses D. Efektivitas D. Efisiensi D. keamanan D. Kenyamanan D. Informasi D. ketepatan waktu D. Hubungan antar manusia

1. D. Kompetensi Teknis Ketrampilan, kemampuan dan kinerja dokter maupun perawat KB. Apakah layanan kamar bedah memenuhi kebutuhan konsumen, seperti yang sudah ditentukan oleh profesi kesehatan. Kepatuhan, ketepatan, kebenaran dan konsistensi terhadap prosedur yang telah disepakati. Dimensi ini diukur dengan menggunakan prosedur atau standar profesi yang diyakini akan memberi hasil dan hasil tsbt akan diamati.

2. D. Keterjangkauan dan Akses Dapat dicapai oleh masyarakat. Tidak terhalang oleh geografi, sosial,kepercayaan, ekonomi, dan bahasa.

3. Dimensi Efektivitas Layanan kamar bedah harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit serta berkembangnya atau meluasnya penyakit yang ada. Efektivitas layanan kamar bedah bergantung pada bagaimana standar itu digunakan dengan tepat, konsisten, dan sesuai dengan keadaan pasien. Dimensi ini sangat berkaitan dengan dimensi kompetensi teknis, terutama dalam pemelihan alternatif dalam menghadapi relative risk dan ketrampilan dalam mengikuti prosedur yang terdapat dalam standar kamar bedah.amar bedah

4. Dimensi Efisiensi Sumber daya kesehatan sangat terbatas. Oleh karenanya, dimensi efisiensi sangat penting dalam layanan kamar bedah. Layanan kamar bedah yang efisien dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat. Layanan kamar bedah yang tidak memenuhi standar kamar bedah, umumnya berbiaya mahal, kurang nyaman, memerlukan waktu lama, dan menimbulkan resiko yang lebih besar kepada pasien. Dengan melakukan analisis efisiensi dan efektivitas, kita dapat memilih intervensi yang paling efisien. Diskusi: jumlah tenaga KB, jam kerja dan Job description.

5. Dimensi Ketepatan Waktu Layanan kamar bedah harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat dan menggunakan peralatan, obat dan BMHP yang tepat agar tercapai biaya yang efisien. Pelaksanaan operasi sesuai jadwal Ada prosedur tentang penjadwalan, penundaan, elektif, cito, dll.

5. Dimensi Keamanan Aman bagi pasien, dokter dan perawat, dan masyarakat sekitar. Layanan KB yang bermutu harus aman dari resiko cedera, infeksi, efek samping atau bahaya lainnya. Harus ada prosedur yang menjamin keamanan pasien dan KB

6. Dimensi Kenyamanan Kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien dan keluarganya. Penampilan fisik layanan kamar bedah

7. Dimensi Informasi Mampu memberi informasi tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan KB dilaksanakan. Informasi sangat penting untuk pasien dan keluarganya Informasi antar unit pendukung KB

8. D. Hubungan Antar Manusia Hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan Dokter dan Perawat serta pasien/keluarga Saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing masing.

Biaya Mutu Moneter: jumlah, harga, dan ongkos Non Moneter: a. Keluhan b. Penderitaan c. Pengorbanan d. Kesusahan e. Kekhwatiran f. Rasa Sakit

Biaya Layanan Bermutu Rendah 1. Biaya kegagalan a. Biaya yang timbul akibat tidak dapat dilaksanakan tindakan yang tepat, pada waktu yang tepat dan tempat yg tepat. b. Penggunaan bahan, obat, peralatan yang kurang tepat mengakibatkan lama perawatannya. c. Kesalahan komunikasi antar anggota layanan kesehatan d. layanan kesehatan tidak kompeten atau tidak tepat e. Tidak dipatuhinya SOP f. Penyusunan SOP tidak sesuai dengan kebutuhan pasien g. SOP yang ada, masih memungkin pasien mendapatkan layanan kesehatan yang tidak sesuai Biaya penggunaan atau pemanfaatan

Biaya Layanan Bermutu Rendah 2. Biaya penggunaan atau pemanfaatan a. Penggunaan sumber daya yg tdk efektif &efisien. b. Penggunaan ketrampilan yg tidak tepat; staf diberi tugas tdk sesuai kemampuannya. c. Tidak/kurang staf dan peralatan d. Penggunaan obat dan bahan yang berlebihan, shg biaya meningkat e. Penggunaan personel yang berlebihan; adanya konsultasi,pemeriksaan,pengobatan yang tdk perlu f. Penggunaan peralatan yang berlebihan.

Kesimpulannya: Mutu Layanan kamar bedah bukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan pasien/konsumen dengan biaya berapa saja, harus selalu dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang paling efisien. Mutu layanan kamar bedah harus dapat memenuhi kebutuhan pasien/konsumen, seperti yang ditentukan oleh profesi kesehatan dan harus pula memnuhi harapan pasien dengan biaya yang seefisien mungkin.