Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Investasi. Analisa Fundamental. Analisa Fundamental. Objek Analisa. Laporan Keuangan 3/19/2015. Analisa Teknikal. Analisa Fundamental

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

Buletin Compiled by

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

Bab 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan secara studi literatur, dan dengan mengikuti seminarseminar

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

Session 2: M2: Method - Analisa Teknikal

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

mengambil keputusan kapan beli atau kapan jual saham.

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

MENDENGARKAN SUARA PASAR.

BAB 2 LANDASAN TEORI Software Engineering (Rekayasa Piranti Lunak) Menurut Fritz Bauer (Pressman, 2001, p19), rekayasa piranti lunak adalah

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

Stochastic Trader. Stochastic Oscillator

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Danareksa Research Institute Press

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

Analisa Laporan keuangan

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

Miranti Harwaningrum. Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana ABSTRAK

1) Petakan Trend dan Ikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Harga saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

LANDASAN TEORI. pendapat investor (P. 3).

Analisa Rasio Keuangan

PENULISAN ILMIAH TEKNIKAL MODERN DALAM INVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI. INTERNATIONAL, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders yang bervariasi seperti pemegang saham, pemegang obligasi, bankir,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini pasar modal merupakan suatu alternatif investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MOMENTUM PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PASCA KRISIS. David Sukardi Kodrat

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. investasi di Indonesia serta ketidak stabilan mata uang dollar terhadap rupiah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

Rizky Watuseke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

Transkripsi:

10 Bab 3 LANDASAN TEORI 3.1 Jenis Analisa dalam Pasar Modal Secara garis besar ada dua jenis analisa yang dapat digunakan dalam pasar modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal 3.1.1 Fundamental Analysis (FA) Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitik beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari 4 langkah yaitu: 1) Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun? ini adalah sebagian pertanyaan seorang fundamental analis menanyakan untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham.

11 2) Menghitung kondisi industri secara keseluruhan Industri dimana perusahaan berada secara langsungmempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang pas-pasan jika mereka berada dalam industri yang sedang payah. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai dari pada saham yang kuat dalam industri yang lemah. 3) Menghitung kondisi perusahaan Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah kita analisa secara ekonomi dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut maka akan sia-sialah semua analisa fundamental yang kita lakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan istilah deviden. Walaupun tidak semua pemegang saham tidak mengharapkan pembagian deviden ini karena pada dasarnya keuntungan yang diperoleh dari permainan saham ini bukan hanya deviden, tetapi ada juga yang disebut dengan capital gain yaitu keuntungan yang

12 diperoleh dari fluktuasi harga saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon yang pendek. 4) Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio secara garis besar dibagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : profitability (keuntungan), price (harga), liquidity (likuiditas), leverage (dukungan), dan efficiensi (efisiensi). Berikut penjelasan penggunaan ratio dan cara menghitungnya : Net Profit Margin Net profit margin adalah rasio profitability yang dihitung dengan membagi keuntungan bersih dengan total penjualan. Net Profit Margin = Net Profit / Total Sales Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat di peroleh dari setiap rupiah penjualan. Sebagai ilustrasi, apabila profit margin sebuah perusahaan adalah 30% jumlah keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap Rp 1000 adalah Rp 300. Price Earning Ratio / PER Price earning ratio /PER adalah rasio price yang dihitung dengan membagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share (EPS), EPS sendiri merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.

13 Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS = Net Profit / Jumlah saham PER = Harga Saham / EPS PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Bagi para investor semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena saham tersebut termasuk murah. Book Value / Nilai Buku Nilai Buku adalah rasio price yang dihitung dengan membagi total aset bersih (Aset - Hutang) dengan total saham yang beredar. Book Value = Total Ekuitas (Aset - Hutang) / Jumlah Saham yang beredar Book Value digunakan untuk melihat harga suatu securitas apakah over priced atau underprice Price to Book Value (PBV) Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin Tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV = Harga Saham / Book Value Current Ratio Current Ratio adalah rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi aset saat ini dengan hutang saat ini. Current Ratio = Aset Saat Ini / Hutang Saat Ini

14 Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab hutang saat ini. Semakin tinggi rasionya, semakin tinggi likuiditas perusahaan tersebut. Sebagai contoh, rasio 3.0 mempunyai arti bahwa aset saat ini jika dilikuidasi, akan cukup membayar 3 kali dari hutang saat ini. Debt Ratio Debt rasio adalah rasio leverage yang dihitung dengan membagi total hutang dengan total aset. Debt Ratio = Total Utang / Total Aset Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Sebagai contoh, debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset dibiayai oleh hutang. Hutang bisa berarti buruk bisa juga berarti bagus. Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan suku bunga rendah hutang dapat meningkatkan keuntungan. Inventory Turnover Inventory turnover adalah rasio efficiency yang dihitung dengan membagi biaya barang yang terjual dengan inventaris. Inventory Turnover = Biaya Barang Yang Terjual / Inventaris Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur inventarisnya, yaitu dengan menunjukkan berapa kali turn over inventaris selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung pada jenis industri dimana perusahaan berada.

15 Sebagai contoh, toko penjual makanan akan mempunyai tingakt turn over yang jauh lebih tinggi daripada pabrik pembuat pesawat terbang. Sama seperti rasiorasio yang lain, adalah penting untuk membandingkan rasio ini dengan rasio dari perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang sama. Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri, dan perusahaan. Seorang fundamental analis dapat mulai memperhitungkan apakah saham suatu perusahaan over valued, under valued, atau pas harganya. Beberapa model penilaian telah disusun untuk membantu kita menghitung nilai saham. Ini menyertakan model deviden yang menitik beratkan pada nilai saat ini dari pendapatan yang diharapkan, dan model aset yang menitik beratkan pada nilai saat ini dari aset perusahaan. 3.1.2 Technical Analysis (TA) Analisa teknikal, merupakan sebuah metode yang paling dasar dalam investasi didunia pasar modal. Prinsipnya, analisa teknikal adalah kombinasi antara studi harga ( pembukaan, harga tertinggi / terendah, dan penutupan ) dengan menggunakan grafik-grafik ( charts ) yang terbentuk sebagai peta utama untuk menentukan langkah-langkah berikutnya. Analisa teknikal yang di gunakan saat ini mencakup prinsip-prinsip seperti trend harga, harga melakukan diskon pada semua informasi yang diketahui, konfirmasi dan penyimpangan ( divergence ), volume mencerminkan perubahan harga, dan dukungan tahanan ( support / resistance ).

16 Analisa teknikal pertama kali di temukan oleh Charles Dow, dan sumbangan Charles Dow dalam analisa teknikal yang digunakan saat ini tidak dapat diabaikan. Perhatiannya pada dasar-dasar gerakan harga menciptakan metode yang betul -betul baru dalam menganalisa pasar.. Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Kelemahan Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal ( Hendra Syamsir, 2005, p3 ) Analisa Fundamental Memakan banyak waktu Cenderung subjektif karena banyaknya asumsi yang digunakan Sulit berfungsi pada pasar yang tidak efisien Umumnya dilakukan untuk mendukung keputusan investasi Jangka Panjang Analisa Teknikal Melibatkan banyak orang dengan ekspektasi berbeda Membutuhkan banyak data time series Dalam analisa teknikal kita akan perlu memahami beberapa istilah : 1. Suply dan Demand 2. Trend 3. Support dan Resistance 4. Overbought dan Oversold

17 3.2 Suply dan Demand Dalam pasar modal sebenarnya adalah perwujudan dari tawar menawar, hanya saja barang yang diperjualbelikan adalah surat - surat berharga berupa saham, obligasi, waran, right dan lain sebagainya. Karena banyaknya pembeli dan penjual serta tingginya variasi ekspektasi antara investor satu dengan yang lainnya, maka mekanisme pasar modal diatur dengan menggunakan model lelang. Model lelang disusun berdasarkan logika penjual dan pembeli. Penjual sebagai pemilik barang jelas akan berupaya mendapatkan harga sebesar-besarnya, sedangkan pembeli ingin mendapatkan barang dengan harga semurah-murahnya. Untuk mengatur terjadinya transaksi atas penawaran-penawaran tersebut, maka dibuat suatu model lelang dengan cara mempertemukan harga penawaran yang terbaik untuk membeli maupun menjual. Analisa fundamental pada dasarnya dapat dikatakan sebuah analisa yang dilakukan untuk melakukan penilaian atas sebuah saham dengan menggunakan analisa yang meliputi : Analisa perekonomian internasional Analisa perekonomian nasional Analisa industri Analisa perusahaan Sementara Analisa Teknikal dapat dikatakan sebagai sebuah analisa tentang pergerakan harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham itu sendiri dimasa lalu.

18 Asumsi dasar dalam analisa teknikal adalah bahawa harga sangat ditentukan oleh keseimbangan antara supply dan demand. Dimana jika terjadi ekses supply (kelebihan supply atas demand ), maka harga akan jatuh dan demikian sebaliknya, jika terjadi ekses demand, maka harga akan naik. Tabel 3.2 Tabel Perbandingan Keunggulan Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal ( Hendra Syamsir, 2005, p6 ) Analisa Fundamental Bisa meramalkan harga dengan tepat (pada pasar yang sangat efisien atau setidaknya semi efisien) Mampu memberikan dasar yang logis dalam mengambil keputusan investasi Mampu memberikan gambaran yang sangat jelas tentang operasional perusahaan Analisa Teknikal Waktu yang dibutuhkan sedikit Bisa mengakomodasi kebutuhan analisa yang sesuai dengan time horizon dari masing-masing investor Mampu memberikan gambaran psikologis pasar Memiliki daya fleksibilitas dalam analisa sesuai dengan periode waktu yang di inginkan. Sebelum mengulas metoda yang digunakan dalam skripsi ini, sebelumnya sedikit mengulas sedikit mengenai dasar dari metoda tersebut. 3.3. Trend Trend atau kecenderungan pergerakan dalam suatu arah harga adalah salah satu terminologi terpenting dalam melakukan analisa teknikal, karena pada dasarnya analisa teknikal sendiri dikembangkan atas sebuah asumsi dasar, yaitu harga bergerak dalam sebuah kecenderungan (trend) itu sendiri.

19 Karena itu indikator - indikator yang terdapat dalam analisis teknikal modern atau pun candlestick sebenarnya hanyalah merupakan alat untuk terlebih dulu mendapatkan indikasi apakah trend harga itu akan muncul, berakhir, berlanjut atau berubah. Setelah menemukan indikasi awal mengenai arah pergerakan trend harga selanjutnya, investor dapat mengambil keputusan apakah akan melakukan aksi jual, beli, hold atau do nothing. Secara sederhana garis trend / trend line adalah sebuah garis yang menghubungkan sedikitnya dua titik harga atau lebih dan kemudian diperpanjang hingga beberapa periode kedepan. Garis trend akan tetap berlaku selama tidak terjadi penetrasi atau penembusan oleh pergerakan harga. Dalam hal ini, garis trend akan memiliki perilaku yang sama dengan garis support dan resistance. Secara garis besar, garis trend dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Trend meningkat (up trend) Trend meningkat (up trend) adalah garis yang memiliki kemiringan positif. Dibentuk dari minimal dua titik harga terendah. Dengan catatan titik harga terendah kedua harus berada di atas titik terendah pertama. Kenaikan harga yang didukung oleh suatu pertumbuhan demand, menunjukan up trend yang terjadi. Up trend line akan tetap fasih selama harga yang terbentuk dipasar tetap berada diatas atau setara dengan uptrend line itu sendiri. Jika harga yang terbentuk dipasar mulai menembus uptrend line, maka dikatakan bahwa trend itu akan berakhir.

20 b. Trend menurun (down trend) Kebalikan dari uptrend, downtrend dibentuk dengan cara menghubungkan minimal dua titik harga tertinggi dan memiliki kemiringan negatif. c. Trend mendatar (horizontal trend) Dalam analisa teknikal garis uptrend berlaku sama seperti garis support dan down trend line berlaku seperti garis resistance, sedangkan garis horizontal trend akan berlaku sebagai garis support dan resistance sekaligus. 3.3.1 Validasi sebuah garis trend Sebuah garis trend dapat digambar dengan menghubungkan minimal dua buah titik harga (dua titik tertinggi untuk membuat down trend dan dua titik terendah untuk membuat up trend). Namun semakin banyak titik yang digunakan untuk membuat sebuah trend line, maka akan semakin tinggi pula tingkat validitas (kepercayaan) atas garis trend tersebut. Satu hal yang cukup penting kita ketahui adalah bahwa terkadang kita akan menemukan kesulitan untuk menemukan titik-titik harga yang kita perlukan untuk membuat sebuah garis trend. Jadi, meskipun garis trend adalah sebuah aspek yang cukup penting dalam melakukan analisa teknikal, namun kita tidak selalau dapat menggambarkannya, karena terkadang titik-titik tertinggi dan terendah yang kita perlukan untuk membuat garis trend tidak terletak dalam sebuah garis linear.

21 Konfirmasi juga memegang peranan yang sangat penting dalam melihat kekuatan validasi sebuah garis trend. Konfirmasi diperoleh ketika pergerakan harga meyentuh garis trend dan harga berikutnya tetap berada dalam arah pergerakan yang sama. 3.4 Support dan Resistance Support dan resistance adalah sebuah titik batas atas (resistance) dan batas bawah (support ) dari pergerakan harga. Titik support adalah sebuah level (titik / tingkat / range) di mana pada titik / range / tingkat harga tersebut, akan timbul minat beli yang lebih kuat dari pada minat jual. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya akses demand yang akan meningkatkan harga dipasar, sehingga menghentikan trend penurunan harga. Sebaliknya titik resistance merupakan batas atas / range / titik dimana pada titik / range / level tersebut akan timbul penguatan minat jual yang lebih besar dibandingkan dengan minat beli, yang secara otomatis akan mengakibatkan timbulnya excess supply. Kemunculan excess supply ini akan mengakibatkan turunnya harga saham. Contoh dalam satu bulan terakhir harga terendah (titik support) suatu saham adalah Rp 1000 perlembar saham, maka jika batas harga terendah ini tertembus, misal menjadi Rp 900, maka level Rp 1000 akan menjadi batas atas pergerakan harga saham (resistance). Jika dalam satu bulan terakhir tingkat resistance (batas atas pergerakan harga) berada dilevel Rp 3.000 per saham, maka jika pergerakan harga saham menembus batas atas tersebut (contoh Rp 3.200 per saham), maka

22 level harga Rp 3.000 itu akan menjadi garis support bagi pergerakan harga saham yang baru. Biasanya garis support dan resistance dibentuk dari batasan tertinggi dan terendah dari range transaksi selama satu tahun terakhir, karena dianggap mempunyai tingkat validasi yang tinggi. 3.5 Overbought and Oversold Secara harafiah, overbought dapat diartikan sebagai kondisi jenuh beli, sedangkan oversold dapat dikatakan sebagai kondisi jenuh jual. Kondisi jenuh beli muncul setelah terjadinya aksi beli selama beberapa waktu, sementara aksi jenuh jual terjadi setelah terjadinya aksi jual selama beberapa waktu. Dipasar, para pembeli memiliki batas harga tertinggi yang akan mereka bayar untuk memperoleh sebuah barang atau jasa, sedangkan penjual memiliki batas harga minimal yang mereka akan terima untuk menjual barang atau jasa mereka. Mekanisme Overbought dan Oversold juga bekerja dengan cara yang sama. Titik Overbought adalah titik dimana harga telah mencapai level tertinggi yang dapat diterima oleh pembeli, karena itu untuk melakukan transaksi berikutnya mau tidak mau penjual harus menurunkan harga jualnya. Pembentukan titik harga tertinggi yang dapat diterima oleh pembeli ini dapat didasarkan atas berbagai macam pertimbangan, yaitu dapat berupa target keuntungan maksimum jangka pendek, atau dapat pula berupa batas harga teoritis maksimum yang biasanya didasarkan atas beberapa variable seperti Price per Earning Ratio, Growth Rate, PBV, dan lain lain.

23 Setelah harga mencapai harga maksimum yang dapat diterima oleh pembeli, maka kenaikan harga akan berhenti dan kemungkinan besar akan mengalami perubahan arah (Trend Reversal ). Penurunan harga ini sebagian besar diakibatkan oleh aksi jual yang dilakukan oleh investor guna memanen keuntungan. Kondisi Oversold dapat pula diterangkan dengan menggunakan kurva demand dan supply yang cukup sederhana. Apabila pemunculan kondisi Overbought diawali dengan aksi beli selama beberapa waktu, maka kondisi Oversold akan didahului dengan aksi jual yang terjadi selama beberapa waktu. Kondisi Oversold terjadi jika harga telah menyentuh level harga terendah yang dapat diterima oleh penjual, oleh karena itu untuk setiap unit tambahan yang diinginkan oleh pembeli, maka pembeli harus membayar lebih mahal. Dalam analisa teknikal modern, ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menghitung momentum Overbought dan Oversold ini, antara lain Relatif Strength Index (RSI), Stoch RSI, Moving Average Convergence Divergence, Williams %R dan lain lain. Biasanya alat-alat analisis tersebut memiliki batasan-batasan overbought dan oversold yang telah baku. Dalam alat analisis ini pergerakan harga saham akan dikoversikan dalam satuan RSI dengan nilai skala 1 100. 3.6 Stochastic Oscillator Stochastic Oscillator adalah sebuah alat analisis yang pertama kali dikembangkan oleh George C Lane pada akhir 1950-an. Alat analisis ini merupakan

24 salah satu momentum oscillator yang menunjukan posisi closing saat ini (current) secara relative terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Closing level yang konsisten berada pada kondisi puncak (peak) merupakan indikasi terjadinya accumulation (buying pressure). Sebaliknya, closing level yang konsisten berada pada bottom, mengindikasikan terjadinya distribution (selling pressure). Analisis Stochastic Oscillator terdiri dari dua buah garis, yaitu garis %K dan garis %D. %K adalah garis yang menggambarkan posisi relative, serta harga closing terhadap range harga tertinggi dan terendah dalam periode pengamatan. Sedangkan %D merupakan trigger line yang tidak lain merupakan rata-rata bergerak sederhana (simple moving average) dari %K (garis %D adalah garis yang dibuat untuk mengidentifikasikan arah pergerakan dari garis %K). Nilai maksimal %D dan %K pada Stochastic Oscillator adalah 100, sementara nilai minimalnya 0. Fungsi utama dari Stochastic Oscillator adalah untuk mengidentifikasi kondisi Overbought dan Oversold. Nilai %K dari Stochastic Oscillator dapat dihitung menggunakan formulasi dibawah ini : %K = 100 x ( Recentclose LowestLow(n) ) HighestHigh(n) Lowestlow(n) (n) = Jumlahperiode %K yang dihitung menggunakan periode 14 hari disebut (14 period Stochastic Oscillator) dan dihitung menggunakan harga closing terbaru, yaitu harga tertinggi dan harga terendah dalam periode 14 hari sebelumnya.

25 Pemilihan jumlah periode untuk %K sendiri akan sangat bervariasi dari satu pengguna ke pengguna lainnya, atau dari satu saham ke saham lainnya, karena ini akan tergantung pada tingkat volatilitas dari saham yang bersangkutan. Periode simple moving average yang sering digunakan dalam pembentukan garis %D dalam analisis Stochastic Oscillator adalah tiga periode. Pemilihan periode ini tidak mutlat dan bisa diubah sesuai dengan sifat pergerakan harga dari saham yang dianalisa. Fungsi dari garis %D dalam analisis Stochastic Oscillator adalah untuk melihat trend yang terjadi pada %K, karena itu garis %D sering pula dinamakan sebagai garis pemicu / trigger line. ( Hendra Syamsir, 2005, p 343-352 ) 3.6.1 Menghitung %K Dalam formulasi jelas variable utama yang dapat memepengaruhi besarnya nilai %K adalah posisi harga closing terhadap harga tertinggi dan terendah periode pengamatan. Semakin dekat posisi harga closing dengan harga dalam high tertinggi, akan semakin besar pula nilai %K, dan sebaliknya, semkin dekat posisi harga closing dengan harga low terendah maka akan semakin kecil pula nilai garis %K.

26 Tabel 3.3 Tabel Perhitungan Nilai %K Date High Low Closing Volume High Low Stochastic tertinggi terendah Closing %K 12/12/2000 13350 12250 12350 2304000 12/13/2000 13150 12250 13100 2586000 12/14/2000 13450 12850 12900 1962500 12/15/2000 14000 12900 13950 3931500 12/18/2000 14150 13350 13750 1296500 12/19/2000 13900 13550 13600 743000 12/20/2000 13750 12950 13100 1260000 12/21/2000 13400 13000 13350 1271000 12/22/2000 13650 13000 13000 1447000 1/2/2001 13150 13000 13100 608000 1/3/2001 13750 12950 13750 1185500 1/4/2001 13950 13450 13500 1109000 1/5/2001 13900 13500 13800 1547500 1/8/2001 13850 13600 14150 889500 14150 12250 14150 100 Perhatikan table diatas. Pada table tersebut kita dapat melihat dengan jelas bahwa selama 14 hari periode pengamatan. Maka nilai harga high tertinggi adalah Rp 14.150,- (tanggal 12/18/2000) dan harga terendahnya Rp 12.250,- (tanggal 12/12/2000) dan 12/13/2000. Pada table diatas harga closing berada pada level yang sama dengan harga high tertinggi, yaitu Rp 14.150,-. Dengan demikian maka nilai %K akan sama dengan: %K = (14150 12250) x 100 = 100 (14150 12250)

27 Tabel 3.4 Tabel Perhitungan Nilai %K dan %D Date Open High Low Closing Volume High tertinggi 12/12/2000 13000 13350 12250 12350 2304000 12/13/2000 12350 13150 12250 13100 2586000 12/14/2000 13100 13450 12850 12900 1962500 12/15/2000 12900 14000 12900 13950 3931500 12/18/2000 14000 14150 13350 13750 1296500 12/19/2000 13750 13900 13550 13600 743000 12/20/2000 13750 13750 12950 13100 1260000 12/21/2000 13050 13400 13000 13350 1271000 12/22/2000 13400 13650 13000 13000 1447000 1/2/2001 13000 13150 13000 13100 608000 1/3/2001 13100 13750 12950 13750 1185500 1/4/2001 13900 13950 13450 13500 1109000 1/5/2001 13500 13900 13500 13800 1547500 Low terendah Closing 1/8/2001 13800 13850 13600 13700 889500 14150 12250 13700 76.32 1/9/2001 13700 13700 13550 13600 395000 14150 12250 13600 71.05 Stochastic %K %D 1/10/2001 13600 13600 13500 13500 250500 14150 12850 13500 50 65.79 1/11/2001 13500 13500 13300 13300 378500 14150 12900 13300 32 51.02 1/12/2001 13250 13250 13150 13150 903500 14150 12950 13150 16.67 32.89 1/15/2001 13200 13200 13300 13300 604500 13950 12950 13300 35 27.89 1/16/2001 13450 13450 13500 13500 1249000 13950 12950 13500 55 35.56 1/17/2001 13700 13700 13900 13900 2682000 13950 12950 13900 95 61.67 3.6.2 Menghitung %D %D (trigger line) sebenarnya adalah Simple Moving Average 3 periode dari %K. Dengan demikian maka perhitungannya sama saja dengan metode penghitungan simple moving average, tetapi basis data yang digunakan adalah %K. Pada table di bawah ini kita dapat melihat proses perhitungan garis %D. Penghitungan %D (Periode = 3) Pemilihan periode yang pendek (3 periode) untuk membentuk garis %D dilatar belakangi dengan tujuan meningkatkan sensitivitas alat analisis. Namun jika saham yang kita amati memiliki volatilitas yang sangat tinggi, maka tentu saja kita

28 dapat menggunakan periode MA yang lebih panjang agar terhindar dari kesalahan analisis. 3.7 Slow, Fast dan Full Stochastic Oscilator 3.7.1 Slow dan Fast Stochastic Oscilator Salah satu keunggulan stochastic dibandingkan dengan indikator momentum lainnya adalah tingginya sensitivitas yang dimiliki oleh alat analisis ini. Namun semakin tinggi sensitivitas sebuah alat analisis, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan alat analisis tersebut memberikan sinyal palsu. Karea itu sebelum membahas lebih jauh tentang cara membaca informasi yang dihasilkan oleh Stochastic Oscillator, maka akan diperkenalkan terlebih dahulu teknik yang lazim digunakan untuk memperkecil peluang timbulnya sinyal palsu dalam analisis Stichastic Oscillator. Dalam praktiknya ada tiga jenis Stochastic Oscillator, yaitu; 1. Fast Stochastic Oscillator 2. Slow Stochastic Oscillator 3. Full Stochastic Oscillator Fast Stochastic Oscillator sebenarnya hanyalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penghitungan Stochastic Oscillator dengan menggunakan formulasi standar yang telah dibahas diatas.

29 Slow Stochastic Oscillator adalah Stochastic Oscillator yang dihitung dengan cara memuluskan Fast Stochastic Oscillator (menggunakan moving average). Periode pemulusan yang diterapkan pada Fast Stochastic Oscillator untuk memperoleh Slow Stochastic Oscillator adalah 3 (fixed / tidak boleh dirubah). Sedangkan %D Slow dihitung dengan cara menerapkan Simple Moving Average 3 periode atas %K Slow. 3.7.2 Full Stochastic Oscilator Full stochastic Oscillator disusun atas tiga parameter. Parameter yang pertama digunakan untuk menggambarkan periode yang digunakan untuk membentuk garis %K Fast, parameter kedua digunakan untuk memuluskan garis %K Fast menjadi %K Full dan parameter terakhir digunakan untuk mengukur %D Full. Sama seperti Slow, Full stochastic oscillator adalah pemulusan dari Fast stochastic oscillator hanya saja periodenya bebas. 3.8 Aturan-aturan umum dalam analisis Stochastic Informasi yang diberikan oleh Stochastic Oscillator ini, pada dasarnya memiliki banyak kemiripan dengan indicator Relative Strength Index (RSI), yaitu indikasi terjadinya overbought dan oversold dan positive/negative divergence. Namun Stochastic Oscillator memilikie beberapa keunnggulan, antara lain sensitivitas yang lebih tinggi dan informasi arah trend melalui crossover antara garis %K dan %D.

30 3.8.1 Informasi Overbought dan Oversold Secara teoritis, titik Oversold dalam analisis Stochastic akan berada pada level 20 sedangkan titik Overbought akan terjadi pada level 80 (namun harap diingat bahwa titik-titik tersebut tidak selalu menjadi batasan Overbought dan Oversold suatu saham). 3.8.2 Crossover Kondisi crossover pada analisis Stochastic Oscillator adalah jika terjadi perpotongan antara garis %K dan %D. Jika garis %K memotong garis %D dari bawah, hal ini mengindikasikan kondisi bullish. Jika garis %K memotong garis %D dari atas, maka hal ini akan mengindikasikan terjadinya bearish trend. Perbedaan antara informasi yang dihasilkan kondisi Oversold dan overbought dengan informasi yang dihasilkan melalui kondisi crossover pada Stochastic Oscillator terletak dari panjangnnya trend yang dikonfirmasikan. Informasi yang dihasilkan oleh kondisi overbought dan oversold lebih mencerminkan trend jangka panjang, sementara kondisi bullishdan bearish crossover memberikan arah pergerakan trend jangka pendek. Dengan adanya informasi bullish atau pun bearish crossover ini, kita masih dapat mengambil keuntungan dengan memanfaatkan fluktuasi-fluktuasi dalam sebuah trend jangka panjang. Selain itu, jika Stochastic Oscillator berada dalam kondisi indecision (wilayah dimana tidak terdapat keputusan) yaitu pada saat indikator Stochastic tidak

31 berada dalam wilayah overbought atau oversold, maka dengan menggunakan informasi bullish atau bearish crossover kita masih dapat mengambil keputusan. ( Hendra Syamsir, 2005, p349-370 ).