BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 4.1. Perlakuan Akutansi (Ed PSAK 109) 1 Perilaku akuntansi dalam pembahasan ini mengacu pada ED (Exposure Draft) PSAK 109, sehingga ruang lingkup PSAK ini hanya untuk amil zakat yang menerima dan menyelurkan zakat/infak/sedekah atau organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyelurkan zakat, infak, dan sedekah. a. Akuntasi untuk zakat 1) Penerima zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima dan diakui sebagai penambah dan zakat. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah diterima tetapi jika dalam bentuk non kas sebesar nilai wajar aset, jurnal: Dari Kas Dana Zakat Dari Aset Nonkas (nilai wajar) Dana zakat Kr. Dana zakat 1 Sri Nurhayati, Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2009), h.299-302 79
80 2) Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian non amil, jurnal: Dr. Dana zakat Kr. Dana amil Kr. Dana zakat nonamil 3) Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat non amil. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/ fee maka diakui sebagai penambah dana amil. Jurnal saat mencatat penerimaan fec: jurnal : Dr. Kas dana zakat Kr. Dana zakat nonamil 4) Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai : a) Pengurangan dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalian amil, jurnal : Dr. Dana zakat nonamil Kr. Aset nonkas
81 b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkab oleh kelalian amil jurnal: Dr. Dana amil kerugian Kr. Aset nonkas 5) Zakat yang diselurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar : a) Jumlah yang diserahkan jika pemberian dilakukan dalam bentuk kas,jurnal Dr. Dana zakat-nonamil Kr. Kas dana zakat b) Jumlah tercatat, jika pemberian dilakukan dalma bentuk aset nonkas, jurnal Dr. Dana zakat nonamil Kr. Aset nonamil dana zakat
82 6) Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada: a) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran dan penerima b) Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerima zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan c) Metode penetuan nilai wajar yang digunakan untuk penerima zakat berupa aset non-kas d) Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahik dan e) Hubungan istimewa antara amil dan mustahiq yang meliputi: (i) Sifat hubungan istimewa (ii) Jumlah dan jenis asset yang dislurkan dan (iii) Persentase dari asset yang disalurkan tersebut dari total f) Kebenaran dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alas an, dan jumlahnya dan g) Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah.
83 b. Akuntansi untuk infak/sedekah 1. Penerimaan infak/sedekah diakui pada saat kas atau asset lainnya diterima dan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah. Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah diterima tetapi jika dalam bentuk nonkas sebesar nilai wajar asset. Untuk penerimaan aset nonkas dapat dikelompokkan menjadi aset lancar dan asset tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang harus segera disalurkan dan dapat berupa barang sekali pakai atau barang yang memiliki manfaat jangka panjang, jurnal: Dr. Kas-dana infak/sedekah Dr. Aset nonkas (nilai wajar)-lancar-dana infak Dr. Aset nonkas (nilai wajar)-tidak lancar-dana infak Kr. Dana infak/sedekah 2. Infak yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil, jurnal; Dr. Dana infak/sedekah Kr. Dana infak/sedekah amil Kr. Dana infak/sedekah nonamil
84 3. Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi. Dr. Dana nonamil Kr. Akumulasi penyusutan aset nonamil 4. Penilaian aset nonkas-lancar sebesar harga perolehan dan aset nonkas-tidak lancar sebesar nilai wajar. 5. Penurunan nilai aset infak/sedekah diakui sebagai (a) Pengurang dana infak/sedekah. Jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalian amil, jurnal: Dr. Dana infak/sedekah-nonamil Kr. Aset nonkas-infak/sedekah
85 (b) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalian amil, jurnal: Dr. Dana-kerugian Kr. Dana infak/sedekah 6. Dan infak/sedekah sebelum diselurkan dapat dikelola jangka sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah. Jurnal: Dr. Kas/piutang-infak/sedekah Kr. Dana infak/sedekah 7. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah sebesar (a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas,jurnal: Dr. Dana infak/sedekah-nonamil Kr. Kas dana indak/sedekah
86 (b) Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas, jurnal: Dr. Dana infak/sedekah-nonamil Kr. Aset nonkas-dana infak/sedekah 8. Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut. Jurnal: Dr. Dana infak/sedekah Kr. Kas-dana infak/sedekah 9. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/sedekah, jurnal: Dr. Piutang dana infak/sedekah Kr. Kas dana infak/sedekah
87 4.2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat infak, dan shadaqah pada tanggal tertentu. Sumber dana zakat infak, dan shadaqah berasal dari bank dan pihak lain yang diterima untuk disalurkan kepada yang berhak. Penggunaan dana zakat infak, dan shadaqah berupa penyaluran kepada yang berhak sesuai dengan prinsip syariah. Saldo dana zakat infak, dan shadaqah adalah dana zakat, infak, dan shadaqah yang belum dibagikan pada tanggal tertentu. PSAK No.59 (2002) mengatur tentang laporan sumber dan penggunaan zakat infak, dan shadaqah sebagai berikut : (a) Sumber dana zakat infak, dan shadaqah yang berasal dari penerimaan, meliputi : (1). Zakat dari bank syariah (2). Zakat dari pihak luar bank syariah (3). Infak, dan (4). Shadaqah (b) Penggunaan dana zakat infak, dan shadaqah untuk (1). Fakir (2). Miskin, (3). Hamba sahaya (4). Orang yang terlilit utang (qharim) (5). Orang yang baru masuk Islam (6). Orang yang berjihad (fisabilillah)
88 (7). Orang yang dalam perjalanan (ibnusabil), dan (8). Amil; (c) Saldo awal dana zakat infak, dan shadaqah (d) Saldo akhir dana zakat infak, dan shadaqah Apabila laporan sumber dan penggunaan dana zakat infak, dan shadaqah disusun secara skontro (Taccount) maka laporan akan seperti berikut ini (dengan contoh dalam Rp. 000 an) Bank Syariah Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat, Infak Dan Shadaqah Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20.. Sumber Dana 1. Saldo awal Rp. xx 2. Penambahan (a). Zakat dari bank Rp. xx (b). Zakat dari bukan bank Rp. xx (c). Infak Rp. xx (d). Shadaqah Rp. xx Jumlah sumber dana Rp. xx Total dana tersedia Rp. xx Penggunaan Dana 1. Penggunaan untuk (a). Fakir Rp. xx (b). Miskin Rp. xx (c). Hamba sahaya Rp. xx (d). Orang yang teelilit utang (qharim) Rp. xx (e). Orang yang baru masuk Islam Rp. xx (f). Orang yang berjihad (fisabilillah) Rp. xx (g). Orang yang dalam perjalanan Rp. xx (h). Amil Rp. xx Jumlah penggunaan Rp. xx 2. Saldo Akhir Rp. xx Total Penggunaan dan Saldo dana Rp. xx Sumber: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=prosedur%20penerapan%20psak% diakses tanggal 8 November 2011 pukul 14.00
89 Ket: total dana tersedia jumlah harus sama dengan total penggunaan dan saldo dana. 4.3. Kendala Pengaplikasian PSAK 109 di Lapangan Penerapan PSAK 109 di lapangan memiliki beberapa kendala, meliputi: a. penyusunan laporan keuangandalam psak 109 terlalu ketat, Karena beberapa paragraph dalam PSAK ini, mirip seperti bahasa fikih. b. adanya perlakukan yang tidak seimbang terhadap penggunanaan PSAK 109 ini. Karena yang hanya boleh menggunakan PSAK ini hanyalah organisasi pengelola zakat yang sudah dikukuhkan oleh pemerintah. Sementara jumlah OPZ yang dikukuhkan oleh pemerintah jumlahnya sangat sedikit Lalu bagaimana dengan OPZ yang belum disahkan. Apakah tidak boleh mengacu dengan PSAK 109 ini. 4.4. Analisis Implementasi PSAK 109 Tahun 2008 Terhadap Pembiayaan Qardhul Hasan di BNI Syariah Pekalongan Landasan hukum dan filosofi yang digunakan oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan tentang bolehnya menerapkan pembiayaan Qardhul Hasan adalah berdasarkan DSN No. 25/ DSN-MUI/ III/ 2002 yang menyatakan bahwa salah satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat dilakukan oleh bank syariah adalah penyaluran dana melalui prinsip qardh, yakni suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada lembaga keuangan syariah
90 pada waktu yang telah disepakati oleh lembaga keuangan syariah dan nasabah yang bersangkutan. Qardhul Hasan sebagai produk pembiayaan bagi usaha mikro mempunyai sifat tidak memberikan keuntungan finansial bagi pihak yang meminjamkan. Implementasi dan alokasi dana tersebut, bank menyertakan kucuran pembiayaan kepada para nasabah dan nasabah hanya mengembalikan pokok pembiayaan pada saat jatuh tempo. Sasaran pembiayaan Qardhul Hasan adalah orang-orang yang berhak (memerlukan bantuan) dan tujuan pembiayaan Qardhul Hasan adalah untuk mengangkat derajat yang dibantu. Oleh karena itu, pihak bank syariah tidak boleh mensyaratkan adanya imbalan tertentu. Namun pihak bank syariah dapat memintakan sejumlah dana kepada pihak peminjam untuk menutup biaya administrasi yang timbul akibat kontrak. Dana Qardhul Hasan BNI Syariah Cabang Pekalongan awalnya bersumber pada dana BAMUIS BNI pusat, yakni zakat untuk pengembangan usaha produktif bagi fakir miskin, dana infaq dan shodaqoh serta wakaf yang dihimpun secara profesional. Hal ini sejalan dengan sumber dana Qardhul Hasan sesuai dengan PSAK No. 109 tahun 2008 yang menyebutkan bahwa sumber dana Qardhul Hasan berasal dari zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) yang dihimpun dari operasional bank syariah. Sasaran pembiayaan Qardhul Hasan adalah ruang lingkup pasar pembiayaan produktif yang berskala kecil/mikro, antara lain dengan berusaha di bidang:
91 1. Kios/toko kecil 2. Industri rumah tangga/perajin Dimana bisnis tersebut dengan karakteristik sederhana dalam bidang perijinan, pembukuan, manajemen serta agunan dalam keuangan. Dengan tujuan untuk meringankan beban dan sbagai bentuk tanggung jawab sosial atau corporate social responsilibity (CSR) bagi sesama, sekaligus mengenalkan bank kepada masyarakat (khususnya masyarakat ekonomi lemah), bahwa tidak sepenuhnya bank syariah berorientasi pada profit semata. Meski Qardhul Hasan adalah pembiayaan yang tidak menjanjikan keuntungan finansial bagi pihak yang meminjamkan, namun pembiayaan ini juga perlu dilakukan analisis pembiayaan guna mencegah terjadinya kredit macet. Berikut analisis pembiayaan Qardhul Hasan: 1. Analisa pembiayaan menggunakan perangkat analisa pembiayaan (PAP) Qardhul Hasan, yang terdiri dari: a. Formulir pengusulan Qardhul Hasan b. Call memo 2. Penyajian laporan keuangan atas dasar hasil wawancara dengan calon nasabah pembiayaan dan catatan-catatan pembukuan calon nasabah pembiayaan, atau jika ada laporan keuangan akan lebih baik. 3. Ketentuan mengenai group tidak diberlakukan. Pelaporan Qardhul Hasan disajikan tersendiri dalam laporan sumber dan penggunaan dana Qardhul Hasan karena dana tersebut bukan aset
92 perusahaan. Oleh sebab itu, seluruhnya dicatat dengan akun dana kebajikan dan dibuat buku besar pembantu atas dana kebajikan berdasarkan jenis dana kebajikan yang diterima atau dikeluarkan. Berikut jurnal yang diberlakukan di BNI Syariah cabang Pekalongan dalam pencatatan akuntansi Qardhul Hasan yang sesuai dengan PSAK No. 109 tahun 2008 mengenai Qardhul Hasan: 1. Saat menerima dana sumbangan dari pihak eksternal, jurnal: Db. Dana kebajikan-kas Kr. Dana Kebajikan-Infak/Sedekah/Hasil Wakaf 2. Untuk pengeluaran dalam rangka pengalokasian dan Qardhul Hasan, jurnal: Db. Dana kebajikan- Dana kebajikan Produktif Kr. Dana Kebajikan-Kas 3. Untuk penerimaan saat pengembalian dari pinjaman untuk Qardhul Hasan, jurnal: Db. Dana kebajikan- Kas Kr. Dana Kebajikan- Dana kebajikan Produktif
93 4.5. Contoh Baskoro adalah tukang becak yang biasa mangkal di depan Masjid Syuhada Yogyakarta. Beliau memerlukan dana Rp 750.000,- untuk pengobatan putranya yang saat ini sedang menderita sakit demam berdarah. Baskoro merasa bisa mengembalikan pinjaman tersebut selama 10 bulan dari hasil usahanya menjadi tukang becak bahkan istrinya memiliki warung makan di pinggir Sungai Code dengan omset yang lumayan. Baskoro mencoba menghubungi BNI Syariah untuk mengajukan pembiayan. Officer BNI Syariah kemudian menganalisis kemampuan Baskoro dalam membayar pinjamannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa penghasilan rata-rata Baskoro per hari sebesar Rp. 20.000,- dan istrinya memiliki pengahasilan bersih sebesar Rp. 25.000,- per hari. Rata-rata per bulan mereka berdua berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 750.000,- s/d Rp. 800.000,-. Kebutuhan sehari-hari mereka sekitar Rp. 450.000,- s/d Rp. 600.000,- sehingga masih tersisia dana yang bisa ditabung sebesar Rp. 150.000,- s/d Rp. 20.000,- per bulan. Kesimpulan dari analisis Officer BNI Syariah adalah pinjaman yang dierikan kepada Baskoro adalah pinjaman Qardh sebesar Rp. 750.000,- dengan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000,- dan diangsur selama 10 bulan. Kebijakan ini diambil karena kondisi keluarga Baskoro yang dikategorikan kurang mampu dan pinjaman ditujukan untuk kepentingan kesehatan sehingga BNI Syariah menggunakan sebagian dan maal-nya untuk memberikan pinjaman Qardh.
94 Berikut merupakan jurnal-jurnal yang dibuat oleh BNI Syariah dalam rangka realisasi pembiayaan kepada Baskoro: a. Pada tanggal 1 Agustus 2008 diserahkan dana Qardh kepada Baskoro sebesar Rp. 750.000,- (Dr) Pinjaman Qardh baskoro Rp. 750.000,- (Cr) Kas BNI Syariah Rp. 750.000,- b. Pada tanggal 1 Agustus 2008 Baskoro membayar biaya adminstrasi sebesar Rp. 10.000,- (Dr) kas baskoro Rp. 25.000,- (Cr) pendapatan administrasi Rp. 25.000,- c. Pada tanggal 1 September 2008 Baskoro membayar angsuran I sebesar Rp. 75.000,- (Dr) Pinjaman Qardh baskoro Rp. 75.000,- (Cr) Kas BNI Syariah Rp. 75.000,-