BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan membahas secara detail dan menyeluruh mengenai hasil penelitian sehingga mendapatkan jawaban dari masalah penelitian yang ada pada bab sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank Jabar Banten Syariah. Dalam Bank Jabar Banten Syariah ketentuan umum mengenai penghimpunan dana menggunakan prinsip wadiah terdiri atas 2 produk yaitu untuk giro dan tabungan. Ketentuan umum ini berkenaan dengan penatausahaan titipan uang (wadiah) dalam bentuk giro meliputi pembukaan rekening giro, penyiapan, pengawasan dan penyerahan buku cek/ bilyet giro kepada nasabah, pembukuan mutasi rekening giro, laporan giro/ debet, perhitungan bonus dan biaya administrasi, penyiapan, pengawasan dan pengiriman rekening giro (statement), dan rekening giro bank lain. Al Wadiah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya. Prinsip yang digunakan dalam perbankan syariah adalah Al Wadiah Yad Dhammanah. Al Wadiah Yad Dhammanah adalah titipan dana nasabah pada bank yang dapat dipergunakan oleh bank dengan seijin nasabah dimana bank menjamin akan mengembalikan titipan tersebut secara utuh (sebesar pokok yang dititipkan). 66

2 IV.1. Jenis- jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsip Wadiah pada Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1. Penghimpunan dana untuk Giro berdasarkan prinsip Wadiah pada PT Bank Jabar Banten Syariah. Giro adalah simpanan pada bank (perorangan / badan hukum, dalam mata uang rupiah atau valuta asing) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Dalam pembukaan rekening Giro baru terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Nasabah meskipun pada dasarnya semua Calon Nasabah yang membuka rekening giro dengan prinsip wadiah dapat diterima sebagai Nasabah (Muwaddi), namun hal ini tidaklah berarti bahwa bank akan selalu memuluskan semua permohonan tersebut. Rekening Giro akan dikelompokkan dalam golongan Rekening Pasif apabila selama 3 bulan berturut- turut tidak terdapat transaksi atas inisiatif nasabah. Transaksi yang dibuat oleh bank seperti pembebanan biaya administrasi, pembayaran bonus, dan sejenisnya tidak dapat dikategorikan dalam inisiatif nasabah. Pemindahan rekening dari kelompok aktif ke kelompok pasif dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem komputer. 67

3 Terdapat beberapa persyaratan awal yang harus dipenuhi oleh Calon Nasabah (muwaddi), antara lain sebagai berikut : a. Harus memenuhi persyaratan seperti Jumlah Setoran Pertama dan Pemeliharaan Saldo Minimum (minimal Rp ,-). b. Bentuk Badan Hukumnya (PT, CV, Firma, Yayasan, atau sebagainya) dan perorangan. c. Tanda Bukti Diri (KTP/SIM/Passport/KITAS/Lainnya) dan Surat Izin Domisili. d. Tanda Tangan (Contoh Tanda Tangan pada kartu dan komputer). e. Legalitas Perusahaan dan Usaha bagi yang berbadan hukum. f. Nama dan Identitas pemberi Referensi. g. Tidak termasuk dalam daftar hitam BI. h. Mengisi Aplikasi Pembukaan Rekening. i. Menandatangani Akad Wadiah. j. Mengisi Form Permohonan Buku Cheque/BG, dan sebagainya. Beberapa prosedur operasional yang digunakan Bank Jabar Banten Syariah dalam melakukan kegiatan perbankannya yaitu : a. Pembukaan Rekening Giro Bagian ini menjelaskan proses pembukaan rekening Giro yang diajukan oleh nasabah di kantor cabang syariah atau kantor di bawah kantor cabang syariah. 68

4 b. Setoran Awal Pada bagian ini menjelaskan tata cara yang harus dilakukan oleh petugas teller cabang dalam menerima transaksi awal dari nasabah. c. Penarikan Tunai Bagian ini menjelaskan proses transaksi penarikan tunai pada rekening giro nasabah. d. Pemindahbukuan Bagian ini menjelaskan proses pelaksanaan transaksi pemindahbukuan dari rekening giro ke rekening lainnya. e. Perubahan Data Bagian ini menjelaskan proses perubahan data nasabah dan data rekening giro, antara lain : perubahan alamat, nomor telepon, kode officer (officer code), presentase pajak. f. Perhitungan dan Pemberian Bonus / Bagi Hasil Bagian ini menjelaskan pemberian bonus menurut kebijakan Manajemen Bank Jabar Banten Syariah yang berlaku. g. Pemblokiran Rekening, Saldo dan Cek/BG serta Pembukuan Blokir Bagian ini membahas proses pemblokiran rekening dan saldo serta pembukaan blokir termasuk persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya. 69

5 h. Pengelolaan Rekening Pasif Bagian ini membahas proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengelola rekening pasif dan perubahannya menjadi aktif. i. Penutupan Rekening Bagian ini membahas proses penutupan rekening yang dilakukan oleh Bank, baik atas permintaan nasabah maupun atas kebijaksanaan bank/ instansi berwenang (Black List Bank Indonesia) j. Pengawasan Bagian ini membahas proses pengawasan sehubungan dengan kegiatan transaksi rekening giro. Beberapa langkah operasional diatas berkaitan dengan pencatatan akuntansi yang akan dilakukan pada setiap transaksi yang terjadi Dalam setiap transaksi yang dilakukan terdapat beberapa pencatatan akuntansi yaitu : 1. Pada saat pembukaan rekening (untuk setoran awal) Dr. Kas Cr. Giro Wadiah 2. Pada saat penarikan tunai Dr. Giro Cr. Kas 3. Pada saat pemindahbukuan (dari rekening giro ke rekening lain) Dr. Giro Cr. Giro/Tabungan Syariah 70

6 4. Pada saat perhitungan bonus dan bagi hasil Dr. Beban bonus Cr. Giro Cr. Titipan Pajak Cr. Titipan ZIS (jika ada) Formula Perhitungan Bonus : Saldo rata- rata per nasabah Saldo rata- rata per product Alokasi Bonus yang dibagikan 5. Pada saat pencatatan bagi hasil (akhir bulan) Dr. Biaya bagi hasil Tabungan Cr. Bagi hasil yang masih harus dibayar Tabungan 6. Pada saat pembebanan ke rekening Tabungan Dr. Bagi hasil yang masih harus dibayar Tabungan Cr. Rekening Tabungan Nasabah 7. Pada saat penutupan rekening atas permintaan nasabah Dr. Giro Cr. Hasil Administrasi Giro Cr. Rekening Perantara Jika sudah sesuai prosedur maka terbentuk jurnal otomatis : Dr. Rekening Perantara Cr. Kas 8. Penutupan rekening (Daftar Hitam Nasional BI) jika sampai batas waktu yang ditentukan nasabah tidak datang Dr. Giro Cr. Hasil Administrasi Giro Cr. Giro tidak diambil 71

7 Contoh kasus rekening Giro berdasarkan prinsip Wadiah pada Bank Jabar Banten Syariah : 1. Pada tanggal 01 Juli 2009, Diterima setoran tunai untuk pembukaan rekening Giro wadiah atas nama Ahmad sebesar Rp ,-. 2. Pada tanggal 9 Juli 2009, Ahmad melakukan penarikan giro wadiah tunai sebesar Rp ,-. 3. Pada tanggal 14 Juli 2009, Sri melakukan penyetoran tunai sebagai setoran awal untuk pembukaan rekenig Giro Wadiah sebesar Rp ,- 4. Pada tanggal 17 Juli 2009, Ahmad menyerahkan aplikasi transfer untuk dilakukan pemindahbukuan dari rekening gironya sebesar Rp ,- untuk dibuatkan Tabungan Mudharabah dengan nisbah 65:35 (nisbah pada bulan Juli) 5. Pada tanggal 17 Juli Sri melakukan penyetoran tunai sebesar Rp ,- untuk rekeningnya. 6. Pada tanggal 28 Juli 2009, Ahmad melakukan penarikan Giro wadiahnya secara tunai sebesar Rp ,-. Bank Jabar Banten memiliki kebijaksanaan untuk memberikan bonus kepada pemegang rekening giro wadiah. Atas hal tersebut Tuan Ahmad diberikan bonus sebesar Rp ,- (bonus tidak diperjanjikan sebelumnya) dan atas bonus tersebut dipotong pajak sebesar 20% 72

8 yaitu : Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh Bank Jabar Banten Syariah 1. Pada saat pembukaan rekening (untuk setoran awal) Dr. Kas Rp ,-. Cr. Giro Wadiah Rp ,- 2. Pada saat penarikan tunai Dr. Giro Wadiah (Rek Giro Ahmad) Rp ,- Cr. Kas Rp ,- 3. Pada saat melakukan setoran tunai Dr. Kas Rp ,- Cr. Giro Wadiah (Rek Giro Sri) Rp ,- 4. Pada saat pemindahbukuan (dari rekening giro ke rekening Tabungan Mudharabah) Dr. GiroWadiah (Rek Giro Ahmad) Rp ,- Cr. Tabungan Mudharabah(a/n Ahmad) Rp ,- 5. Pada saat melakukan setoran tunai Dr. Giro Wadiah Rp ,-. Cr. Kas (Rek Giro Sri) Rp ,- 6. Pada saat penarikan Giro Wadiah (tunai) Dr. Kas Rp ,-. Cr. Giro Wadiah (Rek Giro Sri) Rp ,- 73

9 7. Pada saat perhitungan bonus dan bagi hasil (sudah atas dasar perhitungan yang dilakukan oleh pihak Bank Jabar Banten Syariah) Dr. Beban bonus Rp ,- Cr. Giro Rp ,- Cr. Titipan Pajak (20%) Rp ,- 8. Pada saat pencatatan bagi hasil (akhir bulan) Dr. Biaya bagi hasil Tabungan Rp ,- Cr. Bagi hasil yang masih harus dibayar Tabungan Rp ,- 9. Pada saat pembebanan ke rekening Tabungan Dr. Bagi hasil yang masih harus Rp ,- dibayar Tabungan Cr. Rekening Tabungan Nasabah Rp ,- Hal lainnya mengenai Giro Wadiah yang terdapat pada Bank Jabar Banten Syariah : a. Rekening Giro akan dikelompokkan dalam golongan Rekening Pasif apabila selama tiga bulan berturut- turut tidak terdapat transaksi atas inisiatif. Transaksi yang dibuat oleh bank seperti pembebanan biaya administrasi, pembayaran bonus dan sejenisnya tidak dapat dikategorikan dalam inisiatif nasabah. Pemindahbukuan rekening dari kelompok aktif ke kelompok pasif dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem komputer. b. Semua transaksi rekening yang dikelompokkan ke dalam rekening pasif harus mendapat persetujuan dari pejabat bank yang berwenang 74

10 dengan membubuhkan paraf pada media/nota mutasi dan melakukan override pada Sistem Informasi, pejabat Bank wajib mengusahakan untuk mendapatkan alamat jelas nasabah atau minta kepada nasabah agar rekeningnya diaktifkan kembali. c. Pengembalian kelompok rekening aktif harus disetujui oleh Pemimpin Seksi Pelayanan / Pemimpin Cabang. Rekening Pasif tidak perlu segera dikelompokkan kembali ke rekening aktif hanya karena satu atau dua mutasi. d. Cek / Bilyet Giro yang diterbitkan oleh Cabang Penerbit yang bukan peserta kliring, maka warkat tersebut tidak dapat dikliringkan. IV.1.2. Penghimpunan dana untuk Tabungan berdasarkan prinsip Wadiah pada PT Bank Jabar Banten Syariah. Tabungan adalah jenis simpanan pada Bank bagi perorangan dan badan hukum yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu. Tabungan dengan prinsip Wadiah menggunakan prinsip Al Wadiah Yad ad Dhamanah. Sebelum adanya pembukaan rekening Tabungan maka akan dibuat perjanjian antara pemilik dana dengan pihak Bank. Perjanjian antara Bank (Mudharib) dengan pemilik dana (shahibul maal) dilakukan secara tertulis dalam Akad Wadiah, dan ditandatangani kedua belah pihak. Dalam Akad Wadiah antara lain, mencantumkan 75

11 persetujuan dari nasabah kepada pihak Bank untuk mengelola keseluruhan atau sebagian dananya dalam kegiatan operasional Bank. Tabungan dengan prinsip Wadiah dapat diberikan bonus, namun pemberian bonus tidak diperjanjikan baik secara lisan maupun tulisan. Pemberian bonus pada Tabungan dengan prinsip Wadiah bedasarkan kebijakan Manajemn Bank Jabar Banten Syariah. Seluruh transaksi rekening tabungan dicatat dalam Buku Tabungan Wadiah. Nasabah Tabungan dengan prinsip Wadiah tidak dikenakan biaya administrasi bulanan (termasuk biaya ATM) kecuali rekening tabungan yang saldonya dibawah saldo minimum dapat dikenakan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rekening Tabungan dapat menjadi Rekening Pasif. Rekening Pasif yaitu rekening yang tidak bermutasi atas inisiatif penabung selama 6 bulan berturut- turut. Ketentuan umum untuk Tabungan berdasarkan prinsip Wadiah pada Bank Jabar Banten Syariah : a. Tabungan dapat diikuti oleh perorangan, yayasan, badan hukum, dan lembaga lainnya yang namanya tercantum dalam Buku Tabungan. b. Sebagai Bukti Tabungan, Bank menerbitkan buku tabungan atas nama penabung. c. Apabila terjadi selisih saldo antara buku tabungan dengan catatan pada pembukuan Bank, maka Bank menggangap saldo yang benar adalah saldo pada catatan pembukuan Bank. 76

12 d. Apabila buku tabungan hilang, Penabung wajib melaporkan terlebih dahulu kepada Pihak berwajib untuk kemudian diteruskan ke unit kerja Bank Jabar Syariah (Bank Pengelola) dimana nasabah tersebut terdaftar sebagai penabung. e. Bank dibebaskan dari segala kerugian dan/atau tuntutan yang timbul karena kehilangan/pemalsuan dan/atau penyalahgunaan atas Buku Tabungan. f. Bonus diberikan atas dasar kebijaksanaan Bank, yang diambil dari keuntungan porsi bank pada akhir bulan berjalan yang akan dibagikan sebagai bonus Tabungan Wadiah. g. Besarnya bonus yang diberikan kepada masing- masing nasabah adalah berdasarkan perbandingan jumlah saldo rata- rata tabungan wadiah harian nasabah bulan itu dengantotal rata- rata saldo tabungan wadiah sesuai dengan catatan bank dikalikan dengan angka rupiah total bonus tabungan wadiah yang ditentukan manajemen untuk setiap akhir bulannya. h. Bonus dikenakan pajak sesuai ketentuan pemerintah i. Bank berhak mengenakan biaya administrasi bulanan dan biaya atas pentupan tabungan j. Penabung tidak dibebani mateai atas penyetoran dan pengambilan tabungan k. Setoran pertama minimal dan setoran selanjutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 77

13 l. Penarikan yang dilakukan oleh bukan Penabung sendiri harus dilengkapi dengan Surat Kuasa dari Penabung, bermaterai cukup dan dilampiri dengan Identitas Diri. Prosedur Operasional untuk Tabungan Syariah, mengatur tata cara yang dilakukan petugas Kantor cabang dan Kantor di bawah Kantor Cabang dalam melakukan administrasi dan transaksi Tabungan, baik Tabungan dengan prinsip Mudharabah maupun Tabungan dengan prinsip Wadiah. a. Pembukaan Rekening Tabungan Pada bagian ini menjelaskan tata cara yang harus dilakukan oleh petugas kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang serta layanan syariah dalam melakukan proses Pembukaan rekening Tabungan b. Setoran Awal Pembukaan Rekening Pada bagian ini menjelaskan tata cara yang harus dilakukan oleh petugas teller kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang dalam menerima transaksi setoran awal dari nasabah. c. Perubahan Data Nasabah Pada bagian ini menjelaskan tata cara yang harus dilakukan oleh petugas cabang dan kantor di bawah kantor cabang dalam melakukan proses perubahan data rekening khususnya untuk perubahan alamat, pekerjaan, status dan zakat (misalnya nasabah tabungan dengan 78

14 prisnip Mudharabah yang menginginkan bagi hasilnya dipotong Zakat). d. Perhitungan dan Distribusi Bagi Hasil Pada bagian ini menjelaskan proses perhitungan dan distribusi bagi hasil yang dilakukan oleh sistem. e. Informasi Mutasi Rekening Pada bagian ini menjelaskan tata cara yang harus dilakukan oleh petugas kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang dalam melayani nasabah tabungan yang mengajukan informasi mutasi rekening tabungan melalui Customer Service. f. Blokir Rekening serta Pembukaan Blokir Bagian ini menjelaskan tentang proses pemblokiran rekening serta pembukaan blokir. Pelaksanaan instruksi pemblokiran dan pembukaan blokir hanya dapat dilakukan di kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang pemilik rekening. g. Rekening Pasif Bagian ini membahas proses yang dilakukan oleh kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang dalam mengelola rekening pasif dan perubahannya menjadi aktif. h. Pemindahbukuan Bagian ini menjelaskan proses pemindahbukuan dari rekening Tabungan ke rekening Giro / Tabungan. 79

15 i. Penutupan Rekening Bagian ini membahas proses penutupan rekening baik yang dilakukan atas permintaan bank maupun atas kebijaksanaan bank. j. Penggantian Buku Tabungan Bagian ini menjelaskan proses yang harus dilakukan oleh kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang dalam melakukan penggantian buku tabungan yang dikarenakan buku tabungan habis/rusak/cacat dan hilang. k. Pengadministrasian Buku Tabungan Bagian ini menjelaskan proses yang harus dilakukan oleh kantor cabang dan kantor di bawah kantor cabang dalam pengadministrasian buku tabungan. Beberapa prosedur operasional diatas berkaitang dengan pencatatan akuntansi yang akan dilakukan pada setiap transaksi Pada Tabungan terdapat beberapa pencatatan akuntansi atas setiap transaksi yang terjadi pada Tabungan berdasarkan prinsip Wadiah yaitu : 1. Pada saat setoran awal Dr. Kas Cr. Tabungan Wadiah Apabila pembukaan Tabungan atas pemindahbukuan dari Giro maka jurnal nya yaitu : Dr. Giro Cr. Tabungan Wadiah 80

16 2. Pada saat perhitungan bonus dan bagi hasil Dr. Biaya bagi hasil Tabungan Cr. Bagi hasil yang masih harus dibayar Tabungan 3. Pada saat pembebanan ke rekening Tabungan Dr. Bagi hasil yang masih harus dibayar Tabungan Cr. Rekening Tabungan Nasabah 4. Pada saat penutupan rekening Dr. Tabungan Wadiah Cr. Hasil Administrasi Tabungan Cr. R/P Penutupan Tabungan Jika sudah sesuai dengan prosedur maka terbentuk jurnal otomatis : Dr. R/P Penutupan Tabungan Cr. Kas Contoh kasus yang terdapat dalam Bank Jabar Banten Syariah untuk Tabungan berdasarkan Prinsip Wadiah yaitu : 1. Pada tanggal 05 Agustus 2009, Diterima setoran tunai untuk pembukaan rekening Tabungan Wadiah atas nama Hanafi sebesar Rp ,-. 2. Pada tanggal 14 Agustus 2009, Hanafi melakukan penyetoran tunai sebagai setoran awal untuk pembukaan rekening Tabungan Wadiah sebesar Rp ,- 3. Pada tanggal 20 Agustus 2009, Hanafi menyerahkan aplikasi transfer untuk dilakukan pemindahbukuan dari rekening Tabungan Wadiah menjadi Tabungan Mudharabah sebesar Rp ,- dengan nisbah 60 :

17 4. Pada tanggal 20 Agustus 2009, diterima setoran tunai untuk pembukaan rekening Tabungan Wadiah atas nama Agnes sebesar Rp ,- 5. Pada tanggal 25 Agustus 2009, Hanafi melakukan penyetoran tunai sebesar Rp ,- untuk rekening Tabungan Mudharabah. 6. Pada tanggal 28 Agustus 2009, Atas kebijaksaan pihak bank untuk memberikan bonus kepada Hanafi sebesar Rp (bonus tidak disyaratkan sebelumnya untuk Tabungan Wadiah) yaitu : Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh Bank Jabar Banten Syariah 1. Pada saat setoran awal (pembukaan rekening Tabungan Wadiah) Dr. Kas Rp ,- Cr. Tabungan Wadiah (a/n Hanafi) Rp ,- 2. Pada saat setoran tunai untuk Tabungan Wadiah Dr. Kas Rp ,- Cr. Tabungan Wadiah (a/n Hanafi) Rp ,- 3. Pada saat pemindahbukuan dari Tabungan Wadiah ke Tabungan Mudharabah maka jurnal nya yaitu : Dr. Tabungan Wadiah Rp ,- Cr. Tabungan Mudharabah (a/n Hanafi) Rp ,- 82

18 4. Pada saat setoran awal (untuk pembukaan rekening Tabungan Wadiah) Dr. Kas Rp ,- Cr. Tabungan Wadiah (a/n Agnes) Rp ,- 5. Pada saat setoran tunai untuk Tabungan Mudharabah Dr. Kas Rp ,- Cr. Tabungan Mudharabah (a/n Hanafi) Rp ,- 6. Pada saat perhitungan bonus atas Tabungan Wadiah Dr. Biaya bagi hasil Tabungan Wadiah Rp ,- Cr. Bagi hasil yang masih harus dibayar Tabungan Wadiah Rp ,- 7. Pada saat pembebanan ke rekening Tabungan Wadiah Dr. Bagi hasil yang masih harus Rp ,- dibayar Tabungan Wadiah Cr. Rekening Tabungan Wadiah Nasabah Rp ,- IV.2. Kekurangan dan kelebihan penghimpunan dana dengan menggunakan prinsip wadiah pada Bank Jabar Banten Syariah Setiap proses penghimpunan dana yang dilakukan oleh Bank Konvensional maupun Bank Syariah dapat memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda- beda. Kekurangan maupun kelebihan yang ada tergantung pada sistem yang digunakan, alur dalam proses penghimpunan dana itu sendiri dan masih terdapat faktor- faktor lainnya baik internal maupun eksternal. 83

19 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti proses penghimpunan dana yang dilakukan Bank Jabar Banten Syariah berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah untuk produk Giro dan Tabungan juga memiliki kekeurangan dan kelebihan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan dan kelebihan penghimpunan dana berdasarkan prinsip Wadiah. IV.2.1. Kekurangan penghimpunan dana berdasarkan prinsip Wadiah pada Bank Jabar Banten Syariah. 1. Faktor Eksternal a. Distribusi profit menguntungkan penyimpan Penitip berada pada posisi belas kasih penyimpan (bank) karena penyimpan secara legal tidak diwajibkan untuk mendistribusi profit yang diperoleh. Bank dapat memberikan hibah (bonus) rendah meskipun mereka memperoleh profit yang tinggi b. Mencampur dana simpanan dengan modal Undang- undang tidak membolehkan bank syariah untuk mencampur dana simpanan dengan modal. c. Penitip tidak memilki hak suara Penitip tidak memilki hak suara untuk menentukan jenis pengalokasian dana yang akan dilakukan oleh pihak bank meskipun penggunaan dana dilakukan atas seijin nasabah serta pengalokasian dana sesuai dengan prinsip syariah Islam dan bukan dalam bentuk investasi jangka panjang. 84

20 d. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perbankan Syariah Kurangya sosialisasi tentang produk perbankan syariah sehingga berdampak pada rendahnya minat masyarakat atas produkproduk Bank Syariah meskipun sudah sesuai dengan syariat Islam. 2. Faktor Internal a. Investasi yang terbatas (Utilisasi Asset) Untuk melindungi kerugian modal, penyimpan (bank) tidak dapat menginvestasikan dana wadiah yad dhamanah pada proyek- proyek beresiko tinggi dengan profit tinggi sehingga penyimpan terlalu bergantung pada investasi beresiko rendah dengan profit rendah. b. Kurangya variasi produk Pada Bank Jabar Banten Syariah belum adanya fasilitas Safe Deposit Box yang menggunakan prinsip Wadiah Yad Amanah dimana pemilik barang dapat menitipkan barang berharganya di bank dan pihak bank mendapatkan pembayaran atas biaya penyimpanan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. c. Kurangnya efisiennya sistem yang digunakan Pada Bank Jabar Banten Syariah, prosedur alur kerja yang digunakan kurang efisien karena banyaknya jalur maupun tahapan dalam penyelesaian suatu transaksi awal saat pembukaan rekening, penerimaan bagi hasil dari giro maupun saat penutupan rekening. 85

21 d. Kurangnya SDM yang berkompetensi di bidangnya Masih kurangnya tingkat pengetahuann dari pihak bank yang dapat menjelaskan timbal balik dari menitipkan dananya di Bank Syariah seperti tahapan yang dilakukan saat bertransaksi, akad yang digunakan dalam pembuatan rekening dan hal lainnya. IV.2.2. Kelebihan penghimpunan dana berdasarkan prinsip Wadiah pada Bank Jabar Banten Syariah. 1. Prinsip yang dianut sesuai dengan syariat Islam Dalam melakukan setiap kegiatannya Bank Jabar Banten Syariah sesuai dengan syariat Islam yaitu menggunakan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan MUI sebagai landasan dalam kegiatan perbankannya agar tetap sesuai dengan syariat Islam serta tetap sesuai dengan PSAK Syariah yang digunakan tidak hanya untuk pencatatannya tapi juga secara keseluruhan dalam satu bentuk kesatuan pelaporan yang bersyariat Islam. 2. Rendahnya tingkat resiko Setiap nasabah yang memasukkan dananya ke Bank Syariah dapat merasa aman dan tenang karena dana yang disimpan ke Bank Syariah ini hanya digunakan untuk investasi jangka pendek yang tingkat resikonya rendah dan pihak bank bertanggungjawab atas dana nasabah yang dititipkan ke pihak bank serta pihak nasabah bisa mendapatkan bonus yang didapat dari kebijaksanaan pihak bank atas dana yang dikelola oleh bank. 86

22 3. Kepercayaan dan kejujuran Dalam Bank Syariah tidak hanya menganut prinsip Syariat Islam yang berlandaskan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan MUI serta PSAK Syariah tapi juga menjunjung tinggi rasa kepercayaan dan kejujuran. Karena kepercayaan dan kejujuran juga merupakan salah satu pegangan yang harus ada diantara pihak bank dengan nasabah dimana nasabah menitipkan dananya (contoh dalam prinsip wadiah) dan membiarkan pihak bank mengelola dananya tanpa pihak yang menitipkan dananya mengetahui untuk investasi apa dananya dikelola. Jadi semuanya hanya berlandaskan pada kepercayaan dan kejujuran. 4. Adanya fasilitas atas produk- produk yang diberikan Tidak hanya Bank Konvensional yang dapat membrikan fasilitas kepda para nasabahnya, Bank Syariah juga dapat memberikan fasilitas seperti halnya Bank Konvensional seperti ATM, Bilyet Giro, Cek dan fasilitas lainnya meskipun hanya ada di beberapa tempat saja. IV.3. Pernyataan Standar Akuntansi dan Sistem Pencatatan penghimpunan dana pada Bank Jabar Banten Syariah. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan dari laporan keuangan terdiri dari dua tujuan yaitu : 87

23 1. Tujuan Khusus Menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang dapat diterima umum mengenai posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan. 2. Tujuan Umum a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya bersih sebagai hasil dari aktifitas- aktifitas perusahaan yang menghasilkan nisbah. b. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi Earnings Potencial Bank. c. Menyediakan informasi yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya eknomi dan kewajiban d. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutujan pemakai. Dalam mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syaiah yang meliputi : 1. Asset 2. Kewajiban 3. Dana Syirkah temporer 4. Ekuitas 5. Pendapatan dan Beban 6. Arus Kas 7. Dana Zakat 8. Dana Kebajikan 88

24 Informasi diatas dan informasi lainnya yang terdapat dalam catatan laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dari kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Bank Syariah mulai muncul sekitar tahun , pada awal perkembangannya lembaga keuangan baik bank syariah maupun entitas syariah tidak memiliki PSAK khusus yang mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah, tidak seperti Bank Konvensional yang sudah memilki standar dan ketentuan khusus yang mengatur transaksi, kegiatannya serta dalam pembuatan laporan keuangan. Lalu DSAK- IAI menerbitkan PSAK No. 59 yang merupakan perwujudan dari pengakuan dan eksistensi keberadaan akuntansi syariah di Indonesia. PSAK ini disahkan pada tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 (pembukuan yang berakhir tahun 2003) dan berlaku hanya dalam tempo 5 tahun. PSAK No. 59 yang diterbitkan hanya dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah hanya di sektor perbankan syariah sedangkan perkembangan entitas syariah terus meningkat tidak hanya dari perbankan syariah tapi muncul sektor lainnya seperti asuransi syariah, pegadaian syariah dan koperasi syariah makin meningkat, maka tuntutan akan kebutuhan akuntansi untuk entitas syariah juga makin berkembang oleh sebab itu Komite Akuntansi Syariah Dewan Standar Akuntasi Keuangan (KAS DSAK) menerbitkan 6 PSAK bagi seluruh lembaga keuangan syariah (LKS) yang disahkan tanggal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008 (pembukuan tahun yang berakhir tahun 2008). 89

25 Berikut ini penjelasan mengenai keenam PSAK yang diterbitkan oleh KAS DSAK yaitu : 1. PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah, 2. PSAK No. 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), 3. PSAK No. 103 tentang Akuntansi Salam, 4. PSAK No. 104 tentang Akuntansi Isthisna, 5. PSAK No 105 tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), 6. PSAK No 106 tentang Akuntansi Musyarakah (Kemitraan). PSAK No adalah standar akuntansi yang mengatur seluruh transaksi keuangan syariah dari berbagai LKS. Dalam penyusunannya KAS DSAK tidak hanya berdasarkan pada pernyataan akuntansi perbankan syariah indonesia (PAPSI) Bank Indonesia tetapi juga berdasarkan Fatwa Akad Keuangan Syariah yang diterbitkan oleh Dewan syasiah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Namun perkembangan perbankan syariah terus meningkat sehingga KAS DSAK mengeluarkan 2 PSAK lagi di tahun 2009 yaitu : 1. PSAK No. 107 tentang Ijarah 2. PSAK No. 108 tentang akuntansi transaksi syariah untuk asuransi syariah. Sampai saat ini DSAK juga telah mengeluarkan beberapa pedoman yang dibuat untuk perbankan syariah yaitu : 1. Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan Syariah (KDPPLK Syariah), 90

26 2. Delapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (6 standar diterbitkan dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Arab), 3. Tiga Eksposure Draft PSAK Syariah yaitu ED PSAK Syariah 109 Akuntansi Zakat dan Infaq/Sedekah, 4. ED PSAK Syariah 110 Akuntansi Hawalah, 5. ED PSAK Syariah 111 Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah. PSAK mengenai pengimpunan dana berdasarkan prinsip Wadiah sampai saat ini masih belum disahkan secara resmi sehingga peraturannya masih belum dapat dijelaskan. Di dalam Bank Jabar Banten Syariah, penerapan yang dilakukan atas transaksi berdasarkan prinsip Wadiah hanya berupa penyajiannya dalam bentuk Laporan Keuangan yang berdasarkan pada PSAK No. 101 mengenai penyajian laporan keuangan syariah. Tabel IV.1 Perbedaan utama dari PSAK No. 59 dengan PSAK adalah : No PSAK 59 PSAK Hanya 1 Standar. Ada 7 Standar. 2 Hanya untuk entitas bank syariah (Umum, BPRS). Berlaku untuk entitas syariah & konvensional. 3 Tujuan LK tidak ada dalam PSAK 59. Ada 4 Tujuan LK (syariah compliance, accountability on fund, profitability). 4 Tidak ada metode Pengukuran di atur. Dikenal 3 metode pengukuran (historis, current value, Net realizable value). 91

27 5 Tidak mengatur pihak terkait dengan entitas syariah. Mengatur pihak terkait dengan entitas syariah Sumber : Falkutas Ekonomi Universitas Mercu Buana Dalam pelaporan keuangannya pihak Bank Jabar Banten menggunakan PSAK No. 101 sebagai acuan atas pembuatan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan Syariah. PSAK No. 101 berisikan tentang tata cara Bank Syariah dalam melakukan pencatatan dan pembuatan Laporan Keuangan Syariah Penyajian Laporan Keuangan Syariah menurut PSAK No. 101 merupakan penyempurnaan dari PSAK No. 59 yang mengatur penyajian dan pengungkapan yang disesuaikan dengan PSAK 1 yaitu Penyajian laporan keuangan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bentuk penyempurnaan dan penambahan pengaturannya sebagai berikut : a. Penyajian laporan keuangan yang diatur dalam PSAK No. 101 ini berlaku sebagai dasar penyajian laporan keuangan entitas syariah b. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan entitas syariah meliputi informasi yang terkait dengan asset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk nisbah atau bonus, arus kas, dana zakat dan dana kebajikan. c. Komponen laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri dari : a. Neraca, b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Arus Kas d. Laporan Perubahan Ekuitas 92

28 e. Laporan Perubahan Dana Investasi terikat f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak dan Shadaqah g. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan h. Catatan atas laporan keuangan. d. Entitas syariah yang merupakan lembaga keuangan maka harus menyajikan komponen laporan keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik utama entitas tersebut jika substansi informasinya belum tercakup dalam komponen laporan keuangan diatas. Komponen laporan keuangan tamabahan bersifat khusus untuk industri tertentu akan diatur dan ditamabahkan secara bertahap dalam lampiran PSAK No. 101 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK tersebut. e. Lampiran PSAK No. 101 saat ini baru berisi ketentuan dan contoh laporan keuangan untuk bank syariah dan entitas serupa bank syariah. Ketentuan dan contoh pelaporan untuk industri khusus yang akan diatur dalam lampiran PSAK No. 101 ini kan terus bertambah seiring dengan bertambahnya pengaturan akuntansi untuk penyajian laporan keuangan untuk industri khusus yang berdasarkan pada prinsip syariah. 93

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Tugas 4 Kelompok : M. Abrar (20120730071) Ainil Fadhilah (20120730075) Serli (20120730080) Risdayanti (20120730081) GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Giro merupakan salah satu instrumen dalam produk

Lebih terperinci

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Giro Wadi ah di BNI Syariah Cabang Pekalongan Prinsip syariah merupakan dasar peraturan-peraturan

Lebih terperinci

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah

Lebih terperinci

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

PRODUK PERHIMPUNAN DANA PRODUK PERHIMPUNAN DANA Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro (Yad Dhamanah)

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Definisi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah sebagai Produk Tabungan Rencana Pada Bank Mega Syariah Cabang Semarang Salah satu produk yang dikembangkan di Bank Mega Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Tujuan Instruksional Pembelajaran Memahami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH MONETER, VOL. I NO. 1 APRIL 214 ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH Indria Widyastuti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika

Lebih terperinci

PSAK AKUNTANSI SYARIAH. Imam Subaweh

PSAK AKUNTANSI SYARIAH. Imam Subaweh PSAK AKUNTANSI SYARIAH Imam Subaweh PSAK Entitas Syariah Sejak 1992-2002 atau 10 tahun Bank Syariah tidak memiliki PSAK khusus. PSAK 59 sebagai produk DSAK IAI merupakan awal dari pengakuan dan eksistensi

Lebih terperinci

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Alasan nasabah Bank BTN Syariah Semarang memilih Produk Tabungan Batara ib dibandingkan dengan produk lainnya Tabungan merupakan suatu hal yang penting bagi masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah : CONTOH SOAL AKUNTANSI SYARIAH SOAL PILIHAN GANDA 1. Badan Internasional yang menerbitkan standar akuntansi syariah untuk institusi keuangan islam pada saat ini adalah: a. The Accounting and Auditing Organization

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 1. Pengertian Musyarakah Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK No. 106, yang dikutip oleh Sri Nurhayati Wasilah (2008 : 134) dalam bukunya

Lebih terperinci

AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA

AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN SYARIAH Modul ke: AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang diterapkan di Indonesia menjadi semakin kokoh dan kepastian hukum bagi para nasabah menjadi

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menjadi penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Salah satu upaya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, pada masa ini masyarakat Indonesia telah sadar betapa pentingnya syariat islam dalam mengatur setiap kegiatan manusia tanpa

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Prosedur Produk Simpanan El Amanah di KSPPS BMT El Amanah Kendal Prosedur adalah suatu urutan tindakan atau kegiatan tata usaha yang biasanya menyangkut beberapa petugas dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum Bank Konvensional II.1.1. Definisi Bank Konvensional Definisi Bank Konvensional menurut UU No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan Bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pembiayaan Akad Wadi ah Di BPRS Galamitra Abadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pembiayaan Akad Wadi ah Di BPRS Galamitra Abadi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Wadi ah Di BPRS Galamitra Abadi Purwodadi Tabungan wadi ah adalah salah satu produk di BPRS Galamitra Abadi. Dimana tabungan wadi ah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller BAB IV PEMBAHASAN A. Teknis dan Proses Pembukaan dan Pencairan Warkat Deposito Syariah 1. Teknis dan proses pembukaan warkat deposito syariah Dalam pembukaan rekening deposito harus mempunyai buku tabungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank adalah suatu lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH 1 ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH Dian Pramana Universitas Negeri Surabaya Email: dianstark@gmail.com Abstract The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia perbankan di indonesia. Perbankan syariah mulai diperkenalkan di indonesia dengan beroprasinya

Lebih terperinci

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank BAB II KONDISI PERUSAHAAN 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Bank Definisi Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA BAB II MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA BANK SYARIAH SUMBER DANA BANK SYARIAH Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, dengan masa pengendapan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang harus mengisi formulir

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank

Lebih terperinci

Exposure Draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Exposure Draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan November 2006 EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ED KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH ED PSAK 101 (REVISI 2006): PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH ED PSAK

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 2008 DAFTAR ISI A. Penghimpunan Dana I. Giro Syariah... A-1 II. Tabungan Syariah... A-3 III. Deposito Syariah... A-5 B. Penyaluran

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Menimbang: a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan lembaga keuangan mikro yang mampu berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.343, 2014 KEUANGAN. OJK. Lembaga Keuangan. Mikro. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5622) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KODIFIKASI PRODUK DAN AKTIVITAS STANDAR BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1 Dr. Iwan P. Pontjowinoto RISIKO PADA ASSET & LIABILITIES PRODUK SYARIAH Laporan Aktiva Bank Syariah Aktiva Bank Syariah setidaknya menyajikan pos-pos sbb.: Aset Setara Kas, terdiri dari: Kas, Penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam Perbankan Syariah, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH KODIFIKASI PRODUK DAN AKTIVITAS STANDAR BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank Islam memiliki ciri karakter sendiri yang berbeda dengan bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI. A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin (BSB)

BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI. A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin (BSB) 10 BAB II GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG BUKITTINGGI A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Bank Syariah Bukopin (BSB) Perbankan syariah sebagai salah satu pilihan investasi berbasis syariah

Lebih terperinci

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. TUGAS MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH NAMA KELOMPOK: 1. ADE DIAN SYAHPUTRA (20120730087) 2. IMAM SYAHRONI (20120730088) 3. SYAHRUDIN ANWAR (20120730100) 4. ANDRE EKO CAHYONO (20120730057) 5. NURKHOLIS MAJID

Lebih terperinci

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah

Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank Jabar Banten Syariah Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana Pada Bank

Lebih terperinci

UJIAN SERTIFIKASI AKUNTANSI SYARIAH (USAS) TAHUN 2018

UJIAN SERTIFIKASI AKUNTANSI SYARIAH (USAS) TAHUN 2018 UJIAN SERTIFIKASI AKUNTANSI SYARIAH (USAS) TAHUN 2018 Pendahuluan Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah dilaksanakan pertama kali pada tahun 2008 merupakan ujian pertama dan satu-satunya diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Pada Simpanan IJABAH Investasi Berjangka Mudharabah (IJABAH) adalah fasilitas penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah mutlaqoh

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perkembangan Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) pada Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perkembangan Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) pada Bank BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel) pada Bank Nagari Cabang Syariah Solok. Tabungan Simpanan Pelajar (simpel) merupakan salah satu produk penghimpunan

Lebih terperinci