FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecurangan akademik merupakan fenomena umum di sekolah menengah dan perguruan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY AKADEMIK DAN KONSEP DIRI AKADEMIK DENGAN PRESTASI AKADEMIK

LAMPIRAN 1 Angket Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia

5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

PENGANTAR. (Permohonan Pengisian Kuesioner) Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di tempat

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua partisipan dalam penelitian ini berjenis kelamin wanita dan berusia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Di SMP 21 Rendani Manokwari. Insar Damopolii, Paskalina Th. Lefaan, Melda Manga

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

LAMPIRAN A SURAT IJIN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian. peneliti adalah sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

KUESIONER SURAT PERNYATAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

IDENTIFIKASI VARIABEL DOMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAPINDEKS PEMBANGUNAN GENDER

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN LATAR BELAKANG KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK IT MARINAH AL-HIDAYAH MEDAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

LAMPIRAN. 1. ALAT UKUR EI 1.1. Reliabilitas Alat Ukur Kecerdasan Emosional Konsumen Validitas Alat Ukur Kecerdasan Emosional Konsumen

Lampiran 1. Test Plan & Kuesioner

DAFTAR LAMPIRAN. PENGANTAR (Permohonan Pengisian Kuesioner)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Siswa dan Siswi SMA Katolik Mgr. Soegijapranata Pasuruan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

LAMPIRAN A UJI NORMALITAS, LINEARITAS DAN DAYA BEDA ITEM

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

INSTRUMENT PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. pemaknaan simbolik pada uang dan dimensi budaya terhadap

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI PONTIANAK)

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. tumbang akan tetapi pendidikan tidak akan dan tidak boleh

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self-efficacy PENGOLAHAN PERTAMA Reliability Statistics Cronbach's

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoarjo, tepatnya sekolah ini beralamat di Jalan Raya Keboharan.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah analisis korelasi terangkum pada Tabel 5.1 berikut ini. Model Summary b

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

Disajikan pada Seminar Nasional dan Kongres Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi Indonesia, Mataram 30 September 2017

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MIPA KELAS X ANTARA SISWA REGULER DENGAN SISWA AKSELERASI DI SMA NEGERI 3 MALANG

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

INDAH TRI SUBEKTI A

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

LAMPIRAN A: HASIL PENGUJIAN ALAT UKUR A.1. Hasil Uji Coba Inventori Kepuasan kerja. Reliabilitas Kepuasan Kerja. Reliability Statistics.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3

OUTPUT ANALISIS DESKRIPTIF. Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 25 71,4 71,4 71, ,6 28,6 100, ,0 100,0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul " Pengaruh Relationship. Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan Pada Jasa

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sikap dan perilaku terkait HIV AIDS di SMA PGRI 1 Kota Bogor Tahun 2008 dapat

Lampiran 1. Data Produksi Karet (kg/bulan) Kebun Sei Baleh Estate pada Tanaman Berumur 7, 10 dan 13 Tahun Selama 3 Tahun ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A RELIABILITAS ALAT UKUR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KECURANGAN AKADEMIK PADA MAHASISWA Farah Aulia Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang e-mail: bundarafa1801@gmail.com Abstract: Factors associated with academic cheating on students. This study aims to describe the factors associated with academic dishonesty that academic self-efficacy, self-control, sex and academic achievement. The method used is quantitative correlational. Results of the data analysis of this study showed that self-control, academic self-efficacy and academic achievement together have 10% of the role of academic dishonesty behavior. Academic dishonesty has a significant negative correlation with academic self-efficacy (r = -0.295, p = 0.000 <p 0.005), academic achievement has a negative correlation with academic cheating (r = -0.151, p = 0.042 <p 0.005) and self-control look does not have a significant relationship with academic cheating behavior (r = 0.124, p = 0.079> p0,05). Keywords: Academic cheating, self-control, academic self-efficacy, academic achievement. Abstrak: Faktor-faktor yang terkait dengan kecurangan akademik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecurangan akademik yaitu efikasi diri akademik, kontrol diri, jenis kelamin dan prestasi akademik. Metode yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Analisis data menunjukkan bahwa kontrol diri, efikasi diri akademik, dan prestasi akademik secara bersama-sama memiliki peran sebesar 10 % terhadap perilaku kecurangan akademik. Kecurangan akademik memiliki korelasi negative yang signifikan dengan efikasi diri akademik (r = -0,295, p =0,000< p 0,005), prestasi akademik memiliki korelasi negative dengan kecurangan akademik ( r = -0,151, p= 0,042 < p 0,005) dan kontrol diri terlihat tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku kecurangan akademik (r =0,124, p =0,079 >p0,05). Kata kunci: kecurangan akademik, kontrol diri, efikasi diri akademik, prestasi akademik 23

24 Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 23-32 PENDAHULUAN Tujuan pendidikan sesuai dengan UUD 1945 yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Berdasarkan tujuan ini, hasil dari pendidikan bukan saja menghasilkan seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, namun yang sangat penting juga adalah memiliki akhlak mulia dan memiliki integritas pribadi. Namun pada kenyataanya dalam proses pendidikan, terkadang tujuan pendidikan tersebut menjadi dipersempit dengan hanya fokus untuk mendapatkan angka/ nilai yang tertera dalam ijazah atau tanda kelulusan, sehingga dalam prosesnya pendidikan menjadi salah arah. Masalah integritas dan kejujuran seakan tidak lagi menjadi penting ketika orientasi utama dari menempuh pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi adalah nilai. Kondisi ini kemudian membuat mahasiswa tidak lagi memperhatikan proses pembelajaran namun melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melakukan kecurangan akademik dengan mencontek atau melakukan plagiarisme. Masalah kecurangan akademik memang menjadi masalah yang cukup meresahkan di dunia pendidikan saat ini. Bahkan universitas terkemuka di dunia Universitas Harvard didera oleh masalah pencontekan massal yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswanya beberapa waktu yang lalu. Harvard yang dikenal sebagai universitas nomor wahid dengan seleksi masuk yang sangat ketat, dan sistem pendidikan yang diakui kualitasnya ternyata juga mengalami masalah yang berkaitan dengan kecurangan akademik. Seperti diberitakan BBC Indonesia, 31 Agustus 2012, sebanyak 125 mahasiswa program S1 Universitas Harvard dicurigai saling berbagi jawaban atau melakukan plagiarisme. Bukti yang ditemukan berupa jawaban yang beberapa paragraf didalamnya persis sama pada banyak mahasiswa. Di Indonesia sendiri, salah satu Universitas terkemuka yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), merilis kasus kecurangan akademik yang terjadi pada institusinya. Berita yang dirilis di itb.ac.id pada tanggal 29 Mei 2009, menyebutkan bahwa pada tahun 2005 ditemukan 3 kasus kecurangan akademik yanng melibatkan 10 orang mahasiswa, tahun 2006 terdapat dua kasus yang melibat-

Aulia, Faktor-faktor Yang Terkait Dengan 25 an dua orang mahasiswa dan tahun 2008 terdapat satu kasus. Kecurangan akademik yang telah terjadi tentu memberikan dampak negatif pada pendidikan itu sendiri. Secara personal, mahasiswa yang melakukan kecurangan akademik akan mendapatkan sanksi atas perilakunya mulai dari tahap peringatan sampai dengan dikeluarkan dari institusi. Hal ini tentu akan mempengaruhi masa depan mahasiswa itu sendiri. Bagi institusi, ketika dalam proses pendidikan terdapat banyak kecurangan akademik yang terjadi tentu akan berpengaruh pada kualitas pendidikan yang akan menjadi semakin menurun. Lebih jauh lagi, mahasiswa sebagai generasi penerus yang akan menjadi calon pemimpin di masa depan, jika mereka terbiasa melakukan kecurangan dan hanya berorientasi pada nilai atau angka, maka dapat dibayangkan pemimpin seperti apa yang akan meneruskan pembangunan bangsa. Dalam jangka panjang jika kecurangan akademik dibiarkan berlangsung maka akan lahir pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki integritas kepribadian yang baik. Beberapa literatur dan kajian penelitian mencoba untuk menjelaskan kecurangan akademik. Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terjadinya kecurangan akademik. Salah satunya adalah theory of crime dari Gottfredson & Hirschi (dalam Bolin, 2004). Menurut teori ini, kurangnya kontrol diri, adanya kesempatan dan interaksi antara keduanya merupakan penyebab utama dari semua perilaku menyimpang, termasuk perilaku kecurangan akademik. Seseorang yang memiliki kontrol diri yang rendah memiliki predisposisi untuk melakukan perilaku menyimpang/pelanggaran. Saat kesempatan tersedia, seseorang dengan kontrol diri yang rendah tidak akan mampu menolak godaan. Penelitian yang lain menemukan bahwa jenis kelamin juga mempengaruhi perilaku kecurangan akademik. Berdasarkan penalaran moral pada laki-laki dan perempuan serta proses sosialisasi yang terjadi sejak masa kecil. Bowers dan Davis et.al dalam (McCabe dan Trevino, 1997) menemukan bahwa perempuan secara signifikan memiliki perilaku kecurangan akademik secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Prestasi akademik ditenggarai juga menjadi penentu terjadinya kecurangan akademik. Penelitian yang dilakukan oleh Leming (dalam McCabe & Trevino,1997) menunjukkan bahwa siswa dengan prestasi akademik yang lebih rendah ditemukan lebih banyak melakukan kecurangan akademik dibandingkan dengan siswa yang prestasi akademiknya lebih tinggi. Dalam usaha untuk lebih memahami tentang masalah kecurangan akademik, maka penelitian ini ingin mengetahui

26 Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 23-32 bagaimana kontrol diri, efikasi diri akademik, prestasi akademik dan jenis kelamin berperan dalam perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh seseorang. METODE Subjek dalam penelitian ini adalah 132 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Negeri Padang yang diambil secara incidental. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian berasal dari tingkat yang beragam mulai dari semester awal (semester 2) sampai dengan tingkat akhir (semester 10) dari beberapa fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Bahasa dan Sastra. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 skala yaitu Kecurangan Akademik, Kontrol Diri dan Efikasi Diri Akademik. Untuk prestasi akademik dilihat dari IPK terakhir yang didapatkan oleh mahasiswa. Aitem pada skala disusun berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel. Kecurangan akademik didefinisikan sebagai bentuk perilaku mencontek dan plagiarisme yang melibatkan siswa memberi atau menerima bantuan yang tidak sah dalam ujian akademik atau mengumpulkan tugas yang tidak dibuatnya sendiri. Kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk mengesampingkan atau merubah respons internalnya, menghentikan kecendrungan perilaku yang tidak dinginkan dan berusaha untuk mengendalikan perilakunya. Efikasi diri akademik adalah keyakinan mahasiswa akan kemampuannya bahwa ia akan berhasil dalam tugas-tugas, perkuliahan dan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akademik. Skala kecurangan akademik terdiri atas 22 aitem, skala efikasi diri akademik terdiri atas 11 aitem dan skala kontrol diri terdiri atas 40 aitem. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa Skala perilaku kecurangan akademik memiliki koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,836, Skala kontrol diri memiliki koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,827 dan Skala efikasi diri akademik memiliki koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,859. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Untuk mengetahui bagaimana peran kontrol diri, efikasi diri akademik, dan prestasi akademik terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa maka dilakukan uji korelasi dengan teknik regresi seperti yang terlihat pada table dibawah ini :

Aulia, Faktor-faktor Yang Terkait Dengan 27 Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1.319(a).102.081 9.148 1.894 Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan bahwa kontrol diri, efikasi diri akademik dan prestasi akademik memiliki peran signifikan sebesar 10 % terhadap kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa (R = 0,319, R square = 0,102, F = 4,832, p<00,5) dan sisanya 90 % ditentukan oleh faktor-faktor yang lain seperti persepsi terhadap iklim kelas, persepsi terhadap materi dan dosen, tingkat hukuman yang diberikan, modelling terhadap perilaku teman sebaya dan faktorfaktor lainnya. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa kontrol diri, efikasi diri akademik dan prestasi akademik secara berasama memiliki peran dalam menentukan perilaku kecurangan akademik dapat diterima. Tabel.2 Hasil ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1213.151 3 404.384 4.832.003(a) Residual 10711.477 128 83.683 Total 11924.629 131 Tabel 3. Korelasi antar Variabel CURANG IP EFIKASI KONTROL Pearson CURANG Correlation 1.000 -.151 -.295 -.124 IP -.151 1.000.161 -.063 EFIKASI -.295.161 1.000.259 KONTROL -.124 -.063.259 1.000 Sig. (1-tailed) CURANG..042.000.079 IP.042..032.237 EFIKASI.000.032..001 KONTROL.079.237.001. Berdasarkan tabel diatas, kecurangan akademik memiliki korelasi negatif yang signifikan dengan efikasi diri akademik (r = -0,295, p =0,000< p 0,005). Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi efikasi diri akademik yang dimiliki oleh seorang mahasiswa maka akan semakin rendah perilaku kecurangan akademik yang

28 Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 23-32 dilakukannya. Indeks prestasi akademik (IP) terlihat juga memiliki korelasi negatif dengan kecurangan akademik ( r = -0,151, p= 0,042 < p 0,005), namun nilai korelasi negatif yang didapatkan tergolong rendah sehingga hubungan antara prestasi akademik dengan perilaku kecurangan akademik tergolong lemah. Kondisi ini dapat diartikan bahwa tidak selalu semakin tinggi prestasi akademik dapat membuat seorang mahasiswa mengurangi perilaku kecurangan akademik. Selanjutnya, kontrol diri terlihat tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku kecurangan akademik (r =0,124, p =0,079 >p0,05). Hasil ini menunjukkan tinggi rendahnya kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya tidak memiliki hubungan dengan perilaku kecurangan akademik yang dilakukannya. Tabel 4. Deskripsi Perbedaan Rerata Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa dan Mahasiswi Kecurangan Akademik Jenis kelamin N Rerata Std. Deviation laki-laki 60 48.9500 9.58181 perempuan 72 43.5833 8.52461 Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa (laki-laki) dan mahasiswi (perempuan) dengan rerata kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa lebih tinggi (mean = 48,95) dari pada kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswi (mean = 43,58). Untuk melakukan uji signifikansi perbedaan kecurangan akademik antara mahasiswa dan mahasiswi maka dilakukan uji beda dengan menggunakan t-test seperti tabel yang terlihat di bawah ini : Tabel 5. Hasil Uji Beda Kecurangan Akademik Mahasiswa dan Mahasiswi Kecurangan Akademik Equal variances assumed Equal variances not assumed t-test for Equality of Means Mean Sig. (2- Difference t df tailed) 3.404 130.001 5.3667 3.368 119.351.001 5.3667

Aulia, Faktor-faktor Yang Terkait Dengan 29 Berdasarkan uji t-test dari skor Kecurangan Akademik mahasiswa dan mahasiswi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara mahasiswa (laki-laki) dan mahasiswi (perempuan) dalam perilaku kecurangan akademik yang dilakukan (p = 0,001 <p = 0.05). Jika dilihat dari perbandingan rerata, mahasiswa (lakilaki) terlihat memiliki rerata kecurangan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi (perempuan). Oleh karena itu maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku kecurangan akademik antara mahasiswa (laki-laki) dan mahasiswi (perempuan) diterima. Pembahasan Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa faktor memiliki peran dalam perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa. Secara umum, kontrol diri, efikasi diri akademik dan prestasi akademik secara bersamaan memberikan kontribusi terhadap perilaku kecurangan akademik walaupun kontribusinya tidak terlalu besar yaitu 10 %. Namun, jika dilihat dari hubungan antar variabel, hanya efikasi diri akademik yang memiliki hubungan signifikan dengan kecurangan akademik dengan tingkat korelasi yang rendah. Kondisi ini menunjukkan bahwa keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimilikinya untuk dapat berhasil dalam berbagai tugas-tugas akademik perkuliahan cukup mampu mempengaruhi apakah ia akan melakukan kecurangan akademik atau tidak. Jika ia merasa yakin dengan kemampuannya maka ia cenderung tidak akan melakukan kecurangan akademik. Selanjutnya, prestasi yang dimiliki oleh seorang mahasiswa juga berperan kecil dalam perilaku kecurangan akademik. Terdapat faktor-faktor yang lain yang juga berperan dalam perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa diantaranya persepsi terhadap hukuman atas kecurangan yang dilakukan. Sesuai dengan temuan penelitian bahwa sejumlah 35% subjek mengatakan bahwa mereka akan melakukan kecurangan akademik jika tidak ada hukuman dan 17% melakukan kecurangan akademik jika kelulusan mereka tidak tergantung terhadap kecurangan yang mereka lakukan tersebut. Temuan ini sesuai dengan teori Deterrence Theory yang menyatakan bahwa semakin tinggi hukuman yang didapatkan karena perilaku melanggar aturan akan mengurangi jumlah individu yang melakukan tindakan pelanggaran. Terkait dengan kecurangan yang dilihat atau yang dilakukan sendiri, mahasiswa berusaha untuk melakukan rasionalisasi dan justifikasi terhadap perilaku curangnya tersebut dengan memberikan berbagai macam alasan. Beberapa alasan yang dikemukakan adalah

30 Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 23-32 karena ingin mendapatkan nilai yang baik, kurang belajar, kurang memahami materi, rasa malas, waktu belajar yang terbatas, dosen yang kurang mampu menjelaskan materi dengan baik, dan dalam kondisi yang kurang fit untuk belajar. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haines (dalam Pulvers and Diekhoff, 1999) bahwa pelaku kecurangan akademik secara signifikan lebih menyukai menetralisasi perilaku mencontek dibandingkan dengan bukan pelaku kecurangan. Sikap melakukan netralisasi dapat mendorong seseorang menggunakan strategi untuk menyakini bahwa kecurangan bukan kesalahan dan bahkan menerima aktivitas kecurangan tersebut dalam kondisi tertentu (Sykes and Matza,dalam Pulvers and Diekhoff, 1999). LaBeff et.al (dalam Pulvers and Diekhoff, 1999) menemukan bahwa pencontek menggunakan tiga bentuk netralisasi untuk menjustifikasi perilaku menconteknya, yaitu: 1) menolak bertanggungjawab, dimana pencontek menyalahkan konsteks situasi yang spesifik tertentu atau pada orang lain atas perilaku menconteknya; 2) mengutuk orang-orang yang menyalahkan perilaku mencontek mereka dengan cara menyerang motif dan perilaku orang yang tidak memperbolehkan mereka mencontek; 3) menunjukkan loyalitas yang lebih tinggi, dimana loyalitas tersebut terarah pada permintaan dari kelompok sosial pencontek yang mendapatkan hal yang lebih tinggi diatas norma-norma sosial yang lebih luas. Penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Bowers dan Davis et.al dalam (McCabe dan Trevino, 1997) bahwa perempuan secara signifikan memiliki perilaku kecurangan akademik secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi. Mahasiswa memiliki rerata kecurangan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi. Adanya perbedaan perilaku kecurangan akademik pada lakilaki dan perempuan dapat dilihat dari perbedaan dalam sosialisasi yang terjadi pada masa kanak-kanak dimana wanita lebih cenderung untuk diajarkan memiliki standar moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (Franke, Crown & Spake, 1997;Kristiansen & Hotte, 1996 dalam Whitley et.al, 1999) dan juga lebih memperhatikan efek negatif dari perilaku mereka pada orang lain (Robbins & Martin, 1993 dalam Whitley et.al, 1999). Sebaliknya laki-laki disosialisasikan menjadi lebih berorientasi individual dan merasakan penyimpangan kecil dan pengambilan resiko sebagai bagian dari peran gender laki-laki (Brannon, 1976; Sinn, 1997; Thomson & Pleck, 1987 dalam Whitley et.al, 1999).

Aulia, Faktor-faktor Yang Terkait Dengan 31 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini menemukan bahwa kontrol diri, efikasi diri akademik, dan prestasi akademik secara bersama-sama memiliki peran sebesar 10% terhadap perilaku kecurangan akademik dan 90% lainya dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain seperti tingkat hukuman yang diberikan atas perilaku kecurangan akademik yang dilakukan, pengaruh teman sebaya, persepsi terhadap materi dan dosen dan faktor lainnya. Efikasi diri akademik memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku kecurangan akademik. Prestasi akademik juga memiliki hubungan dengan kecurangan akademik, namun dengan nilai korelasi yang didapatkan rendah. Di sisi lain, prestasi akademik tidak memiliki hubungan dengan perilaku kecurangan akademik. Selain itu juga ditemukan bahwa terdapat perbedaan perilaku kecurangan akademik antara mahasiwa (laki-laki) dan mahasiswi (perempuan). Rerata kecurangan akademik mahasiswa lebih tinggi dibandingkan dengan rerata kecurangan akademik mahasiswi. Saran Berdasarkan temuan penelitian di atas dapat disarankan beberapa hal yaitu : 1. Mahasiswa perlu meningkatkan efikasi diri akademiknya dengan memfokuskan diri kepada keberhasilan-keberhasilan yang telah ia dapatkan sebelumnya dan mengurangi ketakutan akan kegagalan. Efikasi diri akademik yang tinggi dapat mengurangi kecendrungan mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik. 2. Pendidikan penalaran moral terkait dengan perilaku-perilaku negative idealnya ditanamkan sejak dini secara berimbang agar internalisasi nilai-nilai tersebut dapat berkembang dengan baik tanpa pembedaan jenis kelamin. 3. Pihak universitas perlu menerapkan aturan yang jelas dan tegas terkait dengan hukuman yang diberikan untuk pelaku kecurangan akademik, karena kejelasan dan tingkat hukuman yang diberikan berhubungan dengan perilaku kecurangan akademik yang dilakukan mahasiswa. 4. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kecurangan akademik seperti iklim kelas, pengaruh teman sebaya, dan pendidikan orangtua. DAFTAR RUJUKAN Bolin, Aaron U. (2004). Self Control, Perceived Opportunity, and Attitudes as Predictor of Academic Dishonesty. The Journal of Psychology, Vol.138 (2), p.101-114. Arkansas State University

32 Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 23-32 McCabe, D L & Trevino, L.K. (1997). Individual and Contextual Influences on Academic Dishonesty : A Multicampus Investigation. Research in Higher Education, Vol.38, No.3. Human Sciences Press,Inc. Pulvers, K & Diekhoff, GM. (1999). The Relationship between Academic Dishonesty and College Classroom Environtment. Research in Higher Education.Vol.40, No.4. Human Sciences Press, Inc. Whitley, B.E, Nelson, A.B & Jones, C.J. (1999). Gender Differences in CheatingAttitudes and Classroom Cheating Behavior. Sex Roles, Vol.41, Nos.9/10. Proquest Sociology