PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

dokumen-dokumen yang mirip
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENINGKATAN HARGA DIRI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI SENSORI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

TERAPI AKTIVITAS STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS : MENARIK DIRI) BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Orientasi Realita

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ORIENTASI REALITA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Jiwa Daerah Provsu Medan. Oleh. Sulastri Pasaribu

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK Stimulasi Persepsi Halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI

BAB II TINJAUAN TEORI

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

b Klasifikasi Halusinasi Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. perilaku adaptif (Keliat, 2004). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PENYALURAN ENERGI

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

PRE PLANING TAKS ULAR BERNOMER DAN PESAN BERANTAI

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL DISTRES SPIRITUAL DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

KD yang dicapai : 1.1, 2.2, 2.8, , , , , ,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

MATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

PELATIHAN KONSEP DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK KELAS 1 SD

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari

BAB V PENUTUP. metode kualitatif dengan pendekatan metode study kasus yang menyajikan

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

METODE BIMBINGAN KLINIK

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BUKU PANDUAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA I

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

STRATEGI PELAKSANAAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA, PEMENUHAN NUTRISI

BAB VI PENUTUP. 1. Karakteristik responden yang memberikan kontribusi pada penelitian ini


Koping individu tidak efektif

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

BAB II TEKNIK KONSELING DALAM TEORI GESTALT

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAGIAN-BAGIAN LAIN BAGAN ARUS ADVOKASI TERPADU

KURIKULUM TULIS bimba-aiueo


MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA. Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit)

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial

Transkripsi:

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI A. Konsep Harga Diri Rendah Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend, 1998) Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai akibat dari masa lalu yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil dari overview dinyatakan bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang negative dan harga diri rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi. (Shives, 1998) Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam bentuk terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negative yang dialami oleh klien dengan harga diri rendah kronis kea rah berfikir yang positif. Pada keluarga terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan yang dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapakan keluarga dapat mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah harga diri rendah kronis yang merupakan salah satu bagian dari masalah gangguan jiwa dimasyarakat. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Klien dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya 2. Tujuan Khusus a. Klien dapat mengenal dirinya b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok d. Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan masalah pribadinya kepada orang lain

C. Langkah Kegiatan 1. Sesi 1: Identifikasi positif pada diri a. Tujuan: 1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan 2) Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya. b. Setting: 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyaman dan tenang. c. Alat: 1) Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK 2) Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK d. Metode: 1) Diskusi 2) Permainan e. Langkah Kegiatan 1) Persiapan a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah b) Membuat kontrak dengan klien c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2) Orientasi a. Salam terapeutik (1) Salam dari tapis kepada klien (2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama) (3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama) b. Evaluasi/Vasilidasi Menanyakan perasaan klien saat ini c. Kontrak (1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri (2) Terapis menjelaskan aturan main berikut: (a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis (b) Lama kegiatan 45 menit

(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3) Tahap kerja a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien e. Terapis membagikan kertas yang kedua f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri: kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan dirumah sakit g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien 4) Tahap terminasi a. Evaluasi (1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK (2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Tindak lanjut Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis c. Kontrak yang akan datang (1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah (2) Menyepakati waktu dan tempat 5) Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi: Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK harga diri rendaj sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 1 Stimulasi persepsi: Harga diri rendah Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri No Nama Klien Menulis pengalaman yang tidak menyenangkan Menulis hal positif diri sendiri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Petunjuk: Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda ( ) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu Dokumentasi Dokuemntasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi persepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement (pujian) 2. Sesi 2 : Menghargai Hal Positif Orang Lain a. Tujuan 1) Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain 2) Klien dapat mengidentifikasi hal-hal positif orang lain 3) Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain b. Setting 1) Klien duduk melingkar

2) Tempa tenang dan nyaman c. Alat 1) Spidol sejumlah klien yang menjadi pasien TAK 2) Kertas sejumlah klien yang menjadi pasien TAK d. Metode 1) Diskusi 2) Permainan e. Langkah-langkah kegiatan 1) Persiapan a) Terapis mempersiapkan alat dan tempat b) Terapis mengingatkan kontrak kepada klien 2) Orientasi a) Salam terapeutik : terapis mengucapakan salam b) Evaluasi/ validasi : (1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini (2) Terapis menanyakan apakah klien pernah menghargai orang lain c) Kontrak (1) Terapis menjelaskan tujuan TAK (2) Terapis menjelaskan aturan main (a) Masing-masing klien mengikuti kegiatan TAK dari awal smapai akhir. (b) Jika ada klien yang akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis (c) Kegiatan akan berlangsung selama 60 menit 3) Kerja a) Terapis membagikan kertas dan spidol, masing-masing sebuah untuk setiap klien b) Terapis meminta klien untuk membagi kertas menjadi sejumlaj klien yang ikut TAK c) Terapis meminta klien menuliskan nama klien yang lain di sudut kanan atas kertas. Satu kertas untuk satu klien. d) Terapis meminta klien menuliskan hal-hal positif temannya, sebanyakbanyaknya yang bisa ditulis e) Terapis meminta klien menyerahkan hasil tulisannya ke klien sesuai nama di masing-masing kertas. f) Terapis meminta masing-masing klien secara berurtan searah jarum jam, dimulai dari klien yamg ada di kiri terapis membacakan kertas

yang telah diberikan dan mengungkapkan perasaan klien setelah membaca kertas tersebut. g) Terapis memberikan pujian, dan meminta klien bertepuk tangan, setiap satu klien selesai membacakan kertas yang ada di tangannya 4) Terminasi a) Evaluasi (1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikutin TAK (2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok b) Tindak lanjut (1) Meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan membaca ulang jika sedang muncul rendah dirinya. c) Kontrak yang akan dating (1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya (2) Terapis menyepakati tempat, dan waktu TAK f. Evaluasi dan Dokumentasi Nama Peserta TAK No Aspek yang dinilai 1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir 2 Membagi kertas menjadi sejumlah klien yang ikut TAK 3 Menuliskan nama klien lain di masing-masing kertas 4 Menuliskan hal-hal positif klien lain di masing-masing kertas 5 Menyerahkan kertas yang diisi ke teman sesuai namanya 6 Membaca kertas yang telah dibagikan 7 Mengungkapkan perasaan setelah membaca hal-hal positif diri Petunjuk : Dilakukan : 1 Tidak dilakukan :0 3. Sesi 3: menetapkan tujuan hidup yang realistis a. Tujuan 1) Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup 2) Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis b. Setting 1) Klien duduk melingkar 2) Klien berada diruang yang tenang dan nyaman

c. Alat 1) Spidol sebanyak klien yang ikut TAK 2) Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK d. Metode 1) Diskusi 2) Tanya jawab e. Langkah-langkah kegiatan 1) Persiapan a) Terapis menyiapkan alat dan tempat b) Terapis mengingatkan kontrak dengan klien 2) Orientasi a) Salam terapeutik : terapis mengucapakan salam b) Evaluasi/vasilidasi : terapis menanyakan perasaan klien hari ini c) Kontrak: (1) Terapis menjelaskan tujuan TAK (2) Terapis menjelaskan aturan main TAK: (a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir (b) Apabila klien akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis (c) Lama kegiatan 60 menit 3) Kerja a) Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah untuk setiap klien b) Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup, agar bersemangat berusaha mewujudkan dan optimis c) Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup klien di kertas yang telah dibagikan d) Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup yang telah ditulisnya, berurutan dari klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam sampai semua mendapatkan giliran e) Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu orang klien telah selesai membacakan f) Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya, mencoret tujuan yang sulit (tidak mungkin) dicapai

g) Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup yang benar-benar realistis(seperti langkah d) h) Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membaca tujuan hidupnya 4) Terminasi a) Evaluasi: (1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai TAK (2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok b) Tindak lanjut: terapis menganjurkan klien menuliskan lagi tujuan hidup yang mungkin masih ada c) Kontrak yang akan dating (1) Terapis membuat kesepakatan kegiatan TAK berikutnya (2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK f. Evaluasi dan Dokumentasi No Aspek yang Nama peserta TAK dinilai 1. 2. 3. 4. Petunjuk: dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0