BAB I PENDAHULUAN. makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan merger dan akuisisi sejak tahun 1960-an. Terdapat banyak alasan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 3. Mengalami proses kemunduran atau pengkerutan. pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth), dan pertumbuhan dari luar

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan seluruh potensi- potensi ekonomi mengalami kemandegan dan diambang

BAB I PENDAHULUAN. disebut juga strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilakukan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perusahaan akan selalu mengalami berbagai kondisi seperti: tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sedang berjalan, diakibatkan oleh banyaknya perusahaan yang ditutup serta

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. perbankan ini meningkatkan lembaga bank itu sendiri serta peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasar baru adalah melalui penggabungan operasi dua perusahaan melalui merger

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dalam suatu negara selalu diiringi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, diantaranya adalah investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan

Tugas Ringkasan Mata Kuliah Corporate and Business Strategy

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

RENNY EL PRADIBTA B

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa. Sepanjang tahun 2014, tujuh dari sepuluh transaksi besar M&A

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

Distinctive Strategic Management

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi dan persaingan bebas pada saat ini juga dengan kemajuan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengembangkan strategi demi mempertahankan eksistensi perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini cukup baik dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka anggap menjanjikan dan mampu memberikan nilai lebih terhadap

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan penggabungan usaha. Bentuk penggabungan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi, efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dharmasetya dan Sulaimin,2009 Payamta dan Setiawan, 2004 M. Ruki, 1997 dalam Nurhayati, 2009

BAB I PENDAHULUAN. kerja melalui pembangunan perusahaan untuk meningkatkan daya saing

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di dunia bisnis semakin meningkat. Kebijakan MEA

BAB I PENDAHULUAN. luar. Di lain pihak, pertumbuhan eksternal melibatkan pengambilalihan

BAB I PENDAHULUAN. negeri mengalami stagnasi bahkan mengalami pertumbuhan negatif. Sektor yang paling parah adalah sektor properti dan sektor industri

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan umum, restoran dan usaha jasa lain-lain. Bisnis ritel yang modern

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. stabil di pasar negara berkembang, mendorong IMF (International Monetary

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2008 terjadi krisis kepercayaan terhadap industri

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

1. BAB I PENDAHULUAN

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keberhasilan maupun kegagalan dalam mengelola sumber daya serta

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 LOGO PT. BANK CIMB NIAGA TBK. Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan yang semakin kompetitif dan terintegrasi serta disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan ekonomi di dunia menyebabkan

Sambutan Komisaris Utama

I. PENDAHULUAN. Berjalannya pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang. dapat dilihat dari bergeraknya roda perekonomian melalui peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mencari strategi terbaru agar mampu mempertahankan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (value of the firm). Pilihan yang dilakukan manajemen bukanlah suatu. dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merger dan Akuisisi lintas batas telah menjadi pilihan strategi yang makin popular untuk banyak perusahaan (Lodorfos dan Boateng 2006 dalam Budhwar et al, 2009:89), terutama bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin mencapai tujuan perusahaan maupun mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri. Beberapa alasan perusahaan memutuskan untuk melakukan merger dan akusisi adalah memberikan nilai tambah yang dikenal dengan istilah sinergi, baik dalam bentuk peningkatan pendapatan, pemangkasan biaya, serta pengurangan biaya modal secara keseluruhan. Alasan strategis lainnya yaitu untuk saling mengisi kekurangan strategis, memperluas akses ke pasar global dan memposisikan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari tren-tren yang berkembang di pasar. Perubahan lingkungan bisnis internasional telah meningkatkan kompetisi global dan dapat memicu pada peningkatan aktivitas merger dan akusisi di seluruh dunia. Selama dua dekade terakhir merger dan akuisisi telah memainkan peran penting dalam ekonomi global. Tingkat aktivitas merger dan akuisisi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, baik di ruang lingkup negara tertentu maupun di seluruh dunia. Dari tahun 2000 hingga tahun 2007, telah terjadi pertumbuhan yang sangat menakjubkan dalam peningkatan nilai merger serta akusisi. Pertumbuhan nilai pada saat ini didukung dengan kondisi ekonomi dengan tingkat inflasi yang cukup rendah, pertumbuhan GDP secara global yang tinggi serta 1

kelangsungan produktifitas yang terus meningkat. Kompetisi global dan intensitisnya yang terus meningkat membuat perusahaan-perusahaan harus terus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut diatas. Dalam konteks keilmuan, akuisisi tersebut dapat didekati oleh perspektif keuangan perusahaan (corporate finance) dan perspektif manajemen strategi (Moin, 2010:2). Dari sisi keuangan, akusisi sebagai bentuk keputusan investasi jangka panjang yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Adapun perspektif manajemen strategi, akuisisi sebagai salah satu alternatif pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian akuisisi menjadi cara tercepat perusahaan untuk mengakses pasar atau produk baru tanpa perusahaan harus memulai dari awal. Namun, tidak semua merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan memberikan hasil yang diharapkan. Menurut Mark dan Mirvis (2001) mengemukakan bahwa 3 dari 4 merger dan akuisisi tidak mencapai tujuan stratejik maupun finansialnya. Demikian pula menurut Cartwright dan Cooper (1993) yang meengidentikasi kegagalan merger dan akuisisi tersebut hanya dikaitkan dengan faktor-faktor berikut: 1. Pengambilan keputusan yang belum tepat karena membeli perusahaan lain dengan harga yang terlalu tinggi 2. Adanya kesalahan dalam pengelolaan keuangan sehingga realisasi bertambahnya skala ekonomi dan rasio-rasio laba yang diharapkan tidak tercapai 3. Terjadi perubahan pasar yang mendadak 2

Merger dan akuisisi tidak sebatas mengambil alih aset perusahaan lain, tapi juga merupakan penggabungan dua perusahaan yang berbeda serta dua budaya yang berbeda (Nahavandi dan Malekzadeh, 1988). Perbedaan budaya dapat ditemukan baik pada tingkat nasional maupun perusahaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kinerja pasca akuisisi lintas batas (Quah dan Young, 2005; Morosini et all, 1998). Hoetzel (2005) menemukan bahwa kegagalan merger dan akuisisi berkaitan dengan perbedaan budaya dan lebih sering terjadi di dua fase, yaitu pra akuisisi dan pasca akuisisi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh merger dan akuisisi antara lain rasionalisasi untuk alasan efisiensi yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja atau pengurangan karyawan serta penilaian negatif masyarakat. Di Indonesia, tren merger dan akuisisi terjadi sangat signifikan sejak krisis moneter tahun 1998 sebagai konsekuensi divestasi oleh IMF untuk mengembalikan hutang Indonesia. Divestasi terbesar terjadi di dunia perbankan, telekomunikasi, pertambangan, dan agribisnis. Dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik dan investasi di Amerika dan Eropa, merger dan akuisisi terus berlanjut hingga menjadi salah satu strategi korporasi. Selain itu juga terjadi akuisisi lintas negara seperti BUMI diakuisisi oleh Vallar (Inggris), rencana SCTV merger dengan Indosiar, Carrefour (Perancis) diakuisisi oleh Para Group, Astra mengakuisisi bisnis minum air pam dan tol Jakarta-Merak, Temasek (Singapura) mengakuisisi saham Telkomsel, Qatar Telecom (Qatar) mengakuisisi saham Indosat, Axiata (Malaysia) mengakuisisi XL, dan masih banyak lagi. 3

Akuisisi lintas batas menjadi salah satu strategi perusahaan untuk memperkuat posisi dalam pasar dan persaingan. Namun akuisisi lintas batas ini seringkali menimbulkan tantangan, salah satunya dalam hal perbedaan budaya. Perbedaan budaya dapat mempengaruhi cara negoisasi dan bagaimana tahap due diligence dilakukan, dan hal ini dapat berdampak pada tahap integrasi pasca akuisisi. Akuisisi sebagai proses yang terjadi dalam langkah-langkah berurutan dan saling bergantung, dimulai dengan memilih perusahaan, dilanjutkan dengan due diligence, negoisasi kesepakatan, dan integrasi pasca akuisisi. Pada saat proses akuisisi berlangsung, terdapat potensi yang dapat menyebabkan terjadinya konflik karena adanya penyesuaian kepemilikan baru seperti, PHK dan perubahan sistem penghargaan. Situasi ini kemungkinan akan diperburuk dalam akuisisi lintas-budaya, di mana tidak hanya budaya perusahaan yang dapat menciptakan hambatan, tetapi juga perbedaan budaya dan bahasa nasional. Dengan demikian kesulitan dalam memahami dan berurusan dengan budaya baru, pihak yang terlibat juga harus berusaha untuk berkomunikasi. Di Indonesia, sektor pertambangan khususnya industri minyak dan gas bumi terus berkembang. Hal tersebut karena potensi sumber daya minyak dan gas bumi Indonesia cukup besar belum dieksplorasi secara optimal terutama untuk didaerah-daerah terpencil, laut dalam, sumur-sumur tua dan kawasan Indonesia timur. Hal ini ternyata menarik perhatian perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk industri pendukung industri minyak dan gas. Salah satu perusahaan asing yang tertarik untuk berekspansi bisnis di Indonesia adalah Perusahaan ABC. Perusahaan ABC merupakan perusahaan manufaktur penyedia 4

barang dan jasa untuk industri pertambangan khususnya minyak dan gas bumi yang sangat terkemuka di dunia. Perusahaan ABC berpusat di Luxemburg dan memiliki banyak anak perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan DEF merupakan perusahaan lokal sebagai produsen pipa untuk perusahaan minyak dan gas untuk perusahaan lokal maupun internasional. Perusahaan DEF tersebut merupakan anak Perusahaan XYZ sebagai salah satu perusahaan yang memiliki fasilitas Upsetting dan Heat Treatment sehingga sangat dikenal oleh perusahaan K3S di Indonesia. Pada awal tahun 2009, Perusahaan ABC salah satu perusahaan multinasional memutuskan untuk mengakuisisi Perusahaan DEF dari group Perusahaan XYZ. Sebelumnya Perusahaan ABC merupakan perusahaan yang memasok bahan baku pipa Perusahaan DEF. Perusahaan ABC sebagai perusahaan multinasional memiliki banyak cabang di berbagai negara terbagi menjadi empat strategi business unit (SBU) diantaranya manufacturing centers, research and development centers, services centers, dan commercial offices. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan proses akuisisi lintas negara yang dilakukan oleh Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF, maka peneliti menganggap hal tersebut menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Mengingat bahwa tidak semua proses akuisisi yang terjadi tidak selalu berhasil, terutama akusisi lintas negara. Ketertarikan sebagai topik strategi untuk mempelajari proses keberhasilan akuisisi Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF sebagai evaluasi strategi perusahaan 5

yang telah dilakukan. Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut : 1 Bagaimana proses akuisisi lintas negara yang dilakukan oleh Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF? 2 Faktor-faktor apa saja yang mendukung keberhasilan dalam Akuisisi Perusahaan DEF oleh Perusahaan ABC? 3 Perubahan apa saja yang terjadi di Perusahaan DEF setelah terjadi akusisi oleh Perusahaan ABC? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Menganalisis proses akusisi yang dilakukan oleh Perusahaan ABC kepada Perusahaan DEF 2 Menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam strategi akuisisi Perusahaan DEF 3 Mengidentifikasi perubahan dalam Perusahaan DEF setelah terjadi proses akuisisi 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Akademisi 6

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai proses keberhasilan dan dampak dari suatu proses akuisisi perusahaan dilihat dari sisi strategi b. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini sekiranya dapat menjadi suatu gambaran pertimbangan dalam menentukan langkah dalam pengambilan keputusan di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan strategi akuisisi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian akan dibatasi terkait dengan proses akuisisi yang dilakukan oleh Perusahaan ABC terhadap Perusahaan DEF yang menjadi salah satu strategic business unit/sbu. Namun dalam penelitian ini juga dianalisis perubahan yang terjadi pada Perusahaan DEF yang berkaitan dengan proses pasca akuisisi sebagai resiko terbesar dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan akuisisi. Adapun perubahan pasca akuisisi yang diamati mulai perubahan kinerja, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. 7

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori yang terkait dan menunjang dalam penulisan penelitian ini yang akan digunakan sebagai dasar dalam analisis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian yang dilakukan hingga metode pengumpulan dan analisis data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Membahas dan menjelaskan hasil tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis dan pembahasan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI Berisi simpulan, keterbatasan dan implikasi hasil penelitian 8