BAB I PENDAHULUAN. selalu mengembangkan strategi demi mempertahankan eksistensi perusahaan.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia usaha semakin hari semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi demi mempertahankan eksistensi perusahaan. Trivedi (2013) berpendapat bahwa ada dua pilihan untuk memperluas operasi perusahaan di dunia usaha, pertama dengan ekspansi internal, yaitu dengan memperkenalkan teknologi baru, mengubah jalannya operasi, meningkatkan kinerja, dan menciptakan produk atau jasa baru. Kedua dengan ekspansi eksternal, yaitu perusahaan melakukan merger, akuisisi, pengambilalihan, dan amalgamasi. Gaughan (2002) berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan yang hanya mengandalkan internal perusahaan cenderung berjalan lambat dan tidak pasti. Merger dan akuisisi (selanjutnya akan disebut dengan M&A) merupakan cara tercepat perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Motif perusahaan melakukan M&A menurut Gaughan (2002), yaitu meningkatkan pertumbuhan, sinergi, diversifikasi, motif ekonomi, hubris hypothesis of takeovers, dan motif pajak. Sementara itu, motif perusahaan melakukan M&A menurut Brigham dan Houston (2013), yaitu sinergi, pertimbangan pajak, pembelian aset dibawah biaya pengganti, diversifikasi, insentif pribadi manajer dan estimasi nilai pemecahan. M&A dilakukan oleh perusahaan dengan harapan menciptakan sinergi. Menurut Brigham dan Houston (2013) sinergi adalah keadaan di mana perusahaan 1

2 A dan perusahaan B melakukan merger menjadi perusahaan C, dan nilai perusahaan C menjadi lebih tinggi dibanding dengan perusahaan A dan B jika berdiri sendiri. Hal ini dapat menunjukkan bahwa M&A dapat memberikan manfaat, baik bagi perusahaan pengambilalih maupun perusahaan target. Adanya sinergi diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan memperluas skala perusahaan. Oleh karena itu, sinergi menjadi salah satu daya tarik perusahaan dalam melakukan M&A. Namun, tidak hanya perusahaan, sinergi juga menjadi daya tarik industri perbankan dalam melakukan M&A. Kuncoro dan Suhardjono (2012) menyebutkan terdapat tiga daya tarik bank melakukan M&A. Pertama, merger meningkatkan skala ekonomi (economies of scale), artinya penggunaan sumber daya yang ada menjadi semakin ekonomis sehingga profitabilitas perbankan meningkat. Kedua, meningkatkan efisiensi dengan memungkinkan menutup cabang yang saling berdekatan dan menghilangkan duplikasi lainnya. Ketiga, bank yang melakukan M&A akan cenderung mengurangi persaingan. Perkembangan M&A perbankan di Indonesia terbagi menjadi dua periode, yaitu sebelum Pakto 1988 dan setelah Pakto Kuncoro dan Suhardjono (2012) menjelaskan perjalanan M&A perbankan di Indonesia. Berdasarkan data Biro Riset Info Bank tercatat bahwa terjadi M&A sebanyak 30 kali yang melibatkan 101 bank pada periode sebelum Pakto Peristiwa ini menyebabkan sebagian besar bank harus ditutup. Dari 101 bank tersebut, hanya 30 bank yang tetap bertahan sedangkan 81 bank harus ditutup. Namun, pada tahun 1988, hanya tinggal 12 bank yang tetap melakukan kegiatan perusahaan 2

3 sedangkan 18 bank harus dilikuidasi. Periode setelah Pakto 1988 sampai 1999 hanya 6 bank yang mampu bertahan. Berdasarkan data Bank Indonesia pada tahun 2015, terdapat 120 bank umum yang beroperasi di Indonesia, terdiri dari 4 Bank Persero, 35 Bank BUSN devisa, 30 Bank BUSN non devisa, 26 Bank BPD, 15 Bank Campuran, dan 10 Bank Asing. Jumlah ini lebih kecil dibanding pada tahun 2008 dan 2009, masing masing berjumlah 124 bank dan 121 bank, sementara pada tahun 2010 sampai 2015 terdapat 120 bank. Berkurangnya jumlah bank tersebut, salah satunya disebabkan adanya M&A antar bank. M&A memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, termasuk pada sektor perbankan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa peneliti, Joshua (2010) melakukan penelitian pada bank-bank yang melakukan M&A di Nigeria. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terjadi perbedaan yang signifikan pada gross earnings sebelum dan sesudah M&A. Gross earnings bank di Nigeria secara signifikan meningkat setelah melakukan M&A. Trivedi (2010) melakukan penelitian M&A pada bank-bank di India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada rasio DPS, EPS, P/C dan Net NPA/Advances. M&A tidak hanya dilakukan perusahaan di dalam satu negara, namun terjadi M&A lintas negara. Pada penelitian Erel, Liao dan Weisbach (2012) menyebutkan bahwa sepertiga dari perusahaan yang melakukan merger di seluruh dunia adalah perusahaan yang melakukan merger beda negara. Peningkatan merger lintas negara ini didorong oleh letak geografi, kualitas pengungkapan akuntansi dan hubungan bilateral. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari aspek geografi, 3

4 perusahaan akan cenderung mengakuisisi perusahaan yang terdekat dibanding mengakuisisi perusahaan yang jauh. Perusahaan yang memiliki kualitas akuntansi yang lebih baik cenderung menjadi pengakuisisi dibanding menjadi target. Hal yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah pergerakan mata uang. Negaranegara yang mata uangnya mengalami apresiasi lebih mungkin menjadi pengakuisisi sementara negara-negara yang mata uangnya mengalami depresiasi akan cenderung menjadi target. Uddin dan Boateng (2009) melakukan penelitian mengenai akuisisi lintas negara pada perusahaan di UK, di mana UK sebagai perusahaan pengakuisisi. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan pengakuisisi tidak menghasilkan abnormal return positif dalam jangka pendek. Di sisi lain, akuisisi lintas negara dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan target seperti yang dibuktikan oleh Martynova dan Renneboog (2008) dan Fraser dan Zhang (2009). Martynova dan Renneboog (2008) menunjukkan bahwa akuisisi lintas negara berdampak positif terhadap perusahaan target apabila perusahaan pengakuisisi berasal dari negara yang memiliki orientasi kuat terhadap pemegang saham. Fraser dan Zhang (2009) menyebutkan bahwa kinerja jangka panjang perusahaan target signifikan meningkat setelah melakukan akuisisi lintas negara Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank di Indonesia sebelum dan sesudah diakuisisi oleh investor asing? 4

5 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank yang diakuisisi oleh investor asing dengan bank pembanding? 3. Apakah terdapat perbedaan volatilitas return saham sebelum dan sesudah diakuisisi oleh investor asing? 4. Apakah terdapat perbedaan volatilitas return saham bank yang diakuisisi oleh investor asing dengan bank pembanding? 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini meneliti kinerja keuangan dan volatilitas return saham bank di Indonesia sebelum dan sesudah diakuisisi oleh investor asing. Penelitian ini terbatas pada bank di Indonesia yang diakuisisi oleh investor asing pada periode tahun Penelitian ini hanya membatasi pengujian pada perusahaan target Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk: 1. Menguji perbedaan kinerja keuangan bank di Indonesia sebelum dan sesudah diakuisisi oleh investor asing. 2. Menguji perbedaan kinerja keuangan bank yang diakuisisi oleh investor asing dengan bank pembanding. 3. Menguji perbedaan volatilitas return saham sebelum dan sesudah diakuisisi oleh investor asing. 4. Menguji perbedaan volatilitas return saham bank yang diakuisisi oleh investor asing dengan bank pembanding. 5

6 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan memberi manfaat bagi: 1. Bank Memberikan informasi kepada pihak manajemen bank, dan diharapkan pihak manajemen bank menjadikan salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk diakuisisi oleh investor asing. 2. Investor Memberikan informasi mengenai kinerja keuangan bank di Indonesia sesudah diakuisisi oleh investor asing sehingga diharapkan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan di masa mendatang. 3. Akademisi Memberikan referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya mengenai topik M&A, khususnya kinerja bank sebelum dan sesudah diakuisisi oleh investor asing Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan dengan sistematika penulisan secara berurutan: BAB I tentang pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, dan perumusan hipotesis. BAB III tentang metodologi penelitian yang menguraikan tentang populasi dan sampel, sumber data, definisi operasional variabel, dan metode analisis data. 6

7 BAB IV tentang hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, hasil pengujian normalitas data, dan hasil pengujian hipotesis. BAB V tentang penutup yang berisi simpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 7