LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

INSTRUMEN ASSESSMENT PENERAPAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

RINGKASAN HASIL LOKAKARYA RENCANA STRATEGIS. KONSIL LSM INDONESIA (Periode Maret Februari 2018)

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAGIAN I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

LANDASAN PEMIKIRAN. Apa itu akuntabilitas LSM? Mengapa akuntabilitas penting bagi LSM? Sejarah akuntabilitas LSM

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

Laporan Konsil LSM Indonesia Tahun 2012 & 2013 MEMASYARAKATKAN WACANA DAN PENERAPAN KODE ETIK SERTA AKUNTABILITAS LSM

PROGRAM KERJA APEKSI

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

NOTULENSI RAPAT KOORDINASI POKJA RB (MONITORING BULANAN, PERSIAPAN PMPRB, APRIL

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLAT TEKNIS DAN DIKLAT FUNGSIONAL

Mekanisme dan Optimalisasi Pelaksanaan Kerja Sama Luar Negeri Pemerintah Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

Forum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

V I S I Tertatanya Produk Hukum Daerah dan Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Menuju Tata Pemerintahan yang Baik

PENYUSUNAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

konsil lsm indonesia

M E M U T U S K A N :

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BUPATI BANGLI, PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 68 /BAPPEDA / TAHUN TENTANG

PENJABARAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

RENCANA AKSI IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi SK Ketua Pengadilan

MANAJEMEN PERUBAHAN. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

Pembangunan Integritas Bisnis

RANGKUMAN KELOMPOK 3 KOORDINASI SISTEM PEMBINAAN.

PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011*

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi

STANDAR MINIMAL AKUNTABILITAS LSM

Komite Advokasi Nasional & Daerah

BNPB. Penyusunan RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR RI

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PROFIL KABUPATEN SAMPANG (2014) Tahun berdiri Jumlah penduduk Luas Wilayah km 2

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

Hasil Audit UKM BORANG AUDIT INTERNAL BIDANG AKADEMIK AUDIT CHECKLIST. Auditi Tipe Audit Standar

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TERWUJUDNYA LAMONGAN LEBIH SEJAHTERA DAN BERDAYA SAING

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA

SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan otonomi daerah telah berlangsung. dasawarsa sejak pemberlakuan otonomi daerah di tahun 1999.

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

H a l I LATARBELAKANG

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MENGUKUR TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS LSM

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

PANDUAN BAGI LSM ANGGOTA KONSIL LSM INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

Regulasi Tahapan dalam Siklus Akuntansi. Contoh Hasil Regulasi Publik Sektor Publik. Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PROPERAT Sistem Jaringan Dokumentasi & Informasi ( SJDI ) Hukum Kabupaten Magelang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Transkripsi:

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan posisi LSM - Jumlah LSM yang memperaktekkan prinsip-prinsip akuntabilitas - Keterlibatan LSM dalam proses pembuatan kebijakan public meningkat - Jumlah sumber daya dalam negeri yang diakses LSM anggota Konsil meningkat OUTCOME 1 Lahirnya regulasi yang menjamin posisi dan peran LSM serta akses sumberdaya LSM dari berbagai pihak secara akuntabel Adanya minimal 1 Undang-Undang dan 2 regulasi Kebijakan Daerah yang memperkuat posisi dan peran LSM yang disahkan - Naskah UU - Naskah Perda - Naskah Regulasi lain Agenda yang tercantum dalam Prolegnas 2010-2014 dijalankan Output 1.1 Adanya rumusan usulan Konsil yang disampaikan kepada pemerintah dan atau DPR untuk pembahasan RUU Perkumpulan Activity 1.1 1. Dialog dengan DEPKUMHAM dan DPR 2. Pembahasan Draft RUU secara Partisipatif Tersedianya kertas kerja yang diusulkan Konsil untuk pembahasan rancangan Undang-Undang Perkumpulan kepada DPR dan atau pemerintah Dokumen kertas kerja, draft-draft usulan ke DPR dan pemerintah Depkum HAM dan DPR terbuka untuk berdialog RUU Perkumpulan yang sudah masuk dalam Prolegnas 2010-2014 dibahas

dengan anggota Konsil 3. Publik Awareness (Kampanye Publik) 4. Hearing 5. Lobby 6. Bergabung dengan Koalisi LSM untuk advokasi RUU Perkumpulan oleh DPR Ada Koalisi LSM di Jakarta yang mengadvokasi UU Perkumpulan Output 1.2 Meningkatnya Keterlibatan Konsil dalam pembahasan regulasi yang terkait dengan kehidupan LSM pada level nasional dan daerah Activity 1.2 1. Mengintensifkan Komunikasi dan Interaksi dengan berbagai elemen stakeholders yang berkaitan dengan regulasi kebijakan (DPR, DPRD, DEPKUM HAM Dll). 2. Membangun Forum Multi - stakeholder di daerah untuk mendorong Perda/kebijakan bagi kepentingan OMS (Perda CSR, Akuntabilitas pengelolaan dana publik dll) Jumlah keterlibatan Konsil (menjadi narasumber, menghadiri atau menyelenggarakan pertemuan stakeholders) dalam proses perumusan Regulasi yang berkaitan dengan LSM pada level nasional dan daerah meningkat. - Absensi - Notulensi - Bahan-bahan Pertemuan - Undangan - Berita-berita media - Laporan

OUTCOME 2: TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Terbangun kemitraan yang setara dan efektif antara LSM, pemerintah, dan swasta - Ada kebijakan daerah yang menjamin keberadaan Multi-stakeholder Forum (MSF) - Ada alokasi dana dari pemerintah untuk mendanai forum multi stakeholder LSM, pemerintah, dan swasta - Jumlah LSM anggota Konsil yang mendapat dana dari pemerintah dan swasta - Kebijakan pemerintah dan pelayanan publik lebih akuntabel - Adanya criteria dan mekanisme yang transparan dan akuntabel bagi LSM/OMS yang mengakses dana dari pemerintah 1. Dokumen kebijakan 2. Laporan CSR perusahaan yang bekerja sama 3. MOU pembentukan MSF 4. Laporan Program LSM yang mendapat dana CSR - Ada kebijakan mengenai CSR - Corporate tidak dalam pailit - Tidak ada konflik sosial yang mempengaruhi keamanan (dalam skala besar) di daerah atau nasioal - Situasi politik (lokal dan atau nasional) stabil Output 2.1 Terbentuknya forum multi stakeholder antara LSM, pemerintah, dan swasta - Minimal 2 (dua) forum MSF terbentuk di daerah dimana perwakilan KONSIL LSM Indonesia berada - Adanya kesepakatan kemitraan antara LSM, pemerintah, dan swasta di daerah - Dokumen kesepakatan kemitraan/mou - Notulensi-notulensi pertemuan - Laporan kegiatan forum multi stakeholder

Activity 2.1 1. Penyusunan tujuan dan model/pola kemitraan secara partisipatif 2. FGD perumusan tujuan dan model kemitraan 3. Learning visit 4. Dialog informal dengan pemerintah daerah, DPRD, dan swasta 5. Lokakarya membangun kesepakatan kemitraan LSM, pemerintah daerah, DPRD, dan swasta 6. Pertemuan regular Output 2.2 Terbentuknya Perwakilan KONSIL LSM Indonesia di daerah yang memiliki sistem kelembagaan yang kuat dan akuntabel untuk menjalankan misi Konsil - Adanya 2 kepengurusan dan secretariat Perwakilan daerah - Rencana Program perwakilan Konsil Daerah yang mengacu pada hasil SP Konsil khususnya yang terkait dengan tugas dan tanggungjawab Perwakilan Daerah. - Jumlah anggota Konsil meningkat - Adanya AD/ART, SOP kesekretariatan dan keuangan perwakilan Konsil di daerah yang didasarkan pada prinsip akuntabilitas - SK Kepengurusan Daerah - Laporan pembentukan kepengurusan Daerah - Hasil renstra Daerah - Kantor di 3 daerah dan kelengkapannya - Laporan kegiatan perwakilan Konsil daerah - Dokumen AD/ART dan SOP

Activity 2.2: 1. Assessment dan verifikasi awal 2. Lokakarya pengesahan Perwakilan Daerah KONSIL LSM Indonesia 3. Lokakarya perencanaan program Perwakilan Daerah KONSIL LSM Indonesia 4. Penguatan secretariat Perwakilan Daerah KONSIL LSM Indonesia (kontribusi untuk secretariat daerah) 5. Peningkatan kapasitas Sekretariat perwakilan Konsil Daerah dalam menerapkan prinsip dan mekanisme akuntabilitas OUTCOME 3 Terinternalisasinya prinsip akuntabilitas LSM melalui penerapan dan penegakan Kode Etik Konsil LSM Indonesia - Konsil dan aktivisnya menjalankan Kode Etik - Perangkat aturan lembaga Konsil tersedia dan didasarkan pada prinsip akuntabilitas - Komponen kelembagaan Konsil mencerminkan mekanisme check and balance - Dokumen hasil Monev Kode Etik - Dokumen kelembagaan Berfungsinya peran kontrol media dan masyarakat terhadap LSM Output 3.1 Meningkatnya kesadaran, pemahaman, dan kapasitas Konsil untuk menerapkan kode etik - Adanya AD/ART, SOP kesekretariatan dan keuangan yang didasarkan pada - Dokumen AD/ART, dan SOP

Activity 3.1 1. Sosialisasi kode etik ke LSM anggota 2. Pelatihan Keuangan berdasarkan PSAK 45 untuk LSM anggota 3. Pelatihan tentang Perencanaan dan Monev prinsip akuntabilitas - Adanya pemisahan fungsi dan kewenangan antara pengurus (board) dan eksekutif - Adanya pergantian kepemimpinan yang regular dan demokratis - Adanya mekanisme pengambilan keputusan strategis yang tidak didominasi oleh satu atau sekelompok orang - Adanya perencanaan program, monev, dan pelaporan keuangan tahunan yang dipublikasikan - Adanya penghargaan kepada anggota Konsil yang melakukan praktek terbaik Kode Etik dan sanksi bagi yang melanggar - Adanya mekanisme komplain di LSM anggota Konsil dari penerima manfaat - Jumlah penanganan terhadap pengaduan tentang pelanggaran Kode Etik - Dokumen perencanaan, laporan hasil monev, serta laporan tahunan - Keputusan Dewan Etik - Dokumen Penilaian Penerapan Kode Etik - Dokumen keputusan pemberian reward and punishment - Dokumen publikasi laporan hasil penerapan kode etik

4. Diskusi-diskusi tentang SOP 5. Pelatihan/lokakarya/asistensi lainya untuk peningkatan kapasitas LSM anggota dalam menerapkan praktik akuntabilitas dan Kode Etik 6. Pelatihan, pendampingan dan dukungan Fund Raising dari sumber dana lokal bagi lembaga anggota 7. Pemberian penghargaan terhadap praktek terbaik penerapan Kode Etik 8. Penanganan pengaduan atas pelanggaran Kode Etik Output 3.2 Isu akuntabilitas menjadi wacana publik - Frekuensi dan jenis pemberitaan media mengenai akuntabilitas LSM - Jumlah media publikasi (buku, website, newslatter, profil) Konsil - Adanya diskusi-diskusi (lokakarya, workshop, seminar) yang membahas tentang akuntabilitas LSM - Dokumen Buku referensi tentang praktek akuntabilitas - Klipping pemberitaan media mengenai akuntabilitas LSM - Laporan kegiatan diskusi (lokakarya, workshop, seminar) yang membahas akuntabilitas LSM

Activity 3.2 1. Publikasi profil dan Kode Etik Konsil 2. Publikasi laporan hasil penerapan Kode Etik 3. Penerbitan buku pengalaman penerapan prinsip akuntabilitas LSM oleh Konsil dan best practices praktek akuntabilitas LSM di berbagai negara 4. Penyelenggaraan Konferensi Pers dan penyampaian Pers Release yang berkaitan dengan perkembangan penerapan prinsipprinsip Akuntabilitas 5. Penyelenggaraan diskusi tentang Kode Etik di daerah-daerah 6. Pengelolaan website 7. Penerbitan newsletter 8. Publikasi laporan tahunan Output 3.3 Tersedia penjabarannya Kode Etik, instrument monev, serta sistem dan mekanisme penegakan Kode Etik KONSIL LSM Indonesia - Penjabaran Kode Etik Final - Instrumen monev dan panduan penerapannya sudah tersedia - Panduan tata cara penanganan pengaduan terhadap pelanggaran Kode Etik final - Dokumen Penjabaran Kode Etik - Instrumen monev penarapan Kode Etik - Panduan penggunaan instrument monev - Keputusan-keputusan Dewan Etik - Hasil monev Konsil - SK-SK

- Milis - Web Konsil Activity 3.3 1. Finalisasi draft Penjabaran Kode etik 2. Penyusunan instrument Monev dan panduan penggunaannya 3. Penyusunan tata cara penanganan aduan pelanggaran Kode Etik 4. Pelatihan assessor untuk melakukan monev penerapan Kode Etik 5. Monitoring dan evaluasi penerapan Kode Etik Output 3.4 Berfungsi efektifnya Konsil LSM Indonesia - Komponen Kelembagaan Konsil berfungsi sesuai tugas dan kewenangannya - Adanya rencana strategis Konsil - Adanya secretariat dan staf yang memadai - Notulensi dan hasil rapat-rapat - Dokumen hasil Rencana Strategis 3 tahun - Dokumen hasil evaluasi dan rencana Tahunan - Dokumen hasil konggres - Kantor dan dokumen

Activity 3.4 1. Rapat Komite pengarah, Dewan Etik, dan secretariat 2. Strategic planning 3 tahunan 3. Evaluasi dan rapat perencanaan tahunan 4. Konggres 5. Penyediaan infrastruktur SDM Konsil sewa - Staf sekretariat