BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Kanker paru merupakan penyebab tertinggi kematian. akibat kanker di dunia, baik negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

BAB I PENDAHULUAN. paling umum terjadi dan paling banyak menyebabkan. kematian pada perempuan setelah karsinoma paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. keganasan epitel tersebut berupa Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher (KSSKL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. belahan dunia. Data International Agency for Research on Cancer (IARC) GLOBOCAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

ROLE OF EGFR TESTING IN LUNG CANCER

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN UKURAN TUMOR PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik. Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering. terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat menyerang dan menyebar ke bagian tubuh yang jauh. Kanker dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang parah, dan merupakan salah satu penyebab utama kematian. (WHO, 2016). Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. (Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015). Dari tahun 2008 sampai tahun 2012 di seluruh dunia terdapat 124,8 kasus baru kanker payudara per 100.000 penduduk berjenis kelamin perempuan. Jumlah kematian karena kanker payudara sebanyak 21,9 untuk setiap 100.000 penduduk wanita. Diperkirakan 12,3 persen wanita akan di diagnosis dengan kanker payudara selama masa hidupnya. (SEER (Surveillences Epidemiology and End Results), 2016). Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5%. Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4%. Berdasarkan estimasi 1

2 jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah. (Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015). Salah satu faktor prognostik terbaik pada kanker payudara adalah grade histologi, yang merupakan penilaian morfologi karakteristik biologi tumor dan telah terbukti dapat menghasilkan informasi penting terkait dengan perilaku klinis dari kanker payudara. Kanker payudara invasif secara morfologis dapat dikelompokkan menurut pola pertumbuhan, dan derajat diferensiasi sel kanker, diferensiasi sel kanker dinilai dengan membandingan seberapa miripnya sel tersebut dengan sel epitel payudara yang normal. Pembagian ini dapat dengan cara pemeriksaan histopatologi untuk menilai tipe histologis dan, grade histologi kanker payudara. (Rakha, et al., 2010). Ekspresi HER-2 (human epidermal growth factor receptor-2) yang berlebihan atau amplifikasi dari gen yang mengkode HER-2 merupakan factor prognosis dan prediktif pada pasien dengan kanker payudara. (Curigliano et al, 2009). Gen HER-2 (ErbB2) adalah anggota dari kelompok reseptor tirosin kinase epitel, reseptor ini juga mencakup HER1 (yang merupakan reseptor EGFR), HER3 (ErbB3), dan HER4 (ErbB4). (Incorvati, et al., 2013). HER-2 adalah proto-onkogen yang terletak di lengan panjang kromosom 17. (Hoff, et all, 2002). HER-2 tidak memiliki ligan yang telah diidentifikasi, yang memungkinkannya untuk selalu berada pada konfirmasi terbuka untuk dimerisasi dengan HER1, HER3, dan HER4. (Incorvati, et al., 2013). Jadi, ketika gen HER-2 ini diperkuat dan diekspresikan, memungkinkan untuk pertumbuhan sel, kelangsungan hidup, dan diferensiasi sel

3 melalui berbagai macam transduksi sinyal antar sel. (Arteaga, et al., 2012). Sebelum terapi HER-2 yang terarah diciptakan, memiliki kanker payudara dengan HER-2 positif berarti ada hiperaktifitas pertumbuhan sel, yang menyebabkan angka kekambuhan tinggi dan peningkatan mortalitas. Pengembangan dari terapi yang menargetkan HER-2, telah meningkat secara signifikan hasil pengobatan untuk pasien dengan kanker payudara positif HER-2. (Incorvati, et al., 2013). Pemeriksaan grade histologi, dan HER-2 sangat bermanfaat untuk menentukan prognosis kanker payudara, sehingga harapan kesembuhan pada pasien bisa semakin baik. Mengingat pentingnya pemeriksaan tersebut dalam menentukan prognosis pasien kanker payudara, maka diperlukan lebih mendalam tentang hubungan antara kedua factor histologi kanker payudara tersebut. Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah sebagai berikut : Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya Sesuai dengan hadist tersebut yang mengatakaan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya, maka kanker payudara juga pasti ada obatnya. Sehingga kita harus terus berusaha untuk mencari terapi yang tepat pada pasien kanker payudara. Salah satu cara untuk mendapatkan terapi yang baik adalah dengan menentukan faktor-faktor yang dapat menunjang prognosis pasien kanker payudara. Grade histologi, dan ekspresi HER-2 merupakan faktor predictor prognosis yang baik. Oleh karena itu

4 penulis merasa perlu untuk penelitian tentang hubungan overekspresi HER-2 dengan grading pada pasien kanker payudara. B. Perumusan Masalah Apakah ada hubungan antara overekspresi HER-2 dengan grading pada pasien kanker payudara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perilaku biologi kanker payudara terkait dengan ekspresi HER- 2 dan grade histologi. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui overekspresi HER-2 pada pasien kanker payudara. b. Mengetahui grade histologi pada pasien kanker payudara. c. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara overekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi ilmu pengetahuan dapat mengetahui tentang hubungan overekspresi HER-2 dengan grading pada pasien kanker payudara. 2. Bagi pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang lebih baik dalam penanganan pasien kanker payudara. 3. Bagi pembaca dapat memberikan informasi mengenai hubungan overekspresi HER-2 dengan grading pada pasien kanker payudara, dan sebagai tambahan untuk bisa penelitian sejenis yang lebih baik di kemudian hari.

5 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan overekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara yang melakukan pemeriksaan imunohistokemistri (IHC), dan histopatologi di AMC Yogyakarta, dan RSUD Tidar Magelang, belum pernah sebelumnya, tetapi terdapat beberapa berkaitan dengan penelitian ini, antara lain : Tabel 1: Keaslian Penelitian 1 No. Peneliti Judul Hasil Perbedaan 1. Onitilo, et al., 2009 Breast Subtype Based on ER/PR and HER-2 Expression: Comparison of Clinicopathologic Features and Survival adalah penelitian retrospektif sejauh 7 tahun dengan sampel sebanyak 1134. Penelitian ini di Amerika Serikat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien kanker payudara dengan subtype tripel negatif memiliki prognosis bebas penyakit yang paling buruk, dan pada pasien dengan HER-2 negatif mempunyai grade histologi yang baik yaitu grade I, dan II. (P < 0,001) Pada penelitian tersebut desain penelitian kohort retrospektif, dan di Amerika Serikat. Pada desain penelitian potong lintang, yang di Yogyakarta, Indonesia.

6 No. Peneliti Judul Hasil Perbedaan 2. Hoff, et al., 2002 HER-2/neu Amplificati on in Breast Stratificatio n by Tumor Type and Grade desain penelitian potong lintang, yang melibatkan 401 sampel. Pada penelitian tersebut peneliti menghubungkan ekspresi HER-2 dengan tipe histologi dan grade histologis pada pasien kanker payudara di Amerika Serikat. Penelitian mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara ekspresi HER-2 dengan tipe histologi, dan grade histologi pada pasien kanker payudara. Pada ekspresi HER-2 yang berlebihan (HER-2 positif) dikaitkan dengan grade histologi II, dan III (P < 0.005). Pada ekspresi HER-2 yang tidak berlebihan (HER- 2 negatif) dikaitkan dengan grade histologi I (P < 0,001). Pada penelitian tersebut peneliti menghubungkan ekspresi HER-2 dengn tipe histologi, dan grade histologi pada pasien kanker payudara di Amerika Serikat, sedangkan penulis menghubungkan ekspresi HER-2 dengan grade histologi di Indonesia. 3. Curiglian o, et al., 2009 Clinical Relevance of HER-2 Overexpress ion/amplifi cation in Patients With Small Tumor Size and Node- Negatif Breast Pada penelitian tersebut desain penelitian kohort dari tahun 1999 sampai 2006, yang melibatkan 2.130 sampel. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pasien dengan kanker payudara metastasis nodus limfe negatif, dan HER-2 positif, memiliki resiko rendah untuk kambuh kembali dalam 5 tahun. Pada penelitian tersebut desain penelitian kohort, dan di lakukan di Eropa, sedangkan penulis desain cross sectional dan di Indonesia.

7 No. Peneliti Judul Hasil Perbedaan 4. Traina, et al., 2006 HER-2/neu Expression in Relation To Clinicopath ologic Features of Breast Patients desain kohort retrospektif dengan jumlah sampel 1.355. penelitian tersebut di Palermo, Italia. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara ekspresi HER-2 dengan grade histologi, dengan pasien yang memiliki ekspresi HER-2 yang berlebihan (HER-2 positif) dikaitkan dengan grade histologi III (P < 0.001). Penelitian tersebut metode kohort retrospektif, sedangkan penulis menggunakn metode potong lintang. 5. Lee, et al., 2015 Clinicopath ologic Significance of the Intratumoral Heterogenei ty of HER-2 Gene Amplificati on in HER- 2- Positive Breast Patients Treated With Adjuvant Trastuzuma b metode kohort retrospektif, dengan sampel sebanyak 443. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa Evaluasi heterogenitas intratumoral, terutama dalam kasus-kasus dengan reseptor hormon positif, mungkin berharga untuk menilai prognosis pasien HER-2- positif mengantisipasi pengobatan dengan terapi sistemik ajuvan dan trastuzumab. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa ekspresi HER-2 yang lemah (HER-2 negatif) berkaitan dengan grade histology yang baik (P = 0,005) Penelitian tersebut metode kohort retrospektif, sedangkan penulis menggunakn metode potong lintang.

8 No. Peneliti Judul Hasil Perbedaan 6. Nugraha, 2007 Hubungan antara Hasil Pemeriksa an HER- 2/NEU Metode MLPA dengan Reseptor Hormonal, Klinikopat ologis dan Angka Ketahanan Hidup Penderita Kanker Payudara. Pada penelitian tersebut desain penelitian kohort prospektif yang di RS Dr Sardjito Yogyakarta, dengan jumlah sampel 66. Pada penelitian tersebut peniliti menghubungan ekspresi HER-2 dengan ukuran tumor, status kelenjar limfe, usia, grade histologi, gambaran histologi, kematian, dan status hormonal. Namun, dalam penelitian tersebut didapatkan tidak terdapat hubungan antara HER-2 dengan factor prognostic lain yang diteliti oleh peneliti. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara ekspresi HER-2 dengan grade histologi (P > 0,005). Pada penelitian tersebut di RS Dr. Sardjito Yogyakarta, sedangkan penelitian yang penulis di AMC Yogyakarta. 7. Naeem, et al., 2008 Frequency Of Her- 2/Neu Receptor Positivity And Its Associatio n With Other Features Of Breast metode kohort, dengan jumlah sampel sebanyak 24. di Peshawar, Pakistan. Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara ekspresi HER-2 dengan grade histologi (P > 0,05) metode kohort retrospektif, sedangkan penelitian yang penulis menggunakn metode potong lintang. Pada penelitian tersebut di Peshawar, Pakistan, sedangkan penelitian ini di Yogyakarta, Indonesia.

9 Dari ketujuh penelitian di atas oleh Curigliano, et al., (2009), Hoff, et al., (2002), Onitilo, et al., (2009), Lee, et al., (2015), dan Traina, et al., (2006) menunjukkan adanya hubungan antara ekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara, tetapi oleh Nugraha, (2007), dan Naeem, et al., (2008) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara. Dari telah diuraikan di atas menunjukkan adanya perbedaan hasil, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan ekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara.