HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR"

Transkripsi

1 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR THE RELATIONSHIP BETWEEN OBESITY AND HORMONAL RECEPTOR AS WELL AS HER-2 NEU EXPRESSION IN FEMALE WITH BREAST CANCER IN MAKASSAR Rayesh Nanda, William Hamdani, Arifin Seweng Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Rayesh Nanda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, HP:

2 Abstrak Kanker payudara adalah salah satu keganasan yang mengancam nyawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan ekspresi reseptor hormonal dan reseptor HER-2/NEU pada wanita penderita kanker payudara dan mengetahui status menopause pada wanita penderita kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional. Subjek penelitian sebanyak 38 orang berumur tahun dengan rerata 49±10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat wanita penderita kanker payudara yang premenopause sebanyak 57,9% dan postmenopause 42.1%. wanita penderita kanker payudara dengan obesitas sebanyak 55,3% dan nonobesitas 44,7%. Hasil analisis pemeriksaan imunonistokimia (IHC) diperoleh reseptor esterogen yang positif sebesar 31,6% dan yang negatif sebesar 684%. Reseptor progesterone yang positif sebesar 36,8% dan yang negatif sebesar 63,2%, Reseptor HER-2/NEU yang positif sebesar 47,4% dan yang negatif 52,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone yang positif, begitu pun terhadap ekspresi HER-2/NEU yang positif. Status menopause wanita penderita kanker payudara mempunyai hubungan yang signifikan dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone, tetapi tidak signifikan dengan reseptor HER-2/NEU. Kata kunci: kanker payudara, obesitas, reseptor estrogen, progesterone dan HER-2/NEU, status menopause Abstract Breast cancer is one of the life-threatening malignancy. The study aims to investigate the relationship between obesity and the expression of hormonal receptor as well as HER-2/NEU receptor in female with breast cancer and her menopause status. This is an observational study designed in cross-sectional form involving 38 female subjects aged between 34 and 73 years old with a mean age of 49±10 ye ars. The study identifies pre-menopause women with breast cancer 57.9% and post-menopause 42.1%, and women with breast cancer and obesity 55.3% and nomobesity 44,7%. Immunohistochemistry examination (IHC) indicates positive estrogenic receptor of 31.6% the negative one 63.2%, positive Her-2/NEU receptor 47.4% and the negative one 52.6%. There is no significant correlation between obesity and the expressions of positive estrogenic and progesterone as well as positive HER-2/NEU receptor. Meanwhile, the menopause status of the female with breast cancer indicates significant correlation with the expression of estrogenic and progesterone receptor but not significant with HER- 2/NEU receptor. Keywords: Breast cancer, obesity, estrogenic and progesterone receptor, and HER-2/NEU, menopause status 1

3 PENDAHULUAN Kanker payudara adalah salah satu keganasan yang mengancam nyawa. Sekitar 12-13% wanita mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Para ahli di Amerika Serikat memperkirakan pada tahun 2007, terdapat kasus baru kanker payudara, dan pada laki-laki dalam tahun yang sama terdapat ± kasus baru. Meskipun kanker payudara pada laki-laki adalah jarang, tapi insiden pertahunnya diperkirakan makin meningkat (Bardia et al., 2006). Tahun 2005, WHO memperkirakan kurang lebih 400 juta orang dewasa telah mengalami obesitas, dimana wanita lebih banyak dibandingkan pria. Di tahun 2008, WHO telah mengklaim bahwa orang dewasa di seluruh dunia yang mengalami obesitas sebesar 1,5 milyar, 10% pada pria dan 14% pada wanita yang telah obesitas (BMI 30 Kg/m 2 ), dibandingkan pada tahun 1980, 5% pria dan 8% wanita yang telah obesitas. Angka kejadian obesitas juga meningkat seiring dengan umur, terutama di atas 50 tahunan atau 60 tahunan. Prevalensi overweight dan obesitas di WHO yang tertinggi adalah Amerika Serikat yaitu : 62% mengalami overweight baik pria dan wanita, 26% mengalami obesitas. Dari semua area WHO, wanita lebih sering mengalami obesitas dibandingkan pria. Untuk area Afrika, Eastern Mediterranean dan South East Asia, wanita mempunyai prevalensi 2 kali lebih banyak mengalami obesitas dibandingkan pria. Di Indonesia, pada riset kesehatan dasar tahun 2010 angka prevalensi gizi lebih naik, dari 12,2% pada tahun 2007 menjadi 14,2% pada tahun 2010 (Hamdy et al., 2013). Breast Cancer and Environment Risk Factor, Cornell University melakukan studi terhadap tujuh penelitian kohort dengan mengukur indeks massa tubuh wanita sebelum didiagnosis kanker payudara. Studi tersebut mencakup wanita, didapatkan wanita dengan kanker payudara. Wanita postmenopause dengan IMT 33 Kg/m 2 memiliki resiko lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita postmenopause dengan IMT 21 Kg/m 2. Sedangkan wanita premenopause dengan IMT 33 Kg/m 2 memiliki resiko moderate menderita kanker payudara dibandingkan wanita premenopause dengan IMT 21 Kg/m 2 (Warren, 2008). Peningkatan berat badan atau body mass index (BMI) akan meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, kolon, prostat dan endometrium, ginjal dan kandung empedu. Sehingga angka mortalitas juga meningkat seiring dengan peningkatan berat badan. Oleh karena wanita mempunyai prevalensi 2 kali lebih banyak mengalami obesitas dibanding pria, sehingga wanita beresiko tinggi mengalami kanker payudara (Hamdy et al., 2013). 2

4 Obesitas pada wanita postmenopause memiliki resiko tinggi terjadinya kanker payudara dibandingkan pada wanita postmenopause tanpa obesitas. Sedangkan obesitas yang terjadi di masa remaja pada wanita premenopasue, beberapa studi menunjukkan adanya kejadian berkembang menjadi kanker payudara dan studi yang lain tidak menunjukkan adanya hubungan tersebut. Hal ini dihubungkan dengan adanya peningkatan kadar estrogen dalam darah, pada obesitas akan memicu peningkatan produksi estrogen aktifitas aromatase pada jaringan adiposa (adipocytes) payudara. Selain itu, sel kanker payudara juga mengekspresikan gen HER-2 dan dapat terjadi amplifikasi gen. Pada keadaan normal terjadi dua penggandaan HER-2 gen, sedangkan pada kanker payudara terjadi penggandaan yang berlipat ganda, akibatnya terjadi ekspresi HER-2 protein yang berlebihan pada permukaan sel, sehingga regulasi pertumbuhan sel terganggu, tumor lebih cepat bertumbuh, kurang sensitif terhadap kemoterapi dan hormonal terapi serta tumor menjadi lebih agresif. Wanita dengan obesitas dan telah diagnosis kanker payudara mempunyai resiko 30% lebih tinggi untuk mengalami rekuren dibandingkan wanita dengan berat badan normal dan 50% lebih tinggi untuk meninggal akibat kanker payudara dibandingkan dengan wanita dengan berat badan normal. Obesitas pada wanita kanker payudara dengan reseptor hormonal positif dan HER-2 negatif memiliki distant-free survival dan overall survival yang jelek. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan ekspresi reseptor hormonal dan reseptor HER-2/NEU pada wanita penderita kanker payudara dan mengetahui status menopause pada wanita penderita kanker payudara. BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Sub Bagian Bedah Onkologi Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaring di Makassar sampai jumlah sampel mencukupi. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional untuk menilai hubungan antara obesitas dengan status hormonal dan reseptor HER-2 pada wanita penderita kanker payudara. 3

5 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah wanita penderita kanker payudara yang dirawat di sub bagian bedah onkologi rumah sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaringnya di Makassar. Sampel adalah seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian, diperoleh berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit ( consecutive random sampling). Sampel diambil dari jaringan tumor pada wanita yang telah didiagnosis kanker payudara (sesuai dengan pemeriksaan klinis dan histopatologi) dan telah dinilai indeks massa tubuhnya. Besar sampel pada penelitian ini adalah 38 orang wanita penderita kanker payudara. Metode Pengumpulan Data Data diperoleh dari wanita penderita kanker payudara yang belum pernah mendapat pengobatan kemoterapi atau radioterapi sebelumnya yang bersedia menjadi sampel penelitian (menandatangani inform consent). Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan tujuan dan jenis data, kemudian dipilih metode statistic yang sesuai. Pengolahan data dan uji statistic dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16. HASIL Telah dilakukan penelitian observasional dengan metode penelitian crosssectional untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan ekspresi reseptor hormonal dan reseptor HER-2/NEU pada wanita penderita kanker payudara dan mengetahui status menopause pada wanita penderita kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone yang positif, begitu pun terhadap ekspresi HER-2/NEU yang positif. Status menopause wanita penderita kanker payudara mempunyai hubungan yang signifikan dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone, tetapi tidak signifikan dengan reseptor HER-2/NEU. Dari penelitian ini, didapatkan 38 subjek penelitian yang berumur 34 tahun 73 tahun dengan rerata 49±10 tahun. Didapatkan wanita penderita kanker payudara yang premenopause sebanyak 57,9% dan postmenopause 42,1%. Wanita penderita kanker payudara dengan obesitas sebanyak 55,3% dan non-obesitas 44,7%. Hasil analisa pemeriksaan imunohistokimia (IHC) diperoleh reseptor estrogen yang positif sebesar 31,6% dan yang negatif sebesar 68,4%. Reseptor progesterone yang positif sebesar 36,8% dan yang negatif sebesar 63,2%. Reseptor HER-2/NEU yang positif sebesar 47,4% dan yang negatif 52,6%; 4

6 Reseptor HER-2 / NEU yang negatif lebih banyak dibandingkan reseptor yang positif (lampiran, Tabel 1). Dilakukan analisa hubungan antara obesitas dengan status hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron serta reseptor HER-2/NEU. Disamping hal tersebut, juga dilakukan analisa hubungan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan reseptor estrogen, progesterone dan HER-2/NEU. Presentase ekspresi RE yang positif 33,3% pada wanita penderita kanker payudara yang obesitas, sedangkan yang non-obesitas presentasenya 29,4%. Hal ini menunjukkan bahwa presentase ekspresi RE lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang obesitas dibandingkan non-obesitas. Namun hasil analisa hubungan berdasarkan uji Chi Square didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ekspresi RE yang positif. Tetapi hasil uji OR (Odds ratio) 1,2 yang berarti wanita penderita kanker payudara yang obesitas memiliki faktor resiko 1,2 kali ekspresi REnya positif dibandingkan non-obesitas (lampiran, Tabel 2). Menghubungkan wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekspresi RP. Dari tabel tersebut, persentase ekspresi RP yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang obesitas dibandingkan non-obesitas (42.9% dan 29,4%). Namun hasil uji Chi square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekspresi RP yang positif. Akan tetapi hasil uji OR diperoleh 1,8 yang berarti wanita penderita kanker payudara yang obesitas memiliki faktor resiko 1,8 kali ekspresi RPnya positif dibandingkan non-obesitas (lampiran, Tabel 3). Presentase ekspresi reseptor HER-2/NEU yang positif tidak jauh berbeda antara wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan non-obesitas (47,6% dan 47,1%). Namun hasil uji Chi square diperoleh nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekpresi reseptor HER-2/NEU yang positif. Tetapi hasil uji OR diperoleh bernilai 1 yang berarti faktor resiko wanita penderita kanker payudara yang obesitas dan non-obesitas tidak berbeda besar resikonya terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif (lampiran, Tabel 4). Hubungan status menopause wanita penderita kanker payudara terhadap ekspresi RE. Dari tabel tersebut, diperoleh persentase ekspresi RE positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause (56,3% dan 13,6%). Dan hasil uji Chi square diperoleh nilai p < 0,01 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi RE yang positif. Hasil 5

7 uji OR diperoleh 0,1 yang menunjukkan bahwa premenopause merupakan faktor yang bersifat protektif terhadap RE positif. Persentase RP yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause (56,3% dan 22,7%). Dan didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi RP yang positif, hal ini berdasarkan hail uji Chi square diperoleh nilai p < 0,05. Sedangkan hasil uji OR diperoleh 0,2 yang menunjukkan bahwa premenopause merupakan faktor yang bersifat protektif terhadap RP positif. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi reseptor HER-2/NEU, hal ini berdasarkan hasil uji Chi square dengan nilai p > 0,05. Dari tabel tersebut juga diperoleh persentase reseptor HER-2/NEU yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang premenopause dibandingkan postmenopause (50% dan 43,8%). Dan hasil uji OR diperoleh 1,3 yang berarti wanita penderita kanker payudara yang premenopause memiliki resiko tinggi terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone yang positif, begitu pun terhadap ekspresi HER-2/NEU yang positif. Status menopause wanita penderita kanker payudara mempunyai hubungan yang signifikan dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone, tetapi tidak signifikan dengan reseptor HER-2/NEU. Hasil penelitian yang lain pernah melaporkan bahwa penderita kanker payudara dengan obesitas memiliki hubungan yang kuat dengan kadar testosterone serum terhadap ekspresi RE positif dibandingkan dengan ekspresi RE negatif. Dengan hipotesis bahwa meningkatnya resiko kanker payudara oleh karena adanya testosterone merupakan sumber estradiol melalui jalur konversi. Faktor obesitas kemungkinan mempunyai peran yang bermakna dalam ekspresi RE dan juga dapat memberikan efek progresifitas dan proliferasi pada sel kanker payudara. Sejumlah estrogen, terutama estradiol yang bebas yang tidak terikat oleh sex binding human globulin (SBHG) merupakan bentuk estrogen yang aktif dan berhubungan dengan meningkatnya resiko terhadap kanker payudara pada wanita premenopause dan postmenopause (Green et al., 2012). 6

8 Kanker payudara adalah suatu bentuk keganasan pada payudara yang dapat terjadi pada sistem duktal, sistem lobular, dan jaringan stromal payudara itu sendiri, serta dapat menyebar secara ilfiltratif, melalui aliran limfe maupun aliran darah (Desen, 2008). Estrogen memberikan efek meningkatkan proliferasi sel dan pertumbuhan yang berperan penting dalam perkembangan payudara normal. Namun estrogen juga berperan penting dalam menginduksi kanker payudara. Oleh karena itu, sejak lama estrogen sudah dikaitkan dengan lemak tubuh dan proses induksi tumor payudara. Jaringan lemak merupakan sumber untuk memproduksi estrogen sebagai akibat adanya proses aktifitas aromatase yang akan mengkonversi androgen menjadi estron, dan dikonversi menjadi 17β-estradiol yang merupakan bentuk estrogen yang paling potensial. Dengan demikian, meningkatnya jaringan lemak (adipose) payudara dapat meningkatkan terpaparnya kelenjar payudara oleh estrogen. Penelitian in vitro dengan menggunakan sel kanker payudara manusia, telah memberikan bukti bahwa estrogen memiliki efek mitogenic pada sel kanker payudara (Cleary, 2010). Disamping itu, adanya peningkatan kadar leptin dalam serum merupakan penanda khusus dari obesitas, ternyata berkaitan erat dengan resiko terjadinya kanker, termasuk kanker payudara. Dan leptin signaling dan kemampuan crosstalk-nya dengan beberapa signaling pathway memiliki peranan penting dalam pertumbuhan sel kanker payudara, migrasi, invasi, angiogenesis, dan metastasis (Guo et al., 2012). Dalam penelitian ini, didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan status hormonal, yaitu ekspresi RE dan RP. Namun persentase ekspresi RE dan RP yang positif lebih besar pada wanita penderita kanker payudara yang obesitas dibandingkan non-obesitas. Dan nilai OR yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita obesitas dengan kanker payudara merupakan faktor resiko yang mengekspresikan RE dan RP positif. Reseptor progesteron (RP) adalah protein yang ditemukan dalam sel. Hal ini diaktifkan oleh hormon steroid progesteron. Pada manusia, PR dikodekan oleh PGR dari gen tunggal, berada pada kromosom 11q22, memiliki dua bentuk utama, A dan B, yang berbeda dalam berat molekul mereka. RP merupakan gen yang diregulasi oleh estrogen, karena itu ekspresinya mengindikasikan adanya jalur RE yang teraktifasi, lihat gambar 8 (Payne, 2008). Kanker payudara merupakan tumor yang heterogen dengan modal terapi berdasarkan gambaran molekulernya, Namun bukti akurat tentang pengaruh obesitas terhadap subtipe kanker payudara masih lemah dan adanya hasil studi lain tentang perbedaan pengaruh obesitas terhadap status hormonal yang masih dalam perdebatan, sedangkan pengaruh obesitas terhadap HER-2 masih kurang. Perbedaan biologi tumor payudara mungkin 7

9 ditentukan oleh individu yang rentan terhadap obesitas. Sebaiknya biologi tumor payudara dilakukan studi lebih lanjut dengan model intervensi diet pada penderita kanker payudara. Analisa hubungan antara wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekspresi reseptor HER-2/NEU adalah tidak ada hubungan yang signifikan dan nilai OR yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor resiko wanita penderita kanker payudara yang obesitas dan non-obesitas tidak berbeda besar resikonya terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif. Leptin yang merupakan salah satu produk dari adipocytes dan penanda khusus yang berkaitan dengan obesitas, melalui leptin signaling dan kemampuan crosstalk-nya ke beberapa signaling pathway, salah satunya adalah mampu mengaktifasi reseptor HER-2/NEU baik melalui aktifasi EGFR ataupun aktifasi JAK-2 (Guo et al., 2012). Terdapat hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi RE dan RP. Dan persentase RE dan RP positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause. Dan nilai OR yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara yang premenopause merupakan faktor protektif terhadap ekspresi RE dan RP positif. Hal ini diakibatkan oleh karena adanya akumulasi dari beberapa faktor yang berkaitan dengan terpaparnya sel payudara oleh estrogen dan progesterone sehingga berubah menjadi sel kanker payudara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status hormonal dengan ekspresi reseptor HER-2 NEU (Hamdani, 2004), dalam penelitiannya pada wanita penderita kanker payudara menyimpulkan bahwa ada kaitan yang kuat antara kadar HER-2/NEU dengan Grading, Ukuran Tumor, dan infiltrasi KGB, tapi hubungannya dengan status menopause sangat lemah. Persentase reseptor HER-2/NEU yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang premenopause dibandingkan postmenopause (50% dan 43,8%). Dan hasil uji OR diperoleh wanita penderita kanker payudara yang premenopause memiliki resiko tinggi terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif. Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa 15%-25% kanker payudara yang invasif berhubungan dengan amplifikasi dan over expresi dari HER-2/NEU (Sttersten, 2005). Kanker payudara ini cenderung untuk bertumbuh lebih cepat, lebih cepat menyebar, lebih sering kambuh, lebih sering pada umur yang masih muda, dan mempunyai prognosis yang jelek dibandingkan dengan kanker payudara yang tanpa amplifikasi dan over expresi HER-2/NEU. 8

10 KESIMPULAN DAN SARAN Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas terhadap ekspresi reseptor estrogen dan progesterone yang positif. Meskipun presentase ekspresi reseptor estrogen dan reseptor progesterone yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang obesitas dibandingkan non-obesitas. Tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas terhadap ekspresi reseptor HER-2 NEU yang positif. Dan presentase ekspresi reseptor HER-2 NEU tidak jauh berbeda antara wanita penderita kanker payudara dengan obesitas dan non-obesitas. Adanya hubungan yang signifikan antara status menopause terhadap ekspresi reseptor estrogen dan reseptor progesterone. Presentase ekspresi reseptor estrogen dan reseptor progesterone yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi reseptor HER-2/NEU. Meskipun persentase reseptor HER-2/NEU yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang premenopause dibandingkan postmenopause. Wanita penderita kanker payudara yang premenopause memiliki resiko tinggi terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif. Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian yang lanjut dengan besaran sampel yang lebih besar untuk mengetahui keterkaitan obesitas terhadap status hormonal dan ekspresi HER-2 NEU pada wanita penderita kanker payudara. DAFTAR PUSTAKA Bardia et al. (2006). Recretional Physical Activity and Risk of Post Menopause Breast Cancer Based on Hormon Reseptor Status. Arch Intern Med. Cleary. (2010). Effect of obesity on breast cancer development., Veterinary Pathologist 47 (2). The American College of Veterinary Pathologist. Desen. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis; edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Guo et al. (2012). Oncogenic Role and Therapeutic Target of Leptin Signaling in Breast Cancer and Cancer Stem Cells. Biochim Biophys Acta. Green et al. (2012). An Estrogen Model : The Relationship between Body Mass Index, Menopausal Status, Estrogen Replacement Therapy and Breast Cancer Risk. Computational and Mathematical Method in Medicine. Hidawi Paublishing Corporation. Hamdani. (2004). Profil Gena HER-2/NEU pada Penderita Kanker Payudara di Makassar, Karya Akhir Pendidikan Spesialisasi Bedah Onkologi FK UNHAS Makassar. Hamdy et al. (2013). Obesity. Available in Payne et al. (2008). Predictive marker in breast cancer the present. Hystopatologi. Sttersten. (2005). Breast Cancer Epidemiology. Myths and Science; available at: Warren. (2008). Obesity and Breast Cancer Risk., Breast Cancer and Environment Risk Factor. Cornell University. 9

11 Tabel 1. Karakteristik Sampel berdasarkan sebaran frekuensi N (Orang) Persentase (%) Status Menopause Premenopause 22 57,9 Postmenopause 16 42,1 Status IMT Obesitas 21 55,3 Non-obesitas 17 44,7 Reseptor Estrogen Positif 12 31,6 Negatif 26 68,4 Reseptor Progesteron Positif 14 36,8 Negatif 24 63,2 Reseptor HER-2/NEU Positif 18 47,4 Negatif 20 52,6 Tabel 2. Hubungan Obesitas dengan Reseptor Estrogen IMT Total Obesitas Non-Obesitas Reseptor Estrogen (RE) Positif Negatif Total Ket Jumlah (n) Chi square test Persentase (%) 33,3 66,7 100 (p=0,796) Jumlah (n) OR = 1,2 (0,30-4,78) Persentase (%) 29,4 70,6 100 Jumlah (n) Persentase (%) 31,6 68,4 100 Tabel 3. Hubungan Obesitas dengan Reseptor Progesteron IMT Total Obesitas Non- Obesitas Reseptor Progesteron (RP) Positif Negatif Total Ket Jumlah (n) Chi square test Persentase (%) 42,9 57,1 100 (p=0,393) Jumlah (n) OR = 1,8 (0,30-4,78) Persentase (%) 29,4 70,6 100 Jumlah (n) Persentase (%) 31,6 68,4 100 Tabel 4. Hubungan Obesitas dengan Reseptor HER-2/NEU IMT Total Obesitas Non-Obesitas Reseptor HER-2/NEU Positif Negatif Total Ket Jumlah (n) Chi square test Persentase (%) 47,6 52,4 100 (p=0,973) Jumlah (n) OR = 1,0 (0,30- Persentase (%) 47,1 52, ,78) Jumlah (n) Persentase (%) 47,4 52,

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA CORRELATION BETWEEN HER-2/NEU AND HORMONAL RECEPTOR WITH HISTOPATHOLOGY GRADING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama di seluruh dunia dan menempati keganasan terbanyak pada wanita baik di negara maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang BAB 1 PENDAHULUAN C. Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling banyak ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi pada wanita. Berdasarkan data Global (IARC) 2012, Kanker Payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif untuk melihat pola ekspresi dari Ki- 67 pada pasien KPDluminal A dan luminal B. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat menyerang dan menyebar ke bagian tubuh yang jauh. Kanker dapat memiliki konsekuensi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita diseluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah penderita sekitar 4,3 per 1000 penduduk dengan kanker payudara menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan penyebab kematian kelima

Lebih terperinci

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. Karsinoma merupakan penyakit yang kompleks yang dari segi klinis,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit dewasa ini bergeser dari penyakit menular dan masalah gizi ke penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan merupakan penyebab kematian kedua pada wanita setelah kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak pada wanita. Karsinoma payudara merupakan penyakit heterogen dengan kemiripan secara histologis namun

Lebih terperinci

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia. BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara adalah salah satu penyebab utama morbiditas terkait karsinoma dan kematian di kalangan perempuan di seluruh dunia (Zhang et al., 2013).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita dan diperkirakan jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun terdapat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan, sosial. dan ekonomi pada berbagai kelompok usia di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan, sosial. dan ekonomi pada berbagai kelompok usia di seluruh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah kesehatan, sosial dan ekonomi pada berbagai kelompok usia di seluruh dunia. Tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE

ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE Clara Santi Trisnawati, 2007 Pembimbing : Freddy Tumewu Andries, dr., M.S Obesitas dan kanker payudara merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka kematian cukup tinggi pada wanita. Setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mioma uteri adalah tumor jinak kandungan (uterus) yang terjadi pada otot polos dan jaringan ikat. Mioma dikenal juga dengan istilah leiomyoma uteri, fibromioma uteri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang dikategorikan sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker masih menjadi ancaman kesehatan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit. peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit. peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering dikeluhkan oleh banyak orang terutama remaja. Timbulnya akne vulgaris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Faktor risiko dan etiologi: - Faktor lingkungan - Faktor neurogenik - Faktor hormonal - Faktor genetik Overweight dan obesitas Body Mass Index

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo, 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada kelenjar tiroid dan merupakan keganasan kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan. Di Indonesia insiden karsinoma tiroid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara sampai saat ini merupakan kanker pada wanita dengan angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di tahun 2008, insiden kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti spinal dan intra orbita, dan meskipun tidak mengivasi jaringan otak, meningioma menyebabkan penekanan

Lebih terperinci

ISSN: E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.3, MARET, 2017

ISSN: E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.3, MARET, 2017 ISSN: -9 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO., MARET, HUBUNGAN SUBTIPE IMUNOHISTOKIMIA DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH KOTA DENPASAR I GAN Ciptadi Permana Wijaya, I.B. Tjakra Wibawa Manuaba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru. Diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Salah satu jenis kanker yang memiliki potensi kematian terbesar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena. ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah

BAB I PENDAHULUAN. Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena. ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah stroke pada penyakit intrakranial orang dewasa (Ropper & Samuel, 2009).

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering

BAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering terdiagnosis. Prevalensi meningioma

Lebih terperinci

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan Kerja atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR.

HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. HUBUNGAN USIA WANITA SAAT COITARCHE DAN LAMA PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA THE RELATIONSHIP BETWEEN WOMEN AGE RELATED COITARCHE AND THE LENGTH OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang umum dijumpai laki-laki usia muda di banyak negara. Keganasan

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang umum dijumpai laki-laki usia muda di banyak negara. Keganasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker testis adalah keganasan yang jarang ditemukan, tetapi merupakan keganasan yang umum dijumpai laki-laki usia muda di banyak negara. Keganasan ini 90-95% berasal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini ABSTRAK Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini Stephen Iskandar, 2010; Pembimbing pertama : Freddy T. Andries,

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA Ali Akbar Firasi 1, Eka Yudhanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningioma merupakan tumor otak jinak pada jaringan pembungkus otak atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari arachnoid villi atau lapisan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 KARYA TULIS ILMIAH KARAKTERISTIK KLINIS PENDERITA KANKER PAYUDARA DENGAN TAMPILAN IMUNOHISTOKIMIA TRIPLE NEGATIVE (TNBC) DI RSUP HAJI ADAM MALIK DAN DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FK USU MEDAN PADA PERIODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan kedua tersering pada keganasan daerah kepala leher di beberapa Negara Eropa (Chu dan Kim 2008). Rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker Kolorektal (KKR) merupakan salah satu penyebab kematian di dunia akibat kanker. KKR merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia karena semakin banyaknya penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda Ellen Pingkan Widiasmoko, 1110069. Pembimbing : Ellya R. Delima, dr., MKes Obesitas adalah penyakit kronis yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kanker payudara merupakan masalah kesehatan pada wanita di seluruh dunia. Di Amerika, kanker payudara merupakan kanker dengan frekuensi paling banyak pada wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh dunia. Berbeda dengan negara maju dengan insiden kanker payudara yang stagnan atau malah semakin menurun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab kematian wanita nomor satu (14,7%) di seluruh dunia (Globocan-IARC, 2012). International Agency for Research

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 Cory Primaturia, 2009, Pembimbing I : dr.freddy Tumewu A.,M.S Pembimbing II : dr. Hartini Tiono Karsinoma

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2 GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara Riskesdas 2013 didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4% per 1000 penduduk, dengan prevalensi kanker

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh : HUBUNGAN ANTARA BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN FENOTIPE MOLEKULER HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER2) PADA PASIEN INVASIVE BREAST CARCINOMA OF NO SPECIAL TYPE (NST) DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ovarium merupakan bentuk neoplasma yang paling sering ditemukan pada wanita. Sekitar 80% merupakan tumor jinak dan sisanya adalah tumor ganas ovarium (Crum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker payudara merupakan lesi yang sering ditemukan pada wanita dan berbahaya, serta merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita 36 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita dengan paritas nulipara dengan beberapa faktor risiko lain. Hal ini di teliti karena belum adanya penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG Skripsi Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma prostat ialah keganasan pada laki-laki yang sangat sering didapat. Angka kejadian diduga 19% dari semua kanker pada pria dan merupakan karsinoma terbanyak

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Dengan hormat, Nama Saya Huriah Menggala Putra, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada ini merupakan analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan oekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara. Cross

Lebih terperinci

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah Sulistyani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Correspondence to : Sulistyani Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross-sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008, kanker payudara menduduki peringkat keempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.. i LEMBAR PERSETUJUAN ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.. v ABSTRAK.. vi ABSTRACT... vii RINGKASAN.. viii

Lebih terperinci

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? A.Celal Iplikcioglu et al. Oleh : Anugerah Pembimbing : dr. Hanis Setyono Sp.BS 1 1. Pendahuluan Meningioma adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak terkontrol sehingga berubah menjadi sel kanker (1). Data Riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi

Lebih terperinci