BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah penderita sekitar 4,3 per 1000 penduduk dengan kanker payudara menjadi kanker tersering pada wanita dengan jumlah penderita 26 per seratus ribu (Depkes, 2010). Kadar estrogen yang tinggi dan paparan estrogen dalam waktu lama meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Estrogen memiliki setidaknya dua peran penting dalam karsinogenesis kanker payudara. Peran tersebut melalui interaksi 17β-Estradiol, yang merupakan bentuk estrogen utama, dengan ER (estrogen receptor α, ERα) yang menyebabkan proliferasi jaringan payudara baik pada payudara normal maupun pada tumor serta melalui metabolit estrogen yang mengakibatkan mutasi gen dan menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak DNA (Kumar,et al., 2005). Peran estradiol yang besar dalam karsinogenesis kanker payudara mengakibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi paparan estradiol ikut menjadi faktor 1
2 risiko kanker payudara. Faktor-faktor tersebut diantaranya jenis kelamin, usia menarke, usia menopause, riwayat kehamilan dan persalinan, riwayat memberi ASI, diet, kegemukan, dan paparan estrogen dari luar tubuh (Kumar, et al., 2005). Menopause berpengaruh terhadap paparan estrogen terutama estradiol karena setelah menopause kadar estradiol wanita akan menurun karena berhenti diproduksi oleh ovarium (Murray, et al., 2003). Prognosis kanker payudara ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk diantaranya usia penderita, status TNM, status reseptor hormon dan Her- 2(Fitzgibbons, et al., 2000). Status reseptor estrogen (ER) bersama reseptor progesteron (PR) dan Her-2 menjadi faktor prediktif untuk respon terhadap terapi. Kanker payudara dengan ER positif akan berespon terhadap terapi antiestrogen dan cenderung memiliki derajat tumor yang lebih baik sehingga prognosis penderita lebih baik sementara kanker payudara ER negatif cenderung tidak berespon dengan terapi tamoxifen dan berhubungan dengan derajat tumor yang lebih tinggi sehingga dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk seperti risiko kekambuhan dan kematian yang
3 lebih tinggi (Dent, et al., 2007). Estrogen receptor (ER) juga dianggap sebagai penanda ketergantungan tumor terhadap hormon estrogen. Keterlibatan estrogen sebagai faktor risiko kanker payudara dan status ER sebagai faktor prognostik telah banyak diketahui. Namun apakah terdapat perbedaan kadar estradiol pada kanker payudara ER positif dan ER negatif belum banyak diteliti. Oleh karena itu, penelitian tentang perbedaan kadar estradiol berdasarkan status ER penting untuk mengetahui lebih dalam tentang karakter biologis kanker payudara. B. Perumusan Masalah Estradiol merupakan bentuk estrogen utama wanita yang juga menjadi faktor risiko kanker payudara Ekspresi ER pada sel kanker menunjukkan ketergantungan kanker terhadap estrogen dan menjadi faktor prognostik dan prediktif kanker payudara. Baik status ER maupun kadar estradiol berhubungan dengan status menopause.
4 C. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan dari permasalahan yaitu apakah terdapat perbedaan kadar estradiol pada penderita dengan status ER positif dan negatif pada wanita premenopause dan postmenopause? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan yaitu 1) membandingkan kadar estradiol pada pasien kanker payudara premenopause dan postmenopause. 2) membandingkan ekspresi ER pada jaringan kanker payudara pasien premenopause dan postmenopause 3) membandingkan kadar estradiol dan ekspresi ER pada pasien kanker payudara premenopause maupun postmenopause. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang kadar estrogen dan status reseptor estrogen yang telah dilakukan sebelumnya tampak pada tabel 1.1.
Tabel 1 Penelitian terkait estrogen dan ER No Penelitian Metode Hasil Kesimpulan 1 Miyoshi, et al., 2003 Association Of Serum Estron Levels With Estrogen Receptor Positive Breast Cancer Risk In Postmenopausal Japan Women Penelitian dilakukan secara kasus-kontrol Kasus: 71 wanita postmenopause yang menderita kanker payudara Kontrol: 73 wanita postmenopause yang sehat Kadar E1 dan E2 serum diukur secara radioimunoassay ER diperiksa secara enzim immunoassay Kadar E1 pada kanker payudara ER positif lebih tinggi daripada kontrol sedangkan pada ER negatif tidak. Kadar E1 yang tinggi berhubungan dengan risiko kanker payudara ER positif namun tidak berhubungan dengan kanker payudara ER negatif Wanita postmenopause dengan kadar E1 tinggi memiliki risiko kanker payudara ER positif yang lebih tinggi, namun tidak dengan ER negatif. Pada kadar E1 tinggi, kepositifan ER makin tinggi. 2 Kakugawa, et al., 2007. Relations Of Serum Levels Of Estrogen And Dehydroepiandrost ER dinilai dengan EIA pada 76 sampel (cut off 14 fmol/mg) dan imunohistokimia pada 66 sampel (cut off HSCORE 20) Terdapat kecenderungan kadar E1, E2, dan DHEA yang lebih tinggi pada wanita dengan kanker PR positif namun tidak terdapat Hubungan hormon reproduksi dalam serum terhadap status reseptor hormon berbeda berdasarkan status PR namun tidak 5
erone Sulfate To Hormone Receptor Status Among Postmenopausal Woman With Breast Cancer Kadar E1,E2 dan DHEA diukur secara radioimmunologi. Subyek adalah wanita postmenopause yang menderita kanker payudara primer di Miyagi Cancer Center Hospital, jumlah 142. hubungan bermakna antara kadar hormon dalam serum dan status ER. berbeda berdasarkan status ER.. 3 Nagai, et al., 1979 Estrogen And Progesterone Receptors In Human Breast Cancer With Concomitant Assay Of Plasma 17b- Estradiol, Progesterone, And Prolactin Levels ER dalam sitosol jaringan kanker diukur pada 217 kasus kanker payudara primer,dan PR juga diukur pada 48 kasus Kadar estradiol, progestreron, dan prolactin diukur secara radioimunossay Kedua reseptor ditemukan positif pada 45,8% kasus. Pada kasus dengan jumlah binding site yang lebih sedikit, kadar hormon lebih tinggi. Terdapat hubungan antara jumlah binding site pada reseptor hormon dengan kadar estradiol namun tidak terdapat hubungan dengan kadar prolactin plasma. 6
4 Markopoulos, et al., 1988. Oestrogen Receptor Content Of Normal Breast Cell And Breast Carcinoma Throughout The Menstrual Cycle Jaringan payudara diambil menurut siklus menstruasi dengan FNAB kemudian ER diukur dengan imunohisto-kimia. Sampel berasal dari : 84 wanita sehat (69 premenopause, 15 post menopause) dan 83 penderita kanker premenopause 21 sample dari 35 wanita premenopausal pada setengah siklus pertama (D28-14)mengekspresikan ER. 33 sample yg diambil pada setengah siklus kedua semua tidak mengkspresikan ER. 51 dari 83 pasien kanker payudara ER positif.24 diambil pada setengah pertama siklus dan 17 diambil pada setengah kedua. Saat ovulasi produksi ER menurun pada jaringan payudara normal wanita premenopause. Pada kanker payudara ER terus diekspresikan sepanjang siklus atau gagal mengekspresikan tanpa memandang perubahan kadar hormon. 7
8 Penelitian mengenai perbandingan kadar estradiol berdasarkan status ER belum pernah dilakukan di Indonesia, khususnya Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian tentang perbandingan kadar estradiol berdasarkan status ER ini bermanfaat bagi peneliti kanker payudara untuk mengetahui lebih dalam karakteristik biologis kanker payudara.