Matriks Sebagai Representasi Orientasi Objek 3D

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Aljabar Geometri dalam Menentukan Volume Parallelepiped Beserta Penurunan ke Rumus Umum dengan Memanfaatkan Sifat Aljabar Vektor

Pemanfaatan Permodelan Ruang Vektor untuk Pengecekan Kemiripan

Penerapan Transformasi Lanjar pada Proses Pengolahan Gambar

Ilustrasi Penggunaan Quaternion untuk Penanggulangan Gimbal Lock

Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer

Penggunaan Transformasi Matriks dalam Enkripsi dan Dekripsi

Penyelesaian Teka-Teki Matematika Persegi Ajaib Menggunakan Aljabar Lanjar

Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik

A. Vektor dan Skalar I. PENDAHULUAN. B. Proyeksi Vektor II. DASAR TEORI

Representasi Matriks dan Transformasi Lanjar dalam Gerakan Contra Dance

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Implementasi Vektor dalam Penyelesaian Car Travelling at The Speed of Light

Aplikasi Aljabar Vektor bagi Pengembang Game (Game Developer)

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

Aplikasi Interpolasi Polinom dalam Tipografi

Implementasi Quaternion dalam Slerp (Spherical Linear Interpolation)

Keunggulan Penyelesaian Persamaan Linear dengan Metode Dekomposisi LU dalam Komputerisasi

Aplikasi Bilangan Kompleks pada Dinamika Fluida

Aplikasi Quartenion pada Game Engine

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Matriks dalam Analisis Sektor Perekonomian Indonesia

Penerapan Aljabar Lanjar pada Grafis Komputer

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar Pada Rangkaian Listrik

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Aplikasi Geogebra dalam Pembelajaran Geometri Bidang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

TE Teknik Numerik Sistem Linear

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Aplikasi Transformasi Lanjar dalam Permainan Dragon Nest

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

Penerapan Aljabar Vektor pada GPS (Global Positioning System)

Implementasi Pohon Keputusan untuk Membangun Jalan Cerita pada Game Engine Unity

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Pengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan

Penerapan Operasi Matriks dalam Kriptografi

SIMPLE 3D OBJECTS AND THEIR ANIMATION USING GRAPH

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Teori Graf dalam Menentukan Dominasi Anggota UATM ITB

MA Analisis dan Aljabar Teori=4 Praktikum=0 II (angka. 17 Juli

Materi Aljabar Linear Lanjut

Transformasi Geometri Sederhana

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

9.1. Skalar dan Vektor

Transformasi Datum dan Koordinat

Representasi Kalimat Logika ke dalam Matriks Trivia

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar dalam Penyetaraan Reaksi Kimia

Penggunaan Quaternion dan Matriks pada Perputaran Spasial

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

BAB II BESARAN VEKTOR

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

Penggunaan Metode Numerik Untuk Mencari Nilai Percepatan Gravitasi

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

20. TRANSFORMASI. A. Translasi (Pergeseran) ; T = b. a y. a y. x atau. = b. = b

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

I. PENDAHULUAN. menyelesaikan permasalahan yang direpresntasikan oleh Payoff Matrix. II. LANDASAN TEORI

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Aplikasi Matriks pada Model Input-Output Leontief

Aplikasi Perkalian dan Invers Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Algoritma Greedy dalam Strategi Permainan Centipede

Pendekatan Algoritma Divide and Conquer pada Hierarchical Clustering

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS. MODUL 9 Vektor dalam Ruang Euklidian

SPREADSHEET EXCEL UNTUK PEMBELAJARAN KONSTRUKSI GEOMETRI TEKNIK OPERASI SIMULTAN MENGGUNAKAN FORMULA ARRAY

TE Teknik Numerik Sistem Linear. Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SILABUS. 1 / Silabus Matematika XII-IA. : 1.Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Nilai Karakter

Oktonion I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

INDIKATOR 10 : Menyelesaikan masalah program linear 1. Pertidaksamaan yang memenuhi pada gambar di bawah ini adalah... Y

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Vektor di Bidang dan di Ruang

Solusi Terbaik Permainan Rocket Mania Deluxe dengan Pendekatan Algoritma BFS dan Algoritma Greedy

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

Penggunaan Sistem Fungsi Iterasi untuk Membangkitkan Fraktal beserta Aplikasinya

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Aplikasi Aljabar Vektor dalam Algoritma Page Rank

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

adalah... pq = Dalam skala Richter, kekuatan R dari suatu gempa bumi dengan intensitas I dimodelkan dengan

Aplikasi Aljabar Boolean dalam Komparator Digital

Geometri pada Bidang, Vektor

Pemanfaatan Matriks dalam Penyeimbangan Persamaan Reaksi Kimia

Transkripsi:

Matriks Sebagai Representasi Orientasi Objek 3D Cendhika Imantoro - 13514037 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia cendhikaimantoro@s.itb.ac.id Abstract Sebagian konsep 3D yang dipahami manusia tidak bisa dipahami secara langsung oleh computer. Dalam pengelolaan objek 3D pada komputer, Hal-hal terkait objek tersebut harus dinyatakan terlebih dahulu dalam representasi yang dapat dipahami computer. Salah satunya adalah orientasi benda. Manusia bisa memahami orientasi benda hanya dengan melihat benda tersebut. Namun computer tidak bisa melaukan hal yang sama. Agar computer memahami apa yag dimaksud dengan orientasi objek, orientasi harus disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami computer. Salah satu bentuk yang dapat dipahami computer adalah matriks. Makalah ini membahas representasi orientasi objek dalam matriks dan pengolahannya. Keywords matriks, orientasi, rotasi, sumbu global, sumbu local, vektor. I. PENDAHULUAN Objek yang ditampilkan layar computer merupakan objek yang tidak memiliki dimensi ruang. Namun, seiring berkembangnya teknologi, computer mampu membuat objek yang ditampilkan mampu memberikan kesan seolah memiliki volume. Meskipun computer tidak kenal dengan konsep wujud fisik, computer mampu membuat tampilak yang menyerupai itu. Tentunya computer tidak bekerja dengan benda fisik secara langsung, melainkan mengolah apa yang merepresentasikan benda fisik tersebut. Benda fisik memiliki banyak komponen. Komponen yang bisa diterima melalui visual meliputi bentuk, warna, posisi, orientasi, dan lain-lain. Orientasi, yang merupakan salah satu dari komponen tersebut, memiliki lebih dari satu kemungkinan representasi. Yang sering digunakan adalah quarternion. Representasi quarternion muncul setelah terjadi berbagai pengembangan terhadap representasi orientasi untuk menutupi kekurangan representasi sebelumnya. Hal ini menyebabkan quarternion cukup sulit dipahami. Dibanding quarternion, vektor merupakan hal yang umumnya dipelajari lebih dahulu. Selain itu, vektor merupakan hal yang dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, vektor cenderung lebih mudah dipelajari dan dipahami. Orientasi pada dasarnya bisa dianggap sebagai arah menghadap dari suatu objek. Oleh karena itu, vektor dapat dijadikan representasi dari orientasi. Namun, computer tidak dapat mengolah vektor secara langsung. Vektor harus diubah ke bentuk yang dapat dipahami computer terlebih dahulu. Salah satu bentuk yang mudah dipahami computer adalah matriks. II. RUANG VEKTOR DAN TRANSFORMASI LANJAR Ruang vektor adalah himpunan yang memiliki anggota berupa kumpulan elemen dan memenuhi sifat berikut 1. Memiliki operasi antar elemen 2. Memiliki identitas untuk operasi 3. Closure (Hasil operasi antar elemen merupakan anggota ruang vektor itu sendiri) 4. Komutatif penjumlahan 5. Asosiatif 6. Distributif Transformasi lanjar adalah fungsi yang memiliki daerah asal sebuah ruang vektor dan dipetakan ke ruang vektor pula, baik ruang vektor tersebut sama ataupun berbeda. Pada transformasi lanjar f(u) berlaku 1. Jika u = (a 1, a 2,.a n) dan v = (b 1, b 2,.b n) anggota ruang vektor domain, maka f(u) + f(v) = f(u + v) 2. Jika u = {a 1, a 2,.a n} anggota ruang vektor domain dan k konstanta maka f(ku) = k f(u) Transformasi lanjar pada domain matriks bisa dinyatakan sebagai perkalian matriks antara matriks transformasi dengan matriks domain. III. REPRESENTASI ORIENTASI DENGAN TIGA VEKTOR A. Penggunaan Tuple Tiga Vektor untuk Representasi Orientasi Objek yang akan direpresentasikan orientasinya adalah objek dimensi tiga, oleh karena itu sumbu yang terkait dalam hal ini hanya tiga sumbu. Ide dasar dari representasi orientasi menggunakan vektor adalah dengan membandingkan sumbu global dan sumbu local objek.

Karena sumbu yang dimiliki hanya tiga, maka banyak vektor paling banyak yang dibutuhkan untuk merepresentasikan orientasi objek adalah sebanyak tiga vektor. Dalam representasi ini, orientasi vektor diperoleh dengan membandingkan ketiga sumbu local objek dan ketiga sumbu global. Hasil pembandingan ini dinyatakan dalam tuple berisi tiga vektor berbentuk < (a1, b1, c1), (a2, b2, c2), (a3, b3, c3) > dengan (a1, b1, c1) merepresentasikan pembandingan sumbu x, (a2, b2, c2) merepresentasikan pembandingan sumbu y, (a3, b3, c3) merepresentasikan pembandingan sumbu z. Implementasi representasi ini yaitu jika pembandingan sumbu direpresentasikan dengan (a,b,c), itu berarti sumbu local yang dibandingkan searah dengan vektor (a,b,c) pada sumbu global. Misal jika suatu orientasi direpresentasikan dengan <(1,-1,0), (0,1,1), (0,0,1)>, itu berarti pada orientasinya sumbu x local objek searah dengan vektor (1,-1,0) sumbu global, sumbu y local objek searah dengan vektor (0,1,1) sumbu global, dan sumbu z local objek searah dengan vektor (0,0,1) sumbu global merupakan vektor satuan. Pada metode representasi ini, tidak semua tuple berisi tiga vektor merupakan representasi dari suatu orientasi. Karena representasi ini memanfaatkan arah vektor, tuple yang mengandung (0,0,0) tidak bisa merepresentasikan orientasi karena arah dari vektor(0,0,0) tidak terdefinisi dengan jelas. Selain itu, sumbu pada dimensi tiga semuanya saling tegak lurus. Karena vektor pada merepresentasikan arah ketiga sumbu local objek, maka tuple yang merepresentasikan orientasi harus berisi tiga buah vektor yang saling tegak lurus. Oleh karena itu, berdasarkan dot product, untuk tiap tuple t = < v1, v2, v3 >, jika t merupkan representasi dari orientasi objek, maka berlaku v1 v2 = 0 v2 v3 = 0 v3 v1 = 0 Syarat sebuah tuple tiga vektor untuk menjadi representasi orientasi tidak hanya itu. Aturan cross product juga harus berlaku. berdasarkan cross product, untuk tiap tuple t = < v1, v2, v3 >, jika t merupakan representasi dari orientasi objek, maka berlaku v1 v2 = k1 v3 v2 v3 = k2 v1 v3 v1 = k3 v2 k1, k2, k3 > 0 Jika kedua syarat tersebut dipenuhi tuple t, baru dapat disimpulkan bahwa t merupakan representasi dari orientasi sebuah objek. Gambar 1 orientasi <(1,-1,0), (0,1,1), (0,0,1)> dipertimbangkan, maka orientasi yang direpresentasikan < (a1, b1, c1), (a2, b2, c2), (a3, b3, c3) > akan sama dengan < k1(a1, b1, c1), k2(a2, b2, c2), k3(a3, b3, c3) > untuk tiap k1, k2, k3 konstanta positif. Meskipun tiap orientasi bisa direpresentasikan dengan banyak tuple, tiap tuple paling banyak merepresentasikan satu buah orientasi. Oleh karena itu, metode representasi ini memungkinkan untuk menjadi representasi orientasi. Jika metode representasi yang dibutuhkan harus memenuhi syarat setiap orientasi hanya boleh memiliki satu representasi, yang perlu dilakukan adalah mengubah sedikit metode ii dengan menambahkan aturan hasil representasi adalah tuple (v1,v2,v3) dengan v1, v2, v3 B. Penggunaan Tuple Dua Vektor untuk Representasi Orientasi Meskipun objek yang direpresentasikan orientasinya adalah objek dimensi tiga, bukan berarti representasi dari orientasinya harus berisi tiga buah vektor. Ada kemungkinan dengan jumlah vektor kurang dari tiga, orientasi objek dimensi tiga masih dapat direpresentasikan. Mirip dengan representasi menggunakan tiga tuple, representasi ini diperoleh dengan membandingkan sumbu local dengan sumbu global. Yang berbeda adalah pada representasi ini, banyak sumbu local yang dibangdingkan dengan sumbu global sebanyak dua. Dua sumbu yang digunakan bebas. Dalam makalah ini, dua sumbu local yang akan digunakan untuk pembandingan adalah sumbu x dan sumbu z. Hasil representasi orientasi pada metode ini akan berbentuk <(a1, b1, c1), (a2, b2, c2)> dengan (a1, b1, c1) merepresentasikan hasil pembandingan sumbu lokal x dan (a2, b2, c2) merepresentasikan hasil pembandingan sumbu lokal z. Sama dengan representasi menggunakan tiga vektor, jika representasi hasil pembandingan suatu sumbu local objek adalah vektor (a,b,c), itu berarti sumbu local yang dibandingkan searah dengan vektor (a,b,c) pada sumbu

global. Misal jika suatu orientasi direpresentasikan dengan <(1,-1,0), (0,0,1)>, itu berarti pada orientasinya sumbu x local objek searah dengan vektor (1,-1,0) sumbu global dan sumbu z local objek searah dengan vektor (0,0,1) sumbu global. C. Penggunaan Satu Vektor untuk Representasi Orientasi Konsep metode ini masih sama dengan metode sebelumnya, yaitu membandingkan sumbu local dengan sumbu global. Dalam representasi ini, yang dibandingkan hanya satu sumbu local. Bentuk representasi orientasi pada metode ini adalah (a,b,c). Misal sumbu yang dibandingkan adalah sumbu x. Untuk representasi ini, jika suatu objek memiliki orientasi (a,b,c), itu berarti dalam kondisi objek saat ini sumbu x local objek searah dengan vector (a,b,c). Gambar 2 orientasi <(1,-1,0), (0,0,1)> dipertimbangkan, maka orientasi yang direpresentasikan <(a1,b1,c1), (a2,b2,c2)> akan sama dengan <k1(a1,b1,c1), k2(a2,b2,c2)> untuk tiap k1, k2 konstanta positif. Dibandingkan dengan representasi menggunakan tuple tiga vektor, banyak angka yang merepresentasikan orientasi pada metode ini lebih sedkit karena tidak ada representasi untuk hasil pembandingan sumbu y. Meskipun representasi pembandingan tersebut dihilangkan, dengan metode ini tiap representasi orientasi masih tetap merepresentasikan paling banyak satu orientasi. Hal ini disebabkan nilai dari anggota tuple yang seharusnya menjadi representasi dari hasil pembandingan sumbu local y dapat diturunkan dari nilai dua sumbu lainnya dengan menggunakan cross product, sehingga vektor hasil pembandingan tersebut tidak perlu ditulis. Karena tiap representasi orientasi masih tetap merepresentasikan paling banyak satu orientasi, metode representasi ini juga memungkinkan untuk menjadi representasi dari orientasi. Tuple dua vektor yang merupakan representasi dari orientasi harus memenuhi dua syarat. Yang pertama vektor (0,0,0) bukan merupakan isi dari tuple tersebut karena arahnya tidak terdefinisi. Yang kedua, jika tuple berisi vektor v1 dan v2, maka harus memenuhi persamaan v1 v2 = 0 Persamaan ini harus dipenuhi karena kedua vektor dalam tuple merepresenasikan arah sumbu local dan sudut antara arah sumbu local selalu siku-siku. Gambar 3 Contoh orientasi (1,-1,0) dipertimbangkan, maka orientasi yang direpresentasikan (a,b,c) akan sama dengan k(a,b,c) untuk tiap k konstanta positif. Representasi ini bukanlah representasi yang baik untuk orientasi karena untuk tiap vektor (a,b,c), orientasi yang direpresentasikan tidak hanya satu. Gambar 4 Dua orientasi berbeda yang direpresentasikan dengan vektor sama. Pada Gambar 4, berdasarkan definisi dari representasi ini, kedua kubus direpresentasikan sebagai orientasi yang sama, namun orientasi kedua kubus sebenarnya berbeda.

Meskipun demikian, bukan berarti satu vektor benar-benar tidak bisa digunakan untuk representasi orientasi. dan representasi dari tuple < (a, b, c), (d, e, f) > adalah a ( b c d e) f Operasi yang dapat dilakukan terhadap orientasi adalah rotasi. Karena orientasi dapat direpresentasikan sebagai matriks dan hasil akhir dari rotasi terhadap suatu orientasi adalah orientasi juga, maka rotasi dapat dinyatakan perkalian matriks orientasi dengan matriks transformasi. Untuk rotasi terhadap sumbu z, semua komponen baris ketiga matriks tidak berubah karena tidak ada translasi terhadap sumbu z, hanya rotasi. Hal ini menyebabkan perubahan yang disebabkan rotasi terhadap sumbu z mirip dengan rotasi vektor dua dimensi x dan y, yaitu Gambar 5 Orientasi objek yang bersifat radial menjadi ( x y ) x cos θ y sin θ ( x sin θ + y cos θ ) Ada syarat bagi bentuk suatu objek agar orientasi objek tersebut dapat direpresentasikan dalam sebuah vektor. Syarat yang dimaksud adalah bentuk objek harus bersifat radial terhadap sumbu local yang dibandingkan dengan sumbu global. Maksud dari bersifat radial terhadap suatu sumbu adalah benda tersebut memiliki tak hingga sudut simetri putar jika diputar terhadap sumbu yang bersangkutan. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan satu vektor saja tidak cukup untuk merepresentasikan orientasi objek umum. IV. REPRESENTASI ORIENTASI DALAM MATRIKS Telah diketahui bahwa vektor dapat dinyatakan dalam bentuk matriks. Karena tuple berisi vektor merupakan kumpulan dari beberapa vektor, maka tuple tersebut juga dapat dinyatakan sebagai matriks. Diantara beberapa representasi orientasi menggunakan vektor yang telah diuraikan, yang bisa digunakan untuk merepresentasikan orientasi objek adalah representasi menggunakan tuple tiga vektor dan tuple dua vektor. Karena matriks dapat merepresentasikan tuple berisi vektor, maka orientasi juga dapat direpresentasikan dalam matriks. Pada umumnya, untuk representasi vektor, satu baris matriks berisi elemen vektor pada satu sumbu. Oleh karena itu, matriks yang tepat untuk merepresentasikan tuple tiga vektor adalah tuple 3 x 3 dan matriks yang tepat untuk merepresentasikan tuple dua vektor adalah tuple 3 x 2. Representasi dari tuple < (a, b, c), (d, e, f), (g, h, i) > adalah a d g ( b e h) Sehingga hasil akhir dari rotasi terhadap sumbu z seharusnya adalah a d g ma nb md ne mg nh ( b e h) ( na + mb nd + me ng + mh) a ( b c d ma nb e) ( na + mb f c m = cos θ n = sin θ md ne nd + me) f Matriks transformasi rotasi terhadap sumbu z yang memenuhi aturan hasil tersebut adalah cos θ sin θ 0 A z = ( sin θ cos θ 0) 0 0 1 Dengan cara yang sama, diperoleh matriks rotasi untuk sumbu x dan sumbu y, yaitu 1 0 0 A x = ( 0 cos θ sin θ) 0 sin θ cos θ sin θ 0 cos θ A y = ( 0 1 0 ) cos θ 0 sin θ Karena matriks transformasi untuk melakukan rotasi terhadap tiap sumbu sudah didapat, untuk melakukan rotasi lain, dapat dilakukan dengan beberapa kali rotasi terhadap sumbu.

V. SIMPULAN Matriks dapat digunakan untuk representasi orientasi benda dalam dua ukuran, yaitu ukuran matriks 2x3 dan ukuran matriks 3x3. Kelebihan dari representasi 2 x 3 adalah angka untuk merepresentasikan orientasi lebih sedikit karena hanya terdiri dari dia vektor. Namun representasi 3 x 3 memiliki keunggulan dalam hal ukuran yang sama dengan matriks transformasi, sehingga tipe data yang perlu dibuat saat inplementasi ke computer lebih sedikit. VI. TERIMA KASIH Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanay atas rahmat-nya makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Rinaldi Munir, M.T. dan bapak Drs.Judhi Santoso, M.Sc. selaku dosen pembimbing mata kuliah IF2123 Aljabar Geometri yang telah memberikan ilmu kepada penulis yang merupakan dasar dari penulisan makalah ini. REFERENCES [1] John Vince. 2008. Geometric Algebra for Linear Graphic. London:Springer. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 16 Desember 2015 Cendhika Imantoro - 13514037