BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Analisis dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK, PT BW PLANTATION TBK DAN PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK PERIODE

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini terdapat 9 sampel perusahaan dari sektor Property dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

1/45 OVERVIEW

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

Nadya Destiyanti Putri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

ANALISIS KINERJA SAHAM UNTUK MENGETAHUI TINGKAT PENGEMBALIAN DAN RISIKONYA PADA SAHAM SEKTOR INDUSTRI PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

PENILAIAN SURAT BERHARGA

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK DENGAN METODE DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM)

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM

DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

ANALISIS VALUASI HARGA WAJAR SAHAM PT ACSET INDONUSA Tbk TESIS IRENEA FARIA CANDRA

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK UNTUK PERIODE

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB I PENDAHULUAN. return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB III METODE PENELITIAN. bursa efek indonesia melalui media internet dengan situs dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi return saham yang

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

Analisa Kelayakan Investasi Pada Bank BJB dengan menggunakan metode Gordon Growth Model

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Skenario Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang dilakukan selama periode 2009-2012 dengan menggunakan harga saham penutupan setiap hari, dividen yang dibagikan per tahun dan laba perusahaan setiap tahun. Model penilaian saham yang digunakan adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER).Penilaian dengan model DDM merupakan penilaian suatu perusahaan berdasarkan dividen yang dibagikan kepada pemegang sahamnya.per menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuam perusahaan dalam menghasilkan laba.per dihitung dalam satuan kali.semakin besar PER artinya apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin tinggi. 4.1.1 Skenario Dividend Discount Model (DDM) Dengan perhitungan menggunakan metode DDM ada tiga skenario penilaian untuk estimasi harga wajar saham, yaitu: 1. Model Pertumbuhan Tetap Merupakan variasi DDM yang biasa diterapkan pada perusahaan yang diprediksi mengalami pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang. Biasanya penggunaan model ini disertai dengan asumsi bahwa perusahaan tumbuh sesuai dengan nominal growth dari perekonomian suatu negara. 49

2. Model Tanpa Pertumbuhan Model ini mengasumsikan bahwa laba perusahaan tiap tahun menghasilkan jumlah laba yang sama. Dengan kata lain tidak ada pertumbuhan laba perusahaan, hal tersebut akan mengakibatkan dividen yang diberikan perusahaan selalu tetap setiap tahunnya atau tidak ada pertumbuhan dividen. 3. Model Pertumbuhan Tidak Tetap Model pertumbuhan tidak tetap disertai dengan asumsi bahwa perusahaan akan mengalami pertumbuhan tinggi yang kemudian akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan yang mengarah pada pertumbuhan yang stabil setelahnya. Penggunan model ini harus disertai dengan perhitungan matang mengenai berapa lama perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi. Meskipun selama ini variasi two stagemodel yang banyak digunakan mengasumsikan bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi yang kemudian diikuti dengan penurunan pertumbuhan yang stabil, variasi lain juga bias digunakan, misalnya saja perusahaan mengalami pertumbuhan yang rendah kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan yang tinggi. Hal inidimungkinkan karena pertumbuhan growth yang tinggi pada perusahaan tidak selalu diikuti pertumbuhan growth dari dividen. Skenario yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skenario pertumbuhan tetap dengan beberapa asumsi, yaitu: 1. Banyaknya perusahaan sektor perkebunan/ plantation sehingga sulit bagi perusahaan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tinggi yang bertahan lama, 50

sehingga digunakan asumsi tingkat pertumbuhan stabil dalam pertumbuhan dividen. 2. Untuk menggunakan asumsi pertumbuhan tidak tetap dibutuhkan asumsi mengenai berapa lama perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi, kemudian diikuti dengan penurunan pertumbuhan. Sehingga pada akhirnya pertumbuhan perusahaan stabil. 4.1.1.1 Skenario Pertumbuhan Dividen Setelah menentukan skenario pertumbuhan tetap untuk menghitung harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, langkah selanjutnya adalah melakukan skenario untuk menentukan tingkat pertumbuhan dividen yaitu dengan cara mengalikan Return on Equity (ROE) dengan presentase Return Earning (RE) dengan menggunakan rumus: g = ROE x RR dimana: RR Jadi RR : Retention Rate (Prosentase laba ditahan) : 1 Devidend Payout Ratio (DPR) Setelah dividen didapat, langkah selanjutnya adalah mengestimasikan dividen yang dibagikan tahun 2013 dengan rumus: D1 = D0 x (1+g) Setelah estimasi dividen yang dibagikan dihitung kemudian menggunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan menggunakan beta histori selama periode 2010-2012. 51

4.1.1.2 Skenario Return yang Disyaratkan Untuk menentukan pengembalian hasil yang disyaratkan digunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Untuk mkenghitung CAPM dibutuhkan data seperti riskfree, return market dan beta saham. Riskfree yang umum digunakan adalah tingkat bunga Bank Indonesia (BI Rate). Hal ini dikarenakan BI rate merupakan acuan bank-bank lain dalam menentukan besarnya tingkat suku bunga. Untuk return market menggunakan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dan beta saham pada AALI, BWPT dan LSIP menggunakan betasaham yang terdapat pada situs www.reuteurs.com sebagai situs rujukan investor saham dunia dan beta yang dihitung dengan menggunakan fungsi SLOPE padamicrosoft exel dengan menggunakan rumus sebagai berikut: =SLOPE(Ri;Rm) 4.1.2 Skenario Price Earning Ratio (PER) Penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dengan analisis pendekatan Price Earning Ratio (PER), dimana hasil perkalian antara Earning per Share dan Price Earning Ratio merupakan harga saham. Untuk menghitung EPS dan PER dibutuhkan data seperti laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga saham AALI, BWPT dan LSIP periode 2010-2012. Yang akan dilakukan adalah mengestimasi harga saham AALI, BWPT dan LSIP dengan rata-rata PER dan EPS saham tersebut. Rata-rata PER didapat dengan cara menggunakan fungsi AVERAGE pada Microsoft exel. Untuk melakukan perhitungan 52

tersebut dibutuhkan data laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga saham perusahaan periode 2010-2012.Data tersebut digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba saham AALI, BWPT dan LSIP per tahun. 4.2 Analisis Penilaian Harga Saham dengan DDM Penilaian harga wajar saham AALI, BWPT dan LSIP dengan pendekatan DDM menggunakan asumsi pertumbuhan tetap. Rumus pendekatan DDM dengan asumsi pertumbuhan tetap adalah: V = Ada dua skenario yang dapat digunakan untuk menghitung harga wajar saham AALI, BWPT dan LSIP dengan pendekatan DDM, antara lain: 1. Menghitung harga wajar saham dengan menggunakan estimasi growth dividend tahun 2012 berdasarkan perhitungan mengalikan Return on Equity (ROE) dengan presentasereturn Earning (RE). Kemudian perhitungan CAPM menggunakan beta berdasarkan perhitungan menggunkan fungsi SLOPE pada Microsoft exel. 2. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM menggunakan estimasi growth deviden tahun 2012 berdasarkan perhitungan antara perkalian Returnon Equity (ROE) dengan presentasereturn Earning (RE), kemudian menggunakan beta yang terdapat pada situs www.reuters.com. 53

4.2.1 Analisis Peretumbuhan Dividen Selama periode 2010-2012, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selalu membagikan dividen satu kali dalam setahun. Besarnya deviden yang diberikan dapat dilihat pada tabel IV.1 di bawah: Ticker Year Dividen/ Share Growth Dividen 2010 654,89 AALI 2011 939,93 43,52% 2012 432,96-53,94% 2010 7,56 BWPT 2011 8,99 18,91% 2012 11,98 33,25% 2010 208,91 LSIP 2011 60,97-70,81% 2012 90,64 48,65% Table 4.1: Growth dividen Growth dividen tahunan yang dibagikan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dihitung dengan rumus: growth dividen = Dari perhitungan growth tahunan didapat hasil pertumbuhan dividen yang tidak konstan sehingga sulit untuk mengestimasi growth tahun 2013. Karena itu digunakan rumus: G = RR x ROE dimana: G : Growth RR : Retention Rate( Persentase laba ditahan ) 54

ROE : : 1 Dividen Payout Ratio Untuk estimasi DPR tahun 2013 digunakan DPR periode 2012. Dengan asumsi besarnya DPR untuk tahun 2013 mendekati DPR tahun 2012 dan dapat dilihat pada tabel IV.2 di bawah: Ticker Year EPS Dividen/ Share DPR 2010 1.281 654,89 51,12% AALI 2011 1.587 939,93 59,23% 2012 1.600 432,96 27,06% 2010 60 7,56 12,60% BWPT 2011 58,27 8,99 15,43% 2012 65 11,98 18,43% 2010 757 208,91 27,60% LSIP 2011 249 60,97 24,49% 2012 164 90,64 55,27% Table 4.2: Dividen Payout Ratio Untuk mengestimasi DPR tahun 2013 digunakan fungsi AVERAGE pada Microsoft exel, dan didapat hasil estimasi DPR untuk tahun 2013 seperti tabel IV.3 di bawah: Ticker Nama Perusahaan DPR AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 45,80% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,49% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 35,78% Tabel 4.3: Estimasi DPR tahun 2013 Setelah mendapatkan besarnya estimasi DPR tahun 2013 langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya Retention Rate (persentase laba ditahan) dengan rumus: 55

RR = 1-DPR Besarnya Retention Rate (RR) dapat dilihat pada tabel IV.4 di bawah: Ticker Nama Perusahaan DPR 2013 RR AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 45,80% 54,20% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,49% 84,51% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 35,78% 64,22% Tabel 4.4: Retention Rate (persentase laba ditahan) Untuk mendapatkan Return on Equity dapat diambil dari laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. Besarnya Return on Equity PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel IV.5 di bawah: Ticker Nama Perusahaan ROE AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 26,90% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,70% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 17,80% Tabel 4.5: ROE saham AALI, BWPT dan LSIP tahun 2012 Setelah data Return on Equity (ROE) dan Retention Rate (RR) diperoleh, dapat dicari besarnya pertumbuhan dividen dengan rumus: G = ROE x RR 56

Dari perhitungan di atas didapat hasil growth dividen saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk didapat hasil growth dividen yang dapat dilihat pada tabel IV.6: Ticker Nama Perusahaan ROE RR G AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 26,90% 54,20% 14,58% BWPT PT BW Plantation Tbk 15,70% 84,51% 13,27% LSIP PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 17,80% 64,22% 11,43% Tabel 4.6: Dividen growth 4.2.2 Pendekatan CAPM Untuk menghitung return yang disyaratkan (Ks) pendekatan yang paling umum digunakan adalah pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Rumus untuk menghitung CAPM adalah: Ks = Rf + [(Rm-Rf)] x Beta dimana: Ks Rf Rm Beta : return yang disyaratkan : risk free/ suku bunga bebas resiko (BI Rate) : retun market (return IHSG) : beta saham Untuk menghitung CAPM dibutuhkan data tingkat suku bunga Bank Indonesia, return Indeks Harga Saham Gabungan dan Beta saham AALI, BWPT dan LSIP selama periode 2010-2012. Untuk itu dilakukan analisis-analisis untuk menentukan risk free, 57

Return Market dan Beta Saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. 4.2.2.1 Analisis Risk Free Risk free atau bunga bebas resiko didapat dari tingkat suatu bunga Bank Indonesia (BI Rate) per tahun. BI rate dijadikan sebagai tingkat suku bunga bebas resiko karena BI Rate menjadi acuan bank-bank di Indonesia dalam menentukan suku bunga deposit, kredit dan tabungan. Suku bunga BI Rate dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Karena itu BI Rate dapat berubah-ubah bergantung dari perubahan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Berikut ini adalah perubahan suku bunga Bank Indonesia selama periode 2010-2012: Tabel 4.7 BI Rate Bulan 2010 2011 2012 Januari 6,50% 6,50% 6,00% Februari 6,50% 6,75% 5,75% Maret 6,50% 6,75% 5,75% April 6,50% 6,75% 5,75% Mei 6,50% 6,75% 5,75% Juni 6,50% 6,75% 5,75% Juli 6,50% 6,75% 5,75% Agustus 6,50% 6,75% 5,75% September 6,50% 6,75% 5,75% Oktober 6,50% 6,50% 5,75% November 6,50% 6,00% 5,75% Desember 6,50% 6,00% 5,75% sumber: http://www.bi.go.id/web/en/moneter/bi+rate/data+bi+rate/ 58

Dari tabel di atasdapat dilihat bahwa selama periode 2010 sampai dengan tahun 2012 BI Rate mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan. Dan pada tahun 2012 BI Rate konstan di tingkat 5,75%. Estimasi BI Rate pada tahun 2013 dapat diketahui dengan cara merata-ratakan tingkat suku bunga BI Rate selama periode 2010-2012, dan akan didapatkan hasil 6,00% yang akan dimasukan kedalam perhitungan CAPM. 4.2.2.2 Return Market Return market yang digunakan untuk menghitung CAPM adalah return dari indeks harga saham gabungan (IHSG) periode 2010-2012. IHSG dipilih menjadi returnmarket karena IHSG mewakili return saham di Indonesia secara keseluruhan. Return market IHSG dihitung dengan cara menghitung return harian dengan rumus: return harian = Setelah return harian didapat langkah selanjutnya adalah menghitung return IHSG per tahun dengan cara menjumlahkan semua return harian selama satu periode. Penjualan return harian menggunakakn fungsi SUM pada Microsoft exel dengan rumus: = SUM (return harian selama satu tahun) Dari penjumlahan return harian selama satu tahun akan didapat hasil return tahunan sebagai berikut: Tahun Rm 2010 29,40% 2011 4,98% 2012 12,25% Rata-rata 15,54% Tabel 4.8: Return market (IHSG) tahunan 59

Tabel di atas menunjukan return market dari periode 2010 sampai 2012. Setelah itu didapat rata-rata return IHSG tahunan dengan menggunakakn fungsi AVERAGE pada Microsoft exel. Dan hasil rata-rata ini akan dimasukan ke dalam perhitungan CAPM. 4.2.2.3 Beta Saham Beta saham yang digunakan untuk menghitung CAPM terdiri dari dua skenario beta. Yaitu beta saham histori dan beta saham yang diambil dari website www.reuters.com. 1. Beta Saham Histori Perhitungan beta saham bedasarkan tingkat pengembalian saham AALI, BWPT, LSIP dan IHSG.Beta dihitung dengan menggunakan fungsi SLOPE dengan menggunakan Microsoft exel. Rumus yang digunakan untuk menhitung beta adalah: =SLOPE(Rs;Rm) Rs Rm : return saham AALI, BWPT dan LSIP per tahun : return saham IHSG per tahun Return saham AALI, BWPT dan LSIP dapat diketahui dengan cara menghitung return harian saham tersebut dengan menggunakan rumus: return harian = 60

Setelah return harian didapat, langkah selanjutnya adalah menghitung return IHSG per tahun dengan cara menjumlahkan semua return harian selama periode tahunan. Penjumlahan return harian sumnggunakan fungsi SUM pada Microsoft exel dengan rumus: =SUM(Return harian selama satu tahun) Dari penjumlahan return AALI, BWPT dam LSIP selama satu tahun akan didapat hasil return tahunan. Kemudian return tahunan akan dibandingkan dengan return IHSG dan akan didapat hasil sebagai berikut: Tahun Rm Rs AALI BWPT LSIP 2010 29,40% 3,63% 57,36% 27,63% 2011 4,98% -15,21% -15,18% -6,67% 2012 12,25% -5,58% 18,37% 3,13% Rata-rata 15,54% -5,72% 20,18% 8,03% Tabel 4.9: Return Market dan Return Saham Dari hasil perhitungan return saham AALI, BWPT, LSIP dan IHSG akan dilakukan perhitungan beta saham dengan menggunakan fungsi SLOPE pada Microsoft exel dengan rumus sebagai berikut: =SLOPE(Rs;Rm) 61

berikut: Setelah dilakukan perhitungan beta saham, maka akan di dapat hasil sebagai Tahun Beta AALI BWPT LSIP 2010 0,98 1,27 1,04 2011 1,03 0,94 1,24 2012 1,14 1,31 1,32 Tabel 4.10: Beta Saham Dari tabel di atas dapat disimpulkan secara umum bahwa pada saat saham bullish maka harga saham AALI, BWPT dan LSIP dapat terapresiasi melebihi kenaikan harga pasar atau IHSG.Begitu juga sebaliknya jika pasar sedang mengalami bearish harga saham dapat terdepresiasi melebihi penurunan IHSG. Semakin besar nilai beta maka semakin besar juga resiko dan return yang bisa dihasilkan saham tersebut. 2. Beta Saham www.reuters.com Selain beta yang didapat dari perhitungan histori, data lain yang dapat digunakan adalah beta yang diambil dari websitewww.reuters.com. Alasan mengapa penelitian ini menggunakan beta yang diambil dari website www.reuters.comadalah karena website tersebut merupakan website yang dijadikan rujukan bagi para investor, pengamat dan analis saham dan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tabel valuation ratioyang diambil dari website reuters.com: 62

Valuation AALI BWPT LSIP Ratio Company Industry Sector Company Industry Sector Company Industry Sector P/E Ratio (TTM) 11,37 23,47 36,7 15,4 15,2 36,7 9,23 23,47 36,7 P/E High - Last 5 Yrs. 21,57 15,67 31,24 22,34 36,01 31,24 16,97 15,67 31,24 P/E Low - Last 5 Yrs. 5,87 5,93 18,49 12,54 10,23 18,49 4,29 5,93 18,49 Beta 1,09 0,75 0,36 1,11 0,97 0,36 1,35 0,75 0,36 Tabel 4.11: Valuation Ratio Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa saham-saham diatas memiliki potensi resiko dan return yang tinggi. 4.2.2.4 Perhitungan CAPM Beta History Setelah menghitung risk free, return market dan beta saham tingkat pengembalian yang disyaratkan bisa dihitung dengan menggunakan pendekatan CAPM dengan rumus: CAPM = Ks = Rf + [(Rm - Rf) x Beta] Ks Rf Rm Beta : return yang disyaratkan : riskfree/ BI Rate : return market/ return IHSG : beta saham IHSG Hasil perhitungan return yang disyaratkan pada tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai berikut: 63

AALI BWPT LSIP Tahun Rf Rm BETA Ks 2010 6,50% 29,40% 0,98 28,94% 2011 6,58% 4,98% 1,03 4,93% 2012 5,77% 12,25% 1,14 13,16% Rata-rata 15,68% 2010 6,50% 29,40% 1,27 35,58% 2011 6,58% 4,98% 0,94 5,08% 2012 5,77% 12,25% 1,31 14,26% Rata-rata 18,31% 2010 6,50% 29,40% 1,04 30,32% 2011 6,58% 4,98% 1,24 4,60% 2012 5,77% 12,25% 1,32 14,32% Rata-rata 16,41% Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan setiap tahun berbeda-beda. Tergantung dari berbagai faktor seperti risk free, return market dan beta saham. Estimasi tingkat pengembalian yang diharapkan pada tahun 2013 didapat dengan merata-ratakan tingkat pengembalian yang disyaratkan pada periode 2010 sampai 2012. 4.2.2.5 Perhitungan CAPM Beta Reuters Perhitungan CAPM menggunakan betareuters adalah dengan menggunakan data risk free dan return market history rata-rata seperti perhitungan CAPM dengan beta history. Sehingga didapat Ks menggunakan beta reuters adalah sebagai berikut: Beta Ks AALI 1,09% 12,83% BWPT 1,11% 12,96% LSIP 1,35% 14,52% Tabel 4.13: Ks dengan Beta Reuters 64

Dari perhitungan CAPM menggunakan beta reuters, didapat hasil return yang disyaratkan untuk saham AALI, BWPT dan LSIP periode 2013 masing-masing adalah sebesar 12,83%, 12, 96% dan 14,52%. 4.2.3 Estimasi Harga Wajar Saham dengan Pendekatan DDM Penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk dengan pendekatan DDM menggunakan dua skenario, yaitu: 1. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM dengan menggunakan estimasi growth dividen tahun 2013 berdasarkan perhitungan retention rate (RR) dikali Return on Equity (ROE) kemudian menggunakan beta berdasarkan perhitungan menggunakan fungsi SLOPE pada Microsoft exel. Menghitung harga wajar saham dengan metode DDM dapat menggunakan rumus: v = dimana: v : harga wajar saham Do : dividen tahun 2012 g Ks : pertumbuhan dividen : tingkat pengembalian yang disyaratkan 65

Dengan menggunakan rumus di atas didapat hasil sebagai berikut: Dividen Growth Ks V AALI 432,96 14,58% 13,16% Rp17.890,95 BWPT 11,98 13,27% 14,26% Rp1.370,81 LSIP 90,64 11,43% 14,32% Rp3.491,39 Tabel 4.14: Tabel Harga Wajar Saham dengan Pendekatan CAPM 2. Menghitung Harga Wajar saham dengan metode DDM menggunakan estimasi growth dividen tahun 2013 berdasarkan perhitungan retentionrate (RR) dikali dengan ROE dan kemudian menggunakan beta yang didapat dari reuters.com. Hasil perhitungan dapat dilihat di tabel di bawah ini: Dividen Growth Ks V AALI 432,96 14,58% 12,83% Rp17.365,51 BWPT 11,98 13,27% 12,96% Rp3.396,45 LSIP 90,64 11,43% 14,52% Rp3.269,14 Tabel 4.15: Tabel Harga Wajar Saham dengan Beta Reuters 4.3 Analisis dengan Pendekatan Price Earning Ratio Pendekatan yang digunakan investor untuk mengestimasi harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah dengan menggunakan Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). 66

4.3.1 Estimasi Harga Wajar Saham dengan Average PER Average PER adalah nilai rata-rata dari PER saham selama periode 2010 sampai 2012.Sebelum merata-ratakan PER saham, data yang dibutuhkan adalah data laba perusahaan, jumlah saham beredar dan harga pasar saham.data tersebut digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba, Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Untuk menghitung pertumbuhan laba, data yang digunakan adalah data laba perusahaan selama periode 2010 sampai yahun 2012. Data laba perusahaan dapat diambil dari laporan laba rugi PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selama periode 2010 sampai tahun 2012. Setelah data laba perusahaan didapa, langkah selanjutnya adalah menghitung pertumbuhan laba dengan menggunakan rumus: growth = 67

Perhitungan pertumbuhan laba perusahaan selama periode 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: AALI BWPT LSIP Tahun Laba Perusahaan Pertumbuhan Laba 2009 1.660.649.000.000 2010 2.016.780.000.000 17,66% 2011 2.498.565.000.000 19,28% 2012 2.453.654.000.000-1,83% Est. 2013 Rp 2.157.412.000.000 11,70% 2009 167.465.085.000 2010 243.857.564.000 31,33% 2011 320.388.173.000 23,89% 2012 262.183.809.000-22,20% Est. 2013 Rp 248.473.657.750 11,00% 2009 707.487.000.000 2010 1.033.329.000.000 31,53% 2011 1.701.513.000.000 39,27% 2012 1.122.575.000.000-51,57% Est. 2013 Rp 1.141.226.000.000 6,41% Tabel 4.16: Tabel Pertumbuhan Laba Perusahaan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pertumbuhan laba PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selama periode 2010 sampai tahun 2012. Untuk mengestimasi laba PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2013 maka digunakan perhitungan rata-rata pertumbuhan laba, dengan menggunakan fungsi AVERAGE pada Microsoft exel. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa estimasi laba perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk adalah Rp 2.157.412.000.000,00 dengan pertumbuhan laba sebesar 11,70%, PT BW Plantation Tbk sebesar Rp 248.473.547.750,00 dengan pertumbuhan laba 68

sebesar 11,00% dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk sebesar Rp 1.141.226.000.000,00 dengan pertumbuhan laba sebesar 6,41%. Untuk menghitung Earning per Share (EPS) PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, data yang digunakan adalah adalah data laba perusahaan, dan jumlah saham beredar selama periode 2010 sampai dengan tahun 2012. Earning per Share (EPS) dapat dihitung dengan rumus: EPS = Perhitungan EPS saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selama periode 2010 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bahwah ini: AALI BWPT LSIP Tahun Laba Perusahaan Jumlah Saham Beredar EPS 2010 2.016.780.000.000 1.574.379.391 1.281 2011 2.498.565.000.000 1.574.395.085 1.587 2012 2.453.654.000.000 1.533.533.750 1.600 Est. 2013 Rp 2.322.999.666.667 1.560.769.409 1.489 2010 243.857.564.000 4.064.292.733 60 2011 320.388.173.000 5.498.338.304 58 2012 262.183.809.000 4.033.597.062 65 Est. 2013 Rp 275.476.515.333 4.532.076.033 61 2010 1.033.329.000.000 1.365.031.704 757 2011 1.701.513.000.000 6.833.385.542 249 2012 1.122.575.000.000 6.844.969.512 164 Est. 2013 Rp 1.285.805.666.667 5.014.462.253 390 Tabel 4.17: Earning per Share (EPS) Dari tabel diatas dapat dilihat EPS untuk masing-masing perusahaan pada periode 2010 sampai dengan tahun 2012.Untuk estimasi EPS pada tahun 2013 digunakan rata-rata EPS periode 2010 sampai dengan tahun 2012. Estimasi EPS untuk 69

PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2013 masing-masing adalah sebesar 1.489, 61 dan 390 kali. Untuk menghitung Price Earning Ratio (PER) PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk data yang digunakan adalah harga pasar saham AALI, BWPT dan LSIP dan EPS selama periode 2010 sampai dengan tahun 2012. Data harga pasar saham AALI, BWPT dan LSIP diambil dari website www.yahoo.finance.com.harga pasar yang diambil adalah harga penutupan per 31 Desember periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Setelah data harga saham dan EPS didapat kemudian dilakukan perhitungan untuk Price Earning Ratio (PER) dengan menggunakan rumus: PER = Perhitungan PER perusahaan selama periode 2010 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: AALI BWPT LSIP Tahun Laba Perusahaan Pertumbuhan Laba Saham Beredar Harga Saham EPS PER 2010 2.016.780.000.000 17,66% 1.574.379.391 26.200 1.281 20,45 2011 2.498.565.000.000 19,28% 1.574.395.085 21.700 1.587 13,67 2012 2.453.654.000.000-1,83% 1.533.533.750 20.600 1.600 12,88 Est. 2013 2.157.412.000.000 11,70% 1.560.769.409 22.833 1.489 15,67 2010 243.857.564.000 31,33% 4.064.292.733 1.290 60 21,50 2011 320.388.173.000 23,89% 5.498.338.304 1.120 58 19,22 2012 262.183.809.000-22,20% 4.033.597.062 1.470 65 22,62 Est. 2013 248.473.657.750 11,00% 4.532.076.033 1.293 61 21,11 2010 1.033.329.000.000 31,53% 1.365.031.704 2.570 757 3,39 2011 1.701.513.000.000 39,27% 6.833.385.542 2.250 249 9,04 2012 1.122.575.000.000-51,57% 6.844.969.512 2.400 164 14,63 Est. 2013 1.141.226.000.000 6,41% 5.014.462.253 2.407 390 9,02 Tabel 4. 18: Price Earning Ratio (PER) 70

Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan estimasi harga saham AALI, BWPT dan LSIP pada tahun 2013. Estimasi PER untuk tahun 2013 dihitung dengan cara merata-ratakan PER dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Dari hasil perhitungan di atas didapat hasil harga wajar untuk saham AALI sebesar Rp 22.833,00 dengan pembulatan fraksi menjadi Rp 22.850,00, saham BWPT sebesar Rp 1.293,00 dengan pembulatan fraksi menjadi Rp 1.300,00 dan saham LSIP sebesar Rp 4.407,00 dengan fraksi menjadi Rp 4.400,00. 4.4 Pembahasan Hasil Analisis Dari hasil analisis penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, dapatdideskripsikan pertumbuhan dividen pada tahun 2010 sampai tahun 2012, mendeskripsikan pertumbuhan PER dan EPS periode 2010 sampai dengan tahun 2012 dan menentukan harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk di tahun 2013 serta merekomendasikan jual atau beli pada saham-saham AALI, BWPT dan LSIP pada tahun 2013. 4.4.1 Pertumbuhan Dividen Pembagian dividen periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 besarnya bervariasi. Pertumbuhan pembagian deviden terkecil PT Astra Agro Lestari Tbk adalah 432.96 pada tahun 2012 dan pertumbuhan dividen terbesar dibagikan tahun 2011 sebesar 939.93. Pertumbuhan pembagian dividen terkecil PT BW Plantation Tbk adalah pada tahun 2010 sebesar 7.56 dan pertumbuhan pembagian dividen terbesar adalah pada tahun 2012 sebesar 11.98. Pada PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, pertumbuhan 71

pembagian dividen terkecil adalah pada tahun 2011 sebesar 60.97 dan pertumbuhan pembagian dividen terbesar adalah pada tahun 2010 sebesar 208.91. Meskipun jumlah dividen yang dibagikan setiap tahun berbeda dan pertumbuhan dividen yang dibagikan mengalami fluktuasi tetapi PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk selalu rutin membagikan dividen setiap tahun. Dividen yang dibagikan PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2012 sebesar Rp 432.96 per saham dengan laba perusahaan sebesar Rp 2.453.654.000.000,00dan jumlah saham beredar sebesar 1.533.533.750. Artinya pada tahun 2012 Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 27,06%. Dividen yang dibagikan PT BW Plantation Tbk pada tahun 2010 sebesar Rp7,56 per saham dengan laba perusahaan sebesar Rp 243.857.564.000,00 dan jumlah saham beredar sebesar 4.064.292.733. Artinya pada tahun 2010 Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 12,60%. Dividen yang dibagikan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2011 sebesar Rp 60,97 per saham dengan laba perusahaan sebesar Rp 1.701.513.000.000,00dan jumlah saham beredar sebesar 6.833.385.542. Artinya pada tahun 2011 Dividen Payout Ratio (DPR) sebesar 24,49%. Dividen yang dibagikan pada tahun 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk tahun 2012, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang sangat bervariasi. Untuk tahun 2011 PT Astra Agro Lestari Tbkdan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mengalami penurunan dividen yang signifikan. Sedangkan PT BW Plantation Tbk mengalami kenaikan dividen yang signifikan. Pada PT Astra Agro Lestari Tbk, dividen yang dibagikan tahun 2011 sebesar Rp 939.93 per lembar saham dan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 432.96 per lembar 72

saham, artinya PT Astra Agro Lestari Tbk mengalami penurunan dividen sebesar 53.94%. Dividen yang dibagikan PT BW Plantation Tbk pada tahun 2010 sebesar Rp 7.56 per lembar saham dan pada tahun 2012 sebesar Rp 11.98 per lembar saham yang artinya PT BW Plantation Tbk mengalami pertumbuhan dividen sebesar 18.91%. Sedangkan dividen yang dibagikan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada tahun 2010 sebesar Rp 208.91 per lembar saham dan pada tahun 2011 sebesar Rp 60.97 per lembar saham, yang artinya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk mengalami penurunan dividen sebesar 70.81%. Dilihat dari peningkatan laba, masing-masing perusahaan mengalami pertumbuhan laba yang bervariasi. Laba PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2011 dan 2012 yaitu sebesar Rp 2.498.565.000.000,00 dan Rp 2.453.654.000.000,00 artinya mengalami penurunan laba sebesar 1.83%. Dan laba PT BW Plantation Tbk pada tahun 2010 dan 2012 adalah sebesar Rp 243.857.564.000,00 dan Rp 262.183.809.000,00 artinya mengalami pertumbuhan sebesar 9.13%. 4.4.2 Pertumbuhan PER Selama periode 2010 sampai dengan 2012, PER saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk cenderung bervariasi. Pada PT Astra Agro Lestari, PER saham periode 2010-2012 antara lain 20,45 kali; 13,67 kali;12,88 kali dan estimasi PER untuk tahun 2013 adalah 15,67 kali. Pada PT BW Plantation Tbk, PER saham periode 2010-2012 antara lain 21,50 kali; 19,22 kali; 22,62 kali dan estimasi PER untuk tahun 2013 adalah 21,11 kali. Sedangkan untuk PER PT London Sumatra Indonesia Tbk pada periode 2010-2012 antara lain 3,39 kali; 9,04 kali; 14,63 kali dan estimasi PER untuk tahun 2013 73

adalah 9,02 kali. Sehingga didapat estimasi harga saham tahun 2013 PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah sebesar Rp 22.850,00 ; Rp 1.300,00; Rp 2.400,00. 4.4.3 Harga Wajar Saham Setelah dilakukan penilaian harga wajar saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk untuk tahun 2013 dengan berbagai pendekatan, antara lain : 1. Pendekatan DDM dengan Beta History 2. Pendekatan DDM dengan Beta Reuters 3. Pendekatan average PER Didapat hasil harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk, PT BW Plantation Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk tahun 2013 adalah sebesar Rp 22.850,00 ; Rp 1.300,00; Rp 2.400,00. Saat ini (19 Mei 2013) saham AALI, BWPT, dan LSIP berturutturut masing-masing sebesar Rp 17.200,00 ; Rp 1.020,00 dan Rp 1.560,00. Setelah didapat harga wajar, maka investor dapat membuat keputusan terhadap saham-sahamini. Apakah mereka akan membeli atau menjual saham-saham ini. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka sebaiknya investor harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil. Pertimbangan yang harus dipikirkan oleh investor adalah mereka harus melihat apakah harga saham sekarang (harga pasar) di atas, atau di bawah harga wajar.jika harga pasar di bawah harga wajar, maka sebaiknya investor membeli saham tersebut.namun jika harga pasar di atas harga wajar, maka sebaiknya investor menunggu hingga harga pasar mendekati harga wajar, lalu kemudian membelinya. 74

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk saham AALI investor disarankan untuk membeli saham tersebut, dikarenakan harga pasar yaitu sebesar Rp 17.200,00 masih di bawah harga wajar yaitu sebesar Rp 22.850,00. Untuk saham BWPT investor juga disarankan untuk membeli saham tersebut, karena harga pasar saham masih di bawah harga wajar, dengan harga pasar sebesar Rp 1.020,00 dan harga wajar sebesar Rp 1.300,00. Sedangkan untuk saham LSIP investor juga disarankan untuk membeli saham tersebut, karena harga pasar saham masih di bawah harga wajar, dengan harga pasar sebesar Rp 1.560,00 dan harga wajar sebesar Rp 2.400,00. 75