BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI

dokumen-dokumen yang mirip
Pelayanan Perkara Perdata

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

BAB II TINJAUN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG. A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Negeri Bangkinang

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI BANGKINANG. A. Sejarah Berdiri Pengadilan Negeri Bangkinang

BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN. 2.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pengadilan Negeri Medan

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

BIDANG PENGAWASAN MELEKAT

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : MUSTAQIMAH, S.Ag. N I P : : Panitera Muda Gugatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

BAB II TINJAUN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdiri Pengadilan Negeri Bangkinang

URAIAN TUGAS (JOB DISKRIPTION) DI KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI BANDUNG MEJA PERTAMA

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : Drs. H. MUSLIKIN, MH N I P :

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

PEDOMAN PENDAFTARAN GUGATAN TERHADAP KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA DAN TINDAKAN KONKRIT/FAKTUAL (GUGATAN UMUM) DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

JOB DESCRIPTION. Oleh : Ari Qurniawan

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI KELAS I A BALE BANDUNG JL. JAKSA NARANATA BALE ENDAH KABUPATEN BANDUNG

Jakarta, 30 Agustus SURAT EDARAN Nomor : 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA TAHUN 2013

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN TENTANG STANDAR LAYANAN KEGIATAN DI PENGADILAN AGAMA BLITAR TAHUN 2013

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG

LAMPIRAN II : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 600/PRT/M/2005 Tanggal : 23 Desember 2005

INDIKATOR KINERJA UTAMA Pada Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2011

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

Pelayanan Perkara Pidana

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB II PROFIL PENGADILAN NEGERI MEDAN. 2.1 Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Medan

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN KINERJA. Pengadilan Agama Tulungagung Tahun c. Prosentase pendaftaran perkara permohonan kasasi 100%

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI A. Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Dumai Pengadilan negeri Dumai dibentuk berdasarkan Surat Keputusan MENKEH RI No. M.03-PR.07.02-80 tanggal 23 Mei 1980 atas usulan ketua Pengadilan Tinggi Padang tertanggal 05 Februari 1980 No. MA/Pemb/0287/80 perihal pembentukan Pengadilan Negeri Dumai dengan wilayah hukum yaitu: 1. Kota Administratif Dumai 2. Kecamatan Mandau Ibukota Duri 3. Kecamatan Bukit Kapur 4. Kecamatan Rupat Ibukota Batu Panjang 5. Kecamatan Bangko Ibukota Bagan Siapi-api 6. Kecamatan Kubu Ibukota Teluk Merbau 7. Kecamatan Tanah Putih Ibukota Sedinginan Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum No 15/DjU/SK/Tjb/XI/2008 tanggal 27 November 2008 Pengadilan Negeri Dumai dinaikkan kelasnya dari Kelas II menjadi Pengadilan Negeri Kelas I-B 1. Kepemimpinan Pengadilan Negeri Dumai hingga saat ini secara berturut-turut telah dipercayakan kepada : 1. Tahun 1981 sampai tahun 1988, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh ZAINUDDIN MANSYUR, SH 1 Http:. www. Goegle, Sejarah Pengadilan Negeri Dumai 12

2. Tahun 1989 sampai tahun 1991, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh MANUASA SIRAIT, SH 3. Tahun 1991 sampai tahun 1996, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh MONANG SIHAR SITOHANG, SH 4. Tahun 1996 sampai tahun 1998, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh LUHUT LUMBANTORUAN, SH 5. Tahun 1998 sampai tahun 2000, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh AMIRUDDIN ZAKARIA, SH 6. Tahun 2000 sampai tahun 2003, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh MULIANTO, SH 7. Tahun 2003 sampai tahun 2005, ketua pengadilan Negeri Dumai oleh N. BETTY ARITONANG, SH 8. Tahun 2005 sampai tahun 2006, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh ZULKARNAIN A. RAHMAN, SH 9. Tahun 2006 sampai tahun 2008, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh ALI RUSTAM, SH 10. Tahun 2008 sampai tahun 2012, ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh TAMTO, SH. MH 11. Tahun 2012 sampai sekarang ketua Pengadilan Negeri Dumai oleh BARITA SARAGIH, SH. LLM B. Tujuan didirikan Pengadilan Negeri Dumai Adapun tujuan didirikannya Pengadilan Negeri adalah: 1. Untuk mencegah tindakan/perbuatan yang melanggar hukum. 2. Untuk menyelesaikan perselisihan guna memperoleh keadilan. 3. Terwujudnya kesatuan yang harmonis.

Dapat kita lihat beberapa banyak sudah diselesaikan perkara-perkara yang membutuhkan suatu keadilan dipengadilan negeri dumai, itulah tujuan utama dari adanya lembaga peradilan dikota Dumai. C. Tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Dumai Pengadilan Negeri adalah suatu pengadilan (yang umum) yang memeriksa dan memutuskan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata dan perkara pidana untuk semua golongan. Didalam kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) diatur tentang wewenang Pengadilan Negeri. Wewenang itu sebagian diatur dalam pasal 84, 85 dan 86. Pasal 84: Baiklah penulis akan menyebutkan ayat-ayat dari pasal 84 tersebut yaitu: 1. Pengadilan Negeri berwewenang mengadili segala perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya. 2. Pengadilan negeri yang didalam daerah hukumnya terdakwa bertemapt tinggal, berdiam terakhir, ditempat ia ditemukan atau ditahan, hanya berwenang mengadili perkara terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat Pengadilan Negeri itu dari pada tempat kedudukan Pengadilan Negeri yang didalam daerahnya tindak pidana itu dilakukan. 3. Apabila seorang terdakwa melakukan beberapa dalam daerah hukum berbagai Pengadilan Negeri, maka tiap Pengadilan Negeri itu masingmasing berwenang mengadili perkara pidana itu.

4. Terhadap beberapa perkara pidana yang satu dengan yang lain ada kaitannya dan dilakukan oleh seorang dalam daerah hukum berbagai Pengadilan Negeri, diadili oleh masing-masing Pengadilan Negeri dengan ketentuan dibuka kemungkinan penggabungan perkara tersebut. Maksud ayat 1 (satu) diatas adalah untuk menegaskan Pengadilan mana yang berwenang mengadili tindak pidana yang bersangkutan. Kewenangan seperti itu disebut kewenangan relatif atau distributie van rechtsmact. Bila ayat 1 (satu) diatas dihubungkan dengan ayat 2 (dua), tampaklah bahwa ketentuan tersebut mengandung asas locus delicti terbatas yaitu Pengadilan Negeri yang mengadili adalah Pengadilan Negeri dalam wilayah tindak pidana itu dilakukan. Terbatas disini maksudnya dibatasi oleh ketentuan sebagaimana yang terdapat dalam ayat 2 (dua). Ayat 2 (dua) diatas merupakan pembatasan/pengecualian dari pada ayat 1 (satu) yang dipakai sebagai ukuran kewenangan adalah Pengadilan Negeri tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil. Ayat 3 (tiga) menyatakan bahwa pasal ini masih memerlukan penjelasan dan operasionalisasi lebih lanjut, karena ketentuan tersebut mengisyaratkan kemungkinan terjadi persengketaan yurisdiksi secara potensial dapat terjadi, sebab tidak diuraikan tentang urutan wewenang mengadili bagi masing-masing Pengadilan Negeri yang berkepentingan. Dan untuk ayat 4 (empat ) mengisyaratkan permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh ayat 3 (tiga) ditambah dengan permasalahan baru, yaitu kemungkinan terjadinya penggabungan perkara.

Pasal 85: Dalam hal keadaan daerah tidak mengizinkan suatu Pengadilan Negeri untuk mengadili suatu perkara, maka atas usul Ketua Pengadilan Negeri atau Kepala Kejaksaan Negeri yang bersangkutan, Mahkamah Agung mengusulkan kepada Menteri Kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk Pengadilan Negeri lain dari pada yang tersebut pada pasal 84 untuk mengadili perkara yang dimaksud. Dalam penjelasan tersebut diatas, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan keadaan daerah tidak mengizinkan ialah antara lain tidak amannya daerah atau adanya bencana alam. Pasal 86: Apabila seseorang melakukan tindak pidana diluar negeri, yang dapat diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya. Pasal 86 ini menyebutkan bahwa Kitab Undang-undang Hukum Pidana kita menganut asas personalitas aktif dan personalitas pasif yang memberi kemungkinan bahwa tindak pidana yang dilakukan diluar negeri dapat diadili menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Republik Indonesia. Dengan maksud agar jalannya Peradilan terhadap perkara pidana tersebut dapat mudah dan lancar, maka ditunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya. Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa wewenang Pengadilan Negeri itu adalah: 1. Wewenang Mutlak Wewenang mutlak yaitu wewenang badan Pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan Pengadilan lain, baik dalam lingkungan Peradilan yang sama

(Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi), maupun dalam lingkungan Peradilan lain (Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama). Jadi kompetensi Absolut ini menyangkut masalah dengan materi hukum yang menjadi wewenang dari suatu Pengadilan. 2. Wewenang Nisbi Wewenang nisbi yaitu kepada Pengadilan Negeri manakah gugatan atau tuntutan hak itu harus diajukan? Pertanyaan ini menyangkut dengan pembagian kekuasaan kehakiman (distribusi kekuasaan kehakiman). Ataupun yang dinamakan dengan wewenang nisbi dari pada hakim Kompetensi relatif diatur dalam pasal 118 (pasal 142 RBG ) yang berkaitan dengan wilayah hukum suatu pengadilan. Sebagai asas ditentukan bahwa Pengadilan Negeri tempat tergugat tinggal (mempunyai alamat berdomisili), yang berwenang memeriksa gugatan atau tuntutan hak (pasal 118 ayat 1 HIR, 142 ayat 1 RBG), dimana gugatan harus diajukan pada Pengadilan Negeri tempat tergugat tinggal. Apabila tergugat tidak mempunyai tempat tinggal yang dikenal atau tidak diketahui tempat tinggalnya yang nyata, maka gugatan diajukan pada Pengadilan ditempat tergugat sebenarnya tinggal (pasal 118 ayat 1 HIR, pasal 142 ayat 1 RBG). Dan untuk tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Dumai sesuai dengan dasar hukumnya yaitu UU No 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum dan UU No. 49 Tahun 2009 Tentang perubahan kedua atas UU No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Tugas dan wewenang Pengadilan

1. Memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata ditingkat pertama. 2. Dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah didaerahnya apabila diminta. 3. Dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undangundang 4. Memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan putusan dan biaya perkara dalam proses persidangan. 5. Menyampaikan salinan putusan kepada para pihak. Tugas dan wewenang Ketua Pengadilan adalah: 1. Membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Membuat penetapan tentang penunjukan susunan majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara. 3. Melakukan pengawasan secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dan memberi petunjuk serta bimbingan yang diperlukan baik bagi para Hakim maupun seluruh pegawai. 4. Sebagai kawal depan Mahkamah Agung, yaitu dalam melakukan pengawasan atas : a. Penyelenggaraan peradilan dan pelaksanaan tugas; para Hakim, pejabat Kepaniteraan, Sekretaris, dan Jurusita di daerah hukumnya. b. Masalah-masalah yang timbul dalam pengadilan c. Masalah tingkah laku / perbuatan Hakim, pejabat Kepaniteraan Sekretaris, dan Jurusita di daerah hukumnya.

d. Masalah eksekusi yang berada di wilayah hukumnya untuk diselesaikan dan dilaporkan kepada Mahkamah Agung. 5. Memberikan izin berdasarkan ketentuan undang-undang untuk membawa keluar dari ruang Kepaniteraan: daftar, catatan, risalah, berita acara serta berkas perkara. 6. Menetapkan panjar biaya perkara (dalam hal penggugat atau tergugat tidak mampu, Ketua dapat mengizinkan untuk beracara secara prodeo atau tanpa membayar biaya perkara). Tugas dan wewenang Wakil Ketua Pengadilan adalah: 1. Membantu Ketua dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Mewakili dan melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan. 3. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepadanya. 4. Melaksanakan tugas sebagai Koordinator Pengawasan, yakni melakukan pengawasan intern untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas telah dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan yang berlaku serta melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada Ketua. Tugas dan wewenang Hakim adalah: 1. Menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan semua perkara yang diajukan kepadanya. 2. Bertanggung jawab atas berita acara persidangan. 3. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah. 4. Mengambil putusan berdasarkan musyawarah.

5. Wajib menandatangani putusan yang diucapkan dalam persidangan. 6. Melaksanakan pengawasan yang ditugaskan oleh Ketua. Tugas dan wewenang Panitera adalah: 1. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Panitera dengan dibantu oleh Wakil Panitera dan Panitera Muda harus menyelenggarakan administrasi secara cermat mengenai jalannya perkara perdata dan pidana maupun situasi keuangan. 3. Bertanggung-jawab atas pengurusan administrasi Kepaniteraan, seperti berkas perkara, putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di Kepaniteraan. 4. Membuat salinan putusan. 5. Menerima dan mengirimkan berkas perkara. 6. Melaksanakan eksekusi putusan perkara perdata yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan dalam jangka waktu yang ditentukan. Tugas dan wewenang Wakil Panitera adalah: 1. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Membantu Panitera dalam melaksanakan tugasnya didalam memimpin Kepaniteraan.

3. Membantu Panitera untuk secara langsung membina, meneliti dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas administrasi perkara, membuat laporan periodik, dan lain-lain. 4. Melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan. 5. Melaksanakan tugas yang didelegasikan Panitera kepadanya Tugas dan wewenang Panitera Muda Perdata adalah: 1. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Melaksanakan administrasi perkara perdata, mempersiapkan persidangan perkara perdata, menyimpan berkas perkara perdata yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara perdata. 3. Memberi Nomor Registrasi pada setiap perkara perdata yang diterima di Kepaniteraan. 4. Mencatat setiap perkara perdata yang diterima ke dalam Buku Register Perkara Perdata disertai catatan singkat tentang isinya. 5. Menyerahkan arsip perkara perdata kepada Panitera Muda Hukum. Tugas dan wewenang Panitera Muda Pidana adalah: 1) Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2) Melaksanakan administrasi perkara pidana, mempersiapkan persidangan perkara pidana, menyimpan berkas perkara pidana yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah perkara pidana.

3) Memberi Nomor Registrasi pada setiap perkara pidana yang diterima di Kepaniteraan. 4) Mencatat setiap perkara pidana yang diterima ke dalam Buku Register Perkara Pidana disertai catatan singkat tentang isinya. 5) Menyerahkan arsip perkara pidana kepada Panitera Muda Hukum. Tugas dan wewenang Panitera Muda Hukum adalah: 1. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Mengumpulkan, mengolah dan mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara, menyimpan arsip berkas perkara, melakukan administrasi penasehat hukum, serta tugas lain yang diberikan Peraturan Perundang-undangan. 3. Mengolah dan mengevaluasi laporan periodik dalam wilayah hukumnya untuk dilaporkan kepada Pimpinan Pengadilan. Tugas dan wewenang Sekretaris adalah: 1. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya. 2. Sekretaris dibantu oleh Wakil Sekretaris, Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, dan Kepala Sub Bagian Keuangan bertugas menyelenggarakan administrasi Kesekretariatan, seperti pengelolaan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan. Tugas dan wewenang Wakil Sekretaris adalah: 1. Membantu pimpinan Pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.

2. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang Kesekretariatan. 3. Melaksanakan tugas Sekretaris apabila berhalangan. 4. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Sekretaris kepadanya Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Umum adalah: 1. Menangani surat masuk dan surat keluar. 2. Mengelola daftar inventaris dan aplikasi inventaris. 3. Mengelola perpustakaan. Tugas dan wewenag Kepala Sub Bagian Keuangan adalah: 1. Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun yang bersangkutan / tahun berjalan. 2. Menangani masalah keuangan, baik keuangan penerimaan Negara bukan pajak, pengeluaran, anggaran, dan hal-hal lain yang menyangkut pengeluaran pengadilan diluar perkara pengadilan. 3. Membuat RKA-KL, mengelola DIPA tahun yang bersangkutan / tahun berjalan, mengelola gaji pegawai Pengadilan. Tugas dan wewenang Kepala Sub Bagian Kepegawaian adalah: 1. Mengelola data pegawai. 2. Menangani proses usulan pemindahan, pengangkatan, pemberhentian, dan pensiun pegawai. 3. Menangani proses kenaikan pangkat dan DP3 pegawai. 4. Memproses SK kenaikan gaji berkala pegawai.

5. Mempersiapkan berita acara penyumpahan dan pelantikan pejabat dan pegawai. 6. Memproses permintaan KP4, SPT, LP2P, ASKES dan TASPEN pegawai. 7. Memproses usulan pembuatan KARPEG, KARIS dan KARSU pegawai. 8. Mengelola absensi pegawai. Tugas dan wewenang Panitera Pengganti adalah: 1. Membantu Majelis Hakim dalam membuat penetapan hari pemeriksaan dan persiapan sidang, menyelesaikan berita acara persidangan sebelum sidang berikutnya dan mengetik putusan. 2. Membantu Hakim dalam persidangan perkara perdata dan pidana serta melaporkan kegiatan persidangan tersebut kepada Panitera Muda yang bersangkutan. 3. Melaporkan kepada Panitera Muda Perkara tentang penundaan hari sidang dan berkas perkara yang sudah diputus berikut amar putusannya. 4. Menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Perkara bila telah selesai diminutasi. Tugas dan wewenang Jurusita adalah: 1. Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Hakim Sedangkan untuk bagian Administrasi, disini terdapat tiga bagian administrasi yang mempunyai tugas masing-masing dan untuk administrasi pertama yaitu administrasi pada kepaniteraan hukum, yang dilaksanakan oleh Sub Kepaniteraan Hukum dan dibawah pengamatan Wakil Panitera, ini berkaitan dengan pencatatan urusan-urusan

pelaksanaan tugas-tugas di luar Meja Pertama, Meja Kedua dan Meja Ketiga, urusan-urusan yang dimaksud adalah: a) Register Notaris/Notaris Pengganti/Wakil Notaris sementara. b) Register Pengacara Praktek (pokrol). c) Register Penasihat Hukum (Advokat). d) Register Penerimaan/Penolakan Warisan. e) Register Permohonan Mengikuti Suami Kewarganegaraan Indonesia.. f) Register Permohonan Kewarganegaraan Indonesia. g) Register Permohonan Surat Bukti Kewarganegaraan RI h) Register Pendaftaran Badan Hukum. i) Register Notulen Rapat Badan Hukum. j) Register Pembubaran/Likwidasi Badan Hukum. k) Register Kepailitan Badan Hukum l) Register Kepailitan untuk orang yang berhutang. m) Kartu Pendaftaran Notaris/Advokat. Untuk Administrasi Kepaniteraan Perdata, terdapat tiga Meja yang masing-masing mempunyai tugas berbeda, untuk tugas meja pertama adalah: 1. Menerima permohonan gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali, permohonan eksekusi, dan permohonan somasi. 2. Permohonan perlawanan yang merupakan verzet terhadap putusan verstek, tidak didaftar sebagai perkara baru.

3. Permohonan perlawanan pihak ke III (derden verzet) didaftarkan sebagai perkara baru dalam gugatan. 4. Menentukan besarnya panjar biaya perkara yang dituangkan dalam SKUM rangkap tiga. 5. Dalam menentukan besarnya panjar biaya perkara. mempertimbangkan jarak dan kondisi daerah tempat tinggal para pihak, agar proses persidangan yang berhubungan dengan panggilan dan pemberitahuan dapat terselenggara dengan lancar. 6. Dalam mernperhitungkan panjar biaya perkara, bagi Pengadilan Tingkat Pertama, agar mempertimbangkan pula biaya administrasi yang dipertanggungjawabkan dalam putusan sebagai biaya administrasi. 7. Menyerahkan surat permohonan, gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kernbali, permohonan eksekusi, dan permohonan somasi yang dilengkapi dengan SKUM kepada yang bersangkutan, agar membayar uang panjar perkara yang tercantum dalam SKUM, kepada Pemegang Kas Pengadilan Negeri. Tugas Kas adalah: 1. Kas merupakan bagian dari Meja Pertama. 2. Pemegang Kas rnenerima dan membukukan uang panjar biaya perkara sebagaimana tercantum didalam SKUM pada buku jurnal keuangan perkara yang bersangkutan.

3. Pencatatan panjar perkara dalam buku jurnal, khusus perkara tingkat pertama (Gugatan, Permohon an, dan Somasi), nomor urut perkara harus sama dengan nomor halaman buku jurnal. 4. Nomor tersebut menjadi nomor perkara yang oleh pemegang Kas diterakan dalam SKUM dan lembar pertama surat gugat/permohonan. 5. Pencatatan perkara banding, kasasi, peninjauan kernbali dan eksekusi dalam SKUM dan Buku Jurnal menggunakan nomor perkara awal. 6. Biaya administrasi untuk perkara gugatan, permohonan, dan somasi, dikeluarkan pada saat telah diterimanya panjar biaya perkara. 7. Hak-hak Kepaniteraan yang berupa pencatatan permohonan banding dan kasasi, juga dikeluarkan pada saat telah diterimanya panjar biaya perkara. 8. Biaya meterai dan redaksi dikeluarkan pada saat perkara diputus. 9. Pengeluaran uang perkara untuk keperluan lainnya didalam ruang lingkup hak-hak kepaniteraan dilakukan menurut ketentuan yang berlaku. 10. Semua pengeluaran uang yang merupakan hak-hak kepaniteraan, adalah sebagai pendapatan negara. 11. Seminggu sekali Pemegang Kas barus menyerahkan uang hak-hak kepaniteraan kepada Bendaharawan penerima, untuk disetorkan kepada Kas Negara. Setiap penyerahan, besarnya uang agar dicatat dalam kolom 19 KI-A9, dengan dibubuhi tanggal dan tanda tangan serta nama Bendaharawan Penerima. 12. Pengeluaran uang yang diperlukan bagi penyelenggaraan peradilan untuk ongkos-ongkos panggilan, pemberitahuan, pelaksanaan sita, pemeriksaan

setempat, sumpah penerjemah, dan eksekusi harus dicatat dengan tertib dalam masing-masing buku jurnal. 13. Ongkos-ongkos tersebut dapat dikeluarkan atas keperluan yang nyata, sesuai dengan jenis kegiatan tersebut. 14. Kasir mencatat penerimaan dan pengeluaran uang setiap bari, dalam buku jurnal yang bersangkutan dan mencatat dalam buku kas bantu yang dibuat rangkap dua, lembar pertama disimpan Kasir, sedangkan lembar kedua diserahkan kepada Panitera sebagai laporan. 15. Panitera atau staf Panitera yang ditunjuk dengan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri, mencatat dalam buku induk keuangan yang bersangkutan. Tugas Meja Kedua adalah: 1. Mendaftar perkara yang masuk ke dalam buku register induk perkara perdata sesuai nomor perkara yang tercantum pada SKUM/surat gugatan/permohonan. 2. Pendaftaran perkara dilaksanakan setelah panjar biaya perkara dibayar pada Pemegang Kas. 3. Perkara verzet terhadap putusan verstek tidak didaftar sebagai perkara baru. 4. Sedangkan perlawanan pihak ke III (derd en verzet) didaftar sebagai perkara baru. 5. Nomor perkara dalam register sama dengan nomor perkara dalam buku jurnal.

6. Pengisian kolom-kolom buku register, harus dilaksanakan dengan tertib dan cermat berdasarkan jalannya penyelesaian perkara. 7. Berkas perkara yang diterima, dilengkapi dengan formulir Penetapan Majelis Hakim, disampaikan kepada Wakil Panitera untuk diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri melalui Panitera. 8. Perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya, segera diserahkan kepada Majelis Hakim yang ditunjuk, setelah dilengkapi dengan formulir Penetapan Hari Sidang, dan pembagian perkara dicatat dengan tertib. 9. Penetapan hari sidang pertama, penundaan persidangan, beserta alasan penundaan berdasarkan laporan Panitera Pengganti setelah persidangan, harus dicatat di dalam buku register dengan tertib. 10. Pemegang buku register induk, harus mencatat dengan cermat dalam register yang terkait, semua kegiatan perkara yang berkenaan dengan perkara banding, kasasi, peninjauan kembali, dan eksekusi ke dalam register buku induk yang bersangkutan. Tugas Meja Ketiga adalah: 1. Menyiapkan dan menyerahkan salinan putusan Pengadilan apabila ada permintaan dari para pihak. 2. Menerima dan memberikan tanda terima atas: a. Memori banding. b. Kontra memori banding. c. Memori kasasi. d. Kontra memori kasasi. e. Jawaban/tanggapan atas alasan Peninjauan Kembali.

3. Mengatur urutan dan giliran Jurusita atau para Jurusita Pengganti yang melaksanakan pekerjaan kejurusitaan yang telah ditetapkan oleh Panitera. 4. Pelaksanaan tugas-tugas pada Meja Pertama, Meja Kedua, dan Meja Ketiga dilakukan oleh Kepaniteraan Perdata dan berada langsung dibawah pengamatan Wakil Panitera. D. Bagan atau Struktur Pengadilan Negeri Dumai Adapun untuk struktur atau bagan Pengadilan Negeri Dumai terdiri dari ruang perdata dan pidana. Sedangkan untuk proses perkara perdata itu dimulai dari pembukaan oleh Majelis Hakim, menghadirkan para pihak, memberi kesempatan damai dan menjawab para pihak, Putusan Sela, pembuktian, membacakan kesimpulan (kuasa) masing-masing dan pembacaan putusan sedangkan untuk pidana, awalnya sama ditambah dakwaan, eksepsi,tanggapan eksepsi, putusan sela, pembuktian, tuntutan bela, replik, duplik, musyawarah Majelis Hakim dan pembacaan putusan.