LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN"

Transkripsi

1 PENGADILAN NEGERI PASURUAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN Jl. Pahlawan No. 24 Pasuruan Telp. (0343) Fax.(0343) LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

2 SAMBUTAN KETUA PENGADILAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Tahunan pelaksanaan tugas tahun 2014 dibidang Administrasi teknis Yustisial/Administrasi Kepaniteraan dan dibidang Administrasi Kesekretariatan telah dapat disusun. Laporan ini telah dilengkapi dengan data-data yang ada diharapkan mampu memberikan gambaran pelaksanaan tugas yang menjadi wewenang Pengadilan Negeri Pasuruan kepada publik sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. Laporan Tahunan Pelaksanaan tugas tahun 2014 ini disamping sebagai informasi dan pertangung jawaban kami kepada Pengadilan Tinggi Jawa Timur di Surabaya juga kepada Pimpinan Mahkamah Agung RI. untuk dijadikan bahan evaluasi dan rencana tugas dimasa mendatang. Kami telah berusaha dalam menyusun Laporan Tahunan Pelaksanaan Tugas tahun 2014 ini dengan sebaik-baiknya akan tetapi laporan ini tentunya saja masih mengandung kelemahan dan kekurangan disana-sini, yang tentu perlu untuk disempurnakan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penyusunan laporan ini untuk masa yang akan datang. Pasuruan,tgl. 02 Januari 2015 Ketua, Hj. WIWIN ARODAWANTI, SH. MH. NIP LAPORAN TAHUNAN 2014 ii PENGADILAN NEGERI PASURUAN

3 PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan B. Visi & Misi C. Renstra ( Rencana Strategis ) BAB II STRUKTUR ORGANISASI (Tupoksi) A. Standard Operational Procedures (SOP) - Bagian Pidana - Bagian Perdata - Bagian Hukum - Bagian Keuangan - Bagian Umum - Bagian Kepegawaian B. Kinerja/Sasaran Kerja Pegawai (SKP) - Ketua, Wakil Ketua dan Hakim - Kepaniteraan - Kesekretariatan - Fungsional LAPORAN TAHUNAN 2014 iii PENGADILAN NEGERI PASURUAN

4 BAB III PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN A. Sumber Daya Manusia - Rekruitmen - Mutasi - Promosi - Pensiun B. Keadaan Perkara C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana D. Pengelolaan Keuangan E. Dukungan Teknologi Informasi BAB IV PENGAWASAN A. Internal B. Eksternal C. Evaluasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI LAPORAN TAHUNAN 2014 iv PENGADILAN NEGERI PASURUAN

5 A. Kebijakan Umum Peradilan. Dalam melaksanakan program kerja serta kegiatan pelaksanaan tugas pada tahun 2014 Pengadilan Negeri Pasuruan telah melaksanakan kebijakan secara umum sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan prosedur penerimaan perkara secara tertib dan cepat ; 2. Menyelenggarakan persidangan perkara secara cepat, sederhana dan biaya ringan bebas KKN dengan tetap menjunjung tinggi azas keadilan dan kebenaran ; 3. Menjatuhkan putusan dalam waktu selambat-lambatnya 5 bulan sejak perkara didaftar serta mengadili semua petitum dan tidak memutuskan hal-hak yang tidak dituntut para pihak ; 4. Melakukan Koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengatasi hambatan untuk melaksanakan Putusan/Eksekusi ; 5. Menyelanggarakan Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Administrasi Umum secara benar dan tertib ; 6. Menyelanggarakan perlengkapan dan tata kerumah tanggaan Kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; B. Visi dan Misi Visi : TERMUJUDNYA PENGADILAN NEGERI PASURUAN YANG BERMARTABAT MENUJU PERADILAN YANG MODERN Misi : 1. MENJAGA KEMANDIRIAN BADAN PERADILAN 2. MENINGKATKAN PROFESIONALISME APARATUR 3. MEWUJUDKAN MANAJEMEN ADMINISTRASI YANG MODERN 4. MENINGKATKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PERADILAN LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

6 Disamping Visi dan Misi tersebut diatas secara umum Pengadilan Negeri Pasuruan juga mengacu pada Visi dan Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia, yaitu : Visi : Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung Misi : 1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan ; 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan ; 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Badan Peradilan ; 4. Meningkatkan kredilitas dan transparansi Badan Peradilan. C. RENSTRA (RENCANA STRATEGIS). Pengadilan Negeri Pasuruan dalam merealisasikan pelaksanan tugas senantiasa berpedoman kepada perencanaan strategis. Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka Pengadilan Negeri Pasuruan telah menyusun program dan kegiatan secara jelas sebagai berikut : 1. Program : 1.1. Meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelayanan masyarakat Menciptakan mobilitas kerja dan kualitas pelayanan (client service) agar tercapai dan terpenuhi sesuai dengan target Mewujudkan pelayanan administrasi dan informasi terpadu yang mudah di akses sehingga tercipta pelayanan hukum yang transparan dan akuntabel Meningkatkan sarana dan prasarana kantor guna mendukung peningkatan kualitas kinerja. 2. Kegiatan : 2.2 Kegiatan dibidang Administrasi Kepaniteraan : Menyelesaikan sisa perkara tahun 2013 dan menerima pendaftaran perkara tahun 2014, mencatat dalam buku register perkara ; Menyelesaikan perkara Banding sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; Menyelesaikan perkara Kasasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; Menyelesaikan perkara Peninjauan Kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; Menyampaikan relaas panggilan sidang dan tundaan kepada para pihak ; LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

7 Menyampaikan relaas Pemberitahuan kepada para pihak baik pada tingkat pertama maupun tingkat Banding dan Kasasi serta Peninjauan Kembali ; Menyiapkan berkas perkara untuk dipersidangkan ; Membuat berita acara persidangan ; Memutus perkara pada Tingkat pertama dan dicatat pada Buku register ; Membuat Putusan dan salinannya, dicatat pada buku Register perkara ; Melaksanakan penyitaan serta mencatat pada Buku Register; Membuat Berita acara Penyitaan dan menyerahkan kepada para Pihak; Melaksanakan Eksekusi serta mencatat pada buku Register; Membuat berita acara eksekusi dan menyerahklan kepada para pihak; Melaksanakan penyelesaian minutasi berkas perkara, mencatat pada Buku register perkara dan memasukkan pada Box arsip; Membuat dan mengirimkan laporan perkara bulanan, empat bulanan, enam bulanan dan tahunan; Menyampaikan salinan putusan/penetapan kepada para pihak yang berkepentingan; 2.3. Kegiatan dibidang Administrasi Umum Melakukan kegiatan administrasi kepegawaian : Mengevaluasi Data Kepegawaian ; Membuat surat keputusan tentang Kenaikan Gaji Berkala ; Menata File Kepegawaian ; Menertibkan ijin cuti pegawai ; Mengolah data dan mengirimkan laporan bulanan dan tahunan dibidang Kepegawaian ; Mengelola tata persuratan, surat masuk dan surat keluar ; Memelihara gedung kantor/ sarana dan prasarana serta kebersihan kantor ; Mengelola keuangan sesuai dengan ketentuan anggaran DIPA yang ada ; Mengelola perpustakaan kantor ; Mengadakan Rapat Dinas untuk evaluasi pelaksanaan tugas dan Pembinaan serta Pengawasan kepada : LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

8 Para Hakim dan Panitera Pengganti serta Juru Sita /Jurusita Pengganti ; Pejabat Struktural Kepaniteraan dan Kesekretariatan ; Seluruh Staf Pegawai dan Tenaga tidak tetap ; LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

9 Susunan Pengadilan Negeri Pasuruan terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Kepaniteraan, Kesekretariatan dan Staf. Pimpinan Pengadilan Negeri Pasuruan terdiri dari seorang Ketua. Berdasarkan data kepegawaian pada bulan Desember 2014, berikut ini Bagan Struktur Organisasi dan daftar nama-nama seluruh pegawai aktif Pengadilan Negeri Pasuruan selama tahun LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

10 Bagan Struktur Organisasi: LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

11 A. Standard Operational Procedures (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman kerja bagi setiap unit kerja dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) biasanya diatur ketentuan ketentuan umum yang berlaku dalam suatu unit kerja, sedangkan ketentuan khususnya diatur tersendiri dalam bentuk Surat Edaran (SE). Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Pengadilan Negeri Pasuruan meliputi Bagian Pidana, Bagian Perdata, Bagian Hukum, Bagian Keuangan, Bagian Kepegawaian dan Bagian Umum. 1. Pidana Standar Operasional Prosedur (SOP) di bagian Pidana meliputi Prosedur Perkara Pidana Tingkat Pertama, Prosedur Perkara Pidana Kasasi, Prosedur Perkara Pidana Banding dan Proses Persidangan untuk perkara Pidana. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

12 BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA TINGKAT PERTAMA Jaksa Ketua Pengadilan Negeri Melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Pasuruan melalui Panitera Pidana Panitera Muda Pidana Menunjuk Majelis Hakim dalam jangka waktu 3 hari kerja Panitera/Sekretaris Para Pihak Hadir pada Jadwal yang telah ditentukan untuk Sidang Pertama Memberikan tanda terima pelimpahan berkas Menunjuk Panitera Pengganti Jaksa Penuntut Umum Petugas Pendaftaran ( Meja I ) Petugas Pendaftaran Memberitahukan kepada terdakwa Memberikan berkas perkara jadwal persidangan 1 hari kepada Ketua Majelis yang dan menghadirkan ditunjuk Terdakwa pada hari Memberikan nomor perkara Persidangan yang dan mempersiapkan semua telah ditentukan formulir dan dokumen yang dibutuhkan ke dalam berkas perkara Panitera/Sekretaris Memeriksa berkas perkara 1 hari 1 hari 1 hari Ketua Majelis - Memeriksa berkas dan mempelajari perkara - Menetapkan hari sidang Pertama paling lama 7 hari kerja setelah diterimanya berkas oleh Ketua Majelis Hakim - Berkas perkara harus sudah di Ketua Majelis Hakim paling lama 3 hari setelah penunjukan Majelis Hakim oleh Ketua PN Panitera Pengganti Tugas Menerima berkas perkara dan memberikan Salinan Penetapan hari sidang pertama kepada Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa Hakim Hakim Anggota Mempelajari Perkara LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

13 PENJELASAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA TINGKAT PERTAMA 1. Jaksa melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Pasuruan melalui Panitera Muda Pidana. 2. Kemudian Panitera Muda Pidana memberikan tanda terima pelimpahan berkas selanjutnya oleh Panitera Muda Pidana diserahkan kepada Petugas Pendaftaran (Meja I). 3. Oleh Petugas Pendaftaran (Meja I) berkas perkara diberikan nomor perkara dan dipersiapkan semua formulir dan dokumen yang dibutuhkan ke dalam berkas perkara. Kemudian diserahkan kepada Panitera/ Sekretaris. 4. Panitera/ Sekretaris kemudian Memeriksa berkas perkara tersebut. 5. Setelah berkas perkara selesai diperiksa selanjutnya berkas tersebut diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri. 6. Kemudian Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim dalam jangka waktu 3 hari kerja kemudian hasilnya diserahkan kepada Panitera/Sekretaris. 7. Selanjutnya Panitera/Sekretaris menunjuk Panitera Pengganti dalam waktu 1 hari kemudian hasilnya diserahkan kepada Petugas Pendaftaran. 8. Kemudian Petugas Pendaftaran memberikan berkas perkara kepada Ketua Majelis yang ditunjuk dalam waktu 1 hari. 9. Ketua Majelis bertugas : Memeriksa berkas dan mempelajari perkara Menetapkan hari sidang Pertama paling lama 7 hari kerja setelah diterimanya berkas oleh Ketua Majelis Hakim Berkas perkara harus sudah di Ketua Majelis Hakim paling lama 3 hari setelah penunjukan Majelis Hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri Kemudian Ketua Majelis dalam waktu 1 hari menunjuk Hakim Hakim Anggota untuk mempelajari perkara. Selain itu Ketua Majelis juga dalam waktu 1 hari menyerahkan berkas perkara kepada Panitera/ Pengganti. 10. Panitera/Pengganti mempunyai tugas : Menerima berkas perkara dan memberikan Salinan Penetapan hari sidang pertama kepada Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

14 11. Kemudian Jaksa Penuntut Umum memberitahukan kepada terdakwa jadwal persidangan dan menghadirkan Terdakwa pada hari Persidangan yang telah ditentukan. 12. Para Pihak hadir pada Jadwal yang telah ditentukan untuk Sidang Pertama. Dalam prosedur perkara pidana ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam prosedur perkara pidana tersebut antara lain : Pada Meja I a. Menerima berkas perkara pidana lengkap dengan surat dakwaannya dan surat surat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Terhadap perkara yang terdakwanya ditahan dan masa tahanan hampir berakhir, petugas segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan. b. Berkas perkara dimaksud di atas meliputi pula barang barang bukti yang akan diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara maupun yang kemudian diajukan ke depan persidangan. Barang barang bukti tersebut didaftarkan dalam register barang bukti. c. Bagian penerimaan perkara memeriksa kelengkapan berkas. Kelengkapan dan kekurangan berkas dimaksud diberitahukan kepada Panitera Muda Pidana. d. Dalam hal berkas perkara dimaksud belum lengkap, Panitera Muda Pidana meminta kepada Kejaksaan untuk melengkapi berkas dimaksud sebelum diregister. e. Pendaftaran perkara pidana biasa dalam register induk dilaksanakan dengan mencatat nomor perkara sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut. f. Pendaftaran perkara pidana singkat dilakukan setelah Hakim melaksanakan sidang pertama. g. Pendaftaran perkara tindak pidana ringan dan lalu lintas dilakukan setelah perkara itu diputus oleh Pengadilan. h. Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait, semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara dan pelaksanaan putusan ke dalam register induk yang bersangkutan. i. Pelaksanaan tugas pada Meja Pertama dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung dibawah koordinasi Wakil Panitera. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

15 BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - BANDING Permohonan Banding - Mengajukan banding pada Petugas Pendaftaran dan memberikan memori banding apabila ada Petugas Pendaftaran Mencatat pendaftaran permohonan Banding Panitera Muda Memeriksa permohonan Banding Panitera/Sekretaris Memeriksa Permohonan Banding dan menandatangani akta permohonan Banding, Memori dan Kontra Memori Petugas Pendaftaran Menerima kontra memori banding dari Termohon dan mengirimkan Salinannya kepada Pemohon Petugas Pendaftaran Mengirim bundel perkara ke Pengadilan Tinggi Petugas Pendaftaran Mengirim Pemberitahuan Banding, memori Banding (apabila ada) dan inzage (pemeriksaan berkas) PENJELASAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - BANDING 1. Pemohon Banding diajukan dalam jangka waktu 7 hari, dimana permohonan banding tersebut didaftarkan pada Petugas Pendaftaran dan memberikan memori banding apabila ada memori banding. 2. Kemudian Petugas Pendaftaran mencatat pendaftaran permohonan banding register induk perkara pidana dan register banding kemudian permohonan tersebut diserahkan kepada Panitera Muda Pidana. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

16 3. Panitera Muda Pidana kemudian memeriksa permohonan banding tersebut. Dan setelah diperiksa permohonan banding tersebut diserahkan kepada Panitera/Sekretaris 4. Kemudian Panitera/Sekretaris memeriksa permohonan banding tersebut dan kemudian ditandatangani. Selanjutnya diserahkan kepada Petugas Pendaftaran. 5. Kemudian Petugas Pendaftaran mengirim pemberitahuan banding, memori banding, dan inzage (Pemeriksaan berkas). Petugas Pendaftaran menerima kontra memori banding (apabila ada) dari Termohon dan mengirimkan Salinannya kepada Pemohon. Setelah itu bundle perkara banding tersebut dikirimkan ke Pengadilan Tinggi Surabaya. Dalam prosedur pengajuan perkara banding pidana ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam pengajuan Permohonan Banding tersebut antara lain : a. Permintaan banding diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (Tujuh ) hari sesudah putusan dijatuhkan, atau 7 ( Tujuh ) hari setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan b. Permintaan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut di atas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera bahwa permintaan banding telah lewat tenggang waktu dan harus dilampirkan dalam berkas perkara c. Dalam hal pemohon tidak datang menghadap, hal ini harus dicatat oleh Panitera dengan disertai alasannya dan catatan tersebut harus dilampirkan dalam berkas perkara d. Panitera wajib memberitahukan permintaan banding dari pihak yang satu kepada pihak yang lain e. Tanggal penerimaan memori dan kontra memori banding dicatat dalam register dan salinan memori serta kontra memori disampaikan kepada pihak yang lain, dengan relas pemberitahuan f. Dalam hal pemohon belum mengajukan memori banding sedangkan berkas perkara telah dikirimkan ke pengadilan Tinggi, pemohon dapat mengajukannya langsung ke Pengadilan Tinggi sedangkan salinannya disampaikan ke Pengadilan Negeri untuk disampaikan kepada pihak lain g. Selama 7 ( tujuh ) hari sebelum pengiriman berkas perkara kepada Pengadilan Tinggi, pemohon wajib diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara tersebut di Pengadilan Negeri. h. Jika kesempatan mempelajari berkas diminta oleh pemohon dilakukan di Pengadilan Tinggi maka pemohon harus mengajukan secara tegas dan tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

17 i. Berkas perkara banding berupa bundel A dan bundel B dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari sejak permintaan banding diajukan sesuai dengan Pasal 263 ayat 1 KUHAP, harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi j. Selama perkara banding belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, permohonan banding dapat dicabut sewaktu-waktu untuk itu panitera membuat Akta pencabutan banding yang ditanda tangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri, Akta tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi k. Salinan putusan Pengadilan Tinggi yang telah diterima oleh Pengadilan Negeri, harus diberitahukan kepada terdakwa dan penuntut umum dengan membuat Akta Pemberitahuan Putusan l. Petugas register harus mencatat semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara banding dan pelaksanaan putusan ke dalam buku register terkait m. Pelaksanaan tugas pada Meja Kedua dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung dibawah koordinasi Wakil Panitera. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - KASASI LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

18 PENJELASAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - KASASI 1. Pemohon Kasasi mengajukan surat permohonan kasasi pada Petugas Pendaftaran dan memberikan memori kasasi. 2. Kemudian Petugas Pendaftaran mencatat pendaftaran permohonan Kasasi kemudian dan diserahkan kepada Panitera Muda Pidana. 3. Panitera Muda Pidana kemudian memeriksa permohonan Kasasi tersebut. Dan setelah diperiksa permohonan Kasasi tersebut diserahkan kepada Panitera/Sekretaris. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

19 4. Kemudian Panitera/Sekretaris memeriksa permohonan kasasi tersebut dan kemudian ditandatangani. Selanjutnya diserahkan kepada Petugas Pendaftaran. 5. Kemudian Petugas Pendaftaran mengirim pemberitahuan kasasi, memori kasasi, dan inzage (Pemeriksaan berkas). Petugas Pendaftaran menerima kontra memori kasasi dari Termohon dan mengirimkan Salinannya kepada Pemohon. Setelah itu bundle perkara kasasi tersebut dikirimkan ke Mahkamah Agung RI. Dalam prosedur pengajuan perkara kasasi pidana ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam pengajuan Permohonan Kasasi tersebut antara lain : Permohonan kasasi diajukan pemohon kepada Panitera selambat-lambatnya dalam waktu 14 ( empat belas ) hari sesudah putusan Pengadilan diberitahukan kepada terdakwa / Penuntut Umum dan selanjutnya dibuatkan akta permohonan kasasi oleh Panitera a. Permohonan Kasasi yang melewati tenggang waktu tersebut, tidak dapat diterima, selanjutnya Panitera membuat Akta terlambat mengajukan permohonan kasasi yang diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri. b. Dalam tenggang waktu 14 ( empat belas ) hari setelah permohonan kasasi diajukan, pemohon kasasi harus sudah menyerahkan memori kasasi dan tambahan memori kasasi ( jika ada ) untuk itu petugas membuat Akta tanda terima memori / tambahan memori. c. Dalam hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hukum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apakah alasan ia mengajukan permohonan tersebut dan untuk itu Panitera membuatkan memori kasasinya. d. Panitera memberitahukan dan menyerahkan tembusan memori kasasi / tambahan memori kasasi kepada pihak lain, untuk itu petugas membuat tanda terima. e. Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi, untuk itu Panitera memberikan surat Tanda Terima. f. Dalam hal Pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, untuk itu Panitera membuat Akta. g. Apabila Pemohon tidak menyerahkan dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, berkas perkara tidak dikirim ke Mahkamah Agung, untuk itu Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

20 surat Keterangan yang disampaikan kepada Pemohon kasasi dan Mahkamah Agung ( SEMA No. 7 tahun 2005 ). h. Terhadap perkara pidana yang diancam pidana paling lama 1 ( satu ) tahun dan / atau denda, putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. i. Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambat-lambatnya dalam waktu 14 ( empat belas ) hari setelah tenggang waktu mengajukan memori kasasi berakhir, berkas perkara kasasi harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung j. Dalam hal permohonan kasasi diajukan sedangkan terdakwa masih dalam tahanan Pengadilan Negeri paling lama 3 ( tiga ) hari sejak diterimanya permohonan kasasi tersebut segera melaporkan kepada Mahkamah Agung melalui surat atau dengan sarana-sarana elektronik. k. Selama perkara kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan kasasi dapat dicabut oleh Pemohon, dalam hal pencabutan dilakukan oleh kuasa hukum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari terdakwa l. Atas pencabutan tersebut, panitera membuat akta pencabutan kasasi yang ditanda tangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri, selanjutnya akta tersebut dikirim ke Mahakmah Agung. m. Untuk perkara kasasi yang terdakwanya ditahan Panitera Pengadilan Negeri wajib melampirkan penetapan penahan dimaksud dalam berkas perkara n. Dalam hal perkara telah diputus oleh Mahkamah Agung, salinan putusan dikirim kepada pengadilan negeri untuk diberitahukan kepada terdakwa dan Penuntut Umum yang untuk itu Panitera membuat akta pemberitahuan putusan o. Fotocopy relas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung segera dikirim ke Mahkamah Agung. p. Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara kasasi dan pelaksanaan putusan Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

21 PROSES PERSIDANGAN 1. Pembacaaan Surat Dakwaan : Pada sidang pertama / permulaan Hakim Ketua menanyakan identitas terdakwa setelah itu terdakwa supaya memperhatikan segala sesuatu yang didengar dan dilihatnya di siding. Sesudah itu hakim ketua sidang minta kepada penuntut umum untuk membacakan surat dakwaan (surat dakwaan berisi mengenai pasal yang dilanggar oleh terdakwa). Selanjutnya Hakim Ketua menanyakan kepada terdakwa apakah ia sudah benar-benar mengerti isi dari surat dakwaan yang dibacakan oleh penuntut umum, apabila terdakwa belum mengerti, penuntut umum atas permintaan hakim ketua sidang untuk memberikan penjelasan yang diperlukan, penjelasan itu hanya dapat dilaksanakan pada permulaan sidang. (Pasal 155 KUHAP) 2. Eksepsi / Keberatan / Tangkisan : Segera sesudah pembacaan dan penjelasan surat dakwaan itu Terdakwa / Penasihat Hukum dapat mengajukan Eksepsi bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

22 umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan. Jika hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau hakim berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan, maka sidang dilanjutkan. (Pasal 156 KUHAP) Putusan Sela (putusan sebelum putusan akhir) 3. Kalau tidak ada eksepsi atau eksepsi tidak diterima / ditolak, maka sidang dilanjutkan dengan memanggil para saksi untuk diperiksa, baik itu saksi yang menguntungkan maupun yang memberatkan terdakwa yang tercantum dalam surat pelimpahan perkara dan atau yang diminta oleh terdakwa atau penasehat hukum atau penunutut umum selama berlangsungnya sidang atau sebelum dijatuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi tersebut. (Pasal 160 KUHAP) Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan disidang pengadilan. (Pasal 186 KUHAP) Surat : (Pasal 187 KUHAP) a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan; c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya; d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain. Keterangan terdakwa : (Pasal 189 KUHAP) a. Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

23 b. Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya. c. Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri. d. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertal dengan alat bukti yang lain. 4. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum : Sesudah semua saksi yang dianggap perlu oleh hakim selesai didengar keterangannya kemudian hakim mempersilahkan jaksa penuntut umum membacakan surat tuntutannya berdasarkan pertimbanganpertimbangan tentang kejadian-kejadian, tentang hukum. Tidak selalu yang dituntut itu ialah penghukuman, dapat pula diminta agar terdakwa dibebaskan karena ternyata menurut penuntut umum dakwaannya terhadap terdakwa tidak terbukti, atau agar terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum karena ternyata terdakwa tidak dapat dipersalahkan dalam hal itu, dan sebagainya. 5. Pembelaan Terdakwa (Pledoi) : Setelah penuntut umum selesai membacakan tuntutannya maka terdakwa atau penasehat hukumnya diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaannya (pledoi). 6. Jawaban Penuntut Umum (Replik) : Setelah terdakwa atau penasehat hukumnya membacakan pembelaannya (pledoi) maka penuntut umum dapat pula menjawabnya dalam Repliknya. 7. Jawaban Terdakwa atas Replik (Duplik) : Setelah penuntut umum menjawab dalam repliknya, maka terdakwa atau penasehat hukumnya dapat menjawab kembali dalam Dupliknya. Tuntutan, Pledoi, Replik dan Duplik dilakukan secara tertulis dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak yang berkepentingan.(pasal 182 KUHAP) 8. Musyawarah Hakim : Sesudah acara pemeriksaan saksi, keterangan ahli, pemeriksaan surat, pemeriksaan terdakwa, tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dianggap selesai, maka hakim mengadakan musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan dan apabila perlu musyawarah itu diadakan setelah terdakwa, LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

24 saksi, penasihat hukum, penuntut umum dan hadirin meninggalkan ruangan sidang.musyawarah tersebut harus didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang.(pasal 182 KUHAP) 9. Pembacaan Putusan : Sesudah hakim selesai mengadakan musyawarah dan keputusan sudah diambil, maka selanjutnya putusan tersebut diucapkan di sidang terbuka untuk umum. Segera sesudah putusan pemidanaan diucapkan, bahwa hakim ketua sidang wajib memberitahukan kepada terdakwa tentang segala apa yang menjadi haknya, yaitu: a. Hak segera menerima atau. segera menolak putusan; b. Hak mempelajari putusan sebelum menyatakan menerima atau menolak putusan, dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini (KUHAP); c. Hak minta menangguhkan pelaksanaan putusan dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang untuk dapat mengajukan grasi, dalam hal ia menerima putusan; d. Hak minta diperiksa perkaranya dalam tingkat banding dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini (KUHAP), dalam hal ia menolak putusan; e. Hak mencabut pernyataan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini (KUHAP). 2. Perdata Standar Operasional Prosedur (SOP) di bagian Perdata meliputi Prosedur Perkara Perdata Pendaftaran Gugatan, Alur Persidangan untuk perkara Perdata, Prosedur Perkara Perdata Pasca Sidang,Prosedur Perkara Perdata Pendaftaran Banding dan Prosedur Perkara Perdata Pendaftaran Kasasi. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

25 Penjelasan Pendaftaran Gugatan : 1 Penggugat atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan gugatan yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri pada Pengadilan Negeri Pasuruan di Meja 1 bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus dipenuhi : a. Surat Permohonan / Gugatan ; b. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat); 2 Kemudian Petugas Pendaftaran di Meja 1 memeriksa kelengkapan berkas. Setelah berkas lengkap, berkas di naikan ke Ketua Pengadilan Negeri untuk dimintakan persetujuan 3 Setelah Ketua PN memberikan persetujuan kemudian Petugas Pendaftaran (meja 1) memberikan SKUM kepada Penggugat agar membayar Panjar Biaya Perkara ke Kasir 4 Kasir menerima pembayaran biaya perkara, selanjutnya memberikan nomor perkara dan mengembalikan 2 (dua) tindasan ke Penggugat dan menyimpan 1 (satu) tindasan untuk bukti Kasir LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

26 5 Kemudian Penggugat/Pengacaranya memberikan tindasan SKUM kepada Petugas pendaftaran di meja 2 dan menyimpan 1 (satu) tindasan untuk bukti 6 Petugas Pendaftaran ( Meja 2 ) menerima SKUM dan menyiapkan blanko-blanko penetapan kemudian diserahkan kepada Panitera Muda Perdata 7 Panitera Muda Perdata kemudian memeriksa berkas perkara, dan menanda tangani di tanda terima Surat Gugatan kemudian dikembalikan lagi kepada Petugas Pendaftaran ( Meja 2 ) 8 Selanjutnya Petugas Pendaftaran ( Meja 2 ) memberikan salinan Surat Gugatan yang sudah ditandatangani kepada Penggugat LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

27 PENDAFTARAN KE 2 Penjelasan Bagan Alur Perkara Perdata Pendaftaran Gugatan yang ke 2 1. Panitera/Sekretaris memeriksa perkara, setelah diperiksa kemudian diserahkan ke Ketua Pengadilan Negeri. 2. Ketua Pengadilan Negeri kemudian menunjuk Majelis Hakim selanjutnya hasil dari penunjukan tersebut diserahkan kepada Panitera/Sekretaris. 3. Kemudian Panitera/Sekretaris menunjuk Panitera pengganti, selanjutnya hasil penunjukan tersebut diserahkan kepada Panitera Muda Perdata. 4. Panitera Muda Perdata kemudian menunjuk Jurusita Pengganti. Selanjutnya hasil penunjukan tersebut diserahkan kepada Petugas Pendaftaran (Meja 1). LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

28 5. Petugas Pendaftaran (Meja 1) kemudian memberikan berkas perkara kepada Ketua Majelis yang telah ditunjuk. 6. Ketua Majelis selanjutnya memeriksa berkas dan mempelajari perkara dan kemudian menetapkan hari sidang 1 dan kemudian meminta Hakim Hakim Anggota untuk mempelajari perkara. Selain itu Ketua Majelis juga menyerahkan berkas perkara ke Panitera Pengganti yang telah ditunjuk. 7. Panitera Pengganti setelah menerima berkas perkara kemudian meminta Juru Sita Pengganti melakukan pemanggilan kepada para Pihak. 8. Para pihak disarankan untuk hadir pada jadwal yang telah ditentukan untuk sidang pertama. Penjelasan Bagan Alur Prosedur Perkara Perdata Alur Persidangan 1. Hakim membuka sidang pertama pada hari yang telah ditentukan dan para pihak juga sudah diberi tahu melalui juru sita kapan sidang pertama dimulai. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

29 2. Apabila para pihak atau kuasanya hadir maka Hakim akan menunda sidang berikutnya untuk jangka waktu 22 hari untuk melakukan mediasi, apabila perkara tersebut cukup selesai melalui jalan mediasi maka penyelesaian tersebut akan dituangkan kedalam akta perdamaian. Namun apabila perkara tersebut tidak bias diselesaikan dengan jalan mediasi maka sidang akan dilanjutkan dengan agenda pembacaan tuntutan hukum oleh penggugat dan pemberian jawaban dari tergugat. Sesudah penggugat mendengarkan jawaban atas gugatan tersebut dari tergugat, maka penggugat berkesempatan menyusun replik atas jawaban dari tergugat, dan atas replik tersebut tergugat juga berkesempatan untuk menyusun duplik. 3. Setelah itu barulah pemeriksaan dilanjutkan dengan memeriksa alat bukti berupa surat-surat, saksi dan alat bukti lainnya yang dianggap perlu, setelah pemeriksaan alat bukti dianggap sudah cukup maka hakim akan membuat kesimpulan untuk memutus perkara tersebut. 4. Apabila para pihak baik pihak penggugat atau kuasanya maupun tergugat atau kuasanya tidak hadir pada sidang pertama maka hakim boleh memanggil sekali lagi dan hakim menentukan tanggal sidang berikutnya. 5. Jika penggugat tidak datang menghadap ke Pengadilan Negeri pada hari sidang yang telah ditentukan itu,meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula menyuruh kuasanya menghadap untuk mewakilinya, maka surat gugatnya dianggap gugur dan penggugat dihukum membayar biaya perkara, akantetapi penggugat berhak memasukkan gugatannya sekali lagi, sesudah membayar lebih dahulubiaya perkara yang tersebut tadi. 6. Akan tetapi apabila yang tidak datang pada hari sidang yang telah ditentukan adalah pihak tergugat, lagi pula ia tidak pula mewakilkan kepada kuasanya untukmenghadap, meskipun ia sudah dipanggil dengan patut, maka tuntutan dalam suratgugatan itu diterima dengan putusan "verstek" atau "in absensia", yang artinya putusan tak hadir, kecuali jika nyata pada Pengadilan Negeri bahwa tuntutan itu melawan hak atautidak beralasan. Putusan hakim yang dijatuhkan dengan putusan tak hadir ini menurut ketentuan yang tersebut dalam pasal 128 HIR tidak boleh dijalankan sebelum lewat empatbelas hari sesudah diberitahukan, kecuali dalam hal yang perlu, yaitu atas desakan orangyang menggugat. Maka atas perintah ketua diberitahukanlah keputusan Pengadilan Negeri kepada orang yang dikalahkan itu serta menerangkan pula kepadanya, bahwa ia berhak memajukan perlawanan (verzet) di LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

30 dalam tempo dan dengan cara yang ditentukan pada pasal 129 HIR tentang keputusan itu di muka pengadilan itu juga 1. Setelah dihasilkan putusan dalam persidangan ada 2 langkah yang harus dilakukan yaitu : a. Apabila para pihak tidak hadir pada saat sidang putusan dilaksanakan maka Jurusita Pengganti mengirim kutipan kepada Pihak yang tidak hadir. b. Apabila para pihak tidak hadir pada saat sidang putusan dilaksanakan kemudian ditawarkan apakah pihak yang kalah akan mengajukan banding. Apabila Pihak yang kalah mengajukan banding maka pihak yang kalah tersebut mendafttarkan pengajuan permohonan banding kepada Petugas Banding. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

31 Untuk Salinan Putusan 1. Para pihak (Pengacaranya) meminta Putusan ke Meja Kemudian Meja 3 meyiapkan Salinan Putusan dan menyerahkan salinan putusan tersebut kepada Panitera Muda Perdata. 3. Panitera Muda Perdata kemudian memeriksa Salinan Putusan tersebut dan setelah diperiksa diserahkan kepada Wakil Panitera. 4. Wakil Panitera kemudian membubuhkan tanda tangan di Salinan Putusan kemudian diserahkan kepada Meja Meja 3 menyerahkan salinan ke pemohon dan membuat tanda terima salinan putusan. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

32 Penjelasan Pendaftaran Banding : 1 Pemohon atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Timur di Meja 3 bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus dipenuhi: a. Surat Permohonan Banding; b. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat); c. Memori Banding (apabila ada) 2 Kemudian Petugas Banding Meja 3 mencatat pendaftaran Permohonan Banding 3 Selanjutnya Pemohon Banding membayar Panjar Biaya Perkara yang dituangkan dalam SKUM ke Kasir 4 Kasir menerima pembayaran, menandatangani, membubuhkan cap stempel lunas pada SKUM 5 Kemudian Panitera Muda Perdata memeriksa permohonan banding dan menunjuk Juru Sita Pengganti selanjutnya diserahkan kepada Panitera/Sekretaris 6 Kemudian Permohonan Banding di periksa dan ditandatangani oleh Panitera / Sekretaris selanjutnya diserahkan kepada Jurusita Pengganti 7 Juru Sita Pengganti mengirimkan Pemberitahuan Banding, Memori Banding, dan Inzage (Pemeriksaan Berkas). Disini pemohon diberikan jangka waktu 14 hari untuk datang ke Pengadilan Negeri setempat untuk mempelajari berkas. kemudian jika kontra memori banding ada maka kontra memori banding tersebut diserahkan kepada Petugas Banding Meja 3 selanjutnya diserahkan kepada Jurusita Pengganti 8 Kemudian Juru Sita Pengganti mengirim kontra memori banding 9 Sedangkan Petugas Banding Meja 3 mengirimkan bundel perkara ke Pengadilan Tinggi Surabaya. Dalam prosedur pendaftaran banding pada perkara perdata ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam prosedur tersebut antara lain : a. Permohonan banding dapat diajukan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan diucapkan, atau setelah diberitahukan, dalam hal putusan tersebut diucapkan diluar hadir. b. Terhadap permohonan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut diatas, tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera, bahwa permohonan banding telah lampau. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

33 c. Pernyataan banding dapat diterima, apabila panjar biaya perkara banding yang ditentukan dalam SKUM oleh Meja Pertama, telah dibayar lunas. d. Apabila panjar biaya banding yang telah dibayar lunas, maka Pengadilan wajib membuat akta pernyataan banding, dan mencatat permohonan banding tersebut dalam Register Induk Perkara Perdata dan Register Banding. e. Permohonan banding dalam waktu 7 (tujuh) hari harus telah disampaikan kepada lawannya. f. Tanggal penerimaan memori dan kontra memori banding harus dicatat, dan salinannya disampaikan kepada masing-masing lawannya, dengan membuat relas pemberitahuan/ penyerahannya. g. Sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi, harus diberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) dan dituangkan dalam akta. h. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan banding diajukan, berkas banding berupa berkas A dan B harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi. i. Biaya perkara banding untuk Pengadilan Tinggi harus disampaikan melalui Bank Pemerintah atau Kantor Pas, dan tanda bukti pengiriman uang harus dikirim bersamaan dengan pengiriman berkas yang bersangkutan. Dalam menentukan biaya banding harus diperhitungkan: Biaya pencatatan pernyataan banding, Besarnya biaya banding yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Tinggi, Biaya pengiriman uang melalui Bank/Kantor Pos, Ongkos kirim berkas, Biaya pemberitahuan, berupa: o o o o o o o Biaya pemberitahuan akta banding. Biaya pemberitahuan memori banding. Biaya pemberitahuan kontra memori banding. Biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi pembanding. Biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi terbanding. Biaya pemberitahuan bunyi putusan bagi pembanding. Biaya pemberitahuan bunyi putusan bagi terbanding. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

34 BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN KASASI Pemohon Kasasi Petugas Banding Meja 3 Jurusita Pengganti Mengajukan Kasasi pada Meja 3 dan memberikan Memori Kasasi (wajib) Menerima kontra memori kasasi Mengirim kontra memori kasasi Petugas Kasasi Meja 3 Mencatat pendaftaran permohonan Kasasi Jurusita Pengganti Mengirim Pemberitahuan Kasasi, memori Kasasi dan inzaghe (Pemeriksaan berkas) Petugas Banding Meja 3 Mengirim bundel perkara ke Mahkamah Agung R.I Pemohon Kasasi Membayar Panjar Biaya Perkara ke Kasir Panitera/Sekretaris Memeriksa Permohonan Kasasi dan tanda tangan Kasir Menerima Pembayaran Panitera Muda Memeriksa permohonan Kasasi dan menunjuk Jurusita Pengganti Penjelasan Pendaftaran Kasasi : 1 Pemohon atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri di Meja 3 bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus dipenuhi : a. Surat Permohonan Kasasi; LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

35 b. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat); c. Memori Kasasi 2 Kemudian Petugas Kasasi Meja 3 mencatat pendaftaran permohonan Kasasi selanjutnya meminta Pemohon Kasasi supaya membayar Panjar Biaya perkara ke kasir 3 Kasir menerima Pemabayaran kemudian pengajuan kasasi tersebut diserahkan kepada Panitera Muda Perdata 4 Kemudian Panitera Muda Perdata memeriksa permohonan Banding dan menunjuk Juru sita Pengganti 5 Panitera / Sekretaris memeriksa permohonan Banding dan menandatanganinya 6 Lalu Juru Sita pengganti mengirim Pemberitahuan Banding, Memori Banding, dan Inzage ( Pemeriksaan Berkas ). Pemohon diberikan jangka waktu 14 hari untuk datang ke Pengadilan Negeri setempat untuk mempelajari berkas. 7 Petugas Banding Meja 3 menerima Kontra Memori Kasasi 8 Juru Sita Pengganti mengirim Kontra memori Kasasi 9 Kemudian Petugas Banding meja 3 mengirim bundel perkara ke Mahkamah Agung Dalam prosedur pendaftaran kasasi pada perkara perdata ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam prosedur tersebut antara lain : a. Permohonan kasasi dapat diajukan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan diucapkan atau diberitahukan, dalam hal putusan tersebut diucapkan diluar hadir. b. Pernyataan kasasi dapat diterima, apabila panjar biaya perkara kasasi yang ditentukan dalam SKUM oleh Meja Pertama, telah dibayar lunas. c. Setelah pemohon membayar biaya perkara, Pengadilan pada hari itu juga wajib membuat akta pernyataan kasasi yang dilampirkan pada berkas perkara dan mencatat permohonan kasasi tersebut dalam register induk perkara dan register kasasi. d. Permohonan kasasi dalam waktu 7 (tujuh) hari harus sudah disampaikan kepada pihak lawan. e. Memori kasasi, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah pernyatan kasasi, harus sudah diterima pada kepaniteraan Pengadilan Negeri. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

36 f. Panitera wajib memberikan tanda terima atas penerimaan memori kasasi, dan dalam waktu selambat -lambatnya 30 (tiga puluh) hari salinan memori kasasi tersebut disampaikan kepada pihak lawan dalam perkara yang dimaksud. g. Jawaban kontra memori kasasi, selambat-lambatnya 14 (empat betas) hari sesudah disampaikannya memori kasasi, harus sudah diterima pada kepaniteraan Pengadilan Negeri untuk disampaikan pihak lawannya. h. Dalam waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diajukan, berkas kasasi berupa berkas A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung. i. Biaya permohonan kasasi untuk Mahkamah Agung harus dikirim melalui Bank BRI Cabang Veteran, JI. Veteran Raya No.8 Jakarta Pusat, Rekening Nomor: dan bukti pengirimannya dilampirkan dalam berkas perkara yang bersangkutan. j. Dalam menentukan biaya kasasi, harus diperhitungkan: biaya pencatatan pernyataan kasasi, besamya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung, biaya pengiriman uang melalui Bank, ongkos kirim berkas, biaya pemberitahuan, berupa: o o o o o biaya pemberitahuan pemyataan kasasi. biaya pemberitahuan memori kasasi. biaya pemberitahuan kontra memori kasasi. biaya pemberitahuan bunyi putusan kasasi kepada pemohon. biaya pemberitahuan bunyi putusan kasasi kepada termohon. k. Foto copy relaas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung supaya dikirim ke Mahkamah Agung. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007 LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

37 Prosedur Pendaftaran Perkara Perdata Dengan Pembayaran Via Bank 1. Pihak berperkara datang ke Pengadilan Negeri dengan membawa surat gugatan atau permohonan. 2. Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan atau permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat. 3. Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR. 4. Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga). 5. Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). 6. Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank. 7. Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut. 8. Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas. 9. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan. 10. Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

38 11. Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas. 12. Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara. 13. Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan perkaranya (PHS). Catatan : Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh Camat. Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp. 0,00 dan ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), didasarkan pasal HIR. Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau berperkara secara prodeo. Perkara secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau permohonan bersama-sama (menjadi satu) dengan gugatan perkara. Dalam posita surat gugatan atau permohonan disebutkan alasan penggugat atau pemohon untuk berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya PERKARA PERDATA PENIN JAUAN KEMBALI 1. Dalam waktu 180 hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap atau sejak ditemukan adanya buktibukti baru, Panitera menerima permohonan peninjauan kembali yang diajukan para pihak. 2. Permohonan Peninjauan Kembali dapat diterima, apabila panjar yang ditentukan dalam SKUM oleh Meja pertama telah dibayar lunas. 3. Apabila panjar biaya peninjauan kembali telah dibayar lunas, maka Panitera Pengadilan Negeri wajib membuat akta peninjauan kembali dan mencatat permohonan tersebut kedalam register induk perkara perdata dan register peninjauan kembali. 4. Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari, Panitera wajib memberitahukan tentang permohonan peninjauan kembali kepada pihak lawannya, dengan memberikan/mengirimkan salinan permohonan peninjauan kembali beserta alasan-alasannya kepada pihak lawan. LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

39 5. Jawaban/tanggapan atas alasan peninjauan kembali selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak alasan peninjauan kembali tersebut diterima, harus sudah diterima di Kepaniteraan untuk disampaikan pihak lawan. 6. Jawaban/tanggapan atas alasan peninjauan kembali yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri, harus dibubuhi hari dan tanggal penerimaan yang dinyatakan diatas surat jawaban tersebut. 7. Dalam waktu 30 hari setelah menerima jawaban tersebut berkas peninjauan kembali berupa berkas A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung. 8. Dalam menentukan biaya Peninjauan Kembali, diperhitungkan: a. besarnya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung, b. biaya pengiriman uang melalui Bank, c. ongkos kirim berkas, d. biaya pemberitahuan, berupa: o o o o pemberitahuan pernyataan PK dan alasan PK, pemberitahuan jawaban atas permohonan PK. pemberitahuan penyampaian salinan putusan kepada pemohon PK. pemberitahuan bunyi putusan kepada termohon PK. 9. Foto copy relas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung, supaya dikirim ke Mahkamah Agung. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi Bagian Hukum LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2017 STANDAR WAKTU PENYELESAIAN PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI BANTUL 2017

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH

STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SEKALIMANTAN TENGAH I. PENDAHULUAN Dalam Visi Mahkamah Agung Republik Indonesia yang dituangkan dalam Blue Print

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA 1. Upaya Hukum Banding Upaya banding didaerah jawa dan madura semula diatur dalam pasal 188-194 HIR, sedangkan bagi daerah luar jawa dan madura diatur dalam pasal-pasal

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 MAHKAMAH AGUNG RI 2008 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : KMA/032/SK/IV/2007

Lebih terperinci

Pelayanan Perkara Pidana

Pelayanan Perkara Pidana Pelayanan Perkara Pidana Pelayanan Perkara Pidana Meja Pertama Menerima perkara pidana, lengkap dengan surat dakwaannya dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Pendaftaran perkara pidana

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI Pemohan Kasasi Mengajukan kasasi pada Meja 3 dan memberikan Memori Kasasi (wajib) Kasasi dan menunjuk Juru Sita Pengganti Mengirim Kontra Memori Kasasi

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA Jaksa Ketua PN Para Pihak Melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Panitera Pidana Menunjuk Majelis Hakim dalam jangka

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG Putusan Jurusita Sita Pengganti Mengirim Kutipan kepada Tidak Pihak yang tidak hadir (Pengacaranya) Meminta Putusan ke Meja 3 Salinan hadir atau tidak?

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN KEPANITERAAN PIDANA: STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN PELAKSANAAN TUGAS DAN ADMINISTRASI 1. Perkara Biasa: Meja Pertama: - Kepaniteraan pidana ada meja 1 (pertama) yang bertugas menerima pelimpahan berkas

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Pidana (Petugas Meja I) Pedoman Pelaksanaan Tugas Buku II 1 hari 1. Menerima perkara yang dilimpahkan oleh Penuntut Umum

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG TAHUN 2016 PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG TAHUN ANGGARAN 2016 i DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Lampiran: Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor : 353/DJU/SK/HM02.3/3/2015 Tanggal : 24 Maret 2015 PROSEDUR PENGGUNAAN DAN SUPERVISI APLIKASI SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN PENGGUGAT/KUASA HUKUM Mendaftarkan Gugatan di Meja I MEJA I Pendaftaran Gugatan & Meneliti Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara () MAJELIS

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA 1. PELAYANAN PERSIDANGAN NO. JENIS PELAYANAN DASAR HUKUM 1. Penerimaan Pelimpahan Berkas. Pasal 137 KUHAP PERSYARATAN - Yang melimpahkan harus Jaksa Penuntut Umum

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT A. Pendahuluan Guna menjamin pelaksanaan tugas peradilan yang transparan dan memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat pencari keadilan

Lebih terperinci

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA A. PROSEDUR PENERIMAAN BERKAS PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI NO KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Menerima pelimpahan berkas perkara

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan

Lebih terperinci

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pendaftaran gugatan dan permohonan, setelah biaya perkara ditaksir oleh

Lebih terperinci

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) KEPANITERAAN PIDANA PENGADILAN NEGERI TANAH I. PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA 1. Prosedur Penerimaan Perkara Pidana Biasa : PENGADILAN TINGGI SAMARINDA PENGADILAN NEGERI

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA CERAI GUGAT A. Pendahuluan Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR,

Lebih terperinci

Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : //www.ptun.palembang.go.id dan

Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : //www.ptun.palembang.go.id   dan Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : //www.ptun.palembang.go.id Email : admin@ptun,palembang.go.id dan palembang@ptun.org TIM PENYUSUN KOORDINATOR : ANDRI MOSEPA, SH,MH ANGGOTA ; MAMIK

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk Standar Operasional Prosedur ( S O P ) PENERIMAAN DAN PERMOHONAN KASASI Nomor SOP : W13-A22/22/KP.01/I/2017 Tanggal Pembuatan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA L II.2 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA I. PENGADILAN NEGERI I.1. PERKARA PERDATA A. PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA Untuk mengetahui apakah prosedur penerimaan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1. Penyelesaian Perkara : Penyelesaian Perkara : Pendaftaran gugatan dan permohonan,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

PENGANTAR. Sanggau, 31 Desember 2015 Ketua Pengadilan Negeri Sanggau NIP Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun

PENGANTAR. Sanggau, 31 Desember 2015 Ketua Pengadilan Negeri Sanggau NIP Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami telah menyusun dan menyelesaikan Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun 2015. Laporan tahunan ini merupakan gambaran

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI KALIANDA JL. Indra Bangsawan No. 37. Kalianda Lampung Selatan Telp / Fax : (0727) 322063 ; 322115 Website : www.pn-kalianda.go.id, Email: pnkalianda.info@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III Tgl Ditetapkan : 11 April 2011 Halaman : 1 dari 5 hal. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari

Lebih terperinci

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan PENDEKAR HUKUM PENDEKAR PERADILAN HAKIM Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak

Lebih terperinci

Prosedur Perkara Perdata Permohonan

Prosedur Perkara Perdata Permohonan Prosedur Perkara Perdata Permohonan TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN DAN KETENTUANNYA 1. Permohonan diajukan dengan surat permohonan yang ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya yang sah dan ditujukan

Lebih terperinci

Pelayanan Perkara Perdata

Pelayanan Perkara Perdata Pelayanan Perkara Perdata Pelayanan Perkara Perdata Meja Pertama Menerima permohonan gugatan, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan peninjauan kembali, permohonan eksekusi, dan permohonan somasi.

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA JAKARTA 2014 STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-undang

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG TAHUN 2012 1 Pengadilan Negeri Ruteng sebagai salah satu Pengadilan Tingkat Pertama, dalam Peradilan Umum menjalankan tugas pokok yaitu menerima, memeriksa dan

Lebih terperinci

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG 4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi prajurit TNI dan masyarakat pencari keadilan. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan: Agama Demak Jl. Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id SOP PERKARA VERZET mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06-01 -2014 Tanggal Revisi 16 05-2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh

Lebih terperinci

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA 1. S O P KEPANITERAAN PIDANA a. SOP Perkara Pidana Biasa b. SOP Perkara Pidana Singkat c. SOP Perkara Pidana Ringan d. SOP Perkara Pidana Lalu Lintas e. SOP Penerimaan Perkara Pidana Banding f. SOP Penerimaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8

DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8 DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 4 BAB I Pendahuluan... 5 BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8 A. Standar Operasional Prosedur (SOP)... 11 - Eselon III... 12 - Eselon IV... 13 - Eselon V...

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KEPANITERAAN PIDANA NO. KEGIATAN INDIKATOR TARGET / PER BERKAS KETERANGAN Pengadilan Negeri menerima Pelimpahan Tertib adminis pada hari itu juga bekas perkara

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan bagi prajurit TNI dan masyarakat pencari keadilan. 2. Meningkatkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN PENGGUGAT/KUASA HUKUM Mendaftarkan Gugatan di Meja I MEJA I Pendaftaran Gugatan & Meneliti Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara (1 Hari)

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI Jl. A. Yani No. 99 Slawi Telp. (0283) 491359 fax(0283) 491854 SLAWI 52412 Email : pn.slawi@yahoo.co.id Website : www.pn-slawi.go.id TAHUN 2016 KATA

Lebih terperinci

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN S.O.P KEPANITERAAN PIDANA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pengadilan Negeri menerima pelimpahan berkas perkara dan barang bukti dari Jaksa Penuntut Umum atau

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page: PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) 521004, 521014 Home Page: http://www.pn-argamakmur.go.id/ ARGA MAKMUR BENGKULU UTARA Standard Operating Procedures DI BAGIAN KEPANITERAAN

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PEKANBARU Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA PASIR PENGARAIAN ` Nomor

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI) BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI) A. Penyusunan Alur Tupoksi Organisasi Pengadilan Agama Sukabumi sebagai berikut : Laporan Tahunan PA Sukabumi 2010 9 STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA SUKABUMI KELAS

Lebih terperinci

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya PROSDUR BERPERKARA Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama / Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR, 142 Rbg jo.pasal 73

Lebih terperinci

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI TANGGAL 29 S/D 31 MARET 2012 BERTEMPAT DI HOTEL PLAZA INN JL. ANTERO HAMRA NO. 57-59 KENDARI - SULAWESI

Lebih terperinci

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA Dasar: Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 026/KMA/SK/II/2012 Tentang Standar Pelayanan Peradilan 1. PELAYANAN PERSIDANGAN a. Pengadilan menyediakan ruang tunggu khusus

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI KELAS I A BALE BANDUNG JL. JAKSA NARANATA BALE ENDAH KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI KELAS I A BALE BANDUNG JL. JAKSA NARANATA BALE ENDAH KABUPATEN BANDUNG LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI KELAS I A BALE BANDUNG JL. JAKSA NARANATA BALE ENDAH KABUPATEN BANDUNG PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN Mediator H A K I M KETUA / WAKIL KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT 1. Menetapkan Majelis Hakim 2. Menetapkan Hakim Mediasi * Melaporkan Mediasi gagal / berhasil

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA No. JENIS & URAIAN KEGIATAN BATAS WAKTU Jam Hari / Hari Kerja PELAKSANA KEPANITERAAN PERKARA

Lebih terperinci

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN PENGADILAN NEGERI KOLAKA PENGADILAN NEGERI KOLAKA Kepaniteraan Perdata Jln. Pemuda No. 175 Kolaka (0405) 2321012 Nomor SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh SOP PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Pasal 176 Hakim dilarang menjatuhkan pidana kepada terdakwa, kecuali apabila hakim memperoleh keyakinan

Lebih terperinci

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pa-soe.go.id E-mail : kpa.soe@gmail.com Soe - Nusa Tenggara Timur 85512 Nomor SK W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/2017 Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SAROLANGUN KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG KEMBANG Telp./Fax : (0745) 91006 Website : www.pn-sarolangun.go.id PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651 Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa publik dan pelayanan

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA BAB I PENDAHULUAN Kebijakan negara akan arah pembangunan semakin menegaskan pentingnya akses ke pengadilan bagi masyarakat miskin

Lebih terperinci

SOP PENERIMAAN PERKARA KASASI

SOP PENERIMAAN PERKARA KASASI Demak Jl. Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06 01 2014 Tanggal Revisi 16 05 2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh SOP PENERIMAAN PERKARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA A. PERKARA Kepaniteraan perdata menerima Pendaftaran gugatan / permohonan dari Pemohon. Biaya perkara ditentukan berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG A. DASAR HUKUM 1. HIR, Pasal 118, Pasal 121 ayat (4) Pasal182, Pasal 237 Pasal 121,124,

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, permohonan, verzet, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG KUPANG 2014 STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG I. KETENTUAN UMUM A. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI A. Sejarah Singkat Pengadilan Negeri Dumai Pengadilan negeri Dumai dibentuk berdasarkan Surat Keputusan MENKEH RI No. M.03-PR.07.02-80 tanggal 23 Mei

Lebih terperinci

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan A. PELAYANAN ADMINISTRASI DI KEPANITERAAN PIDANA NO JENIS LAYANAN PERADILAN WAKTU KETERANGAN 1 Penerimaan 20 Menit Pelimpahan berkas perkara pidana pelimpahan berkas tergantung dari kuantitas perkara perkara

Lebih terperinci

Nomor SOP 04/PERDATA/PP.G/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah Halaman : 12 halaman

Nomor SOP 04/PERDATA/PP.G/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah Halaman : 12 halaman MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PEKANBARU Standard Operating Procedures PENANGANAN PERMOHONAN BANDING DI PENGADILAN AGAMA PASIR PENGARAIAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010 PENGADILAN AGAMA KELAS IA BENGKULU Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 11 Bengkulu 38221 LAMPIRAN - B PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM PERMOHAN Meja I Pendaftaran Permohonan &Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara Meja II Registrasi Perkara dan Kelengkapannya

Lebih terperinci

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK Nomor : W30.U4/ /HK.02/III/2017 TENTANG PERUBAHAN PANJAR BIAYA PERKARA PERDATA, SITA, PEMERIKSAAN SETEMPAT, DAN EKSEKUSI PADA PENGADILAN NEGERI BIAK KETUA PENGADILAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) Demak 59516

PENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) Demak 59516 PENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) 6904046-685014 Demak 59516 Standard Operating Procedures SITA PADA PENGADILAN AGAMA DEMAK Nomor SOP : 09/PA.Dmk./2011 Revisi

Lebih terperinci

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku Krui Jl.Mawar. Way Mengaku LAMPUNG BARAT SOP PERKARA VERZET mor SOP 4/HK.05/I/2016 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Website : pa-krui.go.id Tanggal Efektif email : pa_krui_lambar@yahoo.co.id Disahkan oleh

Lebih terperinci

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon. Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 9 halaman Uraian Kegiatan DISKRIPSI : Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan

Lebih terperinci

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB VII PERADILAN PAJAK BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

Nomor SOP. Pengadilan Agama Demak Jl.Sultan Trenggono No. 23 Demak

Nomor SOP. Pengadilan Agama Demak Jl.Sultan Trenggono No. 23 Demak Pengadilan Demak Jl.Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06 01 2014 Tanggal Revisi 16 05 2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh SOP PENERIMAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 PENGADILAN NEGERI PADANG I.

LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 PENGADILAN NEGERI PADANG I. PENGADILAN NEGERI PADANG LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 I. KETENTUAN UMUM A. Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pengadilan

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA DASAR HUKUM PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA Nomor : W12.U26/ 70 / KP.07.01/ 04/2014 Tanggal ditetapkan : 23 April 2014 Tanggal Revisi : STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) Administrasi Penanganan Perkara

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Membaca

Lebih terperinci

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum:

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum: PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA Jl. Ipda Tut Harsono No.53 Telp. (0274) 552997, Fax. (0274) 552998 Yogyakarta Homepage: http://pa-yogyakarta.net Email : pa_yogyakarta@yahoo.co.id; admin@pa-yogyakarta.net Nomor

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KETENTUAN UMUM Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di lingkungan Peradilan Umum adalah meliputi Pos Bantuan

Lebih terperinci