Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Pada Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Oleh : Noor Fitrihana FT UNY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TESIS. Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan. Gelar Magister Manajemen Pendidikan

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

PENJAMINAN MUTU DALAM MEMBANGUN UPI SEBAGAI A LEADING AND OUTSTANDING UNIVERSITY. Oleh Sunaryo Kartadinata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

MIA APRIANTHY ( )

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

MANAJEMEN MUTU TERPADU

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL KINERJA PELAKSANAAN RENOP No. Revisi 00

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

Definisi Taufiqur Rachman 1

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI 2 PENGASIH KULON PROGO TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

Standar Pelayanan Prima Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya 2012

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED

HANS PUTRA KELANA F

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengawasan Kualitas(Quality Control) Pada Produk Manufaktur

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembelajaran Di SMK Negeri 13 dan SMK Negeri 8 Bandung. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

Checklist AIM UKPA Siklus 11 Tahun 2012

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA. Disusun oleh: Na in Anggraeni

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi

Manual Mutu Pengabdian

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

Manual Mutu. Jurusan Keperawatan. Jurusan S1 Keperawatan

Manual Mutu JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV PENUTUP. LAK RSSN Bukittinggi Tahun

PELAKSANAAN MANAJEMEN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 2 DEPOK

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

K E B I J A K A N M U T U A K ADEMIK FAKULTAS AGAMA ISLAM

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

Keberadaan ED dalam AIPT

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 : Studi Kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket Pos hanya diletakkan di Stadsherberg

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI. Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

OLEH : PROF. DR. IR. MOHAMMAD BISRI, MS. REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

Standar Kualitas Internasional

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek kehidupan manusia. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

Manual Mutu Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Transkripsi:

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Pada Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan Oleh : Noor Fitrihana FT UNY Pendahuluan Penerapan kurikulum berbasis kompetensi terutama pada pendidikan kejuruan adalah sebagai upaya meningkatkan mutu lulusan. Dalam kurikulum berbasis kompetensi keberhasilan pencapaian kompetensi diukur dengan memenuhi standar kompetensi nasional dan atau memperoleh pengakuan melalui sertifikasi oleh lembaga terkait/ikatan profesi. Lembaga pendidikan terutama penyelenggara pendidikan kejuruan dituntut untuk mampu menghasilkan lulusan yang professional pada bidangnya menguasai IPTEK dan mampu beradaptasi dengan kemajuan IPTEK, serta memiliki ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar (masyarakat, dunia industri dsb). Dengan kurikulum berbasis kompetensi, standar kompetensi adalah sebagai satu baku mutu(standar mutu) output penyelenggaraan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh masing masing lembaga pendidikan sangatlah beragam. Dimana ada yang memiliki fasilitas sangat lengkap, sumberdaya manusianya berkualitas, input peserta didiknya baik namun disamping itu juga banyak yang memiliki fasilitas yang minim, potensi SDM yang dimiliki sangat terbatas, input peserta didiknya juga kurang dan banyak lagi problematikanya dimasing masing lembaga pendidikan. Sehingga dengan kondisi ini tentulah tidaklah mudah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki standar kompetensi yang sama bagi masing masing lembaga pendidikan. Proses pencapaian standar kompetensi sebagai baku mutu (standar mutu) sangat dimungkinkan adanya tahapan, procedure serta strategi yang berbeda beda dimasing masing lembaga. Maka harus disadari bahwa untuk mencapai baku mutu yang ditetapkan (standar kompetensi) diperlukan tahapan tahapan melalui target mutu target mutu yang ditetapkan. Penentuan target mutu lulusan harus disesuaikan dengan kemampuan sumber daya dimasing masing lembaga. Oleh karena itu untuk mencapai standar mutu serta guna peningkatan mutu pendidikan berkesinambungan maka perlu dibangun satu sistem manajemen mutu yang professional serta berstandar. Langkah langkah / proses pencapaian mutu harus diupayakan oleh semua elemen pendidikan. Proses pencapaian mutu antara lain meliputi kebijakan mutu yang ditetapkan, pedoman mutu yang dibuat, procedure pencapaian mutu yang disepakati, intruksi kerja yang harus dilaksanakan, serta catatan catatan mutu untuk evaluasi serta peningkatan mutu selanjutnya harus terdokumentasikan dengan baik. Dalam lingkup pendidikan meliputi penyelenggaraaan Sumber daya, Sistem Seleksi Mahasiswa Baru, Proses Belajar Mengajar, Pemasaran lulusan(kualitas lulusan). Salah satu sistem manajemen mutu yang sesuai dengan standar internasional adalah ISO 9000: 2000 (baca ISO 9000 versi 2000) yang dapat digunakan untuk mutu produk ataupun jasa. Beberapa lembaga pendidikan telah banyak yang mengadopsi sistem managemen mutu ISO 9000 ini untuk penyelenggaraan Pendidikan. Maka dalam makalah ini mencoba mengadopsi prinsip prinsip manajemen Mutu ISO 9000 untuk membangun sistem manajemen mutu dalam pada pendidikan kejuruan. Menuju Mutu Terpadu Pengertian mutu menurut ISO adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat (Lembaga Bantuan

Manajemen Bandung, 2000:11). Sedangkan mutu menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Sprint Consultan (2002 : 5) adalah : a. Sesuai dengan kegunaan (Fitness For Use J.M Juran), b. Memenuhi persyaratan pelanggan (Conform to Customer requirement Philip B. Crosby), c. Memenuhi harapan pelanggan (Meeting Customer Expectations A. V Fegenbaum), d. Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction- K. Ishikawa) Dari pengertian mutu untuk mencapai mutu yang baik maka penyelenggara pendidikan harus mengenali siapa pelanggannya. Dengan mengenali siapa pelanggan, apa harapan/keinginannya terhadap lulusan, apa keluhannya terhadap hasil pendidikan maka kita dapat menentukan mutu yang hendak dicapai untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Untuk jenis pelanggan dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu : a. Pelanggan Internal Pelanggan internal yang utama adalah Siswa/Mahasiswa (peserta didik). Mahasiswa sebagai objek sekaligus subjek untuk memenuhi standar mutu yang hendak dicapai. Oleh karena itu memenuhi prinsip pelayanan prima dalam memberikan layanan akademik kepada mahasiswa adalah suatu tuntutan yang tak terelakkan. Pelanggan internal yang lain adalah seluruh sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan seperti staff akademik, staf administrasi dan teknisi/laboran. Sebagai satu sistem penyelenggaraan pendidikan masing masing saling memberikan input dan output yang saling mempengaruhi terhadap tercapainya mutu yang diharapkan. b. Pelanggan Eksternal Masyarakat luar yang menggunakan/mengkaryakan lulusan dari proses penyelenggaraan pendidikan seperti dunia industri, lembaga/ instansi, masyarakat. Untuk memberikan jaminan mutu maka manajemen penyelenggaraan pendidikan harus fokus terhadap pelanggan. Karena pelangganlah yang membuat kita dapat mempertahankan eksistensi lembaga. Untuk mencapai mutu sesuai dengan yang diharapkan, tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. Guna memperoleh mutu yang baik maka harus diciptakan suatu budaya mutu dilingkungan pendidikan, setiap unsur yang terlibat harus saling bekerjasama, komitmen, penuh tanggung jawab, konsisten dan berkesinambungan untuk mewujudkan mutu. Untuk sampai pada tingkatan mutu yang baik(mutu terpadu) diperlukan beberapa tahapan sebagai berikut: a. Budaya non mutu Sumber daya manusia yang terlibat tidak seluruhnya memahami arti pentingya mutu, belum tersosialisasinya kebijakan mutu dari pimpinan lembaga, Civitas akademik belum melakukan tugas/tanggung jawabnya sebagaimana mestinya, bekerja tidak berorientasi mutu. Belum adanya standar pencapaian mutu yang jelas, dan lain sebagainya. b. Pengkondisian budaya mutu Kesadaran mutu akan tumbuh selain berawal dari individu sendiri juga harus didukung suatu lingkungan yang kondusif. Untuk itu perlu diciptakan suatu suasana akademik yang mendukung budaya mutu terciptanya Oleh karena

itu untuk menumbuhkan kesadaran mutu maka pihak manajemen /pimpinan( kepala sekolah, Ketua, Rektor, Dekan dsb) menentukan kebijakan mutu (tertuang dalam Visi dan Misi), Menentukan rencana pencapaian (pedoman mutu, procedure mutu, intruksi kerja yang standar), secara aktif mengawasi kemajuan pelaksanaannya, melibatkan seluruh sumberdaya untuk mencapai mutu. Sehingga seluruh sumber daya manusia memiliki kesadaran mutu,memiliki pedoman kerja yang standar, melaksanakan tugas sesuai procedure kerja yang disepakati, bertanggung jawab atas tugasnya, melaksanakan tugas sesuai dengan prosedure yang ditetapkan, bekerja dengan berorientasi pada mutu yang hendak dicapai dsb. c. Pengendalian mutu Budaya mutu yang telah terbentuk dilakukan pengawasan melalui inspeksi inpeksi di setiap bagian. Pembenahan procedure yang menyimpang dari procedure mutu. Agar budaya mutu yang telah berjalan dapat dikontrol dan dievaluasi untuk lebih ditingkatkan. d. Jaminan mutu Setelah dilakukan inspeksi dan pengawasan dilakukan pencatatan/pendokumentasian mutu yang telah dicapai. Dokumentasi meliputi kebijakan mutu, pedoman mutu, procedure mutu, intruksi kerja sehingga mutu tercapai. Dengan satu sistem dokumentasi mutu yang baik catatan catatan mutu dapat ditinjau dengan cepat untuk menjadi acuan (jaminan mutu) untuk peningkatan mutu selanjutnya. Dengan demikian mutu yang telah dicapai saat ini sebagai pijakan untuk pencapaian mutu berikutnya. e. Manajemen Mutu Dengan telah terbentuknya budaya mutu dan procedure pencapainnya terdokumentasikan dengan baik, maka akan terbentuk satu sistem manajemen mutu sehingga tercipta procedure pencapaian mutu yang berstandar untuk dapat dipertahankan dan ditingkatkan oleh siapapun.. f. Manajemen Mutu Terpadu Satu sistem manajemen mutu yang telah terbentuk dilaksanakan oleh seluruh elemen yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan dengan penuh disiplin dan konsisten, menerapkan/melaksanakan sesuai procedure standar, usaha yang berkesinambungan, komitmen terhadap mutu dari manajemen dan karyawan, kerjasama dari seluruh karyawan, Motivasi untuk meningkatkan mutu. Sehingga untuk mencapai standar kompetensi dapat efektif dan efisien. Prinsip utama menuju mutu terpadu dalah melaksanakan fungsi fungsi manajemen yang professional yaitu dengan menerapkan siklus PDCR (Plan,Do Chek,Reviewing) menuju SDCR (Standar, Do,Chek, Reviewing) secara berkesinambungan untuk menuju kemajuan (Managemen berbasis kemajuan). Membangun Sistem Manajemen Mutu Dengan ISO 9000 Menurut Sugiyono (2003:15) kegagalan pendidikan membangun sumberdaya manusia Indonesia

disebabkan oleh karena pengelolaan pendidikan di Indonesia belum dilakukan secara professional. Lebih lanjut Sugiyono (2003:21) menyatakan manajemen pendidikan kejuruan yang professional adalah manajemen yang cerdas yaitu manajemen yang mampu melaksanakan fungsi fungsi manajemen ( Planing, Doing, Checking, Reviewing ) secara sungguh sungguh, konsisten dan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya meliputi 7M(Man, Money, Material, Methods, Machine, market dan minute) sehingga tujuan pendidikan kejuruan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk menuju profesionalisme manajemen pendidikan kejuruan maka diperlukan satu sistem manajemen mutu yang diakui dan berstandar baik secara nasional bahkan internasional. ISO 9000 sebagai satu sistem manajemen mutu yang berstandar internasional tidak hanya cocok untuk produk industri saja yang berupa barang tetapi juga sesuai untuk produk jasa seperti lembaga pendidikan. Beberapa lembaga pendidikan telah memulai untuk menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000 bahkan diantaranya ada yang telah memperoleh sertifikat ISO 9000. Mengapa ISO 9000 dipilih untuk satu standar manajemen yang profesional Lembaga Bantuan Manajemen Bandung mengungkapkan beberapa alasan pentingnya ISO 9000 yaitu : - Menyediakan landasan mutu yang berguna/pedoman kerja yang standar - Tetap tegak dalam ketatnya persaingan pasar, menekan biaya biaya dan meningkatkan perhatian/focus terhadap pelanggan - Melengkapi manajemen dengan tool untuk memungkinkan pemantauan pencapaian mutu yang lebih ketat - Menghilangkan ketergantungan mutu pada salah satu/beberapa personil - Sistem mutu yang didokumentasikan akan memeperbaiki komunikasi antar departemen, memudahkan pelatihan/pengajaran, menjadi dasar untuk perbaikan berkesinambungan. - Meningkatkan Image lembaga - Meningkatkan efektifitas dan efisiensi - Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan Maka ISO 9000 sangat relevan untuk membangun satu system manajemen mutu pada pendidikan kejuruan dengan cara menerapkan prinsip manajemen mutu ISO 9000. Untuk menerapkan ISO 9000 Sprint Consultan memberikan tahapan dan kunci penerapan ISO 9000 sebagai berikut: A. Tahapan penerapan ISO 9000 1. Penetapan Komitmen Manajemen Puncak Pimpinan lembaga (kepoala sekolah, Dekan, rector) menetapkan penggunaaan Sistem Managemen Mutu berbasi ISO 9000 2. Pembentukan Tim ISO 9000 Dibentuk team ISO pada tingkat lembaga 3. Pelatihan kesadaran mutu dan dokumentasi Menagadakan seminar kesadaran mutu, pengenalan ISO 9000, pelatihan dokumentasi ISO 9000 sekaligus sosialisai Mutu yang hendak dicapai. 4. Identifikasi proses bisnis (proses penyelenggaraan pendidikan) Mengidentifikasi proses penyelenggaraan pendidikan,melakukan analisis SWOT, identifikasi faktor faktor yang mempengaruhi mutu dsb. 5. Disain sistem dan pendokumentasian Mendisain managemen sistem mutu

berdasar ISO 9000 serta sistem dokumentasi ISO 9000 dalam menyelengarakan proses pendidikan. 6. Penerapan Penerapan sistem managemen mutu serta pendokumentasian managemen mutu secara disiplin, penuh komitmen,konsisten untuk melakukan peningktan mutu secara berkesinambungan B. Kunci penerapan ISO 9000 1. Tanggung Jawab manajemen Komitmen, Kepemimpinan, Manajemen memberi dukungan dan memberdayakan karyawan, Membuka dan memelihara komunikasi dan umpan balik dari karyawan 2. Pemahaman ISO secara benar Melakukan pelatihan mutu untuk seluruh tingkatan. 3. Alokasi sumberdaya Menunjuk seorang wakil manajemen (MR), menunjuk pengendali dokumen, menunjuk auditor mutu internal,mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan seperti tenaga kerja, waktu, biaya dan peralatan 4. Dokumentasi dan penerapan yang sesuai Dibuat agar efisisen, efektif, fleksibel dan mudah dilaksanakan, sistem mutu dibuat agar mudah untuk diaudit dan disertifikasi, mengunakan bahasa yang mudah dimegerti 5. Penerapan yang sistematik Menjamin seluruh kegiatan operasi telah terlibat, menggambarkan keterkaitan proses antara fungsi organisasi Melakukan uji coba dari sistem mutu yang telah dibuat 6. faktor faktor manusia Kesadaran, kemauan, kemampuan, disiplin,kerjasama, komunikasi, proaktif. Dalam membangun sistem manajemen mutu akan lebih mudah dari lingkungan yang terkecil artinya adalah memulai dari diri sendiri. Untuk itu maka laksanakanlah prinsip dasar ISO 9000 yaitu : 1. Tulis apa yang dikerjakan 2. Kerjakan apa yang ditulis 3. Periksa dan tinjau 4. Dokumentasikan dengan baik Dengan sistem managemen mutu ISO 9000 sejalan dengan konsep yang diungkapkan oleh Umaedi(1999) yaitu manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (school Based Quality Management) atau dalam nuansa yang lebih bersifat pembangunan (developmental) disebut School Based Quality Improvement. Jika lembaga pendidikan kejuruan dikelola dengan manajemen yang professional dalam membangun sistem manajemen mutu sesuai standar yang diakui secara internasional diharapkan akan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang memadai sehingga meningkatkan mutu pendidikan. Penutup Pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan..input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas - batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school resources are necessary but not sufficient condition to improve student achievement). Disamping itu mengingat sekolah sebagai unit pelaksana

pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut (adanya benchmarking) (Umaedi,1999). Penerapan sistem managemen mutu ISO 9000 dapat dijadikan solusi alternatif sistem managemen peningkatan mutu pendidikan. Peran Depdiknas sangat diperlukan dalam membangun satu sistem manajemen mutu untuk pendidikan nasional. Sebagai manajemen puncak pendidikan nasional Depdiknas perlu mengadakan langkah langkah strategis guna membangun satu sistem manajemen mutu pendidikan. Untuk itu penulis menyarankan: 1. Depdiknas perlu mensosialisasikan satu sistem managemen mutu pendidikan berbasis ISO 9000 serta ikut berperan aktif untuk mewujudkannya 2. Depdiknas memberikan bantuan konsultasi penerapan ISO 9000, dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan lembaga konsultan ISO 9000. 3. Mengadakan pelatihan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan penerapannya di lembaga pendidikan. 4. Bahwa untuk mencapai proses sertifikasi diperlukan biaya yang tidak sedikit, maka Depdiknas mengalokasikan dana untuk sertifikasi ISO 9000 pada lembaga pendidikan melalui program blok grand, hibah kompetisi dan lainnya. Dengan membangun satu sistem manajemen mutu yang telah berstandar internasional diharapkan meningkatkan kualitas lulusan sehingga memiliki daya saing di era global dengan bekal kompetensi yang memadai, memiliki budaya mutu sehinga mampu beradaptasi terhadap perkembangan IPTEK. Jika penyelenggaraan pendidikan telah dikelola berdasar satu sistem managemen mutu yang berstandar internasional maka akan memberikan jaminan mutu terhadap kompetensi lulusan sehingga pengguna lulusan (dunia industri) merasakan kepuasan (kepuasan pelanggan). Daftar Pustaka Lembaga Bantuan Manajemen Bandung; Pengenalan ISO 9000; Hand Out Materi Pelatihan ISO 9000; Yogyakarta, 2000. Sprint Consultant ; Kesadaran mutu ISO 9000; Makalah Seminar Kesadaran Mutu: Yogyakrata, 2002. Sugiyono(2003); Profesionalisasi Manajemen Pendidikan Kejuruan di Indonesia; Pidato Pengukuhan Guru Besar di Universitas Negeri Yogyakarta,30-Agustus 2003. Umaedi (Direktur Pendidikan Menengah Umum) ; Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Sebuah pendekatan baru dalam pengelolaan sekolah untuk peningkatan mutu ); Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat

Pendidikan Menengah Umum, April 1999.