RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBIAYAAN INVESTASI SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi: PGN dan Hoegh-Rekind Tandatangani Kontrak LO&M dan EPCIC Medan LNG FSRF

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016

No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN ENERGI

ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA

PERCEPATAN PROYEK INFRASTRUKTUR KPBU SPAM UMBULAN MENCAPAI FINANCIAL CLOSE DALAM 6 BULAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

Perusahaan Gas Negara

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

F A C T S H E E T S B Kebijakan Realokasi Anggaran

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

SMI s Insight Triwulan II

2017, No Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kemente

BAB I LATAR BELAKANG

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PGN Menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Buku 2014

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

POKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.

BAB I PENDAHULUAN. penentuan harga pokok harus diusahakan untuk mendapatkan harga pokok yang

*Presiden Jokowi Resmikan 14,5 Km Tol di Lampung, Penyelesaian Tol Trans Sumatera Terus Bergerak*

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh

TRI WULAN BELANJA LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Kegiatan investasi berhubungan dengan pengelolaan aset

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang

Abstrak. Kata kunci : investasi, CAPM, tingkat pengembalian saham, risiko.

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian Selatan dengan PT. Muba Daya Pratama sehubungan dengan

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infrastruktur menurut Grigg (Nurmadimah, 2012:19) adalah semua fasilititas

NEWS RELEASE DARI ADARO ENERGY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

POKOK-POKOK PM ESDM 45/2017, PM ESDM 49/2017 DAN PM ESDM 50/2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertambangan batu bara (PT Bumi Resources Tbk), perkebunan (PT Bakrie

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

Oleh: Mudrajad Kuncoro**

No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Public Expose. Desember 2013

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 31 Mar :36:09

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk.

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

BERITA PERS. Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

PERENCANAAN URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

GORR Dipastikan Tuntas 2019, Khusus Segmen I,II, Segmen III Tersendat Pembebasan Lahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

Portofolio Pembiayaan

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

Adaro Energy Laporan Operasional Kuartalan Kuartal Kedua 2016 Untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA


PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011

Konsep Bisnis dan Asumsi asumsi Dasar dalam Proyek Pengelolaan Sampah Kota dengan Skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (PPP) Bogor, 26 May 2016

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Hormat kami, P.T. CDMI. Muslim M. Amin...

2017, No Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lemba

JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

Transkripsi:

RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016 Sektor Ketenagalistrikan (ES) 1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) IIF bertindak sebagai Mandated Lead Arranger pembiayaan senior loan senilai US$ 48 juta untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas 2x35 MW. Komitmen IIF sendiri adalah sebesar US$ 24juta. Proyek ini disponsori oleh pengembang domestik dan beroperasi sejak Mei 2016. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) IIF berpartispasi dalam sebuah pembiayaan kembali ( Refinancing ) untuk paket pinjaman senior loan senilai US$ 267 juta, untuk PLTA yang sudah beroperasi di Sumatera Utara, dimana IIF sendiri menyediakan komitment pinjaman sebesar US$ 16.5 juta pada tahun 2014. Kapasitas PLTA ini adalah sebesar 2x90 MW yang terikat PPA dengan PLN dan disponsori oleh investor domestik. 3. Produsen Listrik Independen and Penyedia Listrik Sementara IIF menyediakan fasilitas senior debt dan juga equity kepada sebuah perusahaan penyedia listrik sementara. Bisnis utamanya adalah menyewakan mesin pembangkit berbahan bakar gas kepada PLN dan kepada kalangan industri. Jumlah total komitmennya adalah sebesar US$ 20.5 juta padada tahun 2014. 4. Pembangkit Listrik Bersih dan Terbarukan Komitmen pembiayaan sebesar Rp500 milyar dalam bentuk pinjaman untuk modal kerja dan fasilitas mezzanine diberikan IIF kepada sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan listrik sementara pada tahun 2015, yang ditujukan untuk mengembangkan pembangkit listrik yang bersih dan terbarukan di Indonesia. 5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IIF menyediakan fasilitas pinjaman senior loan senilai US$ 2.5juta untuk pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 2MW, yang berlokasi di Gorontalo Utara pada tahun 2015. Perusahaan sponsor dari proyek ini adalah sebuah kontraktor BUMN untuk proyek pembangunan irigasi dan bangunan air lainnya. Saat ini BUMN ini sedang meluaskan usahanya menjadi pengembang dan operator pembangkit listrik yang bersih dan terbarukan.

6. Pembangkit Listrik Mini Hidro IIF memberikan pinjaman dengan komitmen sebesar Rp 175juta pada tahun 2016 untuk pembangunan Pembangkit Listrik Mini Hidro run off river dengan kapasitas 2x5MW yang berlokasi di Sumatera Barat. Adapun perusahaan ini adalah anak usaha dari sebuah BUMN Konstruksi, yang dibentuk untuk membangun, mengoperasikan dan memiliki proyek-proyek energi yang terbarukan. 7. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) IIF berpartisipasi dalam pemberian fasilitas pembiayaan sebesar US$ 20juta kepada PLTG yang berlokasi di Sumatera Selatan untuk penambahan fasiltas Combine Cyle. Proyek ini dianggap sebagai energi yang bersih dan meningkatkan efisiensi bila dibandingkan dengan energi yang bersumber pada fosil. Kategori S&E : B Sektor Minyak & Gas (Industri Hilir) (OG) 1. Pabrik LPG Pada tahun 2014, IIF telah memberikan komitmen fasilitas pembiayaan sebesar US$ 8.7 juta untuk pembangunan pabrik LPG di Jawa Timur dengan kapasitas input kontrak bahan baku gas sebesar 40 MMSCFD. Sponsor proyek ini adalah pemain dalam negeri yang memang bergerak dibidang minyak dan gas. Pabrik LPG ini mencapai COD Juli 2016. 2. Jaringan Pipa Gas Di tahun 2015, IIF bertindak sebagai lead arranger pembiayaan sebesar US$ 47.0juta, untuk proyek pembangunan pipa transmisi gas sepanjang 13,7 km (baik offshore maupun onshore ) untuk mengalirkan gas ke Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Komitmen IIF sebesar US$ 23.5juta, sponsor proyek ini adalah sebuah konsorsium dari beberapa investor domestik, dan proyek ini mencapai COD pada 29 November 2016. 3. Pabrik LNG IIF berpartisipasi dalam satu sindikasi pembiayaan untuk menyediakan fasilitas senior loan sebesar total US$ 100juta, dimana komitmen IIF sendiri adalah sebesar US$ 25juta. Proyek ini dapat mendukung keberlanjutan dan ketahanan suplai LNG di pasar domestik. S&E Category: A

4. Otomatisasi Terminal Bahan Bakar IIF menyediakan fasilitas pembiayaan sebesar Rp170,9 milyar untuk proyek instalasi Otomatisasi Terminal Bahan Bakar ( Terminal Automation System - TAS) di dua lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). Pemasangan sistem (TAS) ini dapat meminimalkan dan mencegah kehilangan bahan bakar pada proses distribusi dari TBBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sektor Jalan (RS) 1. Pembangunan dan Pengoperasian Jalan Tol IIF bertindak sebagai Co-Lead Arranger untuk sindikasi pembiayaan pada proyek pembangunan jalan tol sepanjang 116 km di Jawa Barat. Total pembiayaan itu sendiri senilai Rp. 8.8 triliun dari total biaya proyek sebesar Rp. 12,5 triliun. Di tahun 2012, komitmen pembiayaan IIF adalah sebesar Rp. 500milyar. Sponsor proyek ini adalah investor asing dan domestik. Proyek ini telah beroperasi sejak Bulan Mei 2015. Proyek ini mengacu kepada persyaratanpersyaratan sosial dan lingkungan IIF dan juga Rencana Tindakan Perbaikan termasuk program pemulihan penghidupan bagi masyarakat yang terdampak. Sektor Transportasi - Airport (AP) 1. Operator Perawatan, Perbaikan dan Pemeriksaan (MRO) Tahun 2013, IIF telah memberikan pinjaman untuk fasilitas senior term loan dan modal kerja dengan total pembiayaan sebesar US$ 35 juta untuk sebuah perusahaan MRO yang berlokasi di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Salah satu tujuan utama dari fasilitas pinjaman ini adalah untuk mendanai pembangunan hangar baru. Sponsor utama perusahaan ini adalah perusahaan penerbangan milik Indonesia. 2. Operator Bandara IIF memberikan fasilitas pinjaman bilateral sebesar Rp. 400miliar pada tahun 2015, untuk proyek ekspansi bandara milik BUMN operator bandara di Indonesia. Kategory S&E: A 3. Operator Bandara IIF, adalah salah satu dari bagian sindikasi peminjam, yang telah memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp. 400 miliar pada tahun 2016, untuk mendukung pembangunan satu bandara baru dan pengembangan (ekspansi) 4 bandara yang ada. Operator bandara ini adalah sebuah BUMN pengelola bandara-bandara di bagian wilayah Timur Indonesia. Kategory S&E: A

Sektor Pelabuhan (PS) 1. Perusahaan Bongkar Muat Pelabuhan IIF memberikan fasilitas pembiayaan korporasi senior term loan untuk Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada tahun 2015. Perusahaan PBM ini mendapat konsesi dari sebuah BUMN pengelola dan operator pelabuhan. Fasilitas pinjaman ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas bongkar muatnya. Adapun sponsor dari perusahaan ini adalah perusahaan domestik. 2. Operator Pelabuhan IIF berpartisipasi dalam sebuah fasilitas pinjaman korporasi dari sebuah BUMN operator pelabuhan di wilayah Indonesia Timur. Partisipasi IIF sebesar US$ 60 juta untuk tujuan pembelian peralatan pelabuhan yang sudah ada, maupun untuk peralatan di pelabuhan baru yang saat ini sedang dibangun. Sektor Telekomunikasi (TS) 1. Penyedia Jasa Telekomunikasi Bergerak Pada tahun 2013, IIF telah mengatur sebuah fasilitas pinjaman bersama sebesar Rp 750 miliar untuk salah satu pemain terkemuka di industri telekomunikasi seluler di Indonesia. Fasilitas IIF sendiri adalah sebesar Rp. 400 miliar untuk pembiyaan modal kerja korporasi. 2. Perusahaan Penyewaan Tower Telekomunikasi Tahun 2015, IIF berpartisipasi dalam sebuah sindikasi pembiayaan senior loan modal kerja untuk salah satu perusahaan tower telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Porsi komitmen IIF adalah sebesar Rp. 350miliar. 3. Penyedia Jasa Telekomunikasi Bergerak IIF telah membeli obligasi sebesar Rp 250miliar yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang mempuyai lingkup usaha apa penyediaan layanan telekomunikasi bergerak. Pemilik saham mayoritas dari perusahaan ini adalah salah satu kelompok usaha terkemuka di Asia dibidang telekomunikasi. 4. Kabel Serat Optik IIF adalah Lead Arrager dari sindikasi pembiayaan untuk sebuah perusahaan SPV untuk pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan serat optik dengan panjang total sekitar 2647 km di wilayah Indonesia bagian tengah. Komitmen pembiayaan IIF adalah sebesar Rp500 miliar. Pemilik saham mayoritas dari SPV ini adalah salah satu BUMN di Indonesia.

5. Perusahaan Penyewaan Tower Telekomunikasi IIF memberikan fasilitas pembiayaan korporasi senior term loan untuk sebuah perusahaan tower telekomunikasi Indonesia. Total partisipasi IIF adalah sebesar Rp. 150 miliar pada tahun 2016. Sektor Air Minum (WS) 1. Suplai Air Minum Proyek ini adalah merupakan proyek dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). IIF bertindak sebagai Lead Arrager dari sindikasi pembiayaan untuk sebuah perusahaan SPV untuk pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan penyedian air minum curah. Komitmen pembiayaan IIF adalah sebesar Rp 800miliar untuk pembiayaan proses pengolahan air minum dan pipa transmisinya. Pemilik saham mayoritas dari SPV ini adalah pemain dalam negeri dibidang Minyak dan Gas serta perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang konstruksi di Indonesia. Sektor Lainnya (OS) 1. EPC Kontraktor IIF berpartispasi didalam memberikan pembiayaan modal kerja untuk salah satu kontrakor BUMN terkemuka di Indonesia. Pembiayaaan ini dikhususkan untuk pembangunan/kosntruksi proyek-proyek infrastruktur saja. Adapun komitmen IIF adalah sebesar RP. 800miliar.