BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

dokumen-dokumen yang mirip
II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

Tatap mukake 6 KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

KARAKTERISTIK SEMEN BURUNG PUYUH. (Coturnix-Coturnix Japonica) SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

MATERI DAN METODE. Materi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Inseminasi Buatan pada Ayam Arab

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkembang hingga ke penjuru dunia, dikenal dengan nama Bob White Quail dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

Spermatogenesis dan sperma ternak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang mahal (Rivai,2001). Durasi suara kokok pelung jantan terlama yang pernah

Tabel 1. Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina Dewasa Kelamin. Morfologi Jantan Betina Kepala (Muka) Berwarna coklat gelap dan rahang bawah gelap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Etawah dengan kambing lokal (Kacang). Kambing Etawah sendiri

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

I. PENDAHULUAN. Perkembangan peternakan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

TINJAUAN PUSTAKA. domestik dari banteng ( Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik. Sapi asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) ada juga yang menyebut siput

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A.

TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono,

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi


KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang dengan kambing etawah. Spesifikasi dari

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI PENAMPUNGAN TERHADAP VOLUME DAN MOTILITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

KARAKTERISTIK DAN KUALITAS SEMEN BERBAGAI GALUR AYAM KEDU. (Characteristic and Cemen Quality at Various Lines of Kedu Chicken)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

SECARA UMUM CIRI-CIRI TERNAK UNGGAS ADALAH :

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam istilah asing, burung puyuh disebut quail yang merupakan bangsa

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang (lokal) dengan kambing Etawah (kambing

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

I PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung juga dikenal dengan sebutan ayam bukan ras

S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK

HORMON REPRODUKSI JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Burung Puyuh

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Burung Puyuh Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif lebih besar dari jenis burung-burung puyuh lainnya. Burung puyuh ini memiliki panjang badan ± 19 cm, badannya bulat, ekor pendek, dan kuat, jari kaki empat buah, warna bulu coklat kehitaman, alis betina agak putih sedang panggul dan dada memiliki garis (Nugroho dan Mayun,1986). Klasifikasi burung puyuh menurut Agromedia (2002) sebagai berikut : Kelas Ordo Sub Ordo Family Genus Species : Aves : Galiformes : Phasianoidae : Phasianinae : Coturnix : Coturnix Coturnix Japonica Produktivitas telur burung puyuh mencapai 250 300 butir per tahun dengan berat telur rata-rata 10 gram perbutir. Betina mulai bertelur pada umur 40 hari. Burung puyuh sangat baik untuk diternakan karena dapat menghasilkan lebih dari 4 generasi per tahun. Telur burung puyuh berwarna coklat tua, biru dan putih dengan bintik-bintik hitam, coklat dan biru (Hartono, 2004). Telur burung puyuh mengandung sekitar 13,1 % protein, sedangkan kandungan lemaknya relatif lebih rendah dibandingkan dengan telur ayam ras dan itik. Kandungan lemak telur puyuh sekitar 11,1 %, sedangkan kandungan lemak telur ayam ras dan itik adalah 11,3 % dan 14,5 %. Burung puyuh memiliki kandungan protein dan lemak cukup baik bila dibandingkan dengan telur

unggas lainnya. Kandungan protein tinggi tetapi kadar lemak yang rendah, sehingga baik untuk kesehatan (Murtidjo, 1996). 2.2 Reproduksi Organ Jantan Organ reproduksi hewan jantan dibagi menjadi tiga bagian yaitu, organ kelamin primer dinamakan testes, sekelompok kelenjar kelamin pelengkap berupa kelenjar vesikularis, prostate, cowper dan saluran epididymis dan vas deferens, serta organ kopulatoris yaitu penis. Testes sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan spermatozoa dan mensekresikan hormone testosteron (Toelihere, 1985). Sistem reproduksi unggas jantan terdiri atas sepasang testes dengan epididymis, sepasang ductus deferens atau saluran sperma dan alat kopulatoris yang tidak sama dengan penis mamalia. Testes unggas berbentuk seperti kacang dan bergantung pada kedua sisi columna vertebralis di bawah ujung anterior ginjal. Testes kalkun hampir sama ukurannya dengan testes ayam bangsa berat. Ductus deferens menghubungkan epididymis dengan kloaka. Alat kopulatoris unggas terdiri dari papillae yang mempunyai lumen dimana semen dikeluarkan, pada ayam dan kalkun terdiri dari dua papillae dan organ kopulatoris rudimenter (Toelihere, 1993). Burung puyuh jantan memiliki glandula proktodeum yang unik, berlokasi dibelakang kloaka saat kloaka dibuka. Glandula tersebut mensekresi busa dan bergantung pada stimulasi testosterone. Burung puyuh jantan yang mengalami perkembangan proktodeum yang baik ditandai dengan potensi fertilitas yang tinggi dan adanya produksi busa. Busa tersebut berperan sebagai media transportasi bagi semen dan aktivitas spermatozoa didalam oviduk (Fujihara dan Koga, 1991).

2.3 Penampungan Semen Penampungan semen burung puyuh dilakukan dengan menggunakan teknik masase atau pemijatan dengan modifikasi untuk mencegah kontaminasi busa yang dihasilkan oleh glandula kloaka dan adanya feses (Burrows dan Quinn, 1937). Penampungan semen pada unggas sebaiknya dilakukan oleh dua orang, yaitu seorang memegang pejantan dan seorang melakukan masase dan menampung semen yang keluar. Unggas pejantan distimulir secara ritmik dengan memijat ujung caudal tubuh pejantan tepat dibawah tulang-tulang pubis dengan tujuan menimbulkan reflex ejakulatoris. Pemijatan dilakukan dengan cara cepat dan kontinyu sampai pejantan mengeluarkan papillae dari cloaca. Setelah papillae keluar semen diperah sampai reflex ejakulatoris menghilang (Toelihere, 1993). 2.4 Evaluasi Semen Evaluasi terhadap semen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan semen dengan cara makroskopis meliputi volume, warna, bau, konsistensi dan ph, sedangkan pemeriksaan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi, motilitas dan presentasi hidup atau mati (Hafez and Hafez, 2000). Semen adalah hasil sekresi alat kelamin jantan yang secara normal diejakulasikan ke dalam saluran betina ketika betina dan jantan berkopulasi. Penampungan semen dapat dilakukan untuk keperluan inseminasi buatan (Toelihere,1993). Semen terdiri dari dua bagian, yaitu spermatozoa dan plasma semen. Spermatozoa dibentuk di dalam testes melalui proses spermatogenesis dan mengalami pematangan lebih lanjut di dalam epididymis dimana sperma disimpan sampai ejakulasi. Spermatogenesis adalah suatu proses kompleks yang terdiri dari pembelahan dan diferensiasi sel, sedangkan plasma semen secara

biokimia mengandung persenyawaan organic seperti fruktusa, asam citrate, sorbitol, inositol, glycerylphosphoryl-choline (GPC), ergothioneine dan prostaglandin. Plasma semen memiliki ph sekitar 7 dan memiliki tekanan osmotik sama dengan darah. Fungsi utama plasma semen yaitu sebagai media pembawa sperma dari saluran reproduksi hewan jantan ke dalam saluran reproduksi hewan betina (Toelihere, 1985). Spermatozoa unggas memiliki bentuk yang berbeda dari ternak yang lain, kepala spermatozoa silindris panjang dan akrosomnya runcing (Toelihere, 1985). Spermatozoa unggas memiliki bentuk seperti pedang dan konsentrasinya lebih tinggi dari sperma ruminansia ( Suprijatna et al., 2005). Menurut Hafez and Hafez (2000) spermatozoa pada unggas berbentuk filiformis dan terdiri dari kepala, leher dan ekor dan bagian ujung dengan panjang keseluruhan spermatozoa sekitar 100 µm. Menurut Lake (1996) kepala spermatozoa berbentuk silindris dengan panjang 12 13 µm dan diameter sekitar 0,5 µm. Pada kepala spermatozoa terdapat akrosom yang terdiri atas tudung akrosom dan perforatorium. Akrosom tersebut berbentuk kerucut mengandung lipida dan glikoprotein dan juga memiliki enzim yang berfungsi dalam penetrasi kedalam spermatozoa kedalam ovum. Pergerakan spermatozoa dapat cepat atau lambat tergantung dari konsentrasi sperma hidup didalamnya. Pergerakan sperma dapat dilihat dengan jelas di bawah mikroskop menggunakan pembesaran 45 x 10. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas sperma antara lain : 1). Genetik, genetik yang berpengaruh pada pertumbuhan alat reproduksi maupun pertumbuhan organ yang berhubungan dengan reproduksi, misalnya kualitas dan kuantitas spermatozoa seperti kelainan pada testis yang biasa disebut dengan monorchyd dan criptochyd, 2). Bangsa, setiap bangsa ternak mempunyai karakteristik yang spesifik sehingga mudah dibedakan satu bangsa dengan bangsa ternak yang lainnya, 3). Pakan, pemberian pakan yang cukup perlu dilakukan terhadap calon

pejantan untuk menghindari penimbunan lemak yang dapat menghambat produksi spermatozoa sehingga didapatkan pejantan yang berat badannya ringan tetapi kualitas spermatozoanya bagus (Toelihere, 1985).