Lampiran 2.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu STANDAR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN Standar Verifikasi P1. Industri Rumah mendukung terselenggaranya perdagangan kayu sah. P2. Industri rumah tangga/ pengrajin mempunyai dan menerapkan sistem penelusuran kayu yang menjamin K1.1 Industri Rumah dalam bentuk kelompok atau perorangan pengrajin/ industri rumah tangga K2.1 Keberadaan dan penerapan sistem penelusuran bahan baku dan hasil olahannya 1.2.1 Identitas Diri bagi perorangan 1.2.2 Akta Notaris pembentukan kelompok dalam hal verifikasi dilakukan secara berkelompok 2.1.1 Industri Rumah mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima a. KTP / SIM / Kartu Keluarga b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Dokumen akta notaris pembentukan kelompok a. Dokumen jual beli/ nota atau kontrak suplai bahan baku atau bukti pembelian dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah. L.2.8. - 1 Periksa kesesuaian identitas diri Periksa kesesuaian NPWP dengan identitas diri Periksa keabsahan, kelengkapan, kepengurusan dalam akte terakhir dan ruang lingkup usahanya. Periksa kelengkapan dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku atau dokumen angkutan hasil hutan yang sah. Terdapat kesesuaian antara pemilik dengan identitas. NPWP sesuai dengan identitas diri Kelengkapan dan keabsahan terpenuhi. Seluruh penerimaan bahan baku kayu dilengkapi dengan dokumen jual beli/nota atau kontrak suplai bahan baku atau dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
keterlacakan kayu dari asalnya. berasal dari sumber yang sah. b. Bukti Penerimaan Bahan Baku dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah 1. Periksa keabsahan dan kelengkapannya 2. Periksa keberadaan dokumen Surat Angkutan Lelang (SAL) atau FAKB/FAKO lanjutan hasil lelang dan Risalah Lelang Memenuhi 1. Seluruh bahan baku kayu dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah. 2. Unit usaha melakukan pemisahan terhadap bahan baku yang menggunakan dokumen Surat Angkutan Lelang (SAL). 3. Seluruh kayu lelang dilengkapi dengan dokumen SAL atau FAKB/FAKO lanjutan hasil lelang, dengan disertai Risalah Lelang. c. Dokumen jaminan legalitas kayu impor Periksa keabsahan, kelengkapan dan kesesuaian antar dokumen mencakup: 1. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dari Ditjen Bea dan Cukai. 2. Packing List (P/L). 3. Bill of Lading (B/L). 4. Invoice 5. Bukti pembayaran bea masuk 6. Deklarasi Kesesuaian Pemasok untuk Kayu/Produk Kayu Impor oleh Importir Kayu/Produk Kayu. 7. Dokumen lain yang relevan (contohnya : CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi Seluruh kayu impor dilengkapi dokumen-dokumen impor. L.2.8. - 2
d. Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabupaten/ kota atau dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas/hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian untuk kayu sisi jalan. a. Periksa dokumen angkutan kayu yang sah yang dilengkapi dengan dokumen keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabupaten/ Kota atau dari Aparat Desa/ Kelurahan) yang menjelaskan asal usul kayu dimaksud dan Deklarasi Kesesuaian. b. Cek kesesuaian jumlah batang/keping dan volume di dalam dokumen angkutan kayu yang sah Seluruh kayu bekas/hasil bongkaran dilengkapi dengan Nota dan dokumen/ Keterangan (Berita Acara dari petugas kehutanan kabupaten/kota atau dari Aparat Desa/Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul kayu dan Deklarasi Kesesuaian dimaksud. e. Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri f. Dokumen catatan/ laporan penerimaan dan penggunaan kayu. Periksa kebenaran dan kesesuaian dokumen Nota kayu limbah. Periksa kebenaran dan kesuaian dokumen catatan/ laporan penerimaan dan penggunaan kayu dengan dokumen pendukung lainnya. Seluruh kayu bekas limbah industri dilengkapi dengan dokumen Nota Catatan/laporan penerimaan dan penggunaan kayu sesuai dengan dokumen pendukung. L.2.8. - 3
2.1.2 Industri Rumah menerapkan dokumentasi penelusuran kayu produksi. g. Dokumen Sertifikat Legalitas Kayu/Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang dimiliki pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok. a. Laporan produksi hasil olahan. 1. Periksa keberadaan Sertifikat Legalitas Kayu/Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok. 2. Periksa ketersediaan prosedur pemeriksaan dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok. Prosedur pemeriksaan Deklarasi Kesesuaian Pemasok mengacu pada ketentuan pemeriksaan pada Pedoman Deklarasi Kesesuaian. 3. Periksa ketersediaan laporan hasil pemeriksaan sebelum penerbitan dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok. Periksa kesesuaian hasil produksi dengan catatan/ laporan penerimaan dan penggunaan kayu dan hasil olahan. 1. Seluruh pemasok memiliki Sertifikat Legalitas Kayu/Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang pemasok dan/atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok. Untuk kayu bekas/hasil bongkaran cukup menggunakan Berita Acara dari petugas kehutanan kabupaten/kota atau dari Aparat Desa/Kelurahan. 2. Tersedia prosedur pemeriksaan terhadap Deklarasi Kesesuaian Pemasok yang mengacu pada ketentuan pemeriksaan pada Pedoman Deklarasi Kesesuaian. 3. Tersedia laporan hasil pemeriksaan sebelum penerbitan dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok. Laporan hasil produksi sesuai dengan catatan/ laporan penerimaan dan penggunaan kayu dan hasil olahan. L.2.8. - 4
b. Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan 1. Periksa prosedur dan laporan pemisahan hasil produksi kayu lelang 2. Periksa pemisahan hasil produksi kayu lelang. 3. Periksa pembubuhan tanda V- Legal pada hasil produksi kayu lelang 1. Tersedia prosedur dan laporan pemisahan hasil produksi kayu lelang. 2. Terdapat pemisahan hasil produksi yang berasal dari hasil lelang 3. Tidak terdapat tanda V-Legal pada hasil produksi kayu lelang P3. Keabsahan perdagangan atau pemindahtanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan. Adanya dokumentasi pemindah-tanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan. 2.1.3 Industri rumah tangga / pengrajin memiliki dokumentasi pemindahtanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan. Dokumen yang menunjukan pemindah-tanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan Periksa dokumen yang menunjukan pemindah-tanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan Dokumen yang menunjukan pemindah-tanganan meubel/ kerajinan/ kayu olahan P.4 Pemenuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan bagi Industri rumah tangga /. K.4.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 4.1.1. Prosedur dan implementasi K3. Implementasi prosedur K3. Ketersediaan, peralatan P3K dan Alat Pelindung Diri (APD). 1. Periksa ketersediaan dokumen prosedur K3. 2. Periksa ketersediaan personel yang bertanggung jawab untuk implementasi prosedur K3. Periksa ketersediaan peralatan K3 yang masih berfungsi dengan baik. Tersedia prosedur K3 dan personel yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasional lapangan. Tersedia peralatan K3 sesuai kebutuhan serta berfungsi baik. L.2.8. - 5
K.4.2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja. 4.2.3. Tidak mempekerjakan anak di bawah umur. Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur 1. Periksa dokumen daftar karyawan. 2. Uji petik wawancara dengan karyawan di lapangan. Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur Atau Ditemukan pekerja dibawah umur tetapi telah memenuhi ketentuan yang berlaku. DIREKTUR JENDERAL, ttd. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN KERJASAMA TEKNIK BAMBANG HENDROYONO ttd. IMAM SETIOHARGO L.2.8. - 6