NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Struktur Batin dan Ajaran Moral dalam Kumpulan Geguritan Bojonegoro ing Gurit Karangan Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro

Analisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Nilai Moral dan Relevansinya dalam Serat Jaladara Rabi Karya Ki Reditanaya

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA

A. RUMAH PANGGANG PE A. OMAH PANGGANG PE

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.

Analisis Struktural Objektif Roman Lara Lapanē Kaum Rēpulik dalam Trilogi Kēlangan Satang Karya Suparto Brata

SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra

Konjungsi dalam Novel Daradasih Karya Sudibjo Z. Hadisutjipto

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

ABSTRAK. Kata kunci : unsur intrinsik, nilai moral, bahan pembelajaran sastra

Analisis Sosiologi Sastradalam Naskah Layang Sri Juwita karya Mas Sasra Sudirja

NILAI MORAL NOVEL KUTITIPKAN AZEL KEPADAMU KARYA ZAYYADI ALWY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Novel Katresnan Lingsir Sore Karya Yunani dan Relevansinya Terhadap Peran Wanita pada Umumnya dalam Kehidupan

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

Nilai Moral dalam Serat Kartawiyoga karya Ki Reditanaya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Analisis Kesalahan Kebahasaan pada Lembar Kerja Siswa Kuncaraning Widya Bagelen Kelas X SMA Kabupaten Purworejo

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

Analisis Sosiologi Sastra dalam Novel Purnama Kingkin Karya Sunaryata Soemardjo

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS WACANA TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL PRAWAN NGISOR KRETEG KARYA SOETARNO

Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni

Nilai Moral dalam Novel Suminar Karya Tiwiek SA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Diyah Agustiyan Universitas Muhammadiyah Purworejo

Nilai Budi Pekerti dalam Cerita Bersambung Kembang Kertas Karya Ariesta Widya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

NARASI KELISANAN DALAM TRADISI NGLIWETI PARI DESA JURANGJERO REMBANG

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL NOVEL RAMAYANA KARYA SUNARDI D.M. DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERITA RAKYAT DARI JAWA BARAT KARYA SAINI K.M SERTA SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL HADIAH KECIL DARI TUHAN KARYA ADI RUSTANDI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

SKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

PEMERTAHANAN DAN PERGESERAN BAHASA JAWA DALAM PERCAKAPAN MEDIA SOSIAL JEJARING FACEBOOK

ANALISIS NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI BAWAH LANGIT JAKARTA KARYA GUNTUR ALAM DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

Nilai Budi Pekerti dalam Cerita Bersambung Napak Tilas pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2014

Nilai Moral dalam Kumpulan Cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

KEMAMPUAN MEMINDAI TEKS CERITA DALAM PENGAJARAN BAHASA 1. Nanny Sri Lestari (FIB UI)

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di

KISI-KISI PENULISAN SOAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN SEMIOTIK DALAM KUMPULAN GEGURITAN PADA MAJALAH DJAKA LODANG EDISI TAHUN 2011

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Analisis Kajian Moral dalam Kumpulan Gendhing-Gendhing Lan Lagon Dolanan Karya Ki Narta Sabda

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

NILAI MORAL NOVEL BULAN KARYA TERE LIYE DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS XI SMA

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan zaman, tentu masyarakat Jawa mengalami perubahan-perubahan. Hal

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Trilogi Roman Kelangan Satang karya Suparto Brata

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Novel Krikil-Krikil Pasisir karya Tamsir As

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Alenia Kesatuan dan Kepaduan. Sri Hertanti Wulan

KISI-KISI PENULISAN SOAL

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

Watak dan Nilai Moral Tokoh Utama novel Ngulandara dalam Kumpulan Novel Emas Sumawur ing Baluarti Karya Partini B

Kajian Sosiologi dan Nilai Moralpada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari

ANALISIS MORFOFONEMIK PADA CERITA BERSAMBUNG PAK GURU DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2012 KARYA SUHINDRIYO

ANALISIS TEKSTUAL DAN KONTEKSTUAL DALAM NOVEL TRAJU MAS KARYA IMAM SARDJONO

Oleh : Marwan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Transkripsi:

NILAI PENDIDIKAN DALAM KUMPULAN DONGENG-DONGENG ASIA KANGGO BOCAH-BOCAH SERI 1, 2, DAN 3 Oleh:Fitriani Syarifah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anncil@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Struktur dongeng dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2 dan 3, dan (2) Nilai pendidikan dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2 dan 3. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat yang terdapat dalam Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah- Bocah Seri 1, 2 dan 3. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah Dongeng- Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2 dan 3. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai instrumen penelitian dan kartu pencatat data. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi. Penyajian hasil analisis data menggunakan teknik penyajian informal. Hasil penelitian ini adalah (1) setiap dongeng dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2 dan 3, memiliki satu tema utama, DDAKBBS1 memiliki 11 tokoh, DDAKBBS2 memiliki 10 tokoh, dan DDAKBBS3 memiliki 12 tokoh, latar tempat diantaranya di jalan, di kerajaan, di sungai, latar waktu sore hari, esuk hari, malam hari, latar suasana sedih, senang, marah, tegang, serta penceritaan dalam dongeng menggunakan alur maju karena diceritakan secara runtut mulai dari tahap penyituasian, pemunculan konflik, konflik meningkat, klimaks, hingga tahap penyelesaian. (2) Nilai pendidikan yang terdapat dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2, dan 3, berdasarkan hasil analisis terdiri dari empat nilai. Nilai pendidikan tersebut yaitu: (a) Nilai pendidikan kebenaran, yang terkandung dalam seluruh dongeng, (b) Nilai pendidikan moral yang meliputi nilai pendidikan moral baik dan buruk. Setiap dongeng mengandung nilai pendidikan moral. Adapun jenis-jenis nilai pendidikan moral yang terkandung dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2, dan 3 adalah prasangka baik, persahabatan, serakah, patuh, hormat, tekad kuat, buruk sangka, membantu sesama, balas budi, sombong, tidak bertanggung jawab, kreatif, toleransi, kerja keras, jujur, pantang menyerah, tanggung jawab, cinta dan setia, (c) Nilai pendidikan keindahan atau estetika terdapat dalam seluruh dongeng. Nilai pendidikan ini dapat ditemukan melalui tahapan-tahapan alur yang saling berhubungan serta didukung oleh latar yang ada, (d) Nilai pendidikan Agama atau religius terdapat dalam dongeng Si Mitra lan Si Satru dan Lelakone Prabu Sutan. Kata kunci: struktur dongeng, nilai pendidikan Karya sastra merupakan sesuatu yang dianggap penting bagi kehidupan masyarakat sebab karya sastra dapat mempengaruhi pola kehidupannya. Hal ini disebabkan karya sastra memiliki pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat dan selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 18

Oleh karena itu, sastra yang baik harus dapat berfungsi sebagai hiburan, serta mengandung nilai pendidikan, nilai sosial, nilai budaya, dan memupuk cinta tanah air dan bangsa. Salah satu wujud karya sastra adalah dongeng. Dongeng merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Dongeng sangat menarik untuk disimak karena di dalamnya mengandung unsur-unsur pembangun yang serasi (unsur-unsurnya saling mendukung dan sesuai dengan kewajaran cerita yang diimajinasikan). Unsur-unsur pembangun dongeng yaitu tokoh dan penokohan, alur, latar (tempat, waktu, dan suasana), dan amanat. Amanat dongeng lebih banyak mengarah kepada nilai-nilai pendidikan dan budi pekerti. Nilai-nilai pendidikan yang dapat dipetik dari dongeng sangat banyak jumlahnya, tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu nilai positif dan nilai negatif. Menurut Sukirno (2010: 163-164) dongeng terdiri dari beberapa jenis, antara lain; fabel yaitu cerita tentang kehidupan binatang yang memiliki watak dan budi seperti manusia; parabel adalah cerita yang mengisahkan sikap moral dan keagamaan seseorang dengan menggunakan ibarat dan perbandingan; mite yaitu cerita tentang roh halus yang memiliki kekuatan gaib seperti dewa; serta hikayat yaitu kisah yang menceritakan kehidupan raja-raja dan keluarganya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif, yang berakar pada latar alamiah yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian. Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang terdapat dalam Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2, dan 3, yang menjadi sumber data adalah buku kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2, dan 3 yang diterjemahkan oleh Drs. Singgih Wibisono. Teknik pengumpulan data berupa teknik pustaka dan teknik catat (Subroto, 1992: 42). Instrumen yang digunakan adalah peneliti itu sendiri dengan dibantu kertas pencatat data dan alat tulisnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data content analisys atau analisis isi (Jabrohim, 2012: 07). Selanjutnya, teknik penyajian hasil analisis Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 19

data yang digunakan adalah teknik informal, yaitu perumusan hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Unsur intrinsik dongeng Si Mitra lan Si Satru a. Tahap penyituasian Dongeng Si Mitra lan Si Satru dimulai dengan diceritakannya tokoh Mitra, ia memiliki sifat baik hati, ramah, dan suka memberi. Suatu hari ia bersiap untuk bepergian. Di tengah perjalanannya, ia bertemu dengan Satru. Mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu menggembara menaiki kuda. Seperti terlihat dalam kedua kutipan di bawah ini. Dhek biyen ana uwong sing banget temene tur becik atine, sumanak lan seneng weweh. Mula diparabi si Mitra. Nuju ing sawijining dina Mitra sumedya lelungan. (DDAKBB1: 23) Durung pati adoh lakune, katon ana wong nunggang jaran ing mburine. Mitra ngenteni wong mau, uluk salam lan takon jenenge. Jenengku Satru, ki sanak, wangsulane wong mau. (DDAKBBS1: 23) b. Tahap pemunculan konflik Dalam dongeng Si Mitra lan Si Satru, konflik mucul ketika Satru mengusulkan untuk makan bekal bersama. Bekal Mitra dimakan terlebih dahulu, kemudian jika sudah habis barulah memakan bekal Satru. Seperti dalam kutipan di bawah ini. Satru celathu, Sarehne awake dhewe iki lelungan bareng, becike mangane bathon. Dadi sangune aja didudhah loro-lorone. Salah siji wae, sangumu dhisik ayo dipangan bareng. Yen wis entek genten sanguku sing padha dipangan. (DDAKBBS1: 25) Selanjutnya, ketika bekal Mitra habis, Satru mengingkari janjinya. Ia memperjauh langkahnya dari Mitra dan bekalnya dimakan sendiri. Hal ini tercermin dalam kutipan di bawah ini. Saiki genten Si Satru sing kudu ngedum sangune. Nanging bereng tekan wayahe mangan, Satru rada ngedoh lakune, lan sangune dipangan dhewe. (DDAKBBS1: 25-26) c. Tahap konflik meningkat Konflik dalam dongeng Si Mitra lan Si Satru mulai meningkat ketika Satru mengatakan bahwa ia bukan orang bodoh. Menurutnya perjalanan masih jauh, jika bekalnya dibagi dua pasti akan cepat habis dan mereka akan Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 20

kelaparan berdua. Tapi jika bekalnya dimakan sendiri, ia masih bisa terus bertahan. Seperti dalam kutipan sebagai berikut. Aku iki dudu wong bodho, wangsulane Satru. Dakkira lakune isih adoh, yen sanguku iki dakedum karo kowe, mesthi gelis entek, lan aku karo kowe banjur kaliren. Nanging yen sanguku dakpangan dhewe, aku isih bisa tahan terus. (DDAKBBS1: 26) d. Tahap klimaks Tahap klimaks terjadi ketika Satru dan Mitra berpisah di jalan persimpangan. Hal ini dinyatakan dalam kutipan di bawah ini. Bareng lakune tekan ing dalan simpangan, wong loro banjur pepisahan. (DDAKBBS1: 26) Kutipan selanjutnya menyatakan bahwa menjelang petang perjalanan Mitra sampai di rumah penggilingan yang sudah rusak. Kudanya dilepas di padang ilalang, sedangkan dirinya masuk rumah tersebut untuk beristirahat. Seperti dalam kutipan sebagai berikut. Lakune Mitra wis ana sawetara dina. Ing wayah surup, lakune tekan ing omah penggilingan sing wis katon bobrok. Jarane banjur diumbar ana ing ara-ara, dene dheweke nuli mlebu omah mau lan nginep ing kono. (DDAKBBS1: 26) Kemudian Mitra terbangun mendengar hewan-hewan buas sedang bercakap-cakap. Ketika yakin hewan-hewan tersebut sudah pergi, ia kemudian keluar dari persembunyiannya untuk membuktikan cerita macan. Mitra segera naik ke atap. Benar yang macan ceritakan, ada banyak emas di sana. Hal ini terlihat dalam kutipan sebagai berikut. Dumadakan Mitra tangi kebribenan swara, nuli ungak-ungak asale swara karo amping-ampingan watu. Ing kono Mitra weruh ana singa, macan, srenggala lan asu ajag lagi padha caturan. (DDAKBBS1: 26) e. Tahap penyelesaian Akhir cerita menceritakan perjalanan Mitra ke pinggir desa. Di sana ia melihat penggembala sedang duduk di dekat kambing-kambingnya. Mitra segera meminta akar tanaman dan ditukar dengan dinar emas. Esuke Mitra lunga menyang pinggir desa. Ing kono weruh ana bocah angon lagi lungguh ing cedhake wedhus-wedhuse sing katon lemu-lemu, seger kuwarasan. Mitra kelingan critane srenggala. Bocah angon mau diparani lan dijaluki oyod tandurane sacukupe. (DDAKBBS1: 30) Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 21

Selanjutnya Mitra pergi ke negaranya putri yang sedang sakit. Ia mencoba mengobati sang putri dengan meminumkan rebusan puan dan akar tanaman tadi. Tidak beberapa lama, putri sembuh seperti sedia kala. Hal ini tampak dalam kutipan di bawah. Mitra lungane njujug ing negarane putri sing lagi nandhang lara. Ing kono wong-wong padha katon sedhih atine, lan padha nyritakake lelakone sang putri menyang Mitra, ora beda karo critane srenggala. (DDAKBBS1: 30-31) Dheweke njaluk powan, nuli digodhog dicampur karo oyod thukulane. Powan banjur diunjukake sang putri minangka tamba. Ora let suwe pipine sang putri wiwit katon abang, wis ora pucet maneh. Sang putri dadi waras babar pisan, pulih kaya maune. (DDAKBBS1: 31) Kemudian keduanya dinikahkan. Karena raja tidak mempunyai anak lakilaki, maka Mitralah yang nantinya akan menggantikan menjadi raja. Tapi Mitra tidak mau. Ia mengajak putri ke tempat bekas kerajaan seperti cerita anjing alasan. Sampai di sana, Mitra menggali sumber air yang jernih lalu didirikanlah kerajaan. Hal ini dijelaskan dalam kutipan sebagai berikut. Wusanane sekerone didhaupake. Sarehne sang prabu ora kagungan putra kakung, mulane ora ana wong liyane maneh kajaba mung Mitra sing diwisuda dadi pangeran pati, ing tembe bisa nggenteni keprabon. Nanging Mitra duwe gagasan dhewe sing luwih prayoga. Sang putri diajak menyang papan tilasing kraton kaya sing tau dicritakake asu ajag biyen. Bareng wis tekan kono, Mitra banjur wiwit ndhudhuk sumber sing banyune luwih dening bening lan seger. Ing kono nuli yasa kraton cekli. Let sawatara taun papan mau dadi taman sing endah banget, sajagad ora ana sing madani. (DDAKBBS1: 31) Sang putri diajak ke tempat bekas kerajaan seperti yang pernah diceritakan anjing alasan dulu. Ketika sudah sampai di sana, Mitra kemudian mulai menggali sumber yang airnya lebih bersih bening dan segar. Di sana lalu mendirikan kraton. Beberapa tahun kemudian tempat tersebut menjadi taman yang sangat indah, sedunia tidak ada yang menyamai. Nilai pendidikan dongeng Si Mitra lan Si Satru Nilai pendidikan agama dalam dongeng Si Mitra lan Si Satru hanya diperlihatkan ketika Mitra memulai perjalanan, ia mengucapkan do a Bismillah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Mitra beragama Islam. Berikut kutipannya. Sawise ngucap Bismillah, Mitra mangkat ninggal kuthane. (DDAKBBS1: 23) Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 22

Setiap dongeng yang terdapat dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2, dan 3 terdapat struktur cerita, yaitu tema, tokoh, latar (waktu, tempat, suasana), dan alur. Nilai pendidikan yang terdapat dalam kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah Seri 1, 2, dan 3, terdiri dari empat nilai (a) Nilai pendidikan kebenaran, (b) Nilai pendidikan moral, (c) Nilai pendidikan keindahan atau estetika, (d) Nilai pendidikan Agama atau religius. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat untuk mengembangkan ilmu sastra, terutama dalam bidang bahasa dan sastra, khususnya dengan kajian tentang sastra dan nilai-nilai pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Subroto, Edi. Pengantar Metoda Penelitian LinguistikStruktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sukirno. 2010. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibisono, Singgih. 2011. Kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah 1 (Manuk Gagaki Lan Manuk Gereja). Bandung : PT Kiblat Buku Utama. Wibisono, Singgih. 2011. Kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah 2 (Jejaka Karo Macan). Bandung : PT Kiblat Buku Utama. Wibisono, Singgih. 2011. Kumpulan Dongeng-Dongeng Asia Kanggo Bocah-Bocah 3 (Lelakone Raja Sutan). Bandung : PT Kiblat Buku Utama. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 23