GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S

Transkripsi

1 GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL PACAR GADHING KARYA TAMSIR A.S Oleh: Agus Wartoyo program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan gaya bahasa dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. (2) mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. Objek dalam penelitian ini yaitu gaya bahasa dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. Subjek penelitiannya adalah novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku pencatat, bolpoint, serta buku-buku yang relevan yang dapat mendukung sebagai bahan acuan. Teknik pengumpulan data penulis menggunakan teknik pustaka dan teknik catat yaitu dengan cara: (1) membaca secara teliti dan kritis novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. (2) mengidentifikasi gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. (3) mencatat data yang berhubungan dengan gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. (4) mencatat dalam kartu data. Hasil penelitian dan pembahasan data menunjukan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S adalah (a) gaya bahasa metafora, (b) gaya bahasa hiperbola, (c) gaya bahasa metonimia, (d) gaya bahasa personifikasi, (e) gaya bahasa alusi, (f) gaya bahasa ironi, (g) gaya bahasa sinekdoke, dan (h) gaya bahasa satire. Nilai-nilai pendidikan mencakup (1) nilai pendidikan budaya, (2) nilai pendidikan religi, (3) nilai pendidikan sosial (4) nilai pendidikan moral Kata Kunci : Gaya bahasa, nilai pendidikan Pendahuluan Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2010: 113). Seorang penulis mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam menuangkan setiap ide tulisannya. Tulisan yang dihasilkan nantinya mempunyai gaya penulisan yang dipengaruhi oleh penulisnya, sehingga dapat dikatakan bahwa watak seorang penulis sangat mempengaruhi sebuah karya yang ditulisnya. Tamsir A.S sebagai seorang sastrawan tentu tidak mengherankan apabila pengarang ini mengangkat masalah tentang realitas sosial yang ada di lingkungannya di dalam karya yang berjudul Pacar Gadhing. Novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S diteliti dari segi gaya bahasa dan nilai pendidikan kemungkinan memuat pesan-pesan yang dapat diketahui apabila novel tersebut dibaca dengan kritis oleh peneliti. Pemajasan atau gaya bahasa merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 23

2 yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang tersirat (Nurgiyantoro, 2009: ). Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Suatu karya sastra juga terdapat nilai-nilai pendidikan yang memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak, bertujuan untuk membentuk pribadi supaya menjadi manusia yang baik. Peneliti mencoba mengkaji nilai pendidikan yang terkaji dalam novel Pacar Gadhing sebagai bahan penelitian. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data dan data dalam penelitian ini berupa deskripsi-deskripsi kalimat tentang hal-hal yang berhubungan dengan gaya bahasa dan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. Tamsir A.S. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat. Instrumen adalah alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data (Siswantoro, 2010: 73). Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel, untuk selanjutnya diterjemahkan dan dianalisis. Gaya Bahasa No Gaya Bahasa Terdapat dalam Kutipan 1 Metofora mumpung isih ana obyek empuk, kita kudu nggunakake kesempatan Lien (PG: 22). 2 Hiperbola Vivin ora mangsuli, stir yamaha dibanting ngiwa (PG: 11) 3 Metonimia Yamaha bebek nglangi ing jejele kendharaan ndalan sing dipadhangi lampu-lampu neon kapit toko-toko (PG: 11). 4 Personifikasi Banjur bali liwat dalan sing nyigar kutha ing Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 24

3 tengah-tengah bener (PG: 62). 5 Alusi Wah, pasangan Elizabeth karo Richard Burton. Sumambunge Nely (PG: 11) 6 Ironi Iya Mas, mundhak ketemu tante Lien. Geneya nek ketemu? Takone ngeget, krasa disenggol atine (PG: 47). 7 Sinekdoke Gak! Vivin gedheg, nuli: dhewe, sedhane disopiri dhewe (PG: 9) 8 Satire Durung kok, nanging aku mau kok krungu motor nggereng ana ngarepan ta. Apa Om Rukmana apa udu aku ra nggenah, wong dheweke pancen akeh pegaweane (PG: 13). Pembahasan 1. Pada kutipan diatas, gaya bahasa metafora terdapat pada frasa obyek empuk.. maksud dari frasa obyek empuk dalam kutipan di atas adalah bukan obyeknya yang empuk seperti halnya kasur atau sofa, tetapi kata tersebut menggambarkan maksud Om Rukmana yang mengatakan kepada istrinya kalau beliau harus pergi lagi karena di Jatinegara dan Priok masih ada urusan yang bisnis yang akan menghasilkan banyak uang atau akan mendapat banyak keuntungan. Jadi arti dari obyek empuk adalah keuntungan. 2. Pada kutipan diatas, gaya bahasa hiperbola terdapat pada frasa..stir yamaha dibanting ngiwa.. stir yamaha dibanting ke kiri. Stir yamaha adalah benda mati yang ada pada sepeda motor. Kalimat tersebut menggambarkan Vivin yang sedang mengendarai sepeda motor mendadak berbelok ke arah kiri. Kata dibanting tidak berarti stir yamaha dilepas lalu dibanting, akan tetapi stir yamaha hanya dibelokkan ke kiri. Kata dibanting tersebut berlebihan. 3. Pada kutipan di atas, gaya bahasa metonimia terdapat pada frasa.yamaha bebek. Yamaha bebek adalah sebuah alat transportasi yaitu sepeda motor yang bermerek Yamaha. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa sepeda motor Yamaha mempunyai pertalian yang erat dengan motor jenis bebek, sepeda motor Yamaha adalah termasuk sepeda motor jenis bebek. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 25

4 4. Kutipan di atas, gaya bahasa personifikasi terdapat dalam frasa dalan sing nyigar kutha. Jalan yang membelah kota. Maksud dari kalimat tersebut adalah menggambarkan kalau jalan seperti benda hidup yang dapat membelah kota, padahal jalan adalah benda mati yang tidak dapat bergerak. 5. Pada kutipan di atas, gaya bahasa alusi terdapat pada frasa pasangan Elizabeth karo Richard Burton. Kalimat tersebut menyebutkan nama tokoh Elizabeth karo Richard Burton, yaitu pasangan bintang film terkenal. Kedua bintang film tersebut disebutkan untuk memperindah cerita dalam novel, dan untuk menggambarkan bahwa penulis mempunyai wawasan yang luas. 6. Pada kutipan di atas, gaya bahasa ironi terdapat pada frasa mundhak ketemu tante Lien. Geneya nek ketemu?... kalau saja ketemu tante Lien. Kenapa kalau ketemu?... Kalimat tersebut menjelaskan sindiran secara pragmatik dengan kata yang halus Vivin kepada Mas Gathot Armanto, karena Vivin sudah mengetahui bahwa ada hubungan terlarang antara tante Lien dengan Gathot, namun Vivin pura-pura tidak tahu. 7. Pada kutipan di atas, gaya bahasa sinekdoke terdapat pada frasa sedhane.....sedannya. kata tersebut menjelaskan bahwa mobil sedan tersebut kepunyaan Om Rukmana. Kata sedhane sudah menjelaskan sebagian untuk keseluruhan yaitu sedan dan kepemilikan Om Rukmana. 8. Pada kutipan di atas, gaya bahasa satire terdapat pada frasa wong dheweke akeh pegaweane. orang beliau memang terlalu banyak pekerjaan. Kalimat tersebut mengandung arti bahwa Om Rukmana mempunyai kelemahan yaitu terlalu banyak pekerjaan. Akibatnya terlalu sering keluar untuk bekerja dan tidak ada waktu untuk Tante Lien. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 26

5 Nilai Pendidikan No Nilai Pendidikan Terdapat dalam Kutipan 1 Nialai Pendidikan Budaya Om Rukmana terus mlebu nggandheng tangane putrine menyang kamar. Lungguh kursi sing mawa ukiran Jeparan (PG: 21). 2 Nilai Pendidikan Religius Kabeh-kabeh tangane wis gupak dosa, wis nggrayang kadurakan kamaksyiatan (PG: 102). 3 Nilai Pendidikan Sosial Mesthi Sari, kabeh wong sing kapotangan budhi kudu males kabecikane, kalebu kowe (PG: 53). 4 Nilai Pendidikan Moral Dheweke sawatara suwe meneng, kelingan Nely Lailani! Mitrane sinarawadi lan sing nresnani dheweke, mangka priya kuwi duweke dheweke (PG: 38). Pembahasan 1. Pada kutipan di atas mengandung nilai pendidikan budaya pada frasa ukiran Jeparan. Kalimat tersebut berarti ukiran adalah kesenian sebagai simbol khas dari kebudayaan masyarakat kota Jepara. Maksudnya sebagian besar masyarakat kota Jepara mempunyai kebiasaan sehari-hari membuat ukiran dari bahan dasar kayu yang sudah terkenal sampai mancanegara. 2. Dari kutipan di atas mengandung nilai pendidikan religius terdapat pada kalimat wis gupak dosa. sudah berlumur dosa. Kata dosa berhubungan dengan agama. Dosa merupakan ganjaran dari pebuatan yang menyimpang dari aturan agama. Pada kalimat tersebut berarti suatu nilai negatif yang didapatkan seseorang karena sudah melakukan perbuatan yang dilarang Tuhan. 3. Pada kutipan di atas mengandung nilai pendidikan sosial terdapat dalam kalimat kabeh wong sing kapotangan budhi kudu males kabecikane. semua orang yang hutang budi harus membalas kebaikannya. Kalimat tersebut menggambarkan tentang Sarimanah yang sudah berhutang budi pada Om Rukmana karena sudah di sekolahkan sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 27

6 namun Om Rukmana meminta ganti yaitu mutiara keprawanan Sarimanah, dengan terpaksa Sarimanah memberikan permintaan Om Rukamana. Sifat membalas budi atas kebaikan orang lain pada nilai sosial sangatlah penting, sifat tersebut juga membangun sikap sosial antar sesama. 4. Dari kutipan di atas mengandung nilai pendidikan moral antara manusia dengan sesama manusia yang menunjukkan rasa cinta terdapat pada kata nresnani. mencintai. Kata tersebut menjelaskan nilai moral yang berhubungan antara manusia dengan sesama manusia dengan cara mencintai sesama. Simpulan Setelah penulis melakukan penyajian dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Di dalam novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S ditemukan berbagai gaya bahasa antara lain gaya bahasa metafora, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa metonimia, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa alusi, gaya bahasa ironi, gaya bahasa sinekdoke, gaya bahasa satire. 2. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalan novel Pacar Gadhing karya Tamsir A.S. Nilai-nilai pendidikan tersebut yaitu: nilai pendidikan budaya, nilai pendidikan religius, nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan moral. Daftar Pustaka Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra. CAPS Seturan Utara, Sleman, Yogyakarta Keraf, Gorys Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Siswantoro Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 28