Analisis Struktural Objektif Roman Lara Lapanē Kaum Rēpulik dalam Trilogi Kēlangan Satang Karya Suparto Brata

Transkripsi

1 Analisis Struktural Objektif Roman Lara Lapanē Kaum Rēpulik dalam Trilogi Kēlangan Satang Karya Suparto Brata Oleh: Amad Tutur Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) struktur roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kélangan Satang karya Suparto Brata; (2) moralitas tokoh dalam roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kélangan Satang karya Suparto Brata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah roman Lara Lapané Kaum Républik. Data penelitian berupa struktural dan moralitas dalam roman Lara Lapané Kaum Républik. Instrumen penelitian adalah human instrument (peneliti sendiri) dan dibantu alat tulis dan nota pencatat. Teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Teknik analisis data dengan teknik content analysis. Teknik penyajian analisis data dengan teknik penyajian informal. Hasil penelitian dan pembahasan data menunjukkan bahwa (1) tema dalam roman Lara Lapané Kaum Républik adalah perjuangan melawan Belanda. Alur yang digunakan adalah alur maju. Tokohnya berjumlah sebelas tokoh yaitu dua tokoh utama dan sembilan tokoh tambahan. Latar yang digunakan meliputi: (a) latar tempat: Widuran, Warungpelem, Halaman rumah, Dalam rumah, dan Makam Stasiun Jebres; (b) latar waktu: malam, sore, siang, dan pagi; (c) latar sosial: sosial rendah dan sosial menengah. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga dia mahatahu. Gaya bahasa yang digunakan yaitu : simile 3 indikator, metafora 1 indikator, personifikasi 2 indikator, mitenomia 2 indikator, sinekdote 3 indikator, paradoks 1 indikator, dan hiperbola 2 indikator. (2) moralitas tokoh yang ada dalam roman Lara Lapané Kaum Républik terbagi menjadi tiga yaitu: (a) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: teguh pendirian, sabar, dan marah; (b) hubungan manusia dengan lingkup sosial meliputi: ringan tangan, kerukunan, dan kasih sayang; (c) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: berikhtiar, menerima takdir dan berdo a. Kata kunci: struktural, moralitas Pendahuluan Sastra senantiasa menghadirkan sebuah cerita yang menarik untuk dibaca. Dalam dunia sastra, banyak pengarang mencurahkan ide dan gagasan mereka melalui cerita. Pengalaman dan kejadian hidup manusia dijadikan dasar penciptaan sebuah cerita. Salah satu hasil karya sastra fiksi yaitu roman. Cerita dalam roman biasanya melukiskan perjalanan hidup tokoh mulai dari masa kanak-kanak sampai meninggal dunia. Salah satu pengarang karya sastra ternama yaitu Suparto Brata. Roman karya Suparto Brata di antaranya seperti : Nona Sekretaris, Cintrong Paju-Pat, Kadurakan Ing Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 34

2 Kidul Dringu, Jaring Kalamangga, Garuda putih, dan Suparto Brata s Omnibus. Dari beberapa hasil karya sastra Suparto Brata, maka dipilihlah salah satu roman yaitu Lara Lapané Kaum Républik. Roman Lara Lapané Kaum Républik merupakan roman buku I dari III buku dalam trilogi Kelangan Satang. Buku II yaitu Kaduk Wani dan buku III yaitu Ketanggor. Lara Lapané Kaum Républik menceritakan perjuangan pemuda Indonesia melawan penjajah Belanda di kota Solo. Roman ini merupakan roman pertama kali karya Suparto Brata yang berbahasa Jawa. Penulisannya menggunakan bahasa Jawa ngoko, sehingga mudah untuk dipahami dan menjadikan pembaca tertarik untuk mengikuti jalan cerita. Roman Lara Lapané Kaum Républik pernah menjadi juara satu lomba menulis cerita sambung di majalah Panjebar Semangat pada tahun Dewasa ini mayoritas pembaca masih belum memahami tentang arti penting dari adanya struktur objektif dari sebuah roman. Pembaca hanya sebatas menikmati ceritanya saja, sehingga belum dapat menyerap isi kandungan dari roman tersebut. Nurgiyantoro (2012: ) menjelaskan bahwa struktur karya sastra meliputi: tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Nilai moral dalam sebuah karya sastra juga tidak kalah pentingnya. Seperti nilai moral yang terkandung dalam roman Lara Lapané Kaum Républik karya Suparto Brata. Nilai moral tersebut yaitu hubungan manusia dengan diri sendiri seperti sabar, marah, dan penakut. Hubungan manusia dengan Tuhan seperti bersyukur dan berdo a. Hubungan manusia dengan lingkungan seperti kerukunan dan kasih sayang. Nilai moral yang positif dari para tokoh diharapkan dapat menjadikan pribadi pembaca menjadi lebih baik. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul Analisis Struktural Objektif Roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kélangan Satang Karya Suparto Brata. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata. Data penelitian berupa struktur dan moralitas tokoh dalam Roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata. Teknik Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 35

3 pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak, dan catat. Instrumen penelitian yang dilakukan menggunakan human instrumant (peneliti sendiri) dibantu dengan alat tulis dan nota pencatat. Teknik analisis data yang digunakan adalah content analisis (analisis konten). Penyajian hasil analisis menggunakan teknik informal. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Unsur-unsur struktur roman Lara Lapané Kaum Républik, yaitu : a. Tema Tema dalam roman Lara Lapané Kaum Républik adalah perjuangan melawan Belanda. Hal tersebut dapat terlihat dalam kutipan berikut : Kutipan: Nalika kamar kontal didhobrag, Wiradi wis ora duwe kekuwatan apa-apa. Sing gropyok Wiradi mung wong lima. Nanging wonge gedhegedhe, klambine pating blentong kaya macan tutul. Salah sijine ana sing ketara wong Indho, wong kuwi dadi juru basa, crawake lan kemakine ngungkuli wong-wong totok. (LLKR, 2012: 81) Ketika pintu berhasil didobrak, Wiradi sudah tidak punya kekuatan apa-apa. Yang melawan Wiradi hanya orang lima. Namun orangnya besarbesar, bajunya seperti macan tutul. Salah satunya ada yang orang Indo, orang itu menjadi juru bahasa, kelakuanya melebihi orangorang Belanda. Data di atas menjelaskan tentang penangkapan Wiradi, ketika itu Wiradi dalam kondisi yang lemah karena sakit. Wiradi tidak bisa melawan karena ada lima orang yang melawan. Akhirnya Wiradi tertangkap oleh tentara Belanda. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tema dalam roman Lara Lapané Kaum Républik adalah perjuangan melawan Belanda. b. Alur Alur yang digunakan dalam roman Lara Lapané Kaum Républik adalah alur maju karena peristiwa yang dikisahkan dalam roman tersebut runtut. 1. Tahap penyituasian, diawali dengan adanya kabar bahwa orang tua Wiradi sudah pulang dari pengungsian dan menempati rumahnya lagi. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 36

4 2. Tahap pemunculan konflik terjadi pada saat Wiranta adik kandung Wiradi terkena tembakan di perjalanan. 3. Tahap peningkatan konflik terjadi ketika wiradi mengetahui bahwa sekarang ayahnya bekerja di kantor Belanda. 4. Tahap klimaks terjadi pada saat Pak Lodhang tertangkap oleh Belanda karena ketahuan membawa surat dari Elok untuk Wiranta. 5. Tahap peleraian masalah terjadi ketika Wiradi berkata kepada ibunya jika ia tidak akan lagi merepotkan ibunya, kemudian ia menangis di pangkuannya. c. Tokoh dan Penokohan Tokoh dalam roman ini terdiri dari sebelas tokoh, dua tokoh utama dan sembilan tokoh tambahan. 1. Tokoh Utama: Wiradi : perhatian, sabar, dan bodoh. Elok : sopan santun, perhatian, dan penyayang. 2. Tokoh Tambahan Wiranta : baik hati dan perhatian, Kusnarna : ringan tangan dan perhatian, Marija : penakut dan cengeng, Sukardiman : baik hati dan penakut, Pak Wiradad : penyayang, perhatian, dan baik budi, Bu Wiradad : pemarah dan perhatian, Nayadisastra : baik hati dan suka menolong, Suhebat : pintar dan baik, Pak Lodhang : baik hati dan ksatria d. Latar Latar dalam roman Lara Lapané Kaum Républik terbagi menjadi tiga yaitu : latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat meliputi Widuran, Warungpelem, Halaman rumah, Dalam rumah, dan makan stasiun Jebres. Latar waktu meliputi pagi, siang, sore, dan malam. Latar sosial meliputi sosial rendah dan sosial menengah. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 37

5 e. Sudut Pandang Dalam roman Lara Lapané Kaum Républik pengarang menggunakan sudut pandang persona ke tiga. Hal tersebut seperti dalam kutipan berikut: Saiki dheweke gela dene kok nganti tega ninggal adhine kang lagi ketaton ora bisa ngglawat. Tatune Wiranta mesthi gedhe, merga getiha ngeprehi tangan lan clanane. (LLKR, 2012: 20) Sekarang dia menyesal telah meninggalkan adiknya yang sedang sakit tidak dapat berbuat apa. Sakitnya Wiranta tentu besar, karena darahnya berlumur ditangan dan celana. Data di atas menjelaskan bahwa pengarang menceritakan dirinya sebagai orang ketiga yaitu dengan kata dheweke (dia). Disini pengarang seolaholah mengetahui semuanya, maka disebut dia mahatahu. f. Gaya bahasa Gaya bahasa dalam roman Lara Lapané Kaum Républik meliputi : simile, metafora, personifikasi, mitenomia, sinekdote, paradoks dan hiperbola. Sebagai salah satu contoh : Kutipan: Ha witekna, yen awake dhewe mlebu kutha, prasasat ula gepuk ngono. (LLKR, 2012: 2) marani Ha perhatikan, jika kita masuk kota, seperti ular mendekati pukul gitu. Data di atas menunjukan gaya simile, Wiradi yang ingin masuk ke kota yang sedang dijaga ketat oleh Belanda. Wiradi diibaratkan seperti ular yang mendekati pukul. Karena jika ia nekat masuk ke kota sama saja mengantarkan nyawa. 2. Moralitas roman Lara Lapané Kaum Républik, yaitu : a. Hubungan manusia dengan diri sendiri Marah Kutipan: Nanging wekdal menika, Pak, jaman pergolakan menika, Pak, ingkang mekaten menika haram. Nedha roti menika dipun haramaken dening para pejuang. (LLKR, 2012: 50) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 38

6 Tapi waktu sekarang, Pak, zaman pergolakan ini, Pak, yang seperti ini haram. Makan roti ini diharamkan oleh para pejuang. Data di atas menunjukkan kemarahan Wiradi ketika mengetahui orang tuanya sedang makan roti. Wiradi sangat marah kepada ayahnya, karena roti adalah makanannya Belanda. Dan makan roti itu hukumnya haram bagi para pejuang. b. Hubungan manusia dengan lingkup sosial Ringan Tangan Kutipan: Embuh, ya. Dakkira ora, marga Dhik Narna isih kesel. Nanging yen kita niyat marak sibu dheweke gelem ngeterake, kok, mau. (LLKR, 2012:6) Ngga tau, ya. Saya kira tidak. Karena Dik Narna masih capek. Tapi jika kita niat menjenguk ibu, dia mau mengantarkan, kok, tadi. Data di atas menunjukkan bahwa Narna mempunyai jiwa sosial yang baik. Terbukti bahwa ia bersedia mengantarkan Wiradi yang ingin menemui ibunya di kota. Padahal waktu itu Belanda sedang bersiaga. Namun Narna tetap mau mengantarkan Wiradi. c. Hubungan manusia dengan Tuhan Berdo a Kutipan: Ah, ya muga-muga wae padha slamet kabeh, Bu, Pak Wiradad ngunjal napas, kaya-kaya krasa yen ana sing ora kepenak nang ati. (LLKR, 2012 : 74) Ah, ya semoga saja semuanya selamat, Bu, Pak Wiradad mengambil nafas, seperti terasa jika ada yang tidak enak di hati. Data di atas menunjukkan bahwa orang di rumah senantiasa berdo a untuk keselamatan Wiradi. Pada saat Wiradi pulang ke kempung semua orang di rumah hatinya tidak tenang. Karena Wiradi itu orangnya ceroboh dan kurang waspada, maka orang serumah mengkhawatirkannya. Dan ber doa kepada tuhan semoga tidak terjadi apa-apa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 39

7 Simpulan Dari hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa tema roman Lara Lapané Kaum Républik adalah perjuangan melawan Belanda. Alur yang digunakan adalah alur maju atau progresif. Tokohnya berjumlah sebelas tokoh yaitu dua tokoh utama dan sembilan tokoh tambahan. Latar yang digunakan meliputi: (a) latar tempat: Widuran, Warungpelem, Halaman rumah, dan Makam Stasiun Jebres; (b) latar waktu: malam, sore, siang, dan pagi; (c) latar sosial: sosial rendah dan sosial menengah. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga dia mahatahu. Gaya bahasa yang digunakan yaitu : simile, metafora, personifikasi, mitenomia, sinekdote, paradoks, dan hiperbola. Moralitas dalam roman Lara Lapané Kaum Républik terbagi menjadi tiga yaitu: (1) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: teguh pendirian, sabar, dan marah; (2) hubungan manusia dengan lingkup sosial meliputi: ringan tangan, kerukunan, dan kasih sayang; (3) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi: berikhtiar, menerima takdir dan berdo a. Daftar Pustaka Aminuddin Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadja Mada University Press. Subrata, Edi Pengantar Metoda Penelitian Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Wiyatmi Pengantar Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Zuriah, Nurul Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 40