Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra

Transkripsi

1 Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra Oleh: Sri Rahayu Tusngidah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Abstrak : Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan struktur intrinsik pembangun cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo (2) mendeskripsikan aspek psikologis tokoh utama cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu cerita bersambung Ngoyak Lintangkarya Al Aris Purnomoedisi 27 Juli 2013 sampai edisi 7 Desember Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik pustaka. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan kertas pencatat data. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi. Penyajian hasil analisis digunakan metode informal. Hasil analisis data meliputi, 1) unsur intrinsik pembangun yang berupa: (a) tema: cinta bisa merubah segalanya menjadi indah dan menyenangkan, (b) tokoh: tokoh utamanya Widyaningsih dan tokoh tambahannya adalah Jaya Pribadi, Kartika Indri Pawestri, Westri Jayanti, Dwi Jaya Wibawa, Endang Sulis, Rukma Nurcahyanto, (c) alur: plot lurus, (d) latar diantaranya di kantor perusahaan Kartika Jaya Pribadi Grup, Warung gado-gado, panti asuhan. Latar waktu antara lain pada waktu: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari; dan latar sosial meliputi status sosial rendah, status sosial tinggi. 2) aspek psikologis tokoh utama Widyaningsih cenderung pada kepribadian superego. Kata kunci: analisis psikologi sastra, cerbung Ngoyak Lintang Pendahuluan Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang berproses menghasilkan suatu karya yang penuh emosi dan ekspresi estetis. Manusia sendiri sebagai makhluk sosial, tidak pernah lepas dari kehidupan sosial masyarakat. Karya sastra muncul akibat adanya interaksi para individu dari suatu masyarakat yang membentuk ide atau gagasan, sebagai inspirasi dalam pembuatan suatu karya sastra.cerbung merupakan karya sastra yang banyak beredar di masyarakat. Cerbung yang merupakan akronim dari cerita bersambung mempunyai daya tarik tersendiri, karena ceritanya yang bersambung membuat pembaca tertarik untuk mencari tahu kelanjutan cerita tersebut sampai akhirnya menemukan secara lengkap cerita tersebut. Namun sebagai sebuah karya sastra cerbung diharapkan tidak hanya sekedar mempunyai nilai estetika yang tinggi akan tetapi mempunyai nilai moral yang bisa digali lebih dalam dan di ambil sebagai contoh dalam kehidupan nyata. Oleh karena karya sastra merupakan alat pengarang untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada penikmatnya. Maka untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan yang dipesankan pengarang dapat dilsakukan dengan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 29

2 menganalisis terhadap tema, amanat, dan tokoh serta perwatakanya. Nilai karya sastra tidak semata-mata terletak pada nilai estetikanya, melainkan fungsi moralnya. Pada akhirnya, nilai karya sastra ditentukan oleh sumbangannya kepada pengalaman orang dalam perkembangan moralnya pada keseluruhan hidupnya, dalam rangka kemajuan dan kedamaian dalam sejarah suatu masyarakat. Salah satu karya sastra yang berbentuk cerbung adalah cerbung yang berjudul Ngoyak Lintang karya AlAris Purnomo.Dalam cerita bersambung selalu membahas tentang kehidupan dan perilaku manusia yang beraneka ragam. Untuk dapat memahami lebih lanjut tentang jiwa dari tokoh cerbung diperlukan disiplin ilmu yang mendalami tentang kejiwaan yaitu ilmu psikologi.teori psikologi sastra dipilih sebagai metode analisis karena peneliti ingin memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh yang terkandung dalam cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo. Banyaknya tokoh dalam cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomomembuat penulis harus mempersempit bidang kajian. Kajian difokuskan pada tokoh utama. Tokoh utama yaitu orang yang diambil bagian dalam sebagian besar peristiwa dalam cerita (Baribin, 1985:84). Tujuan penelitan adalah mendeskripsikan struktur intrinsik yang membangun cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo dan mendeskripsikan aspek psikologis tokoh utama cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.sumber data penelitian yaitu cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomoedisi 27 Juli 2013 sampai edisi 7 Desember Data penelitian ini berupa unsur intrinsik pembangun karya sastra cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo dan aspek prikologis tokoh utama cerbung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo yang meliputi unsur kepribadian Id, ego dan superego. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik yang dilakukan dengan cara menggunakan sumber-sumber tertulis untuk mengumpulkan data (Subroto, 1992:42). Peneliti menggunakan yang terkait dengan penelitian yaitu cerbung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo dan menuangkannya kedalam penelitian berupa kutipan-kutipan. Instrumen yang dipakai dalam penelitian Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 30

3 ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan kertas pencatat data. Sugiono (2010:365) berpendapat bahwa uji keabsahan data ditekankan pada uji validitas. Penelitian kualitatif data dinyatakan valid apabila tidak ditemukan perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi pada objek penelitian.berdasarkan teori tersebut, maka peneliti menggunakan istilah uji kredibilitas data dengan teknik peningkatan ketekunan untuk mencapai suatu keabsahan data. Menurut Endraswara, (2012:104), penelitian psikologi sastra dapat menitik beratkan pada psikologi tokoh ataupun sampai proses kreatifitas pengarang. Dalam hal ini peneliti hanya meneliti dan tokoh menitik beratkan pada psikologi tokoh utama dan tidak meneliti proses kreativitas pengarang. Teknik analisis yang penulis lakukan adalah menggunakan teknik analisis isi (content analisis). Teknik penyajian data dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan metode penyajian informal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa tanpa lambanglambang (Sudaryanto, 1993:145). Dengan teknik informal, peneliti memaparkan hasil analisis yang berupa analisis psikologis tokoh utama cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo dengan kata-kata biasa. Hasil Penelitian Data yang akan dibahas oleh peneliti adalah unsur intrinsik pembangun karya sastra dan aspek psikologis tokoh utama cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo berdasarkan teori kepribadian Sigmund Freud yang meliputiid, ego dan Superego. 1. Unsur intrinsik cerbungngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo Tema: Cinta bisa merubah segalanya menjadi indah dan menyenangkan. Tokoh dan penokohan: Widyaningsih merupakan tokoh utama dalam cerbung Ngoyak Lintang. Secara analitika Widyaningsih mempunyai sifat dan sikap antara lain sebagai berikut: Jujur Sifat jujur tokoh terlihat pada kutipanberikut: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 31

4 Walah...,pranyata sliramu jujur tenan, Wid. Ora akeh sing wani wangsulan kaya mangkono, Jaya p Pribadi nyawang kanthi tajem. (Ngoyak Lintang, 2013:19) Walah, ternyata dirimu jujur sekali, Wid. Tidak banyak yang berani menjawab yang seperti itu, Jaya Pribadi memandang dengan tajam Rajinbekerja Sifat rajin tokoh terlihat pada kutipan berikut: Prasasat kabeh gaweyan kang dipasrahke marang Widyaningsih bias rampung kanthi becik.(ngoyak Lintang, 2013:20.27). Seperti halnya semua pekerjaan yang dipasrahkan sama Widyaningsih dapat selesai dengan baik Jaya Pribadi Sifat sabar tokoh terlihat pada kutipan berikut ini : Dhik Widya ya ngerti dhewe sikepe pak Jaya Pribadi sing kanthi sareh tansah bisa nampa usul sing kepiye wae. (Ngoyak Lintang, 2013:19.28). Dik Widya ya tahu sendiri sikapnya pak Jaya Pribadi yang dengan sabar bias menerima ide yang bagaimanapun Dwi Jaya Wibawa Sifat penyayang tokoh terlihat pada kutipan berikut ini : Miturut pangertenku utawa sing dakngerteni, wonge apik kok dhik. Ora seneng bab sing bertele-tele, pangarsane alus, ora bias nyawang wong liya nandhang kacintrakan. Kaya sing dak critakake ing ngarep, dheweke luwih seneng ambyur ing bidhang sosial. Luwih sakatelu, bebadan amal kang dikemonah dening Dwi Jaya Wibawa. (Ngoyak Lintang, 2013:20.28) Menurut yang saya tau atau yang sayaketahui, orangnya baik kok dik. Tidak suka persoalan yang bertele-tele, perasaanya halus, tidak bisa melihat orang lain kesusahan. Seperti yang saya ceritakan di depan, dianya lebih suka terjun dalam bidang sosial. Lebih dari tiga, usaha amal yang dikeloa sama Dwi Jaya Wibawa. Alur atau Plot: plot lurus(plot maju/plot progresif) Latar atau seting Latar Tempat: Ruang Direktur Utama, warung gado-gado, Panti asuhan, kos-kosan cantik ayu, dapur, kamar, ruang sekretaris Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 32

5 Latar waktu: pagi hari, siang hari, malam hari, sore hari. 2. Psikologi kepribadian tokoh utama cerita bersambung Ngoyak Lintang. Analisis psikologi tokoh utama cerita bersambung Ngoyak Lintang ini berfokus pada teori psikoanalisa yang dikemukakan oleh Sigmund Freud yang meliputi id, ego, dan superego. Kutipan berikut ini merupakan kutipan yang peneliti analisis : Widyaningsih kandha ora ngerti lan ora bisa menawa pancen ora ngerti lan ora bisa, pamrihe supaya diwenehi ngerti. (Ngoyak Lintang, 2013:20.27) Widyaningsih bilang tidak tahu dan tidak bisa apabila memang tidak tahu dan tidak bisa, supaya diberi tahu. Berdasarkan kutipan di atas tokoh Widyaningsih mempunyai kepribadian superego. Kepribadian superego yang ada pada Widyaningsih berupa keputusannya untuk bertanya karena Widyaningsih belum tahu dan belum bisa dalam menyelesaikan pekerjaannya, supaya dalam melaksanakan pekerjaannya di lain waktu tidak banyak menemui rintangan.pada kutipan berikut : Dereng, Bu. Panjenengan badhe dhahar wonten pundi? (Ngoyak Lintang, 2013:20.27) belum, Bu. Kamu mau makan dimana?. Berdasarkan kutipan di atas tokoh Widyaningsih mempunyai kepribadian Id. Kepribadian Id yang ada pada Widyaningsih berupa rasa lapar kemudian mereka keluar dari kantor untuk mencari makanan. Pada kutipan berikut: Endang sulis lan Widyaningsih mlaku metu saka ruwangan, banjur bablas metu saka kantor. Nyabrang dalan gedhe, ngener warung gadho-gadho Mirasa. (Ngoyak Lintang, 2013:50.27) Endang Sulis dan Widyaningsih keluar dari ruwangan, terus keluar dari Menyebrang jalan raya, menuju warung gado-gado Mirasa. kantor. Kutipan di atas menunjukkan tokoh Widyaningsih mempunyai kepribadian ego. Kepribadian egoberupa tindakan untuk memenuhi hasrat rasa laparnya dengan keluar kantor menuju ke warung gadho-gadho untuk mencari makanan. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 33

6 Simpulan Hasil analisis cerbung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo, secara singkat adalah cerita bersambung Ngoyak Lintang karya Al Aris Purnomo lebih cenderung dominan dalam kepribadian superego daripada id dan ego. Kepribadian superego memberikan keputusan yang benar berdasarkan prinsip norma dan relegiusitas atau hubungan dengan Tuhan atas dorongan id dan pemenuhan id oleh ego, sehingga ego dapat ditekan oleh superego dan menghasilkan keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri dan orang lain. Saran peneliti adalah bagi pembaca dan bagi peneliti. Daftar Pustaka Baribin, Raminah Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Semarang Press. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : CAPS (center for Academic Publishing Service). Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana University Press. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 34