PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2014

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2015

Transkripsi:

No.02/01/36/ Th.X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2015 SEBESAR 107,45 ATAU TURUN 0,07 PERSEN NTP Banten Desember 2015 sebesar 107,45 atau turun 0,07 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,88 persen lebih lambat dibanding laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,95 persen. Pada Desember 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 1,11 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks kelompok bahan makanan yang sebesar 1,94 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Banten Desember 2015 sebesar 113,09 atau naik 0,51 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan Desember 2015 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 16 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Banten dengan nilai indeks sebesar 107,45 yang diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 107,24 dan Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 106,39. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 92,96 NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Desember 2015, NTP secara umum turun 0,07 persen dibandingkan NTP November 2015, yaitu dari 107,53 menjadi 107,45. Penurunan NTP pada Desember 2015 disebabkan karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,88 persen kurang bisa mengimbangi laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,95 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 1

Subsektor November Bulan Desember Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan / Banten a. Indeks yang diterima (It) 128,17 129,29 0,88 b. Indeks yang d dibayar (Ib) 119,19 120,32 0,95 c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,06 122,41 1,11 d. Indeks BPPBM 113,91 114,33 0,36 e. Nilai Tukar Petani (NTP) 107,53 107,45-0,07 Penurunan NTP Desember 2015 terutama disebabkan oleh turunnya NTP tiga subsektor, yakni Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,05 persen, Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,31 persen dan Subsektor Peternakan yang turun sebesar 0,24 persen. Namun penurunan NTP tersebut menjadi tidak terlalu besar karena dihambat oleh naiknya dua subsektor yang lain yakni Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 0,19 persen dan Subsektor Perikanan yang naik sebesar 0,28 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (I t ) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2015, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen dibanding It November 2015, yaitu naik dari 128,17 menjadi 129,29. Kenaikan It pada Desember 2015 disebabkan naiknya It pada seluruh Subsektor yakni It subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,97 persen, It Subsektor Hortikultura yang naik sebesar 0,55 persen, It Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 1,18 persen dan It pada subsektor Subsektor Peternakan yang naik 0,61 persen, serta It pada Subsektor Perikanan yang naik sebesar 1,04 persen. 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00-0.50-1.00 3.23 1.66 0.97 1.17 1.18 1.04 0.88 0.55 0.61 0.34 0.21-0.59 T. pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan November Desember 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (I b ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2015 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,95 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 1,11 persen yakni dari 121,06 menjadi 122,41 dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan, yakni sebesar 0,36 persen atau naik dari 113,91 menjadi 114,33. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks pada seluruh kelompok BPPBM yaitu kelompok bibit naik sebesar 0,32 persen, kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,31 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik sebesar 0,47 persen, kelompok transportasi naik sebesar 0,29 persen, kelompok penambahan barang modal naik 0,60 persen dan kelompok upah buruh naik sebesar 0,29 persen. 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 1.01 1.14 0.37 0.87 1.08 0.24 0.99 Ib Konsumsi RT BPPBM 1.12 1.16 1.08 1.11 0.95 0.85 0.76 0.59 0.32 0.11 0.36 0.00 T. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 3. Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Desember 2015 NTP-P mengalami penurunan indeks sebesar 0,05 persen atau turun dari 115,19 menjadi 115,14. Hal ini karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) yang sebesar 0,97 persen tidak bisa mengimbangi laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) yakni sebesar 1,01 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena naiknya indeks pada subkelompok padi sebesar 0,95 dan subkelompok palawija sebesar 1,25 persen. Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 0,95 persen, sedangkan naiknya indeks pada subkelompok palawija terutama disebabkan oleh naiknya harga kacang tanah 2,40 persen, ketela pohon 2,14 persen, kacang hijau 1,25 persen, dan ubi jalar 0,05 persen. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan cukup besar yakni 1,01 persen karena pengaruh naiknya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 1,14 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,37 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada lima kelompok yakni kelompok bibit naik sebesar 0,32 persen, kelompok pupuk dan obat-obatan naik 0,61 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lain naik sebesar 0,68 persen, kelompok penambahan barang modal naik sebesar Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 3

0,64 persen, kelompok upah buruh naik sebesar 0,05 persen dan kelompok transportasi naik sebesar 0,51 persen. Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Persentase perubahan September 2015 November 2015 Desember 2015 Desember 2015 thd November 2015 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 134,32 138,65 139,99 0,97 - Padi 134,80 139,38 140,70 0,95 - Palawija 125,39 125,28 126,85 1,25 b. Indeks Dibayar Petani 119,96 120,37 121,59 1,01 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120,94 121,33 122,71 1,14 - Indeks BPPBM 115,09 115,63 116,05 0,37 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 111,97 115,19 115,14-0,05 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 118,09 118,33 118,99 0,55 - Sayur-sayuran 117,87 119,57 120,83 1,06 - Buah-buahan 118,41 117,70 117,92 0,19 - Tanaman Obat 111,31 111,59 113,40 1,62 b. Indeks Dibayar Petani 118,13 118,45 119,48 0,87 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120,24 120,59 121,89 1,08 - Indeks BPPBM 112,33 112,56 112,84 0,24 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 99,96 99,90 99,59-0,31 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 120,28 121,68 123,12 1,18 - Tanaman Perkebunan Rakyat 120,28 121,68 123,12 1,18 b. Indeks Dibayar Petani 119,42 119,72 120,91 0,99 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120,66 121,03 122,39 1,12 - Indeks BPPBM 113,41 113,39 113,75 0,32 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 100,72 101,64 101,83 0,19 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 120,25 119,54 120,27 0,61 - Termak Besar 128,23 127,49 127,85 0,28 - Ternak Kecil 125,08 123,87 125,02 0,92 - Unggas 115,17 114,55 114,94 0,35 - Hasil Ternak 116,38 115,98 117,65 1,45 b. Indeks Dibayar Petani 116,09 116,35 117,34 0,85 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120,72 121,04 122,35 1,08 - Indeks BPPBM 111,18 111,36 112,01 0,59 c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 103,58 102,75 102,50-0,24 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 125,65 126,08 127,39 1,04 - Penangkapan 140,08 141,15 142,65 1,06 - Budidaya 114,40 114,33 115,51 1,03 b. Indeks Dibayar Petani 118,00 118,14 119,04 0,76 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 120,18 120,34 121,73 1,16 - Indeks BPPBM 114,59 114,68 114,80 0,11 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 106,48 106,72 107,02 0,28 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 0,31 persen dari 99,90 menjadi 99,59. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,55 persen tidak bisa mengimbangi laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,87 persen. Kenaikan It pada subsektor hortikultura terutama disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur-sayuran yang naik sebesar 1,06 persen, kelompok buah-buahan naik sebesar 0,19 persen, tanaman obat mengalami kenaikan angka indeks yakni sebesar 1,62 persen. Kenaikan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan oleh naiknya harga pisang. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran terutama disebabkan oleh naiknya harga cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, tomat, jengkol, bawang merah, dan ketimun. Sementara kenaikan indeks pada kelompok tanaman obat disebabkan oleh naiknya harga kencur, jahe, dan lengkuas. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 1,08 persen dan naiknya Indeks BPPBM sebesar 0,24 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Desember 2015 NTP-R sebesar 101,83 atau mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,18 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yakni sebesar 0,99 persen. Kenaikan It terjadi karena naiknya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,18 persen yakni dari 121,68 menjadi 123,12 yang dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa tanaman perkebunan rakyat, di antaranya harga cengkeh yang naik sebesar 1,62 persen, kelapa naik sebesar 4,23 persen, buah aren naik 7,14 persen, dan kapulaga naik 6,90 persen. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,99 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,32 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Desember 2015 NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,24 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks yang diterima petani yang sebesar 0,61 persen tidak dapat mengimbangi laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,85 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada seluruh kelompok peternakan, yakni kelompok ternak besar sebesar 0,28 persen, ternak kecil sebesar 0,92 persen, kelompok unggas sebesar 0,35 persen dan hasil ternak sebesar 1,45 persen. Kenaikan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh naiknya harga kerbau; pada unggas dipengaruhi oleh naiknya harga ayam buras, ayam ras pedaging dan itik; pada hasil ternak dipengaruhi oleh naiknya harga telur ayam ras dan telur itik. Sementara itu yang mempengaruhi kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,85 persen adalah naiknya IKRT sebesar 1,08 persen dan naiknya indeks pada BPPBM sebesar 0,59 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 5

e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Desember 2015 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,28 persen yang disebabkan karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,04 persen masih lebih cepat dibanding laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,1276 persen. Kenaikan yang terjadi pada It karena naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,06 persen dan kelompok budidaya sebesar 1,03 persen. Di sisi lain Ib mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen disebabkan indeks KRT mengalami kenaikan sebesar 1,16 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,11 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2015, NTN naik sebesar 0,26 persen dari 118,92 menjadi 119,23. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 1,06 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan Ib yang sebesar 0,79 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: ikan gulamah, ekor kuning, peperek, belanak dan lain-lain. Sedangkan pada Ib terjadi kenaikan indeks yang disebabkan oleh naiknya indeks kelompok KRT yakni sebesar 1,15 persen dan indeks BPPBM yang naik sebesar 0,22 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2015, NTPi naik sebesar 0,29 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 1,03 persen masih lebih cepat dari laju kenaikan Ib yang sebesar 0,73 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga ikan pada kelompok budidaya air tawar yakni sebesar 2,02 persen. Sementara itu pada kelompok budidaya air laut tidak mengalami perubahan indeks. Komoditas yang mengalami kenaikan harga yakni ikan lele, ikan mas, dan ikan mujair pada budidaya air tawar. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks pada IKRT sebesar 1,16 persen dan Indeks BPPBM yang naik juga sebesar 0,01 persen. 4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Desember 2015 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi inflasi di perdesaan sebesar 1,11 persen. Pemicu inflasi tertinggi adalah naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan yakni sebesar 1,94 persen, disusul oleh kenaikan indeks pada kelompok perumahan 0,88 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang naik sebesar 0,76 persen, kelompok transportasi dan komunikasi yang naik sebesar 0,29 persen, kelompok kesehatan yang naik sebesar 0,28 persen, kelompok pendidikan,rekreasi dan olahraga yang naik sebesar 0,15 persen, dan kelompok sandang yang naik 0,11 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016

KELOMPOK IKRT IKRT November IKRT Desember Inflasi Perdesaan (persen) UMUM 121,06 122,41 1,11 1. Bahan Makanan 121,68 124,05 1,94 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,92 120,83 0,76 3. Perumahan 124,80 125,89 0,88 4. Sandang 116,62 116,75 0,11 5. Kesehatan 117,78 118,11 0,28 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 116,37 116,54 0,15 7. Transportasi & Komunikasi 124,62 124,98 0,29 5. Perbandingan antar Provinsi di Indonesia Pada Bulan Desember 2015 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 16 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Banten dengan nilai indeks sebesar 107,53 yang diikuti oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 107,20 dan Provinsi Jawa Timur sebesar 106,56. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,44. NTP nasional sebesar 102,95 yang mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 102,46. Provinsi NTP Rangking Provinsi NTP Rangking Banten 107,45 1 Papua Barat 100,35 18 Jawa Barat 107,24 2 Sulawesi Tengah 99,82 19 Sulawesi Selatan 106,39 3 Kalimantan Selatan 99,03 20 NTB 106,22 4 Kepulauan Riau 98,78 21 Jawa Timur 106,13 5 DKI 98,77 22 Sulawesi Barat 105,71 6 NAD 98,13 23 Bali 105,13 7 Sumatera Barat 97,75 24 Gorontalo 104,41 8 Kalimantan Tengah 97,74 25 Lampung 103,84 9 Kalimantan Timur 97,31 26 Maluku Utara 103,46 10 Sulawesi Utara 96,85 27 Yogyakarta 103,34 11 Papua 96,08 28 Bangka Belitung 102,92 12 Sumatera Selatan 96,03 29 NTT 102,69 13 Kalimantan Barat 96,03 30 Maluku 102,61 14 Jambi 95,72 31 Jawa Tengah 102,03 15 Riau 95,03 32 Sulawesi Tenggara 101,01 16 Bengkulu 92,96 33 Sumatera Utara 100,62 17 Nasional 102,83 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Desember 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,51 persen. Hal ini dipengaruhi oleh laju kenaikan It yang sebesar 0,88 persen lebih cepat dibanding laju kenaikan indeks BPBBM yang sebesar 0,36 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada subsektor penyusun NTUP yakni subsektor tanaman pangan yang naik 2,320,59 persen, subsektor hortikultura naik sebesar 0,31 persen, subsektor Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 7

tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 0,86 persen, subsektor peternakan naik 0,02 persen dan subsektor perikanan juga naik sebesar 0,94 persen Subsektor November 2015 Desember 2015 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 119,91 120,63 0,59 2. Hortikultura 105,13 105,45 0,31 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 107,32 108,24 0,86 4. Peternakan 107,35 107,37 0,02 5. Perikanan 109,93 110,96 0,94 a. Tangkap 121,57 122,58 0,83 b. Budidaya 100,67 101,69 1,02 Gabungan 112,51 113,09 0,51 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Berdasarkan observasi sebanyak 39 transaksi gabah di 3 Kabupaten (Pandeglang, Serang dan Lebak), rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Desember 2015 dibandingkan keadaan Oktober November untuk Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 2,19 persen, Gabah Kering Panen (GKP ) naik sebesar 1,48 persen dan gabah kualitas rendah naik yakni sebesar 0,18 persen. Rata-rata harga gabah bulan Desember 2015 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG sebesar Rp. 5.695,- per kg, gabah kualitas GKP Rp. 5.572,- per kg,- dan gabah kualitas rendah rata-rata Rp. 4.896,- per kg. Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 4.600,- per kg dijumpai di Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang dengan kualitas rendah (varietas ciherang), sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 6.000,- per kg dijumpai di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak untuk kualitas GKG (varietas ciherang). Pada Desember 2015, survei harga produsen gabah yang masuk berasal dari 39 observasi di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Serang dan Lebak. Pemantauan harga ini dilakukan melalui pencacahan rutin bulanan. Observasi yang dilakukan ditemukan GKG sebanyak 22 observasi (52,38 %), kualitas GKP sebanyak 11 observasi (26,19%) dan kualitas rendah sebanyak 6 observasi (14,29%). Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) G K G 22 52,38% 5.300 (Kec. Cipanas, Kab Lebak) 6.000 (Kec. Warunggunung, Kab. Lebak) 5,595 5.695 4.600 G K P 11 26,19% 4.700 (Kecamatan Ciruas, Kab. Serang) 6.000 (Kec. Kramatwatu dan Kec. Pontang Kab. Serang) 5.472 5.572 Petani 3.700 Penggilingan 3.750 Gabah Kualitas Rendah 6 14,29% 4.600 (Kec. Saketi, Kab Pandeglang) 4.750 (KecCimanuk, Kab. Pandeglang) 4.658 4.896 - Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 9

2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata rata Komponen Mutu Pada Bulan Desember 2015, dari 39 observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 4.600,- per kg untuk kualitas GKP dijumpai di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang dengan varietas Ciherang. Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 6.000,- per kg untuk kualitas GKG di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak (varietas ciherang) dan Kecamatan Kramatwatu, Pontang kabupaten Serang dengan kualitas GKP (varietas ciherang). Untuk rata rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKG KA nya 13,13 persen dan KH 2,77 persen, kualitas GKP KA nya sebesar 13,74 persen dan KH nya 6,60 persen sedangkan untuk Kualitas Rendah KA nya 20,12 persen dan KH 12,83 persen. Kelompok Kualitas Kadar Air (persen) Kadar Hampa/Kotoran (persen) Oktober 15 November 15 Desember 15 Oktober 15 November 15 Desember 15 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKG 12,90 13,21 13,13 2,65 2,64 2,77 GKP 12,63 13,28 13,74 6,96 6,79 6,60 Kualitas Rendah 22,91 20,05 20,12 13,02 12,60 12,85 3. Persentase Jumlah Observasi harga Gabah di bawah HPP di Tingkat Penggilingan Pada Bulan Desember 2015 ini tidak ditemukan observasi harga gabah di bawah HPP, sedangkan observasi gabah kualitas rendah sebesar 14,29 persen. Rincian Di Tingkat Penggilingan (persen) Juli 15 Agust 15 Sept 15 Okt 15 Nov 15 Nov 15 Observasi Di bawah HPP - - - - - - Obs. Gabah Kualitas Rendah 19,44 21,95 26,83 23,81 4,76 14,29 4. Rata rata Harga Gabah Menurut Kualitas Rata-rata harga gabah kualitas kering giling (GKG) di Provinsi Banten sebesar Rp. 5.695,- per kg di tingkat penggilingan dan di tingkat petani sebesar Rp. 5.595,- per kg. Rata-rata harga gabah kualitas panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 5.572,- per kg atau naik sebesar 0,99 persen sementara di tingkat petani rata-rata harga GKP sebesar Rp. 5.472,- per kg atau naik juga sebesar 1,48 persen. Untuk gabah kualitas rendah di tingkat penggilingan mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar 0,18 persen dan di tingkat petani juga mengalami kenaikan rata-rata harga yakni sebesar 0,33 persen. 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016

T ing ka t P engg il ing an (R p / Kg ) T ing ka t P e t ani (Rp /Kg) K u al i t as Okt 15 Nov 15 Des 15 P e rs en t s se P e rubahan K o l ( 4 ) th d ( 3 ) Okt 15 Nov 15 Des 15 P e rs en t a se P e rubahan K o l ( 8 ) th d ( 7 ) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) G K G 5.305 5.475 5.695 2,23 5.205 5.571 5.595 2,19 G K P 5.158 5.393 5.572 0,99 5.046 5.517 5.472 1,48 K u al i t as r end ah 4.905 4.650 4.896 0,43 4.720 4.875 4.658 0,18 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 GKG GKP Non Kwalitas HPP GKG HPP GKP Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 11

C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN DESEMBER 2015 SEBESAR Rp 40.338,- Upah nominal buruh tani pada Desember 2015 dibanding upah buruh tani November 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen atau naik dari Rp. 40.242,- menjadi Rp. 40.338,- per hari. Secara riil*) mengalami penurunan sebesar 0,87 persen. Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,63 persen atau naik dari Rp. 77.856,- menjadi Rp. 79.122,- per hari. Secara riil*), upah Desember 2015 dibanding November 2015 naik sebesar 0,63 persen, yaitu dari Rp. 60.778,- menjadi Rp. 61.160,- per hari. 1. Perkembangan Upah Buruh Pertanian Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Desember 2015 dibanding upah buruh tani November 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen atau naik dari Rp. 40.242,- menjadi Rp. 40.338,- per hari. Secara riil*) mengalami penurunan sebesar 0,87 persen dibanding November 2015 yaitu dari Rp. 33.242,- menjadi Rp. 32.953,- per hari. Rincian Jenis Upah Bulan Oktober 2015 November 2015 Desember 2015 % Perubahan Desember 2015 thd November 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Provinsi Upah Nominal 39.679 40.242 40.338 0,24 Upah Riil *) 32.874 33.242 32.953-0,87 2. Perkembangan Upah Buruh Informal a. Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per hari Secara nominal, rata-rata upah buruh bangunan di Provinsi Banten pada Bulan Desember 2015 mengalami kenaikan 1,63 persen atau naik dari Rp. 77.856,- menjadi Rp. 79.122,- per hari. Secara riil*), upah Desember 2015 dibanding November naik sebesar 0,63 persen, yaitu dari Rp. 60.778,- menjadi Rp. 61.160,- per hari. Upah Pembantu Rumah Tangga Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah pembantu rumah tangga di Provinsi Banten pada Desember 2015 tidak mengalami perubahan yakni sebesar Rp. 510.732,- per bulan. Sedangkan secara riil, upah Desember 2015 dibanding November 2015 mengalami penurunan sebesar 0,98 persen, yaitu turun dari Rp. 398.698,- menjadi Rp. 394.784,- per bulan. 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016

Rincian Jenis Upah Bulan Oktober November Desember % Perubahan Desember 2015 thd November 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Bangunan per hari Upah Nominal 75.641 77,856 79.122 1,63 Upah Riil *) 59.242 60,778 61.160 0,63 Pembantu rumah tangga Upah Nominal 510.732 510,732 510.732 0,00 per bulan Upah Riil*) 400.009 398,698 394.784-0,98 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016 13

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Dr. Syech Suhaimi, SE.,M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 14 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 02/01/36/Th.X, 4 Januari 2016