BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

KEBUTUHAN INVESTASI SEKTOR BASIS INDUSTRI PER KECAMATAN DI KABUPATEN GIANYAR DALAM RANGKA ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP)

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

Disampaikan oleh : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar pada Acara RAKER Kementrian Perindustrian Tahun 2010 Balikpapan, 2 5

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

I. PENDAHULUAN. agribisnis, agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

E-Jurnal EP Unud, 5[1]: ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Industri kecil dan menengah telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat karena kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) sangat efisien, produktif dan memiliki tingkat daya saing global yang tinggi (Tambunan, 2002:19). Kegiatan sektor ini mampu memberikan manfaat ekonomi bagi perkembangan domestik berupa tambahan Produk Domestik Bruto, pendapatan rumah tangga dan kesempatan kerja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam. Jadi proses industrialisasi dan pembangunan industri salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan dalam arti meningkatkan taraf hidup yang lebih baik (Arsyad, 2004:353). Produk-produk sektor industri mempunyai nilai tukar yang lebih menguntungkan dan menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi. Sektor industri mempunyai variasi produk yang beragam dibandingkan dengan produk sektor lainnya. Di samping itu sektor industri tidak tergantung pada keadaan alam seperti

musim dan curah hujan, maka pelaku bisnis lebih memanfaatkan sektor industri. Sektor ini lebih menjanjikan dan dapat mengatasi permasalahan ekonomi seperti pengangguran. Apalagi pembangunan industri kerajinan di Bali saat ini sudah berkembang dengan pesat, dalam hal ini untuk mengembangkan industri kerajinan yang ada di provinsi Bali dipandang sebagai upaya yang strategis dan mengingat usaha ini sangat beranekaragam yang sesuai dengan potensi daerah. Jumlah industri dan kerajinan rumah tangga sangat banyak dan beranekaragam, salah satunya komoditi kerajinan kayu. Menurut Iman Suryanto dalam artikel Tribun Bali (2014) mengatakan jumlah industri dan kerajinan rumah tangga di Indonesia sangat banyak salah satunya kerajinan kayu mampu menopang sekitar 80 persen dari total ekspor non migas setiap tahunnya. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan menjadi prioritas pembangunan dengan harapan mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Provinsi Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisatawan, juga memiliki potensi yang sangat besar terhadap ekspor. Kerajinan Kayu khususnya di Bali berkembang sangat pesat dan menjadi komoditi unggulan sampai saat ini. Kerajinan kayu merupakan suatu karya dari ukiran kayu, keberadaan kerajinan kayu di Bali saat ini tidak terlepas dari pengaruh modernisasi salah satunya ditransformasi pariwisata. Perkembangan kerajinan kayu di Bali dilihat dari aspek bentuk, jenis, maupun maknanya bagi masyarakat. Kerajinan ini memperlihatkan bentuk dan jenisnya yang sangat beragam dengan makna ekonomis, sosial dan budaya. Adapun jenis-jenis kerajinan kayu adalah patung animal, patung budha, patung manusia, patung barong,

patung siwa, meja, kursi, pintu, miror, frame dan masih banyak lagi. Menurut Disperindag Provinsi Bali (2015) dilihat dari perkembangan ekspor kerajinan kayu di Bali dari tahun 2010 hingga 2011 menjadi ekspor unggulan di setiap tahunnya, karena kerajinan kayu sendiri telah memberikan sumbangan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sektor Industri kerajinan lebih potensial untuk dikembangkan guna menunjang sektor pariwisata, meningkatkan ekspor non migas dan meningkatkan pendapatan pengrajin tersebut. Industri kerajinan kayu hingga saat ini masih menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan baik itu dari segi desain maupun mutunya. Menurut Nopirin (2010:7) perdagangan internasional merupakan kegiatan perdagangan antara beberapa negara serta efeknya terhadap struktur perekonomian di suatu negara. Perdagangan internasional memberikan dampak pada Produk Domestik Bruto (PDB), semakin tinggi PDB di suatu negara maka akan meningkatkan permintaan dan kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri. Pertumbuhan PDB menunjukkan kemampuan negara melakukan perdagangan internasional dan tercermin dari tingkat pendapatan yang tinggi menunjukkan negara tersebut memiliki daya beli masyarakat yang cukup tinggi. Menurut Amornkitvikaia et all (2012) berpendapat bahwa kinerja ekspor yang kuat sebagai salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Adanya perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Hal ini dapat dilihat dengan adanya barang yang diekspor, maka perdagangan internasional setiap negara akan meningkatkan pendapatan.

Sektor perdagangan khususnya kegiatan ekspor merupakan salah satu penggerak perekonomian. Ekspor bagian penting dari perdagangan internasional karena dapat memperluas pangsa pasar produk Indonesia dan menambah devisa negara. Ekspor merupakan kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri dan salah satu komponen perdagangan internasional yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi di sebuah negara yang sedang berkembang. Menurut Boediono (1993:10) pertambahan jumlah ekspor tidak saja mempengaruhi peningkatan penerimaan devisa negara tetapi juga peningkatan kapasitas produksi dalam negeri yang dapat memberikan dampak perluasan kesempatan kerja. Perdagangan internasional terdiri dari ekspor dan impor, walaupun ekspor dan impor memberikan dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Kegiatan impor dampak negatif dalam jangka panjang akan memberikan kebocoran devisa di sebuah negara. Tetapi dilihat dari neraca perdagangan impor termasuk indikator makro ekonomi di suatu negara. Adanya nilai ekspor lebih tinggi dibandingan dengan nilai impor, menunjukan bahwa suatu negara tersebut berkembang dengan pesat dan berimbas pada pembiayaan pembangunan. Banyak berbagai jenis kerajinan yang terdapat di Provinsi Bali. Bali merupakan daerah pariwisata yang sangat digemari para wisatawan. Selain terdapat berbagai macam obyek wisata yang indah terdapat pula makna tersendiri dari kerajinan yang ada di provinsi Bali maka banyak berbagai jenis produk kerajinan sebagai peluang bisnis dan produk ekspor. Terdapat 17 jenis kerajinan yang ada di

provinsi bali dan kerajinan tersebut produk-produknya sudah termasuk ekspor. Adapun komoditi ekspor kerajinan di Provinsi Bali ditunjukkan pada tabel 1.1 1.1 Komoditas Nilai Ekspor Kerajinan di Provinsi Bali Tahun 2010-2014 No Komoditi Ekspor 2010 2011 2012 2013 2014 1 Kerajinan Kayu 77.805.653 63.341.444 71.493.260 90.618.137 73.243.287 2 Kerajinan Furniture 30.635.943 30.804.932 34.818.965 28.175.524 34.715.939 3 Kerajinan Perak 26.748.603 27.288.653 21.968.434 23.738.340 22.566.727 4 Kerajinan Bambu 9.542.874 10.475.545 12.864.022 9.486.097 18.335.991 5 Kerajinan Logam 11.914.775 11.652.365 9.741.524 11.228.568 15.211.828 6 Kerajinan Lain-lain 9.656.360 7.683.409 13.743.145 4.185.235 12.798.507 7 Kerajinan Rotan 5.354.023 4.175.064 1.586.506 4.024.449 4.427.508 8 Kerajinan Terracota 7.201.117 4.020.457 3.410.240 2.334.873 2.566.727 9 Kerajinan Kulit 9.901.719 8.484.569 9.705.384 9.236.328 9.541.913 10 Kerajinan Batu Padas 18.506.462 15.359.503 11.484.690 10.265.244 14.772.477 11 Kerajinan Anyaman 1.535.987 2.448.140 2.085.820 1.062.490 3.643.201 12 Kerajinan Keramik 1.346.419 1.910.242 1.053.703 1.478.951 1.660.458 13 Kerajinan Kerang 2.111.533 1.246.203 945.675 1.121.660 2.439.453 14 Kerajinan Lukisan 1.206.651 1.386.298 1.602.759 2.215.993 2.289.470 15 Kerajinan Alat Musik 725.111 95.067 167.807 412.841 692.022 16 Kerajinan Lilin 303.973 155.3 480.425 286.393 509.383 17 Kerajinan Tulang 82.164 143.677 220.887 264.182 268.788 Sumber : Dispeindag Provinsi Bali, 2015 Tabel 1.1 menunjukkan tujuh belas ekspor kerajinan di Provinsi Bali tahun 2010-2014, dapat dilihat dari tahun 2010-2014 ekspor kerajinan kayu dari 5 tahun berada di peringkat pertama dan dilanjutkan dengan ekspor kerajinan furniture dan perak. Kerajinan Kayu ini salah satu ekspor kerajinan unggulan di provinsi Bali. Ekspor Kerajinan kayu mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif selama 5

tahun. Pada tahun 2011 mengalami penurunan dengan nilai ekspor 63.341.444 $. Tahun 2012 dengan nilai ekspor 71.493.260 $ dan tahun 2013 dengan nilai ekspor 90.618.137 $ ini berarti mengalami peningkatan yang cukup stabil, dan tahun 2014 mengalami penurunan kembali dengan nilai ekspor 73.243.287 $. Hal ini disebabkan permintaan kerajinan kayu dan mata uang asing yang mengalami penguatan ataupun pelemahan terhadap mata uang rupiah. Penawaran terhadap ekspor dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah produksi. Pada tabel 1.2 menunjukkan Jumlah Industri Kerajinan Kayu Menurut Kabupaten atau Kota Tahun 2013 Tabel 1.2 Jumlah Industri Kerajinan Kayu, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Menurut Kabupaten atau Kota Tahun 2013 Kabupaten/Kota Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja (Orang) Nilai Produksi (Juta Rupiah) Klungkung 25 321 5.367074 Tabanan 53 350 69.842.525 Karangasem 82 736 6.470.456 Bangli 105 1.146 22.933.815 Buleleng 157 1.009 32.494.908 Badung 235 2.636 83.600.113 Gianyar 286 5.335 195.738.265 Jembrana 309 1.496 43.387.401 Denpasar 316 2.134 152.364.554 Sumber :Disperindag Provinsi Bali, 2015 (Data Diolah) Tabel 1.2 menunjukkan jumlah industri kerajinan kayu, tenaga kerja, dan nilai produksi menurut kabupaten atau kota, yang paling banyak sentra unit usahanya adalah kota Denpasar tetapi dilihat dari nilai produksinya berada peringkat pertama

adalah kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar adalah pusatnya ukiran kayu dan produk-produknya sudah mencapai pasar global. Kabupaten Gianyar memberikan potensi yang sangat besar, mengingat kerajinan kayu sudah termasuk ekspor tertinggi di Gianyar tetapi tidak diseimbangi dengan jumlah unit usaha. Kabupaten Gianyar sebagai sentra hasil kerajinan kayu di Bali. Adapun jumlah Unit Usaha Kerajinan Kayu per kecamatan di Kabupaten Gianyar ditunjukkan seperti Tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Unit Usaha Industri Kerajinan Kayu Menurut Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 No Kecamatan Jumlah Unit Usaha 1 Blahbatuh 11 2 Gianyar 21 3 Payangan 2 4 Sukawati 74 5 Tampak Siring 23 6 Tegallalang 40 7 Ubud 115 Total 286 Sumber :Disperindag Provinsi Bali, 2015 (Data Diolah) Tabel 1.3 dilihat dari Kecamatan Ubud memiliki jumlah unit usaha terbanyak sebesar 115 usaha dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Industri kerajinan kayu kecamatan Ubud memberikan peluang yang cukup besar bagi penyerapan tenaga kerja dan usaha yang sangat menjanjikan. Ini berarti di Kecamatan Ubud produkproduk kerajinan kayu sudah dikenal para wisatawan dan mencapai pasar global.

Untuk memenuhi kebutuhan produk kerajinan kayu di dalam negeri maupun di luar negeri, maka produksi adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor yaitu faktor domestik dan faktor pasar internasional. Salah satu faktor domestik adalah jumlah produksi, adanya subsidi produksi dari pemerintah terbukti dapat menstimulasi ekspor suatu negara (Girma, et all. 2006). Faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap proses produksi. Menurut Simanjuntak (1990: 69) Tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa dan mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis yaitu kegiatan menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, dibutuhkan peningkatan kualitas tenaga kerja baik melalui pendidikan informal dan formal sehingga dapat meningkatkan produksi pada industri tersebut. Menurut ilmu ekonomi, modal adalah tiap hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya, modal ini tidak identik dengan uang akan tetapi segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang. Modal yang dimaksud dalam penelitian ini, modal tetap yaitu modal yang dapat digunakan lebih dari satu kali dalam proses produksi misalnya mesin-mesin atau peralatan. Modal juga dapat diartikan pengeluaran perusahaan untuk membeli atau memperoleh barang-barang modal yang baru atau yang lebih modern untuk menggantikan barangbarang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi. Bahan baku merupakan faktor utama yang menunjang kelancaran proses produksi. Menurut Mutiara (2010) bahan baku mempunyai pengaruh paling tinggi

terhadap produksi, karena apabila bahan baku sulit didapatkan maka produsen akan menghentikan produksi. Bahan baku berpengaruh signifikan terhadap produksi. Apabila quantitas bahan baku bertambah maka produksi juga akan meningkat. Industri kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar sudah termasuk ekspor, yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai produksi di setiap tahunnya akan tetapi belum dikembangkan secara optimal jumlah industri dan tenaga kerja. Mengingat permasalahan yang dihadapi industri kerajinan kayu semakin kompleks dan luas. Industri kerajinan kayu di Kabupaten Gianyar berbasis industri kecil dan menengah, produksinya mampu memenuhi permintaan di dalam negeri maupun luar negeri tiap tahunnya. Dapat dijelaskan bahwa peningkatan produksi juga telah diimbangi dengan peningkatan ekspor tiap tahunnya. Kegiatan ekspor lebih memberikan nilai tambah bagi suatu negara dibandingkan dengan kegiatan impor. Dari penelitian yang dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka penelitian ini yang berjudul Analisis Faktor-faktor Produksi Domestik Yang Mempengaruhi Ekspor Kerajinan Kayu Di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja, Modal, dan Bahan Baku terhadap Produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud? 2. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku dan produksi terhadap ekspor Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud? 3. Adakah pengaruh tidak langsung Tenaga Kerja, Modal, dan Bahan Baku terhadap ekspor melalui produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja, modal, dan bahan baku terhadap produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud 2. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja, modal, bahan baku dan produksi terhadap ekspor Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud 3. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku terhadap ekspor melalui produksi Kerajinan Kayu di Kecamatan Ubud

1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai analisis faktor-faktor produksi domestik yang mempengaruhi ekspor kerajinan kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan untuk para pengusaha, para akedemisi maupun para pemerhati ekonomi agar dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan analisis faktor-faktor produksi domestik yang mempengaruhi ekspor kerajinan kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. 1.5 Sistematika Penulisan berikut: Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan metode penulisan, serta sistematika penyajian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini yaitu mengenai konsep perdagangan internasional, konsep ekspor, produksi, tenaga kerja, modal, bahan baku dan hubungan variabel-variabel terhadap ekspor dan produksi. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai obyek penelitian, jenis data, metode penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari penyusunan laporan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh.