BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumen terhadap mobil akan semakin tinggi. Sehingga persaingan antara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keputusan membeli setiap orang adalah sesuatu yang unik, hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. membuka lapangan kerja. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, sektor

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

BAB I PENDAHULUAN. persaingan industri otomotif semakin ketat. Terutama industri mobil di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Angka Penjualan Kendaraan Beroda Empat Country Passenger Commercial Vehicles Vehicles

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran mobil murah yang disebut mobil hemat energi dan harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya zaman maka jenis alat transportasi pun akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

BAB III DAYA SAING INDUSTRI OTOMOTIF INDONESIA, PELUANG DAN TANTANGANYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Industri Mobil Low Cost Green Car

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

2014 LAPORAN INDUSTRI STUDI KINERJA INDUSTRI MOBIL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Produksi & Penjualan mobil (Gaikindo-diolah) Tahun 2006 s.d 2013 di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di jaman yang semakin modern seperti saat ini dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di tengah ketatnya persaingan di dunia industri otomotif terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Global Carbon Dioxide Emissions from Fossil-Fuels (EPA, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis pengukuran..., Frasisca Dwipujiningsih, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Astra Daihatsu Motor (ADM)

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di bidang pemasaran. Produsen yang dulunya berkonsep product

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Gambar 1.1 Logo Datsun

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mobil sedan, hatchback, station wagon, dan sport. Mobil jenis Hatchback

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan, tetapi masyarakat juga berlomba-lomba untuk melengkapi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kelas menengah dan perluasan basis ekonomi merupakan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

Sedangkan bagi kelompok kepentingan yang kontra terhadap kebijakan LCGC, menyatakan bahwa arah pembangunan teknologi industri otomotif

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia semakin meningkat terbukti pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa asing masuk ke Indonesia yang memperketat persaingan dunia usaha,

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan diri dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan nasional akan mengalami kesulitan untuk bermain dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN masih dirasakan oleh semua sektor kehidupan tidak terkecuali sektor riil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. (Gaikindo), terdapat 2 kategori mobil yaitu komersial (commercial car) dan

BAB I PENDAHULUAN. grafik penjualannya nyaris tak pernah turun, tak terpengaruh tren kenaikan harga

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesadaran untuk menjadi ramah lingkungan bukan saja dimiliki oleh negara

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia khususnya di industri sepeda motor. Persaingan ketat yang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dilihat dari peningkatan jumlah pelanggan telepon selular pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. internet. Internet merupakan sarana untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

PENGARUH KESADARAN MEREK, CITRA MEREK, ASOSIASI MEREK, DAN PERSEPSI KUALITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL HONDA BRIO SATYA DI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan globalisasi saat ini yang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

2016 PENGARUH KEPRIBADIAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KIA RIO

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat yang beragam dan daya beli masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbandingan KBLI di empat Sektor Industri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap masyarakat di Indonesia, baik itu motor ataupun mobil. Apalagi

I. PENDAHULUAN. otomotif membagi pasar menjadi dua, yaitu: emerging market dan matured

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum ada banyak hal yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek

I. PENDAHULUAN. adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi, mengukur dan

BAB I PENDAHULUAN. ingin ditujunya. Seperti kemudahan bertransportasi pada saat ini sudah hampir dapat

I. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, krisis global yang sedang melanda berbagai negara membuat Indonesia terkena dampaknya. Sebelumnya, Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 5,9 persen. Sebagai akibatnya, Bank Dunia merevisinya menjadi 5,6 persen akibat pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia masih menilai bahwa pertumbuhan Indonesia masih relatif kokoh. (Kompas, 5 Oktober 2013, hal.17) Dalam menghadapi krisis yang mengancam, pemerintah memiliki celah untuk memacu kemampuan daya saing dari industri domestik agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar global dan dapat meningkatkan jumlah ekspor ke luar (Bisnis Indonesia, 4 Oktober 2013, hal. 2). Apalagi ditambah dengan hadirnya free trade ASEAN yang mulai berlaku tahun depan. Salah satu tren yang diprediksi akan berlaku di free trade ASEAN adalah program mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC). Program LCGC sendiri di Indonesia, menurut M.S Hidayat selaku Menteri Perindustrian, sudah dicanangkan sejak tahun 2010. LCGC sendiri diproduksi berdasarkan Permenperin No.33/M-IND/Per/7/2013 tentang 1 1

Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat. (Sindo Weekly, no.30, hal.20). Bagi pemerintah, program LCGC adalah peluang pasar menjelang implementasi free trade ASEAN, saat arus barang semakin terbuka. Bila Indonesia tidak membuat mobil LCGC sendiri, pasar otomotif domestik akan diisi oleh mobil impor dari Malaysia dan Thailand (Sindo Weekly, no.30, hal. 21). Yang menjadi persoalan, apabila mengacu pada penjualan kendaraan roda empat atau mobil di Indonesia, telah terjadi peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2010 penjualan mobil hanya sekitar 760 ribu unit (Sindo Weekly, No.30, hal. 26), pada tahun 2013 penjualan mobil mencapai 1,23 juta unit. (Kompas, 6 Februari 2014, hal. 19). Jumlah tersebut memberikan rasa optimis bagi pemain industri otomotif di tengah dampak krisis global yang melanda. Dari keseluruhan jumlah tersebut, jenis mobil berpenumpang menguasai pangsa pasar sebesar 787.000 unit. Menurut pengamatan Wakil Ketua Gaikindo, Yongki D Sugiarto, dari jumlah pangsa pasar mobil berpenumpang tersebut, LCGC dapat mengambil pangsa pasar sebesar 120.000 unit (Kompas, 6 Februari 2014, hal.19). Selain untuk mendorong terjadinya ekspor, program LCGC sendiri disasarkan kepada masyarakat kelas menengah di Indonesia. Pemerintah 2

menyuarakan bahwa kebijakan LCGC memberikan hak kepada masyarakat kelas menengah agar dapat memiliki mobil. Keadaan tersebut didukung oleh jumlah masyarakat Indonesia yang masuk dalam klasifikasi kelas menengah telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Bank Dunia, tahun 2003 jumlah kelas menengah di Indonesia hanya sekitar 37,7 persen. Namun pada tahun 2010, jumlah tersebut meningkat mencapai kisaran 56,6 persen atau mencapai 134 juta jiwa (Kompas, 19 November 2013, hal.17). Indonesia sendiri termasuk ke dalam negara dengan pendapatan menengah dengan pendapatan perkapita sebesar US$ 3.499,9 pada tahun 2013 (Kompas, 7 Februari 2014, hal. 2). Kelas menengah bercirikan ingin dan mampu membeli barang dengan kualitas dan nilai tambah yang semakin tinggi. (Kompas, 19 November 2013, hal.17). Dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah, turut menandakan bahwa jumlah masyarakat yang menuju kelas menengah juga turut meningkat. Kebijakan program LCGC tersebut disambut antusias dengan kemunculan produk mobil murah ramah lingkungan dari berbagai pemain industri otomotif Indonesia. Salah satunya adalah Datsun yang sudah cukup lama menghilang di pasar otomotif Indonesia. Seperti dikutip dari majalah Auto Bild edisi 272, Datsun sendiri merupakan sebuah merek mobil dari Nissan yang pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1969. Namun, kebijakan perusahaan untuk mengganti 3

nama Datsun di pasar menjadi Nissan pada tahun 1981 membuat nama Datsun menghilang dari pasar sejak 1986. Pada tahun ini, Nissan Motor Company kembali menghidupkan nama Datsun dengan mengusung konsep LCGC. Datsun kembali hadir di industri mobil Indonesia di bawah naungan PT Nissan Motor Indonesia dan diperkenalkan ke publik pada 17 September 2013. Kembalinya Datsun di industri otomotif Indonesia menawarkan pendekatan terhadap kebutuhan para risers di dalam pasar yang sedang berkembang. Keputusan lahirnya kembali Datsun dikarenakan merek tersebut pernah ada sebelumnya dan dikenal oleh masyarakat global, termasuk Indonesia. Selain itu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Nissan, tingkat awareness Datsun di Indonesia mencapai 58%, walaupun mayoritas dari audience berusia di atas 40 tahun, berada di luar target Datsun. Namun, hasil tersebut dapat digunakan oleh Datsun untuk menggarap dari segi nilai nostalgia. Setelah lebih dari tiga dekade menghilang, kemunculan Datsun tentunya dapat dikatakan sebagai kelahiran kembali merek tersebut. Kelahiran kembali merek tersebut diiringi dengan identitas baru yang harus dibentuk Datsun karena ia bermain di ranah pasar yang memiliki banyak saingan seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya serta Suzuki Karimun Wagon yang juga mengusung konsep mobil LCGC. 4

Para kompetitor Datsun tersebut memiliki mobil dengan kapasitas isi silinder yang setingkat dengan Datsun yaitu di kelas 980-1200 cc (lihat pada tabel 1.1).Begitu pula dengan harga yang ditawarkan oleh para kompetitor juga masih berada dalam kisaran yang sama dengan Datsun (lihat pada tabel 1.2). Tabel 1.1 Komparasi Kapasitas LCGC Brand Kapasitas (dalam CC) Toyota Agya 998 Daihatsu Ayla 998 Datsun 1200 Honda Brio Satya 1200 Suzuki Wagon R 998 Sumber: SindoWeekly No.30 Tahun II, halaman 26 Tabel 1.2 Komparasi Harga LCGC Brand Toyota Agya Daihatsu Ayla Datsun Honda Brio Satya Wagon R Harga Kisaran (dalam Rp) 99 juta 76,5 juta Go: 76 juta Go+: 86 juta 106 juta 75-95 juta Sumber: Auto Bild, edisi 273, halaman 50 5

Dengan kapasitas dan harga yang masih berada dalam kisaran yang tidak jauh berbeda, Datsun dituntut untuk membentuk brand identity yang membedakan Datsun dengan para kompetitornya.selain itu, Datsun baru pada saat ini memiliki identitas yang berbeda dengan Datsun yang lama, sehingga pembentukan identitas baru Datsun dibutuhkan agar tidak menimbulkan kekeliruan informasi kepada konsumen mengenai Datsun baru yang kembali muncul. Brand identity atau identitas merek didefinisikan oleh Aaker sebagai sebuah identitas yang dibentuk oleh seperangkat asosiasi unik yang harus ditentukan oleh sebuah strategi merek (Schroeder dan Morling, 2006:120). Brand identity yang terbentuk dapat menjadi pembeda bagi sebuah merek dengan kompetitornya. Brand identity yang dibentuk harus dikomunikasikan kepada konsumen agar dapat menciptakan sebuah ingatan yang kuat mengenai identitas brand di benak konsumen. Kegiatan komunikasi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk media internet. Di era globalisasi saat ini, kehadiran internet sudah meresap hampir ke seluruh lapisan masyarakat. Internet sendiri merupakan sebuah media partisipasi kolektif yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi dan bertukar informasi, pendapat, pengalaman dan menjalin hubungan melalui komputer, dimana penggunaannya tidak hanya semata-mata sebagai alat, namun juga dapat menimbulkan afeksi dan emosional. (McQuail, 2010:144) 6

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APIJI) pengguna internet pada tahun 2013 diproyeksikan berjumlah sekitar 82 juta orang. Tabel 1.3 Pengguna Internet Indonesia menurut Apiji Sumber http://www.apjii.or.id. Diakses pada 26 September 2013. Berdasarkan angka proyeksi tersebut, pada tahun 2015 diperkirakan jumlah pengguna internet mencapai 139 juta orang. Kondisi tersebut dapat menjadi pasar potensial bukan hanya di mata social media tetapi juga di mata perusahaan. Keadaan tersebut dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk bermain di ranah internet untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang dimilikinya. Pemanfaatan internet sendiri tersebut termasuk ke dalam salah satu tools dan elemen promosi dari Integrated Marketing Communication (IMC). IMC dalam Belch & Belch (2009:11) adalah kegiatan mengkoordinasikan berbagai macam elemen promosi dan aktivitas pemasaran lainnya dalam berkomunikasi dengan konsumen. Internet memiliki beragam aplikasi di dalamnya yang dapat menunjang aktivitas komunikasi. Salah satunya adalah social media yang saat ini tengah 7

menjadi bagian dari mayoritas kehidupan masyarakat Indonesia. Apalagi menurut data dari Asia Digital Marketing Communication dalam Digital Creative & Information and Communication Technology Industries Reference Book (2013:38), 89% pengguna internet Indonesia mengunjungi situs social media. Kerpen, dalam Likeable Social media (2011:4) mengatakan bahwa social media bersamaan dengan era globalisasi telah menggiring perusahaan, organisasi dan pemerintah untuk menemukan cara bagaimana untuk menghasilkan banyak dengan sedikit biaya agar pesan yang ada dapat tersampaikan dan dibicarakan oleh banyak orang. Banyaknya masyarakat yang bermain di ranah social media dapat membuka celah pasar baru bagi perusahaan dengan mengkomunikasikan produk atau jasa yang dimilikinya. Termasuk melalui Facebook yang pada Juni 2013 telah memiliki 64 juta pengguna di Indonesia (dikutip dari Mashable, http://www.bisnis.com - diakses pada 20 September 2013). Facebook fitur Fanpage yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen dan menjadi representasi serta mewakili suara perusahaan (Kerpen, 2011:228-229). Melalui fitur Fanpage inilah, perusahaan banyak melakukan interaksi dengan konsumen, begitupun sebaliknya. Menurut data dari Asia Digital Marketing Communication, sebanyak 17,8% dari masyarakat yang menggunakan social media, telah berinteraksi 8

dengan merek, produk atau perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sebanyak 10 juta pengguna internet di Indonesia telah aware dengan keberadaan brand di media sosial. (Digital Creative & Information and Communication Technology Industries Reference Book, 2013:38). Penggunaan Facebook melalui Fanpage sebagai media komunikasi juga digunakan oleh PT Nissan Motor Indonesia dalam rangka mengkomunikasikan brand identity yang dibentuk Datsun di antara para kompetitornya. Di antara semua social media yang dimiliki oleh Datsun yaitu Facebook dan Twitter, Facebook memiliki jumlah pengikut lebih banyak dan aktivitas komunikasi yang lebih terpola dibandingkan dengan Twitter. Dengan Facebook melalui Fanpage Datsun Indonesia, PT Nissan Motor Indonesia melakukan aktivitas komunikasi dalam membentuk brand identity Datsun melalui serangkaian posting di Fanpage miliknya. Aktivitas Fanpage Datsun Indonesia dalam membentuk brand identity tentunya memiliki perspektif merek sebagai identitas melalui posting yang dilakukan baik melalui kata-kata ataupun gambar. 9

1.2 Rumusan Masalah Keadaan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi menurun oleh Bank Dunia mendorong Indonesia untuk lebih meningkatkan daya saing. Salah satunya adalah memacu daya saing industri domestik agar produk yang dihasilkan dapat bersaing secara global melalui program LCGC. Para pemain pasar LCGC didominasi oleh nama-nama produsen mobil di Indonesia yang sudah tidak asing lagi. Tetapi ada satu nama yang diusung oleh produsen Nissan yang sudah cukup lama menghilang dari industri otomotif Indonesia, yaitu Datsun. Agar dapat bersaing dengan yang lain, Datsun dituntut untuk mempunyai brand identity yang dapat membedakannya dengan para pesaingnya. Untuk itu dibutuhkan strategi untuk membentuk dan mengomunikasikan brand identity melalui berbagai macam media, termasuk social media. Datsun memiliki beberapa jenis social media di antaranya adalah Facebook melalui Fanpage Datsun Indonesia. Menariknya, Fanpage tersebut dalam waktu sekitar tiga bulan semenjak dilakukan kegiatan komunikasi, yaitu bulan Juli hingga bulan Oktober memiliki fans sebanyak 165 ribu. Salah satu daya tarik Fanpage Datsun Indonesia adalah penggunaan kata dan gambar yang dipercaya merupakan representasi dari identitas Datsun. Karena daya tarik itulah peneliti ingin menganalisis isi dari Fanpage Datsun Indonesia dalam membentuk brand identity. 10

Bagaimana aktivitas Fanpage Datsun Indonesia dalam membentuk brand identity dan respons dari para fans terhadap isi pesan yang disampaikan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis isi dari aktivitas Datsun di social media dalam membentuk brand identity melalui kajian terhadap Fanpage Datsun Indonesia. 2. Untuk menganalisis respons fans terhadap isi pesan Fanpage Datsun Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Penelitian Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi akademis dalam pengkajian analisis isi mengenai aktivitas di social media Facebook dalam membentuk brand identity. 1.4.2 Kegunaan Penelitian Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan secara langsung sebagai kajian praktis bagi organisasi maupun praktisi di bidang komunikasi mengenai analisis isi aktivitas di social media Facebook dalam membentuk brand identity. 11