BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL PERIODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model, Treynor s Model, Jensen s Model, Appraisal Ratio dan Snail Trail.

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 3 Juli Jakarta Islamic Index merupakan hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

Validitas & Reliabilitas (Sert)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN Oleh : Dedi Setia Ardi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

LAMPIRAN 1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

LAMPIRAN 1 UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV EVA (Economic Value Added) Uji Kolmogorov Smirnov EVA (Economic Value Added)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

QUISIONER PENELITIAN

Karisma Tejo Widaghdo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 18, NO. 2, Agt 2017 p-issn e-issn

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

Data Capital Adequacy Ratio Bank Pemerintah dan Bank Swasta BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

Statistics. nilai forward. motion fukuda. steping test. selisih perlakuan. N Valid Missing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL

PENGUKURAN VERTICAL JUMP

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LAMPIRAN III. Output SPSS

Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008)

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS dan BAHASAN Dalam bab ini analisis akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis dari uji statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode yang telah ditentukan sebelumnya 4.1 Uji Statistik 4.1.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas data-set reksa dana saham akan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas ini dapat dilihat dengan jelas pada bagian lampiran. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov pada semua data-set reksa dana saham baik itu syariah maupun konvensional, nilai signifikansi pada semua data-set reksa dana saham mendekati 0 yang menyatakan semua data-set tidak terdistribusi dengan normal. Namun pada kasus data-set yang berjumlah besar seperti masing data-set berjumlah 1219 data, maka hasil dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov dapat kita abaikan dan menganggap bahwa dataset reksa dana saham normal (Gujarati,2009) 4.1.2 Uji T ( T-Test ) Tujuan dari uji statistik ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja dari reksa dana saham syariah bisa diperbandingkan dengan kinerja reksa dana konvensional. Yaitu dengan melihat apakah ada perbedaan rata-rata antara kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional dengan melakukan uji T (T-Test) atau uji beda 55

rata-rata dua kelompok dengan sample independent di dalam penelitian ini. Dalam uji statistik ini perhitungan benchmark dari masing-masing reksa dan tidak diikut sertakan. Significance level yang digunakan adalah sebesar 0.05 atau dengan confidence level sebesar 95% dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : H 0 : Tidak ada perbedaan rata-rata kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional H 1 : Terdapat perbedaan rata-rata kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional Group Statistics Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Return Syariah 20.3218300.40413150.09036655 konvensional 20.3564950.41475774.09274265 Sharpe Syariah 20.0540570.05989377.01339265 konvensional 20.0628910.06459446.01444376 Syariah 20.0010005.00125980.00028170 Treynor konvensional 20.0009455.00110214.00024645 Jensen Syariah 20.0000115.00027632.00006179 konvensional 20 -.0001605.00025730.00005753 56

Levene's Test for Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Return Sharpe Treynor Jensen Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Sig. (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper.017.897 -.268 38.790 -.034665.12949 -.296801.2275 -.268 37.974.790 -.034665.12949 -.296807.2275.387.538 -.448 38.656 -.008834.01970 -.048709.0310 -.448 37.785.656 -.008834.01970 -.048717.0310.118.733.147 38.884.000055.00037 -.000703.0008.147 37.340.884.000055.00037 -.000703.0008.338.564 2.037 38.049.000172.00008.000001.0003 2.037 37.809.049.000172.00008.000001.0003 Dalam pengujian statistik dengan menggunakan Uji T (T-Test), yang harus diperhatikan adalah nilai Sig. yang dihasilkan dari tabel uji T diatas. Dari tabel uji T diatas nilai Sig. dari Return sebesar 0.897, Sharpe 0.538, Treynor 0.733, Jensen 0.564. Karena semua Sig. yang di hasil kan dari uji T > dari Significance level (0.05) maka H 0 diterima, sehingga secara statistik tidak ada perbedaan rata-rata kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional. Berdasarkan uji statistik ini pula dapat disimpulkan bahwa kinerja kedua reksa dana saham tersebut memang bisa diperbandingkan. 57

4.2. Kinerja Reksa Dana Saham Sebelum melakukan investasi, Investor perlu melihat kinerja produk investasi yang ingin dimiliki sebelum produk investasi tersebut benar-benar dimiliki oleh investor. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat menyesuaikan dengan tujuan investasi yang dimilikinya. Tujuan investasi yang dimaksud adalah seberapa besar return yang ingin diperoleh oleh investor serta seberapa besar toleransi risiko yang harus ditanggung oleh investor dari suatu produk investasi. Risk dan return memiliki korelasi yang positif sehingga suatu hal yang wajar jika risk dan return dijadikan pertimbangan dalam melakukan investasi. Dalam penilaian kinerja reksa dana saham, keseluruhan data yang digunakan adalah data historis. Oleh karena itu, kinerja reksa dana saham yang baik pada masa lalu belum tentu sama dengan kinerja reksa dana saham di masa yang akan datang. Kinerja reksa dana saham masa lalu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menilai bagaimana kinerja reksa dana saham pada masa yang akan datang serta untuk melihat bagaimana potensi reksa dana saham dalam menghadapi kondisi ekonomi Indonesia maupun secara global. Reksa dana saham yang akan diteliti terdiri dari 5 reksa dana saham syariah dan 5 reksa dana konvensional yang nantinya akan dinilai kinerjanya dalam 4 periode, yaitu untuk periode 2009, 2010, 2011, 2012. Reksa dana tersebut adalah reksa dana yang telah lolos seleksi sebagaimana yang telah dijabarkan dalam tabel 3.3 dan tabel 3.4. Pergerakan dari masing-masing reksa dana saham akan diperbandingkan dengan kinerja pasarnya, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksa dana saham syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan untuk reksa dana saham konvensional. Setelah mendapatkan kinerja dari masing-masing reksa dana 58

yang diperbandingkan dengan kinerja pasarnya, selanjutnya akan diperbandingkan kinerja dari reksa dana saham syariah beserta kinerja pasarnya dengan kinerja dari reksa dana saham konvensional beserta dengan pasarnya untuk mengetahui reksa dana saham mana yang memiliki kinerja lebih baik. Pada bab ini peneliti akan memperlihatkan data olahan yang dapat kita gunakan untuk menganalisa kinerja reksa dana saham syaariah maupun konvensional dan dapat mengambil kesimpulan tentang kinerja reksa dana syariah maupun konvensional. Pembahasan tentang kinerja reksa dana saham peneliti bagi dalam 3 sub bab : Annual Return Risk Adjusted Return Sharpe Ratio, Treynor Ratio, Jensen Ratio Return dan risiko Snail Trail Sebelum masuk kedalam analisis reksa dana saham, ada baiknya untuk melihat pertumbuhan Net Assets Value (NAV) serta unit penyertaan (UP) dari semua reksa dana saham yang akan di teliti, baik itu syariah maupun konvensional. Pertumbuhan NAV dan UP semua reksa dana saham dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut ini Tabel 4.1. Pertumbuhan Net Asset Value (NAV) Periode 2009 2012 # RDS 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2009-2012 1 Batavia_S -21.44% -19.54% 404.90% 219.17% 2 Batavia 12.93% 16.65% 100.32% 163.89% 3 Trim_S 4.02% -20.89% 88.23% 54.89% 4 Manulife -5.34% -18.23% -8.07% -28.85% 5 Mandiri_S 31.25% -69.77% 19.82% -52.45% 6 NISP 2.27% -8.39% -50.62% -53.74% 7 BNP -45.06% -36.82% 9.40% -62.03% 8 PNM_S -52.69% -22.18% -2.90% -64.25% 9 Danareksa -16.29% -49.56% -41.40% -75.26% 10 CIMB_S -51.46% -73.31% -11.46% -88.53% 59

Tabel 4.2. Pertumbuhan Unit Penyertaan (UP) Periode 2009 2012 # RDS 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2009-2012 1 Batavia_S -37.54% -15.01% 337.56% 132.28% 2 Batavia -17.97% 18.15% 74.22% 68.85% 3 Trim_S -19.73% -26.02% 59.34% -5.38% 4 Manulife -31.38% -16.10% -16.74% -52.06% 5 Mandiri_S 2.79% -68.54% 11.55% -63.92% 6 NISP -22.99% -5.39% -52.63% -65.48% 7 PNM_S -60.61% -10.59% -8.01% -67.60% 8 BNP -59.49% -31.60% -5.99% -73.95% 9 Danareksa -33.72% -48.08% -46.55% -81.61% 10 CIMB_S -61.48% -71.89% -16.95% -91.01% Dari tabel 4.1 dan 4.2 dapat kita lihat bahwa peringkat pertumbuhan NAV maupun UP tidak jauh berbeda. Batavia_S dan Batavia memiliki pertumbuhan NAV yang positif dan pertumbuhan UP yang positif pula. CIMB_S dan Danareksa menjadi reksa dana saham yang memiliki pertumbuhan yang negatif, baik itu pertumbuhan NAV maupun UP. Trim_S sebenernya memiliki pertumbuhan NAV yang positif namun pertumbuhan UP yang dimiliki negatif. Meskipun begitu pertumbuhan UP negatif Trim_S tidak terlalu signifikan dibanding yang lain dengan memiliki pertumbuhan UP negatif diatas 50%. 4.2.1 Analisis Annual Return Pada sub bab ini kita akan melihat kinerja reksa dana saham berdasarkan annual return yang dihasilkan oleh masing-masing reksa dana saham. Sub bab ini juga akan dibagi menjadi 3 bagian; Annual return reksa dana saham syariah, Annual return reksa dana konvensional, Perbandingan annual return reksa dana saham syariah dengan konvensional. Annual return merupakan keuntungan yang diperoleh 60

oleh investor jika menginvestasikan uang yang dimiliki pada awal periode lalu menjualnya pada akhir periode. 4.2.1.1 Analisis Annual Return RDS Syariah Tabel 4.3 Annual Return RDS Syariah Periode 2009 2012 Nama 2009 Nama 2010 Nama 2011 Nama 2012 Batavia_S 122,07% Trim_S 29,59% Trim_S 6,93% Trim_S 18,13% PNM_S 97,24% JII 27,74% JII 0,78% Batavia_S 15,39% CIMB_S 93,22% Mandiri_S 27,69% Mandiri_S -3,91% JII 10,76% JII 92,97% CIMB_S 26,01% CIMB_S -5,08% Mandiri_S 7,41% Mandiri_S 87,38% Batavia_S 25,77% Batavia_S -5,32% CIMB_S 6,62% Trim_S 81,83% PNM_S 20,11% PNM_S -12,97% PNM_S 5,55% OutPerform UnderPerform Berdasarkan tabel 4.3 kita dapat melihat beberapa temuan sebagai berikut : Dari semua periode penelitian, tidak semua reksa dana saham syariah mempunyai kinerja yang lebih baik dari pasar (JII). Tidak ada satupun reksa dana saham syariah yang secara konsisten mengalahkan kinerja pasar (outperform) dari awal periode penelitian. PNM_S dan CIMB_S memiliki kinerja yang buruk diantara seluruh reksa dana saham syariah yang diteliti. Di awal periode PNM_S dan CIMB_S mampu outperform, namun di 3 periode selanjutnya PNM_S dan CIMB_S tidak mampu mempertahankan kinerjanya sehingga underperform. Buruknya kinerja PNM_S mungkin disebabkan karena Asset Under Management (AUM) yang dimiliki oleh PT. PNM Investment Management selaku Manajer Investasi dari PNM_S masih kecil yaitu < 1 Triliun Rupiah. 61

Mandiri_S menjadi satu-satunya reksa dana saham syariah yang tidak mampu outperform terhadap pasar selama periode penelitian. Jika diliat dari segi Asset Under Management (AUM), PT. Mandiri Manajemen Investasi selaku Manajer Investasi dari Mandiri_S memiliki AUM yang tergolong besar yaitu >10 Triliun Rupiah. Batavia_S merupakan reksa dana saham syariah yang memiliki kinerja stabil. Memiliki kinerja yang outperform di awal periode, Batavia_S mengalami underperform di 2 periode berikutnya yaitu pada 2010 dan 2011. Di periode 2012 Batavia_S mampu kembali outperform, ini menunjukkan Batavia_S memiliki kinerja yang stabil. Trim_S satu-satunya reksa dana saham syariah yang menghasilkan annual return yang positif selama periode penelitian. Meskipun memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pasar (underperform) di awal periode, tetapi Trim_S dapat memperbaiki kinerjanya dan secara konsisten mengalahkan kinerja pasar di 3 periode berikutnya yaitu pada periode 2010,2011, dan 2012. 4.2.1.2 Analisis Annual Return RDS Konvensional Tabel 4.4 Annual Return RDS Konvensional Periode 2009 2012 Nama 2009 Nama 2010 Nama 2011 Nama 2012 Manulife 113.96% IHSG 46.13% IHSG 3.20% BNP 16.37% BNP 104.78% Manulife 37.94% Batavia -1.27% Batavia 14.98% NISP 102.08% Batavia 37.67% Manulife -2.54% IHSG 12.94% Batavia 100.67% BNP 35.61% Danareksa -2.84% Manulife 10.41% IHSG 86.98% NISP 32.80% NISP -3.18% Danareksa 9.63% Danareksa 83.02% Danareksa 26.29% BNP -7.63% NISP 4.24% OutPerform UnderPerform 62

Berdasarkan tabel 4.4 kita dapat melihat beberapa temuan sebagai berikut : Dari semua periode penelitian, tidak semua reksa dana saham konvensional mempunyai kinerja yang lebih baik dari pasar (IHSG). Serta tidak ada satupun reksa dana saham konvensional yang secara konsisten mengalahkan kinerja pasar (outperform) dari awal periode penelitian. Kinerja reksa dana saham konvensional hanya mampu 2 kali outperform terhadap kinerja pasar yaitu pada periode 2009 (Manulife, BNP, NISP, Batavia) dan 2012 (BNP dan Batavia) Manulife dan NISP memiliki kinerja buruk jika dibandingkan dengan kinerja pasar. Manulife dan NISP hanya mampu outperform terhadap kinerja pasar pada awal periode namun underperform di 3 periode berikutnya, yaitu pada periode 2010,2011 dan 2012. Manulife dan BNP merupakan reksa dana saham konvensional yang memiliki Net Asset Value (NAV) >1 Triliun Rupiah. Namun hanya BNP yang memiliki kinerja lebih stabil dibanding manulife. Pada periode 2011, semua reksa dana saham konvensional yang diteliti menghasilkan annual return yang negatif. Danareksa menjadi satu-satunya reksa dana saham konvensional yang tidak mampu mengalahkan pasar (outperform) selama periode penelitian. Dari reksa dana saham konvensional, hanya BNP dan Batavia yang memiliki kinerja yang stabil. Di awal periode BNP dan Batavia mampu outperform terhadap kinerja pasar. Namun di periode 2010 dan 2011 BNP dan Batavia tidak dapat mempertahankan kinerja diawal periode penelitian sehingga underperform terhadap kinerja pasar. Meskipun mengalami underperform di 63

2 periode penelitian yaitu pada 2010 dan 2011, namun BNP dan Batavia mampu outperform di akhir periode penelitian yaitu di periode 2012. 4.2.1.3 Perbandingan Annual Return RDS Syariah dengan Konvensional Tabel 4.5 Perbandingan Annual Return RDS Syariah dengan Konvensional Periode 2009 2012 Nama 2009 Nama 2010 Nama 2011 Nama 2012 Batavia_S 122.07% IHSG 46.13% Trim_S 6.93% Trim_S 18.13% Manulife 113.96% Manulife 37.94% IHSG 3.20% BNP 16.37% BNP 104.78% Batavia 37.67% JII 0.78% Batavia_S 15.39% NISP 102.08% BNP 35.61% Batavia -1.27% Batavia 14.98% Batavia 100.67% NISP 32.80% Manulife -2.54% IHSG 12.94% PNM_S 97.24% Trim_S 29.59% Danareksa -2.84% JII 10.76% CIMB_S 93.22% JII 27.74% NISP -3.18% Manulife 10.41% JII 92.97% Mandiri_S 27.69% Mandiri_S -3.91% Danareksa 9.63% Mandiri_S 87.38% Danareksa 26.29% CIMB_S -5.08% Mandiri_S 7.41% IHSG 86.98% CIMB_S 26.01% Batavia_S -5.32% CIMB_S 6.62% Danareksa 83.02% Batavia_S 25.77% BNP -7.63% PNM_S 5.55% Trim_S 81.83% PNM_S 20.11% PNM_S -12.97% NISP 4.24% OutPerform OutPerform (>JII atau >IHSG) UnderPerform Sumber: Data Olahan Berdasarkan tabel 4.5 kita dapat melihat beberapa temuan sebagai berikut : Danareksa menjadi satu-satunya reksa dana saham yang underperform dalam penelitian ini jika diperbandingkan dengan pasar, baik itu IHSG maupun dengan JII. Mandiri_S memiliki kinerja yang tidak jauh berbeda dengan Danareksa yang selalu underperform jika diperbandingkan dengan kinerja pasar. Mandiri_S sempat memiliki kinerja yang outperform pada awal 64

periode penelitian namun tidak mampu mempertahankan kinerja baiknya tersebut. PNM_S dan CIMB_S menjadi reksa dana yang memiliki kinerja buruk dibanding semua reksa dana saham dalam penelitian ini. Meski outperform dibanding kinerja JII dan IHSG di awal periode, namun PNM_S dan CIMB_S tidak dapat mempertahankan kinerjanya sehingga underperform terhadap kinerja JII maupun IHSG selama 3 periode berikutnya, yaitu pada periode 2010, 2011, dan 2012. Pada periode 2010 tidak ada satupun reksa dana saham yang mampu outperform terhadap kinerja IHSG. Namun Manulife, Batavia, BNP, NISP dan Trim_S mampu outperform tehadap kinerja JII tetapi underperform terhadap kinerja IHSG. BNP, Batavia, dan Batavia_S, memiliki kinerja yang lebih stabil dibanding seluruh reksa dana saham yang ada. Keempat reksa dana saham tersebut mampu outperform terhadap kinerja JII maupun IHSG di awal dan diakhir periode penelitian. Trim_S menjadi satu-satunya reksa dana saham yang menghasilkan annual return positif selama periode penelitian. Meskipun memiliki kinerja yang tidak lebih baik dari pasar (underperform) di awal periode, namun Trim_S dapat memperbaiki kinerjanya. Trim_S juga menjadi satu-satunya reksa dana saham yang dapat outperform terhadap kinerja JII maupun IHSG di periode 2011, dimana pada periode ini seluruh reksa dana menghasilkan annual return yang negatif, terkecuali Trim_S yang menghasilkan annual return positif. 65

4.2.2 Analisis Risk Adjusted Return 4.2.2.1 Analisis Risk Adjusted Return RDS Syariah Tabel 4.6 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah Periode 2009 2010 Sharpe 2009 Treynor 2009 Sharpe 2010 Treynor 2010 Mandiri_S 0,15601 Mandiri_S 0,00335 Mandiri_S 0,07552 Mandiri_S 0,00113 Batavia_S 0,15277 PNM_S 0,00319 Trim_S 0,06427 Trim_S 0,00101 JII 0,14799 Batavia_S 0,00304 JII 0,06362 Batavia_S 0,00094 CIMB_S 0,13836 JII 0,00271 CIMB_S 0,06136 JII 0,00093 PNM_S 0,13756 CIMB_S 0,00265 Batavia_S 0,06119 CIMB_S 0,00092 Trim_S 0,11282 Trim_S 0,00252 PNM_S 0,04695 PNM_S 0,00077 OutPerform UnderPerform Tabel 4.7 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah Periode 2011 2012 Sharpe 2011 Treynor 2011 Sharpe 2012 Treynor 2012 Trim_S 0.01381 Trim_S 0.00024 Trim_S 0.05548 Trim_S 0.00068 JII -0.00092 JII -0.00002 Batavia_S 0.04868 Batavia_S 0.00055 Mandiri_S -0.01693 Mandiri_S -0.00028 JII 0.03010 JII 0.00031 CIMB_S -0.01741 CIMB_S -0.00029 Mandiri_S 0.01863 Mandiri_S 0.00020 Batavia_S -0.01865 Batavia_S -0.00031 CIMB_S 0.01559 CIMB_S 0.00017 PNM_S -0.03595 PNM_S -0.00061 PNM_S 0.01108 PNM_S 0.00014 OutPerform UnderPerform Dari tabel 4.6 dan 4.7 dapat kita lihat bahwa hasil dari peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio tidak jauh berbeda. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh tingkat diversifikasi dari masing-masing portofolio reksa dana saham syariah. Perbandingan antara peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio dimaksudkan agar kita dapat melihat reksa dana saham syariah mana yang memiliki peringkat yang sama baik itu Sharpe ratio maupun Treynor ratio. Jika peringkat pada Sharpe ratio sama dengan Treynor ratio, maka dapat disimpulkan bahwa portofolio reksa dana saham 66

syariah tersebut telah terdiversifikasi secara optimal. Sehingga risiko yang dimiliki oleh reksa dana saham syariah tinggal risiko sistematik (risiko pasar) karena risiko non-sistematik sudah berkurang akibat terdiversifikasinya portofolio reksa dana saham syariah. Dari data di atas kita juga dapat menemukan beberapa temuan sebagai berikut : Hanya periode 2011 dan 2012 portofolio pasar memiliki peringkat yang sama. Pada periode 2010 tidak ada satupun portofolio yang memiliki peringkat sama baik itu portofolio reksa dana saham syariah maupun pasar. Pada 2009 dan 2010 hanya Mandiri_S dan Trim_S yang memiliki peringkat sharpe ratio dan treynor ratio yang sama. Namun hanya Mandiri_S yang outperform pada periode 2009 sedangkan Trim_S underperform dibandingkan portofolio pasar. Namun pada 2010 Mandiri_S dan Trim_S sama-sama outperform terhadap portofolio pasar. Pada 2011 dan 2012 seluruh reksa dana saham memiliki peringkat yang sama dalam Sharpe dan Treynor ratio. Namun hanya Trim_S yang berhasil outperform terhadap portofolio pasar pada 2011 serta Trim_S dan Batavia_S yang mampu outperform terhadap portofolio pasar pada 2012 PNM_S memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio sama di 3 periode akhir yaitu pada periode 2010, 2011, dan 2012. Namun dari ketiga periode tersebut semuanya underperform terhadap portofolio pasar. Trim_S satu-satunya reksa dana yang memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio sama di semua periode penelitian,. Namun hanya mampu outperform terhadap portofolio pasar di periode 2010, 2011 dan 2012. Setelah melakukan perbandingan peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio, langkah selanjutnya dalam melakukan analisis risk adjusted return adalah 67

melihat bagaimana peringkat masing-masing reksa dana saham syariah berdasarkan Jensen ratio. Tujuan pengukuran dengan mengguakan Jensen ratio adalah untuk menilai bagaimana kinerja Manajer Investasi dari masing-masing reksa dana syariah. Penilaian kinerja Manajer Investasi didasarkan pada bagaimana Manajer Investasi dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada kinerja pasar sesuai dengan risiko yang dimiliki masing-masing reksa dana. Jika dalam pengukuran α p bernilai positif, maka kinerja reksa dana lebih baik dari kinerja pasar. Begitu pula sebaliknya, jika α p bernilai negatif maka kinerja reksa dana tidak lebih baik dari kinerja pasar. Oleh karena itu, semakin tinggi α p yang bernilai positif maka kinerja portofolionya semakin baik pula. Tabel 4.8 Jensen Ratio RDS Syariah Periode 2009 2012 Jensen 2009 Jensen 2010 Jensen 2011 Jensen 2012 Mandiri_S 0.00050 Mandiri_S 0.00016 Trim_S 0.00024 Trim_S 0.00031 PNM_S 0.00044 Trim_S 0.00009 Mandiri_S -0.00023 Batavia_S 0.00021 Batavia_S 0.00037 Batavia_S 0.00001 CIMB_S -0.00026 Mandiri_S -0.00010 CIMB_S -0.00006 CIMB_S -0.00001 Batavia_S -0.00027 CIMB_S -0.00012 Trim_S -0.00018 PNM_S -0.00014 PNM_S -0.00059 PNM_S -0.00014 Dari tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa tidak ada reksa dana saham syariah yang secara konsiten memiliki α p yang positif. CIMB_S menjadi reksa dana yang memiliki α p negatif selama periode penelitian. Trim_S adalah reksa dana saham syariah yang melakukan perubahan selama periode penelitian. Meski memiliki α p negatif pada periode 2009, Trim_S mampu melakukan perubahan sehingga pada periode 2010, 2011, dan 2012 Trim_S memiliki α p positif. Batavia_S memiliki kinerja yang lebih stabil dibandingkan dengan reksa dana saham syariah lainnya. Meski memiliki α p negatif pada 2011, namun Batavia_S bisa kembali memiliki α p positif pada akhir periode. Mandiri_S dan PNM_S juga memiliki kinerja yang baik 68

pada awal periode dengan memiliki α p positif namun tidak dapat mempertahankan kinerja baiknya tersebut hingga periode penelitian berakhir. Dari pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio ada beberapa reksa dana saham syariah yang menarik dari ketiga pengukuran tersebut, yaitu : Pada Tahun 2009 : Mandiri_S Pada Tahun 2010 : Mandiri_S dan Trim_S Pada Tahun 2011 : Trim_S Pada Tahun 2012 : Trim_S dan Batavia_S Reksa dana saham syariah di atas adalah reksa dana saham yang memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio yang sama serta memiliki α p positif. Maka dapat pula disimpulkan bahwa reksa dana saham syariah di atas telah terdiversifikasi dengan baik dan memiliki kinerja yang lebih baik dari pasar. 4.2.2.2 Analisis Risk Adjusted Return RDS Konvensional Seperti halnya dengan reksa dana saham syariah, analisis risk adjusted return untuk reksa dana saham konvensional seluruh reksa dana saham harus mampu melewati pengukuran menggunakan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio. 69

Tabel 4.9 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Konvensional Periode 2009 2010 Sharpe 2009 Treynor 2009 Sharpe 2010 Treynor 2010 NISP 0.17306 NISP 0.00289 IHSG 0.11430 IHSG 0.00146 Manulife 0.17034 Manulife 0.00276 Manulife 0.09284 Manulife 0.00127 IHSG 0.16172 BNP 0.00268 Batavia 0.08982 Batavia 0.00123 BNP 0.15645 IHSG 0.00254 NISP 0.08310 NISP 0.00108 Batavia 0.14272 Batavia 0.00247 BNP 0.08200 BNP 0.00108 Danareksa 0.11717 Danareksa 0.00221 Danareksa 0.05877 Danareksa 0.00081 OutPerform UnderPerform Tabel 4.10 Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Konvensional Periode 2009 2010 Sharpe 2011 Treynor 2011 Sharpe 2012 Treynor 2012 IHSG 0.00377 IHSG 0.00006 BNP 0.00045 BNP 0.000104 Batavia -0.00659 Batavia -0.00010 Batavia 0.00043 Batavia 0.000077 Manulife -0.00921 Manulife -0.00014 IHSG 0.00035 IHSG 0.000001 NISP -0.01236 NISP -0.00019 Manulife 0.00025 Manulife -0.000106 Danareksa -0.01287 Danareksa -0.00020 Danareksa 0.00022 Danareksa -0.000145 BNP -0.02111 BNP -0.00032 NISP 0.00003 NISP -0.000339 OutPerform UnderPerform Dari tabel 4.9 dan 4.10 dapat kita lihat bahwa portofolio pasar memiliki peringkat yang sama mulai dari periode 2010 2012. Portofolio reksa dana saham konvensional hanya bisa outperform dan memiliki peringkat yang sama pada periode 2009 (NISP dan Manulife) dan periode 2012 (BNP dan Batavia). Di periode 2010 dan 2011 semua reksa dana saham konvensional sebenarnya memiliki peringkat yang sama namun tidak ada satupun portofolio reksa dana saham konvensional pada periode tersebut yang mampu outperform terhadap kinerja pasar. Dari semua periode penelitian, portofolio reksa dana saham konvensional tidak ada satupun yang mampu mempertahankan kinerja portofolionya. Ini terlihat dari kinerja reksa dana saham 70

konvensional yang outperform berbeda-beda. Danareksa menjadi satu-satunya reksa dana saham konvensional yang portofolionya tidak pernah outperform terhadap kineja portofolio pasar. Tabel 4.11 Jensen Ratio RDS Konvensional Periode 2009 2012 Jensen 2009 Jensen 2010 Jensen 2011 Jensen 2012 NISP 0.00036 Manulife -0.00018 Batavia -0.00016 BNP 0.00010 Manulife 0.00026 Batavia -0.00022 Manulife -0.00021 Batavia 0.00008 BNP 0.00017 NISP -0.00036 Danareksa -0.00024 Manulife -0.00011 Batavia -0.00007 BNP -0.00041 NISP -0.00025 Danareksa -0.00014 Danareksa -0.00036 Danareksa -0.00071 BNP -0.00042 NISP -0.00034 Jika melihat peringkat Jensen Ratio pada Tabel 4.11 maka peringkat yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan peringkat Sharpe Ratio maupun Treynor Ratio. Terlihat pada periode 2010 dan 2011 seleruh reksa dana saham konvensional memiliki α p negatif. Hanya pada periode 2009 (NISP, Manulife, BNP) dan periode 2012 (BNP, Batavia) reksa dana saham konvensional menghasilkan α p positif. BNP berhasil meraih α p positif di 2 periode yaitu pada periode 2009 dan 2012, paling banyak diantara seluruh reksa dana saham konvensional. Dan Danareksa satusatunya reksa dana saham konvensional yang secara konsisten menghasilkan α p negatif selama periode penelitian. Dari pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio hanya ada 2 periode dimana reksa dana saham konvensional dapat melewati ketiga pengukuran tersebut, yaitu : Pada Tahun 2009 : NISP dan Manulife Pada Tahun 2012 : BNP dan Batavia 71

Data di atas merupakan reksa dana saham konvensional yang memiliki kinerja yang baik di pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, maupun Jensen Ratio. Periode 2010 dan 2011 tidak dapat diikut sertakan, karena pada tahun tersebut kinerja pasar lebih baik dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham konvensional. Hal ini dapat dilihat dari tidak ada satupun reksa dana saham konvensional yang mampu outperform pada peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio serta pada periode tersebut seluruh reksa dana saham konvensional menghasilkan α p negatif yang berarti kinerja manajer investasi reksa dana saham konvensional tidak lebih baik dibandingkan dengan pasar. 4.2.2.3 Perbandingan Risk Adjusted Return RDS Syariah dengan Konvensional Pada sub bab ini kita akan melihat bagaimana perbandingan kinerja reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional berdasarkan risk adjusted return masing-masing reksa dana saham. 72

Tabel 4.12 Perbandingan Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah dengan RDS Konvensional Periode 2009 2010 Sharpe 2009 Treynor 2009 Sharpe 2010 Treynor 2010 NISP 0.17306 Mandiri_S 0.00335 IHSG 0.11430 IHSG 0.00146 Manulife 0.17034 PNM_S 0.00319 Manulife 0.09284 Manulife 0.00127 IHSG 0.16172 Batavia_S 0.00304 Batavia 0.08982 Batavia 0.00123 BNP 0.15645 NISP 0.00289 NISP 0.08310 Mandiri_S 0.00113 Mandiri_S 0.15601 Manulife 0.00276 BNP 0.08200 NISP 0.00108 Batavia_S 0.15277 JII 0.00271 Mandiri_S 0.07552 BNP 0.00108 JII 0.14799 BNP 0.00268 Trim_S 0.06427 Trim_S 0.00101 Batavia 0.14272 CIMB_S 0.00265 JII 0.06362 Batavia_S 0.00094 CIMB_S 0.13836 IHSG 0.00254 CIMB_S 0.06136 JII 0.00093 PNM_S 0.13756 Trim_S 0.00252 Batavia_S 0.06119 CIMB_S 0.00092 Danareksa 0.11717 Batavia 0.00247 Danareksa 0.05877 Danareksa 0.00081 Trim_S 0.11282 Danareksa 0.00221 PNM_S 0.04695 PNM_S 0.00077 OutPerform OutPerform (>JII atau >IHSG) UnderPerform Sumber: Data Olahan Dari Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pada 2009 baik reksa dana saham syariah maupun reksa dana saham konvensional tidak ada yang memiliki peringkat yang sama pada Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Ini menandakan bahwa pada periode 2009 seluruh reksa dana saham syariah maupun konvensional tidak ada yang terdiversifikasi dengan optimal. Dari segi portofolio pasar (pasif) pun tidak ada yang memiliki peringkat yang sama, baik itu JII maupun IHSG. Pada 2010 Manulife, Batavia memiliki peringkat yang sama dan mampu outperform terhadap kinerja pasar syariah yaitu JII sedangkan underperform jika dibandingkan dengan kinerja pasarnya yaitu IHSG. Trim_S juga memiliki peringkat Sharpe dan Jensen ratio yang sama dan mampu outperform terhadap kinerja pasarnya yaitu JII namun underperform terhadap kinerja portofolio pasar konvensional yaitu IHSG. 73

Tabel 4.13 Perbandingan Sharpe Ratio vs Treynor Ratio RDS Syariah dengan RDS Konvensional Periode 2011 2012 Sharpe 2011 Treynor 2011 Sharpe 2012 Treynor 2012 Trim_S 0.01381 Trim_S 0.00024 Trim_S 0.05548 Trim_S 0.00068 IHSG 0.00377 IHSG 0.00006 BNP 0.05045 Batavia_S 0.00049 JII -0.00092 JII -0.00002 Batavia_S 0.04868 BNP 0.00045 Batavia -0.00659 Batavia -0.00010 Batavia 0.04721 Batavia 0.00043 Manulife -0.00921 Manulife -0.00014 IHSG 0.04101 IHSG 0.00035 NISP -0.01236 NISP -0.00019 JII 0.03010 JII 0.00031 Danareksa -0.01287 Danareksa -0.00020 Manulife 0.02783 Manulife 0.00025 Mandiri_S -0.01693 Batavia_S -0.00027 Danareksa 0.02490 Danareksa 0.00022 CIMB_S -0.01741 Mandiri_S -0.00028 Mandiri_S 0.01863 Mandiri_S 0.00020 Batavia_S -0.01865 CIMB_S -0.00029 CIMB_S 0.01559 CIMB_S 0.00017 BNP -0.02111 BNP -0.00032 PNM_S 0.01108 PNM_S 0.00014 PNM_S -0.03595 PNM_S -0.00061 NISP 0.00330 NISP 0.00003 OutPerform OutPerform (>JII atau >IHSG) UnderPerform Sumber: Data Olahan Pada table 4.13 terlihat bahwa hampir seluruh reksa dana saham memiliki peringkat yang sama dalam pengukuran Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Ini menandakan bahwa seluruh reksa dana saham melakukan perubahan agar portofolio yang dimiliki terdiversifikasi dengan optimal. Namun masih ada beberapa reksa dama saham yang masih memiliki peringkat Sharpe ratio dan Treynor ratio yang berbeda yaitu Batavia_S, CIMB_S, Mandiri_S pada periode 2011 dan Batavia_S dan BNP pada periode 2012. Pada periode 2011 hanya Trim_S yang mampu outperform terhadap pasar, baik itu JII maupun IHSG dan memiliki peringkat Sharpe Ratio dan Treynor Ratio yang sama. Pada periode 2012 sebenarnya ada 4 reksa dana saham yang mampu outperform, namun hanya Trim_S dan Batavia yang memiliki peringkat yang sama. Sedangkan BNP dan Batavia_S memilik peringkat yang berbeda dalam Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. 74

Tabel 4.14 Perbandingan Jensen Ratio RDS Syariah dengan RDS Konvensional Periode 2009 2012 Jensen 2009 Jensen 2010 Jensen 2011 Jensen 2012 Mandiri_S 0.00050 Mandiri_S 0.00016 Trim_S 0.00024 Trim_S 0.00031 PNM_S 0.00044 Trim_S 0.00009 Batavia -0.00016 Batavia_S 0.00017 Batavia_S 0.00037 CIMB_S -0.00001 Manulife -0.00021 BNP 0.00010 NISP 0.00036 Batavia_S -0.00006 Mandiri_S -0.00023 Batavia 0.00008 Manulife 0.00026 PNM_S -0.00014 Danareksa -0.00024 Mandiri_S -0.00010 BNP 0.00017 Manulife -0.00018 NISP -0.00025 Manulife -0.00011 CIMB_S -0.00006 Batavia -0.00022 CIMB_S -0.00026 CIMB_S -0.00012 Batavia -0.00007 Danareksa -0.00071 Batavia_S -0.00027 PNM_S -0.00014 Trim_S -0.00018 NISP -0.00036 BNP -0.00042 Danareksa -0.00014 Danareksa -0.00036 BNP -0.00041 PNM_S -0.00059 NISP -0.00034 RDS Syariah RDS Konvensional Sumber: Data Olahan Dari Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa kinerja reksa dana saham syariah lebih baik dibanding kinerja reksa dana saham konvensional. Selama periode penelitian hanya reksa dana saham syariah yang memiliki wakil dengan kinerja portofolio yang menghasilkan α p positif meskipun tidak selalu sama. Reksa dana saham konvensional hanya memiliki wakil dengan kinerja portofolio yang menghasilkan α p positif pada periode 2009 dan 2012. CIMB_S dan Danareksa menjadi portofolio yang selama periode penelitian berlangsung tidak pernah menghasilkan α p positif. Dari pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio hanya ada 2 periode dimana reksa dana saham syariah maupun konvensional dapat melewati ketiga pengukuran tersebut, yaitu : Pada Periode 2011 : Trim_S Pada Periode 2012 : Trim_S dan Batavia 75

Data di atas merupakan reksa dana saham dengan kinerja yang baik di pengukuran Sharpe Ratio, Treynor Ratio, maupun Jensen Ratio. Periode 2009 dan 2010 tidak dapat diikut sertakan karena pada periode tersebut tidak ada reksa dana yang memenuhi syarat Sharpe Ratio dan Jensen Ratio baik itu reksa dana saham syariah maupun konvensional, meskipun pada Jensen Ratio terdapat portofolio yang memiliki α p positif. 4.1.3 Analisis Snail Trail Dalam sub bab ini kita akan melihat bagaimana metode Snail Trail dalam mengevaluasi kinerja reksa dana saham syariah maupun konvensional. Hasil olahan Snail Trail dapat dilihat pada bagian lampiran. Pada metode Snail Trail ada 2 hal yang dapat diperhatikan, yaitu : Return portofolio reksa dana saham syariah maupun konvensional dibandingkan dengan return portofolio pasar. JII dalam hal ini sebagai portofolio pasar syariah dan IHSG sebagai portofolio pasar konvensional. Kinerja return portofolio dapat dilihat pada sumbu Y (Vertikal) pada grafik Snail Trail. Risiko portofolio reksa dana saham syariah maupun konvensional dibandingkan dengan risiko portofolio pasar. JII dalam hal ini sebagai portofolio pasar syariah dan IHSG sebagai portofolio pasar konvensional. Kinerja risiko portofolio dapat dilihat pada sumbu X (Horizontal) pada grafik Snail Trail Seperti yang telah di jelaskan pada sub bab II.1.4.3 bahwa metode Snail Trail akan menggambarkan kinerja reksa dana saham (return dan risiko) dari waktu ke waktu. Warna dari masing-masing kurva pada grafik Snail Trail akan dibedakan 76

menjadi 4 agar perubahan kinerja reksa dana saham syariah maupun konvensional dapat terlihat. 4 warna kurva tersebut adalah : Garis warna biru menggambarkan kinerja untuk periode 2009 Garis warna coklat menggambarkan kinerja untuk periode 2010 Garis warna hijau menggambarkan kinerja untuk periode 2011 Garis warna ungu menggambarkan kinerja untuk periode 2012 Dalam metode Snail Trail, terdapat 4 kuadran yang harus diperhatikan guna menilai kinerja sebuah portofolio reksa dana saham yaitu : Kuadran I : Kuadran ideal dan yang paling diperhatikan oleh investor. Karena pada kuadran ini menunjukkan return yang tinggi dengan risiko yang lebih rendah. Kuadran II : Kuadran ini menunjukkan return yang tinggi dengan risiko yang tinggi pula Kuadran III : Kuadran yang buruk serta dihindari oleh para investor. Karena pada kuadran ini menunjukkan return yang rendah dengan risiko yang tinggi Kuadran IV : Pada kuadran ini menunjukkan baik return maupun risiko yang lebih rendah. Biasanya reksa dana yang baru terbit akan berada pada kuadran ini 77

Tabel 4.15 Analisis Snail Trail Kuadran I # Kwadrant 1 % 1 Mandiri Syariah 15% 2 Batavia Syariah 15% 3 Trim Syariah 13% 4 PNM Syariah 11% 5 NISP 9% 6 Danareksa 4% 7 Manulife 2% 8 BNP 2% 9 Batavia 2% 10 CIMB Syariah 2% Dari Tabel 4.15 kita dapat mengetahui presentase suatu reksa dana saham syariah maupun konvensional berada dalam kuadran 1. Terlihat reksa dana saham syariah lebih mendominasi dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional. Mandiri Syariah menjadi yang terbaik dengan 15% berada di kuadran I selama periode penelitian, yaitu 2009-2012. Dan CIMB Syariah menjadi yang terburuk dengan hanya 2% berada dalam kuadaran I selama periode penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.1 dan 4.2. 78

Gambar 4.1 Kinerja Terbaik RDS Mandiri Syariah Gambar 4.2 Kinerja Terburuk RDS CIMB Syariah 79

Dari Tabel 4.16 kita akan melihat bagaimana kinerja reksa dana saham dapat menghindari kuadran 4, dimana kuadran ini sebagian besar investor tidak ingin memiliki kinerja reksa dana saham yang berada dalam kuadran 4. Data dari Tabel 4.16 juga dapat digunakan untuk memvalidasi peringkat reksa dana saham pada Tabel 4.15. Tabel 4.16 Analisis Snail Trail Kuadran III # Kwadrant 3 % 1 Danareksa 57% 2 Batavia 49% 3 BNP 38% 4 Manulife 30% 5 Trim Syariah 28% 6 PNM Syariah 26% 7 NISP 23% 8 Mandiri Syariah 15% 9 CIMB Syariah 15% 10 Batavia Syariah 6% Dari Tabel 4.16 kita dapat mengetahui presentase suatu reksa dana saham syariah maupun konvensional berada dalam kuadran 3. Tidak jauh berbeda dengan Tabel 4.15 terlihat reksa dana saham syariah lebih mendominasi dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional. Batavia Syariah menjadi yang terbaik dengan hanya 6% berada di kuadran 3 selama periode penelitian. Dan Danareksa menjadi yang terburuk dengan 57% berada dalam kuadaran 3 selama periode penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.3 dan 4.4 berikut ini 80

Gambar 4.3 Kinerja Terbaik RDS Batavia Syariah Gambar 4.2. Kinerja Terburuk RDS Danareksa 81

Setelah melihat bagaimana kinerja reksa dana saham syariah maupun konvensional berdasarkan kuadran 1 dan kuadran 3 dalam metode Snail Trail, pada Tabel 4.17 kita dapat melihat hasil dari peringkat untuk setiap kategori dalam metode Snail Trail. Tabel 4.17 juga dapat digunakan untuk memvalidasi peringkat pada Tabel 4.15 dan 4.16 Tabel 4.17 Analisis Snail Trail Peringkat untuk Setiap Kategori Risk Return KW1 KW3 Mandiri Syariah Batavia Syariah Mandiri Syariah Danareksa CIMB Syariah Trim Syariah Batavia Syariah Batavia PNM Syariah Manulife Trim Syariah BNP Batavia Syariah NISP PNM Syariah Manulife NISP BNP NISP Trim Syariah Danareksa PNM Syariah Danareksa PNM Syariah Trim Syariah Batavia Manulife NISP Manulife Mandiri Syariah BNP Mandiri Syariah Batavia CIMB Syariah Batavia CIMB Syariah BNP Danareksa CIMB Syariah Batavia Syariah Best Risk Best Return Management High Return Low Risk Low Return High Risk 82