STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana)

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS PANGAN LOKAL (ENBAL)

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

BAB 1 PENDAHULUAN. ikan laut yang dicampur dengan bahan-bahan, seperti cabe kering yang dihaluskan

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014

BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PERIKANAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015

3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

4 KEADAAN UMUM HOME INDUSTRY KERUPUK IKAN. Penelitian dilakukan pada daerah sentra home industry pengolahan kerupuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Boks 2 MANGENTE POLA PERDAGANGAN BAWANG MERAH DI MALUKU

Kata Pengantar. Jakarta, Desember Tim Peneliti. Survei Pemasaran Kabupaten Maluku Tenggara i

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jejaring Pemanfaatan Hiu dan Pari di Balikpapan

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

I. PENDAHULUAN. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

Transkripsi:

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2014

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PIU KABUPATEN MALUKU TENGGARA I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemerintah Indonesia dan IFAD telah mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) dan pada saat ini sedang dalam proses perekrutan konsultan pengelola dan tenaga ahli lainnya yang akan terlibat dalam implementasi kegiatan. Proyek dilaksanakan di 12 kabupaten/kota, dengan 1 kabupaen sebagai pusat pembelajaran bagi peserta lainnya, dengan keberagaman sumberdaya lingkungan laut dan sosial budaya masyarakat, yang terdiri dari masyarakat miskin namun memiliki sumberdaya yang potensial dan akses terhadap pasar. Tujuan utama proyek ini adalah pengurangan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan proyek akan dicapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga bagi keluarga yang terlibat dalam kegiatan perikanan dan kelautan di masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil, yang merupakan tujuan pembangunan. Untuk mendukung tujuan pembangunan, proyek ini akan memiliki tiga outcome, masing-masing terkait dengan salah satu dari komponen investasi proyek: (i) rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut, (ii) perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan / kelautan skala kecil, dan (iii) proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat Ada empat kriteria yang menjadi pertimbangan pendanaan PMP ini, yaitu : (i) masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau kecil pada umumnya termasuk kelompok masyarakat miskin sampai sangat miskin; (ii) banyak masyarakat yang memiliki motivasi yang baik dan memiliki komitmen untuk memperbaiki tingkat ekonomi mereka serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan; (iii) adanya peluang-peluang ekonomi yang baik dengan potensi pasar yang kuat terutama untuk pengembangan produk kelautan dan perikanan yang bernilai tinggi; dan (iv)

secara konsisten mendukung kebijakan dan prioritas pemerintah. Proyek PMP ini juga akan merespon pentingnya mengatasi masalah degradasi sumberdaya alam dan perubahan iklim serta mendorong pengalaman kepada pemerintah dalam mereplikasi dan merencanakan kegiatan yang lebih baik lagi (scaling up). Lokasi Proyek PMP diarahkan untuk kawasan timur Indonesia. Hal ini sesuai dengan Country Strategic Opportunities Programme (COSOP) dari IFAD untuk memfokuskan pada daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Untuk itu,proyek ini terkonsentrasi pada sejumlah Kabupaten/Kota tertentu yang memiliki wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan kondisi sosial/budaya beragam, merupakan masyarakat miskin namun memiliki potensi sumber daya dan akses pasar yang baik. Pemilihan lokasi juga didasarkan pada keberhasilan daerah dalam partisipasi aktif melakukan kegiatan-kegiatan Kelautan dan Perikanan sebelumnya. Hal ini termasuk komitmen dan dukungan keuangan pemerintah Kabupaten/Kota tersebut untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil berdasarkan potensinya dalam meningkatkan nilai tambah dari hasil produk Kelautan dan Perikanan lainnya, dan meningkatkan kegiatan dari proyek tersebut untuk didiseminasi ke Kabupaten/Kota lainnya. Pengembangan pemasaran ini dilakukan melalui pendekatan Value chain dan pembangunan infrastruktur pemasaran, konsep ini disusun dalam Strategi intervensi pemasaran dan pembangunan infrastruktur. 1.2 Tujuan dan sasaran Strategi intervensi pemasaran adalah menyusun strategi intervensi pemasaran dan pembangunan infrastruktur, serta pelatihan sampai tahun 2017, strategi intervensi pemasaran ini akan menjadi acuan bagi pengembangan pemasaran, serta akan menjadi dokumen perencanaan pengembangan pemasaran (komponen 2). Sasaran terhadap penyusunan strategi intervensi pemasaran adalah berupa penyusunan komoditas unggulan Kabupaten serta perencanaan kebutuhan yang berkaitan dengan intervensi pemasaran berupa infrastruktur penunjang proyek CCDP-IFAD pada Kabupaten Maluku Tenggara.

1.3. Pendekatan Strategi Intervensi Pemasaran dan Pembangunan Infra struktur Pendekatan Strategi Intervensi Pemasaran dan Pembangunan Infrastruktur berupa Pengembangan pemasaran melalui pendekatan Value chain dan pembangunan infrastruktur pemasaran, konsep ini disusun dalam Strategi intervensi pemasaran dan pembangunan infrastruktur. 1.4. Pemilihan komoditas dan Produk Unggulan a. Tiga Komoditas unggulan Perikanan Tiga komoditas unggulan yang terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara adalah 1. Rumput laut 2. Ikan Kerapu, dan 3. Ikan Kakap Merah b. Produk unggulan hasil turunan dari komoditas unggulan Gambarkan skema antara komoditas unggulan sampai produk pengolahan, jika dipilih komoditas atau produk pengolahan sebagai unggulan di kabupaten maka berikan alasan KOMODITAS /PRODUK UNGGULAN RUMPUT LAUT KERAPU KAKAP MERAH Komoditas unggulan STICK RUMPUT LAUT AGAR FIT FILLET IKAN SEGAR IKAN ASIN ABON Produk unggulan Turunan komoditas SIRUP ABON CHIP/CARAGINAN

Alasan komoditas rumput laut dijadikan sebagai komoditi unggulan disebabkan Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu wilayah sentra pengembangan budidaya rumput laut. Kabupaten Maluku Tenggara telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu kabupaten yang masuk dalam klaster pilihan di Provinsi Maluku untuk pengembangan industri pengolahan rumput laut, Budidaya rumput laut jenis Euchema cottonii banyak di jumpai di berbagai desa/ohoi pesisir yang terintervensi proyek CCD-IFAD di Kabupaten Maluku Tenggara. Rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara biasanya tidak untuk dikonsumsi oleh masyarakat lokal, namun rumput laut kering tersebut akan diproses oleh industry pengolah rumput laut untuk berbagai keperluan. Dalam pemasaran, hasil panen rumput laut dari pembudidaya dijual kepada pedagang pengumpul atau agen. Beberapa pedagang pengumpul rumput laut yang terdapat di kota Langgur juga merupakan agen pemasar, yang selanjutnya para pedagang pengumpul tersebut kemudian mengirim ke luar daerah (Surabaya, Makasar, dan Jakarta) yang selanjutnya dari perusahaan penerima menjualnya ke ekspor maupun pasar dalam negeri. Pedagang pengumpul rumput laut biasanya mendatangi para pembudidaya untuk membeli rumput laut kering, namun pada beberapa kasus justru pembudidaya yang mendatangi pedagang pengumpul. Realita seperti ini dapat dijadikan sebagai modal utama dalam melakukan usaha pengolahan berbasis rumput laut skala UMKM terutama pada kelompok binaan CCD-IFAD. Sesuai dengan hasil diskusi dalam penyusunan strategi intervensi pemasaran penentuan produk unggulan turunan rumput laut maka telah ditetapkan stik rumput laut, agar fit, sirup dan chip rumput laut sebagai produk unggulan. Chip ditetapkan sebagai produk turunan jangka menengah karena akan memanfatkan pabrik rumput laut di Ohoi Letvuan yang bahan bakunya berasal dari pokmas (CCD-IFAD) budidaya rumput laut. Begitu pula dengan ikan kerapu dan kakap merah. Penangkapan ikan Kakap merah dan Ikan Kerapu menggunakan hand line, dapat dijumpai di beberapa desa atau ohoi, misalnya Desa Weer, Ohira, Ohoidertutu, dan Ur Pulau. Desa-desa tersebut berada di pesisir bagian selatan dari Pulau Kei kecil. Musim penangkapan pada bulan Oktober-April. Rata-rata trip per bulan adalah 20 trip, dengan operasi penangkapan one day fishing. Ikan Kakap merah dan Ikan Kerapu termasuk ikan yang memiliki nilai jual tinggi. Filet Kakap merah dan Ikan Kerapu diproduksi untuk diekspor dan dijual ke supermarket atau pasar semi modern, sedangkan kepala ikan Kakap

merah dijual ke rumah makan padang yang menyediakan masakan gulai kepala Kakap, atau dijual ke pelelangan dan pasar tradisional. Permintaan ikan Kerapu dari luar negeri relatif tinggi, terutama untuk ikan Kerapu hidup. Nelayan tradisional biasanya tidak menjaga ikan Kerapu tetap hidup dan menjualnya ke pasar dalam bentuk ikan segar. Mengingat produksi ikan Kerapu di Kabupaten Maluku Tenggara masih mengandalkan kegiatan penangkapan, maka tingkat pemenuhan permintaan ikan Kerapu masih terbatas. Dalam penyusunan strategi intervensi pemasaran telah ditetapkan produk turunan dari ikan kerapu yaitu fillet, Abon, dan ikan kerapu segar. Ketiga produk turunan ini difokuskan oleh pokmas CCD-IFAD untuk mengolah dan memproduksinya. Produk turunan dari kakap merah adalah ikan asin, abon dan surimi. Pada saat ini pokmas CCD-IFAD sudah memproduksi abon ikan dan ikan asin secara kontinu dan tidak hanya merambah pada pasar lokal akan tetapi sudah ekspansi ke pasar luas daerah seperti Ambon dan Papua II. KONDISI DAN ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DAN PRODUK PENGOLAHAN UNGGULAN 2.1. Kondisi dan Pengembangan komoditas perikanan sebagai Komoditas unggulan a.rumput Laut Jenis rumput laut yang dibudidayakan dan diproduksi di Kabupaten Maluku Tenggara antara lain adalah Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum. Sedangkan budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara mencapai 5.103 ha dari total luas lahan potensial budidaya laut sebesar 10.900,76 ha.

Tabel a. Volume Produksi dan Nilai Produksi Rumput Laut di Kabupaten Maluku Tenggara Produksi Kering No. Tahun Volume (Ton) Nilai (Rp.) 1. 2008 381,12 5,716,800,000,- 2. 2009 3.285,00 39,420,000,000,- 3. 2010 4.872,90 48.729.091.250,- 4. 2011 7.947,40 63.252.446.000,- 5. 2012 8.953,32 64.824.848.500,- Sumber: BPS Kabupaten Maluku Tenggara (2012). Gambaran hasil produksi rumput laut kering di Kabupaten Maluku Tenggara pada pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel b. Produksi Budidaya Komoditi Rumput Laut Kabupaten Maluku Tenggara Per Triwulan Tahun 2012 No Produksi Produksi Nilai Produksi Triwulan. Basah (ton) Kering (ton) (Rp.) 1. Triwulan I (Januari s/d Maret) 13.750345 2.291,724167 16.042.069.000,- 2. Triwulan II (April s/d Juni) 12.211534 2.035,255667 15.264.417.500,- 3. Triwulan III (Juli s/d September) 14.150093 2.358,348833 16.508.442.000,- 4. Triwulan IV (Okt. s/d Desember) 13.607936 2.267,989667 17.009.920.000,- JUMLAH 53.719,908 8.953,318 64.824.848.500,- Sumber: DKP Maluku Tenggara, 2012 Kabupaten Maluku Tenggara memang berpotensi untuk pengembangan budidaya rumput laut. Kondisi perairan yang belum tercemar dan terlindung dari gelombang besar sangat cocok untuk kegiatan budidaya rumput laut. Dalam observasi dibeberapa desa, antara lain Ohoi Ohoira, Ohoi Letvuan, Ohoi Ohoider Tawun, Ohoi Ohoidertutu, Ohoi Ler Ohoilim, Ohoi Elat, Ohoi Ur Pulau dan Ohoi Namar, terlihat bahwa masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara sudah melakukan kegiatan budidaya rumput laut dan berpotensi untuk lebih

dikembangkan. Dalam kegiatan budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii, rata-rata dalam setahun dilakukan penanaman sebanyak 4-6 kali kali. Rata-rata benih yang dipakai dalam budidaya memiliki umur produktif sekitar 4-6 kali siklus penanaman. Permasalahan yang dijumpai pada hasil panen siklus berikutnya, hasil produksi selalu menurun. Untuk mengatasi hal tersebut pembudidaya melakukan pergantian bibit setelah 4 siklus penanaman. Penanaman rumput laut tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, karena terdapat musim tertentu ombaknya besar sehingga kegiatan budidaya rumput laut tidak dilakukan. Sebagai gambaran, lama waktu budidaya yang biasa dilakukan oleh pembudidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara adalah selama 45 hari untuk satu kali periode budidaya. Terkait hama dan penyakit, pada beberapa kasus pembudidaya rumput luat di Kabupaten Maluku Tenggara mengalami serangan ais-ais yang dapat menyebabkan rumput laut putus dan hanyut ke dalam perairan. Pelaku pembudidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara relatif banyak, sehingga suplai rumput laut kering dari Kabupaten Maluku Tenggara relatif tersedia dengan melimpah. Berikut gambaran pelaku pembudidaya rumput laut di Pulau Kei Kecil tahun 2012 hasil kajian Anna (2012). Kegiatan budidaya rumput laut jenis Eucheuma sp ini menggunakan teknologi sederhana atau alat tradisional dalam proses penanaman hingga panen. Sebagian besar masyarakat pesisir Kabupaten Maluku Tenggara bekerja sebagai pembudidaya rumput laut, sehingga mengakibatkan produksi rumput laut semakin meningkat. Rata-rata penduduk yang melakukan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara dapat memproduksi rumput laut kering sebanyak 30 kilogram untuk setiap unit tali utama per tahun yang dipergunakan sebagai alat/media budidaya dengan jumlah unit tali rata-rata mencapai sebanyak 10 unit tali per pembudidaya rumput laut. Lama pemeliharaan rumput laut per musim panen dilakukan selama lebih kurang 45 hari dan setiap pembudidaya rumput laut dapat melakukan panen produksi sebanyak 4 kali panen per tahunnya. Pada beberapa Ohoi yang terintevensi proyek CCD-IFAD, terdapat jumlah (populasi penbudidaya rumput laut, seperti terlihat dalam table

Tabel C. Jumlah Pembudidaya Rumput Laut proyek CCDP-IFAD Kabupaten Maluku Tenggara Jumlah Populasi No. Nama Desa (Pembudidaya Rumput Laut) 1 Letvuan 70 orang 2 Ohoira 30 orang 3 Ur Pulau 30 orang 4 Namar 30 orang 5 Ohoidertawun 60 orang 6 Ohoidertutu 50 orang 7 Elat 20 orang 8 Ler Ohoilim 40 orang Total 330 Orang Sumber: CCD-IFAD Maluku Tenggara Pemasaran Rumput laut di Kabupaten Maluku tenggara biasanya tidak untuk dikonsumsi oleh masyarakat lokal, namun rumput laut kering tersebut akan diproses oleh industry pengolah rumput laut untuk berbagai keperluan. Dalam pemasaran, hasil panen rumput laut dari pembudidaya dijual kepada pedagang pengumpul atau agen. Beberapa pedagang pengumpul rumput laut yang terdapat di kota Langgur juga merupakan agen pemasar, yang selanjutnya para pedagang pengumpul tersebut kemudian mengirim ke luar daerah (Surabaya, Makasar, dan Jakarta) yang selanjutnya dari perusahaan penerima menjualnya ke ekspor maupun pasar dalam negeri. Pedagang pengumpul rumput laut biasanya mendatangi para pembudidaya untuk membeli rumput laut kering, namun pada beberapa kasus justru pembudidaya yang mendatangi pedagang pengumpul. Jika pembudidaya menjual rumput laut kering dengan mendatangi pedagang pengumpul, maka pembudidaya harus membawa rumput laut ke pasar atau ke kota Langgur dan menanggung biaya pengangkutan. Sebagai gambaran, biaya pengangkutan rumput laut kering per karung (sekitar 60 kilogram) mencapai Rp

20.000 atau sekitar Rp 333 per kilogram. Pada harga jual dari pembudidaya ke pedagang adalah berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 14.000 per kilogram. Mahalnya biaya pengangkutan disebabkan oleh jauh dan sulitnya jalur transportasi, dimana ruas jalan darat masih banyak yang belum diaspal dan rusak. b.ikan Kerapu Ikan Kerapu di Kabupaten Maluku Tenggara dihasilkan dari kegiatan penangkapan menggunakan handline dan trammel net. Khusus untuk pokmas CCD-IFAD Kabupaten Maluku Tenggara sarana yang paling umum digunakan untuk menangkap ikan berupa sampan (bodi), alat pancing (mata kail, tasi). Musim penangkapan dengan menggunakan hand line pada bulan Oktober-April. Rata-rata trip per bulan masyarakat Maluku Tenggara adalah 20 trip/bulan dengan operasi penangkapan bersifat oneday fishing. Hasil tangkapan hand line sekitar 15 Kg/trip, dengan jenis hasil tangkapan bervariasi. Produksi ikan Kerapu dalam kurun waktu dua tahun (2010-2011) di Kabupaten Maluku Tenggara dapat dilihat pada tabel 5. Produksi tahun 2010 sebesar 24,4 ton dan pada tahun 2011 produksi ikan Kerapu mengalami kenaikan menjadi 28,4 ton. Pada tahun 2012 produksi ikan Kerapu di Kabup dua kali lipat yaitu sebesar 44,8 ton. Tabel d. Produksi Ikan Kerapu Di Kabupaten Maluku Tenggara No Tahun Volume (ton) 1 2010 24,4 2 2011 28,4 3 2012 44,8 Sumber: BPS Kabupaten Maluku Tenggara (2013) Permintaan ikan Kerapu dari luar negeri relatif tinggi, terutama untuk ikan Kerapu hidup. Nelayan tradisional biasanya tidak menjaga ikan Kerapu tetap hidup dan menjualnya ke pasar dalam bentuk ikan segar. Mengingat produksi ikan Kerapu di Kabupaten Maluku Tenggara masih mengandalkan kegiatan penangkapan, maka tingkat pemenuhan permintaan ikan Kerapu masih terbatas.

Permintaan dari luar negeri terhadap ikan Kerapu (diantaranya Singapura dan Hongkong) dari tahun ketahun terus meningkat. Salah satu jenis ikan yang memiliki prospek cerah adalah ikan Kerapu macan. Pelaku utama dan perannya dalam usaha perikanan Kerapu antara lain Nelayan melakukan kegiatan penangkapan ikan Kerapu dengan menggunakan alat tangkap gill net dan hand line, Pedagang pengumpul, Agen atau pedagang besar merupakan penjual dan pemasar produk ikan Kerapu ke luar daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Perusahaan perikanan, dan Konsumen merupakan penilai mutu ikan Kerapu dan bertindak sebagai rantai terakhir dari komoditas Kerapu. Ikan Kerapu ditangkap dengan alat tangkap hand line dan juga gill net. Proses operasi penangkapan ikan Kerapu bersifat one day fishing, biasanya pada pagi hari nelayan berangkat pada pukul 05.00, sedangkan pada sore hari nelayan berangkat pada pukul 17.00 waktu setempat. Hasil tangkapan ikan Kerapu di Kabupaten Maluku Tenggara merupakan jenis ikan Kerapu macan, sedangkan ikan Kerapu tikus jarang dijumpai. Dalam proses pemasaran, khususnya untuk kelompok usaha CCD-IFAD Kabupaten Maluku Teggara seperti Ohoi Weer dan Ur Pulau Umumnya nelayan menjual hasil tangkapan Kerapu ke pedagang pengumpul, selanjutnya pedagang pengumpul membawa ke pasar Langgur untuk dijual ke beberapa pedagang pengecer. Sarana transportasi yang digunakan pedagang pengumpul seperti long boat, motor atau mobil. Penjualan ikan Kerapu dari nelayan tidak dalam kondisi hidup, sehingga nilai jualnya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Kerapu hidup hasil budidaya yang dijual ke daerah lain. Salah satu perusahaan yang dijadikan sebagai mitra pokmas CCD-IFAD adalah UD. Beringin Jaya c. Ikan Kakap Merah Ikan Kakap merah di Kabupaten Maluku Tenggara (pokmas penangkapan CCD-IFAD) diantaranya ditangkap dengan alat tangkap hand line. Penangkapan ikan dengan hand line dengan menggunakan perahu katingting. Biasanya operasi penangkapan dilakukan oleh satu hingga 2 orang. Nelayan hand line biasanya berangkap pada pukul 06.00 hingga pukul 17.00 pada pagi hari, dan pada sore hari nelayan berangkat pada pukul 17.00 hingga pukul 05.00 waktu setempat. Dalam penangkapan, nelayan berangkat dari

fishing base menuju fishing ground, lalu memasang hand line dan menunggu ikan target memakan umpan yang dipasang pada hand line. Dalam sekali trip, nelayan dapat berpindah ke beberapa kali fishing ground sebelum akhirnya kembali ke darat. Proses pemasaran, Hasil tangkapan ikan Kakap merah dijual kepada pedagang pengumpul, selanjutnya dijual ke agen pemasaran. Harga ikan Kakap merah segar sekitar Rp 10.000-12.000,-/kg. Beberapa pedagang pengumpul tersebut menjual sebagian ikan Kakap merah dan Ikan Kuwe ke agen pemasaran (pedagang besar) maupun ke perusahaan pembekuan ikan Kakap merah, yang selanjutnya akan menjualnya ke konsumen lokal maupun ke luar daerah, seperti Jakarta dan Surabaya maupun pasar ekspor. Sampai dengan saat ini pokmas penangkapan CCD-IFAD pada bebrapa Ohoi seperti Weer dan ur Pulau sudah melakukan transaksi penjualan secara kontinu. Sistem penjualan dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah nelayan langsung mendatangi mitra (UD. Beringin Jaya) dengan menggunakan kapal cepat, spit atau long boat, sistem pengemasan/pengangkutan ikan menggunakan box sterofoam, cara lain yang digunakan adalah nelayan mengirimkan hasil tangkapan melalui sarana angkutan (kapal cepat, s pit atau long boat, mobil atau motor). Hal ini dilakukan untuk menekan biaya transprtasi. Mengingat jarak tempuh dari Ohoi sasaran proyek CCD-IFAD cukup jauh dengan perusahaan (mitra), seringkali hasil tangkapan tidak terjual. Setiap hari 1 orang bisa menangkap ± 4-5 tusuk ikan, jika di konversikan dalam Kg, 1 tusuk ikan setara dengan 1-1,2 Kg.

TABEL. 1 SEGMENTASI PRODUK UNGGULAN A, B, C KABUPATEN MALUKU TENGGARA N O KOMODITA S UNGGULAN A/B/C 1 RUMPUT LAUT KELOMPOK DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERTAHUN Semua kelompok kel. Budidaya dan pengolahan di 8 Ohoi (kec. Ohoi Weer) 2 KERAPU Semua kelompok kel. penangkapan dan pengolahan di 8 Ohoi (kec. Ohoi Letvuan) 3 KAKAP MERAH Semua kelompok (penangkapa n pengolahan di 8 Ohoi (kec. Ohoi Letvuan) Pengumpul/pengusaha lokal di Langgur Pengumpul/Pengusaha Lokal Di Langgur, Konsumen Lokal. Pengumpul/Pengusaha Lokal Di Langgur, Konsumen Lokal Perusahaan Domestik (Makassar,Surabaya,Jakar ta) Konsumsi Rt, Dijual Ke Pengusaha Lokal Di Langgur, Dipasarkan pada pasar Langgur Konsumsi Rt, Dijual Ke Pengusaha Lokal Di Langgur, Dipasarkan pada pasar Langgur 165-200 ton/panen (± 1.155-1400 ton/tahun 168 ton/tahun (dihitung ratarata 8 bulan), produksi 1 bulan ± 21 ton 168 ton/tahun (dihitung ratarata 8 bulan), produksi 1 bulan ± 21 ton KETERANGAN Semua kelompok CCD-IFAD, budidaya rumput laut. Usaha tangkap tergantung pada musim Usaha tangkap tergantung pada musim 2.2. Produk turunan komoditas perikanan sebagai komoditas unggulan Produk turunan komoditas rumput laut sebagai produk unggulan adalah 1. Stik rumput laut Salah satu varian produk yang bisa diolah dari rumput laut adalah stik. stik merupakan kombinasi ( mixed) dari rumput laut dengan tepung dan diberikan flavor (susu, vanil la, coklat. Ikan) kemudian dijemur dan di goreng. Modus pengolahan produk seperti ini dapat meningkatkan pendapatan pokmas. Dalam workshop validasi peluang pasar telah disepakati produk ini sebagai produk olahan karena disamping proses pembuatannya

sangat mudah, pokmas juga dengan mudah mendapatkan bahan baku. Produk ini merupakan produk baru karena sebelumnya masyarakat hanya membuat sirup rumput laut itupun dengan metode konvensional. Stik rumput laut rencana akan dipasarkan pada kios-kios/warung makan, sekolah, pasar lokal, pasarkabupaten, maupun lintas SKPD yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Konsumen yang akan dituju untuk produk ini adalah anak sekolah, masyarakat lokal, PNS, maupun end user yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara. Angka produksi untuk setiap bulan 800-1000 bungkus, angka ini akan fluktuatif disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan bahan baku akan tetapi standar konstannya adalah yang telah disebutkan. 2. Agar fit Agar fit adalah salah satu produk yang dibuat dari olahan rumput laut dengan campuran beberapa bahan (gula, pewarna, penyedap, dll). Produk akhir dari olahan ini adalah berupa sirup yang langsung diminum (tanpa diencerkan dengan air). Produk ini akan diolah oleh pokmas CCD-IFAD, dan merupakan poduk lama (sebelumnya d iolah oleh pokmas lain sejak tahun 2010). Produk ini akan dipasarkan pada sekolah-sekolah, desadesa sekitar dengan sistem direct selling, pasar Kabupaten, kota tual, kota Ambon bilamana sudah ada izin dari balai POM, SKPD. Konsumenya adalah semua jenis umur, anak dan dewasa. Produksi perbulan 48 karton, 1 karton berisi 40 gelas dengan netto 220 ml 3. Sirup rumput laut Sama halnya dengan agar fit, namun sirup rumput laut cara mengkonsumsinya tidak langsung, harus diencerkan dengan air terlebih dahulu baru dapat dikonsumsi. Produk ini sudah lama dibuat sejak tahun 2010. Pemasaran dari produk ini adalah pasar kabupaten, kota tual, acara ceremonial, dan sering kali ditampilakan dalam acara pameran makanan khas daerah baik di KAbupaten Maluku Tenggara maupun di Kota Ambon. Konsumenya adalah semua jenis umur, anak-anak dan dewasa. Produksi per bulannya adalah ± 34 Karton gelas.

4. Kerupuk rumput laut Kerupuk rumput merupakan salah satu produk yang telah ditentukan dalam pembahasan strategi intervensi pemasaran. Produk ini merupakan produk turunan dari komoditas rumput laut, cara pembuatannya cukup sederhana. Produk ini meningkatkan pendapatan kelompok usaha CCD-IFAD. Proses pemasaran kerupuk rumput laut hampir sama dengan produk olahan rumput laut lainnya yaitu dipasarkan pada kios-kios/warung makan, sekolah, pasar lokal, maupun lintas SKPD yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Konsumen yang akan dituju untuk produk ini adalah anak sekolah, masyarakat lokal, PNS, maupun end user yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara. Angka produksi untuk setiap bulan 800-1000 bungkus, angka ini akan fluktuatif disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan bahan baku akan tetapi standar konstannya adalah yang telah disebutkan. 5. Chip rumput laut Dalam kegiatan validasi peluang pasar dan strategi intervensi pemasaran, chip rumput laut adalah satu produk andalan yang telah ditetapkan dalam forum. Chip ini direcanakan masuk dalam jangka menengah dan akan memanfaatkan pabrik rumput laut yang ada di Ohoi Letvuan dengan sumber bahan bakunya berasal dari pokmas budidaya CCD-IFAD. Produk turunan komoditas ikan kerapu sebagai produk unggulan adalah 1. Ikan kerapu segar Ikan kerapu segar merupakan komoditi yang paling potensial di Kabupaten Maluku Tenggara khusus beberapa Ohoi yang terintervensi proyek seperti Ohoi Weer, Ur pulau, Ohoira, elat, Ohoidertutu dan Namar merupakan beberapa Ohoi yang memproduksi ikan kerapu dengan jumlah yang cukup banyak. Proses penangkapan yang telah dilakukan oleh pokmas sudah sejak lama diguluti dengan sistem penangkapan handline. Tujuan pasar

dari hasil penangapan ikan kerapu segar adalah pasar lokal, pasar Kecamatan (Ohoi Elat), pasar Kabupaten, pasar Kota Tual dan pada saat ini proses pemasarannya pada UD. Beringin Jaya sebagai salah satu mitra CCD-IFAD untuk pokmas penangkapan yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Ikan kerapu ini biasanya dijual dalam bentuk ikan hidup dan mati dengan harga yang bervariasi tergantung jenis ikan kerapu dan tingkat kesegaran. Hasil tangkapan yang diperoleh untuk setiap orang dalam satu kali tangkapan berkisar 3-4 Kg. 2. Fillet Untuk menjaga ikan agar tetap terjaga kesegarannya adalah dengan memberlakukan rantai dingin, salah satunya adalah ikan beku dalam bentuk fillet yaitu ikan utuh yang telah dipotong menjadi 2 bagian tanpa kepala dan ekor, metode seperti ini dapat memperpanjang daya awet sehingga dapat dipasarkan bahkan diekspor. Fillet ikan kerapu akan dijadikan sebagai produk unggulan pokmas CCD-IFAD karena bahan bakunya sangat menjanjikan, disamping fillet ikan kerapu tidak menutup kemungkinakan ikan jenis lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi bisa dijadikan sebagai fillet. Metode pemfiletan ikan merupakan produk baru bagi pokmas CCD-IFAD Maluku Tenggara, proses pemasaran filet oleh pokmas penagkapan yaitu UD. Beringin Jaya sebagai salah satu mitra CCD-IFAD yang kemudian dikirimkan ke Makassar, Surabaya, Jakarta, dan luar negeri seperti Korea, Taiwan dan Jepang. Produksi fillet ikan ± 60-70 Kg/bulan (1 Ohoi penerima proyek). Produk turunan komoditas ikan kakap merah sebagai produk unggulan adalah 1. Abon ikan Abon ikan merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Maluku Tenggara yang telah dirumuskan dan ditetapkan dalam penyusunan strategi intervensi pemasaran. Abon ikan adalah produk yang dihasilkan oleh pokmas pengolahan CCD-IFAD Maluku Tenggara (Ohoi Namar, Ohoi Ohoidertutu, Ohoi Ohoira, Ohoi Elat, Ohoi Weer, Ohoi Ohoidertawun). Areal pemasaran abon ikan adalah end user pada masyarakat lokal, pasar Kabupaten, Kota Tual, dan Papua. Konsumen dari produk ini adalah masyarakat pada umumnya (anak

dan dewasa). Produksi abon ikan adalah ± 120-250 bungkus perbulan (1 Ohoi). Proses pembuatan abon ikan tergantung pada bahan baku, apabila pada musim tangkapan (panen ikan) abon ikan akan diproduksi dalam jumlah yang banyak begitu pula sebaliknya. 2. Ikan asin Pada saat musim tangkapan melimpah seringkali ikan tidak bisa dijual/dipasarakan, yang merupakan faktor penghambat adalah rentan kendali antara Ohoi/desa dengan tempat pemasaran hasil perikanan cukup jauh, sarana transportasi yang digunakan berukuran kecil begitupula dengan mesin yang digunakan mengingat beberapa ohoi CCD-IFAD pengahasil ikan terbanyak berada di wilayah kepulauan. Hal ini berimplikasi terhadap pendapatan masyarakat yang tidak optimal. Oleh karena itu dikembangkan produk pengolahan ikan berupa ikan asin untuk menjawab permasalahan diatas. Ikan asin merupakan produk yang telah lama diguluti oleh masyarakat, khusus untuk daerah binaan proyek CCD-IFAD (Ohoi Ur Pulau) telah dibangun rumah produksi dengan demikian jumlah produksi ikan asin yang di tempat tersebut dapat meningkat dari sebelumnya. Tempat pemasaran dari ikan asin adalah pasar Kabupaten dan sekitarnya, Kota Tual, Kota Ambon. Pada umunya masyarakat sangat suka terhadap ikan asin, disamping rasanya enak, pada saat tidak ada ikan dipasar (belum ada musimikan), ikan asin dijadikan sebagai konsumsi alternatif. TABEL. 2 SEGMEN KOMODITAS TURUNAN / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS A KOMODITAS / PRODUK TURUNAN KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TAHUN) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERBULAN Stik Rumput Laut (A) Semua kelompok pengolahan (Letvuan, Namar, Ohoidertutu,Ohoira, Ohodertawun, Ur pulau) Produk baru, dikembangkan pokmas CCD-IFAD kios-kios/warung makan, sekolah, pasar lokal, pasar Kabupaten, maupun lintas SKPD yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Anak sekolah, masyarakat lokal, PNS, maupun end user (masyarakat Maltera pada umumnya) Rata-rata 800-1000 bungkus

Sirup (A) Semua kelompok pengolahan (Letvuan, Namar, Ohoidertutu,Ohoira, Ohodertawun, Ur pulau) Produk lama, sejak Tahun 2009 kios-kios/warung makan, sekolah, pasar lokal, pasar Kabupaten, kota tual, dan sekitarnya Masyarakat Maluku Tenggara (lokal, Kabupaten, kota Tual) ± 34 karton Agar fit (A) Semua kelompok pengolahan (Letvuan, Namar, Ohoidertutu,Ohoira, Ohodertawun, Ur pulau) Lama: 2009 kios-kios/warung makan, sekolah, pasar lokal, pasar Kabupaten, kota tual, dan sekitarnya Masyarakat Maluku Tenggara (lokal, Kabupaten, kota Tual) ± 48 karton Kerupuk rumput laut (A) Semua kelompok pengolahan (Letvuan, Namar, Ohoidertutu,Ohoira, Ohodertawun, Ur pulau) Produk baru, sejak Tahun 2013 kios-kios/warung makan, sekolah, pasar lokal, pasar Kabupaten, maupun lintas SKPD yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Masyarakat Maluku Tenggara (lokal, Kabupaten, kota Tual) Rata-rata 800-1000 bungkus Chip (A) Semua kelompok pengolahan (Letvuan, Namar, Ohoidertutu,Ohoira, Ohodertawun, Ur pulau) Baru: direncanakan tahun depan sejalan dengan operasionalisasi pabrik rumput laut Direncanakan pasar kabupaten dan domestic Rencana Pasar Kabupaten dan pasar luar Kabupaten Estimasinya blm diketahui TABEL. 3 SEGMEN KOMODITAS TURUNAN / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS B KOMODITAS / PRODUK TURUNAN B KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TAHUN) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERBULAN Ikan Kerapu Segar Semua kelompok penangkapan (Ohoi Weer, Ur pulau, Ohoira, elat, Ohoidertutu dan Namar,lerohoilim ) Lama: sejak tahun 80-an Pasar lokal, Kecamatan, Kabupaten, Kota Tual dan UD. Beringin Jaya Masyarakat Kabupaten Maluku Tenggara, ekspor ± 20-21 ton Fillet Semua kelompok penangkapan dan pengolahan Baru: 2014 Fokus pada UD. Beringin Jaya sebagai mitra UD. Beringin Jaya kemudian di ekspor ± 60-70 Kg/bulan (1 Ohoi penerima proyek)

TABEL. 4 SEGMEN KOMODITAS TURUNAN / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS c KOMODITAS / PRODUK TURUNAN B KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TAHUN) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERBULAN Abon Semua kelompok pengolahan (Namar, Ohoidertutu, Ohoidertawun, letvuan, Ohoira, elat Baru: namar (2013), Ohoidertutu(2014) dan Ohoi lainnya Konsumen rumah tangga, lokal, pasar Kabupaten, Kota Tual, dan Papua Masyarakat Maluku Tenggara dan sekitarnya (dan konsumen pasar yang dituju) ± 120-250 bungkus perbulan (1 Ohoi) Ikan asin kelompok pengolahan (Ohoi Ur Pulau) Lama: 2009 Konsumen rumah tangga, lokal, pasar Kabupaten, Kota Tual, Kota Ambon Masyarakat Maluku Tenggara dan sekitarnya (dan konsumen pasar yang dituju) ± 1.000-1.500 Kg/bulan 2.3. Segmentasi komoditas atau produk yang dihasilkan 2.3.1 Stik rumput laut Stik rumput laut merupakan produk baru, masyarakat sebelumnya hanya mengolah rumput laut menjadi sirup. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara sudah melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas pengolahan rumput laut menjadi beberapa produk seperti stik, kerupuk, kripik, sirup, dan yang lainnya akan tetapi follow up dan pengembangan produk-produk tersebut dalam bentuk usaha tidak dijalankan. Stik ini akan dipasarkan pada warung makan sebagai camilan, sekolah-sekolah, pasar Kabupaten, Kota Tual, dan end user pada umumnya yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara terutama pada Ohoi CCDP-IFAD dan sekitarnya. Daya serap produk saat ini sudah mencapai 800-1000 bungkus. Target dalam tahun ini akan memproduksi sekitar 1000-1200 bungkus. 2.3.2 Agar fit Agar fit merupakan hasil ektrak dari rumput laut dengan beberapa bahan tertentu (gula, pewarna, penyedap dll) dalam bentuk cairan kental yang lunak dan rasanya cukup lezat. Agar fit merupakan produk lama yang diproduksi oleh Ibu Rita. Ibu Rita merupakan masyarakat asli Maluku Tenggara yang mempunya usaha kecila yang bergerak di bidang pengolahan perikanan, produk yang sudah dihasilkan oleh ibu rita sendiri agar fit, sirup

rumput laut, brownis rumput laut, stik embal rumput laut, kerupuk, stik, kripik dll. Produk-produk ini sudah dipasarkan di Kabupaten Maluku Tenggara bahkan di Kota Ambon. Pokmas pengolahan CCD-IFAD akan menjadikan Ibu Rita sebagai mitra untuk memasarkan poduk-produk tersebut bahkan akan memanfaatkannya sebagai instruktur dalam proses pengolahan produk-produk yang dimaksud. Daya serap produk agar fit sampai saat ini ± 48 karton/bulan, 1 karton berisi 40 gelas dengan netto 220 ML. Target dalam tahun ini akan memproduksi sekitar 228-300 karton agar fit. 2.3.3 Sirup rumput laut Sirup rumput laut juga merupakan produk yang telah lama diproduksi oleh masyarakat namun perlakukan dan cara pengolahannya masih dalam skala konvensional. Sirup rumput laut ini akan dijadikan sebagai produk unggulan pokmas CCD-IFAD, tujuan pasar dari produk ini adalah pasar Kabupaten, Kota Tual, Swalayan Gota (apabila sudah ada izin BPOM dan kontinuitas produknya tidak putus, sesuai dengan permintaan swalayan tersebut). Segmen yang di inginkan untuk produk ini adalah anak sekolah, pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Daya serap produk sirup rumput laut sampai saat ini hampir sama dengan agar fit yaitu ± 48 karton/bulan, 1 karton berisi 40 gelas dengan netto 220 ML. Target dalam tahun ini akan memproduksi sekitar 228-300 karton agar fit. 2.3.4 Kerupuk rumput laut Kerupuk rumput laut merupakan produk lama. Tujuan pasar dari produk ini adalah pasar lokal, pasar Kabupaten, Kota Tual dan sekitarnya. Segmen yang di inginkan untuk produk ini adalah anak sekolah, pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Produksi saat ini sudah mencapai 800-100 bungkus. Target tahun ini akan mencapai 1500-2100 bungkus. 2.3.5 Chip rumput laut Chip rumput laut akan dijadikan sebagai produk prime mover Kabupaten Maluku Tenggara, ini akan dialukan setelah pabrik pengolahan rumput laut sudah dioperasikan dengan bahan utamanya adalah rumput laut dari seluruh pokmas CCD-IFAD (pokmas budidaya) yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara. Ditetapkan sebagai produk jangka menengah oleh karena itu

untuk menguatkan konsep ini maka telah dilakukan perjanjian kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan (PIU Kabupaten Maluku Tenggara) dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Maluku Tenggara) untuk bermitra, dengan demikian angka pendapatan masyarakat akan meningkat. 2.3.6 Ikan Kerapu Segar Ikan Kerapu merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Maluku Tenggara dan mempunya nilai ekonomis tinggi. Proses penangkapan ikan kerapu oleh pokmas dan bukan termasuk pokmas CCD-IFAD sudah dilakukan sejak zaman dahulu dengan metode handline. Komoditas ini hendaknya dipasarkan pada masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas. Pada saat ini pokmas sering menjual hasil tangkapan mereka kepada UD. Beringin Jaya sebagai mitra,dan ada pula di pasarkan pada pasar ikan lokal (langgur). Hasil tangkapan yang diperoleh untuk setiap orang dalam satu kali tangkapan berkisar 3-4 Kg. 2.3.7 Fillet ikan kerapau Fillet ikan kerapu merupakan produk baru yang diproduksi oleh pokmas CCD-IFAD, fillet ini banyak diguluti oleh perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kabupaten Maluku Teggara karena, disamping teknik penanganan dan pengolahan sudah dikuasai faktor pendukung lainnya adalah sarana dan prasaran yang dimiliki cukup canggih. Ohoi Weer akan dijadikan sebagai Ohoi yang akan memproduksi fillet ikan karena telah dibangun rumah produksi (fillet dan pengolahan ikan lainnya). Produknya akan dijual pada UD. Beringin Jaya sebagai mitra. Produksi fillet ikan ± 60-70 Kg/bulan (1 Ohoi penerima proyek). 2.3.8 Abon Abon merupakan produk yang boleh dibilang sangat familiar di Kabupaten Maluku Tenggara karena tidak hanya pokmas CCDP-IFAD saja yang mengolahnya namun kelompokkelompok yang diluar proyek ini dapat mengolahnya. Pokmaspengolahan CCD-IFAD sudah mengolah produk ini seperti kelompok pengolahan Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertutu. Segmen dari produk ini ditujukan kepada masyarakat pada umumnya tidak hanya orang dewasa yang gemar mengkonsumsi ikan olahan, tidak menutup kemungkinan anak-anak dan remaja juga sebagai end user. Abon ikan sampai dengan saat ini dipasarkan pada Ohoi setempat yang

mengolah abon, pasar Kabupaten, Pasar Kota Tual, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, bahkan pasarannya sudah merambah di Provinsi Papua (Abon ikan dari Ohoi Namar). Sampai dengan saat ini pokmas sudah memproduksi abon ikan ± 120-250 bungkus, dan target untuk tahun ini diupayakan mencapai 500-1000 bungkus. 2.3.9 Ikan asin Ikan asin akan dijadikan sebagai produk unggulan proyek CCD-IFAD Kabupaten Maluku Tenggara. Produk ini telah dilakukan oleh masyarakat pengolah sejak lama. Namun disatu sisi produk ikan asin ini tidak begitu mendapat perhatian yang serius baik masyarakat sendiri maupun dari Dinas terkaitsehingga angka produksinya tidak signifikan. Melalui proyek CCD-IFAD telah diakumulasi beberapa kelemahan-kelemahan yang menghambat produksi tersebut diantaranya adalah telah dibangun rumah produksi untuk pengolahan ikan asin di Ohoi Ur Pulau, karena Ohoi ini mempunyai sumber daya perikanan yang sangat tinggi. Segmen dari produk ini adalah masyarakat pada umumnya yang mempunya atensi untuk mengkonsumsi produk olahan perikanan. Tujuan pasar dari produk ikan asin adalah pasar Kabupaten, Kota Tual, Kota Ambon. Produksi sampai dengan saat ini sudah mencapai 1000-1500 Kg/bulan. TABEL. 5 DATA KONDISI KETERSEDIAAN BAHAN BAKU N O KOMODITAS UNGGULAN JENIS KOMODITAS PASOKAN BAHAN BAKU DARI KELOMPOK PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KELOMPOK TAPI MASIH DI KAB/KOTA PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KAB/KOTA DALAM 1 TAHUN BERAPA LAMA KETERSEDIAAN PASOKAN BAHAN BAKU BAGAIMANA PENYIMPANA N BAHAN BAKU KEBUTUHA N BAHAN BAKU 1 RUMPUT LAUT Stik rumput laut, agar fir, sirup, kerupuk rumput laut, chip Semua Kelompok budidaya pada 9 Ohoi Ada yang dari luar bilamana stock bahan baku rumput laut kurang, tapi jarang dijumpai (tersedia sepanjang tahun) Tidak ada 12 bulan simpan pada suhu kamar,gudang, karung 3-4 ton/bulan 2 IKAN KERAPU Kerapu segar, fillet Semua kelompok Penangkapan dari 8 Ohoi kecuali kel. Letvuan Tidak ada,bahan baku tersedia oleh pokmas penangkapan Tidak ada 6-7 bulan Frezzer dan Cold Box ± 20-21 ton/bulan

3 IKAN KAKAP MERAH Ikan Kering Semua kelompok Penangkapan dari 8 Ohoi kecuali kel. Letvuan Tidak ada,bahan baku tersedia oleh pokmas penangkapan Tidak ada 6-7 bulan Freezer dan Cold Box ± 20-21 ton/bulan A. Segmentasi kondisi saat ini potensi pasar saat ini -1. Segmentasi pasar membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen artinya komoditas ini dipasarkan kemana jika ditinjau - SECARA GEOGRAFIS ( pasar lokal/desa dan kecamatan, kabupaten, propinsi atau keluar propinsi, Secara geografis, sesuai dengan komoditi dan produk yang dihasilkan olah pokams CCD-IFAD Kabupaten Maluku Tenggara, sebahagian besar dipasarkan pada pasar Kabupaten. Khusus rumput laut kering sebahagian besar pokmas CCD-IFAD menjualnya kepada pengepul Tjoan Lie, disamping pengepul-pengepul lain seperti Toni Tunafarni, Broery Rentanubun, dll dalam jumlah relative sedikit, Selanjutnya dikirimkan ke Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Untuk produk olahan (stik, agar fit, sirup,abon) potensi pasarnya pada anak-anak sekolah, pelajar, warung makan, dan pasar Kabupaten. Ikan segar dan fillet pada UD. Beringin Jaya - SECARA DEMOGRAFIS (Usia, Jenis Kelamin, Siklus Hidup Keluarga, Penghasilan, Pekerjaan, Pendidikan, Agama, Ras) Pada umunya produk olahan secara demografis disukai dan banyak dikonsumsi oleh semua umur, untuk anak-anak (5-12 tahun), remaja dan dewasa yang berpendidikan dan tidak, semua agama dan ras, juga bagi keluarga yang berpenghasilan dibawah rata-rata maupun Pegawai Negeri, wiraswasta, dll. - SECARA PSIKOGRAFIS (Kelas Sosial, Gaya Hidup, Kepribadian Secara psikografis, produk yang dipasarkan bisa dikonsumsi oleh masyarkata kelas menengah ke atas dan bawah, tergantung dari kualitas dan jaminan produk, dengan pola gaya hidup sehat.

-2. Mengidentifikasi Pasar Potensial Yang Menguntungkan Untuk Dilayani Pasar Ke Segmen- Segmen Atau Kelopok-Kelompok Yang Bermakna, Relative Sama Dan Dapat Diidentifikasikan. Pasar potensial yang dianggap paling menguntungkan untuk produk yang telah dihasilkan adalah pasar yang mampu menerima produk, seperti pasar Kabupaten dengan mitra yang dianggap mampu membangun komunikasi dengan pelanggan dan kelompok-kolompok tertentu yang mempunya tingkat relasi yang sama dalam memasarkan produk hasil perikanan sehingga dapat terjual 3. Segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar kelompok atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup Pada dasarnya potensi pasar yang akan dipilih dalam pemasaran produk-produk olahan adalah pasar yang benar-benar memiliki daya tarik terhadap pelanggan dengan metode pelayanan yang berbeda, sehingga dapat memicu daya beli dan kesukaan terhadap produk. untuk merubah pola pikir akan konsumsi produk perikanan maka baiknya menggunakan pesan yang terkesan mungubah gaya hidup mengkonsumsi produk olahan yang instan dan bergizi. KOMODITAS TABEL. 6 ANALISIS SEGMENTASI SEGMENTASI GEOGRAFIS DEMOGRAFIS PSYCHO GRAPHIC 1 2 3 4 L/P D/A P 1 2 3 4 STIK RUMPUT LAUT Lokal Kabupaten, Kota Tual Laki & Perempuan: semua umur Dewasa/ Anak: umur 7-60 thn Kelas Ekonomi bawah-atas ABON Lokal Kabupaten Laki & Perempuan: semua umur IKAN ASIN Lokal Kabupaten Laki & Perempuan: semua umur Dewasa/Anak : umur 3-60 thn Dewasa/Anak : umur 7-60 thn Kelas Ekonomi bawah-atas Kelas Ekonomi bawah-atas

2.4. Kondisi Produksi dan kualitas dari Produk olahan rumput laut dan ikan 2.4.1. Kualitas produk a. Keamanan pangan (produk tahan lama dan bebas dari bahan terlarang) Produk olahan rumput laut Dari segi keamanan pangan untuk produk stik rumput laut menurut hasil riset yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Tenggara (bidang P2HP) mempunyai umur simpan yang cukup lama kurang lebih 5-6 Bulan dan tidak menggunakan pengawet (formalin) dan bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Agar fit dan sirup rumput laut sampai saat ini belum diketahui umur simpannya karena belum diteliti, akan tetapi masyarakat sudah memproduksinya dengan sistem pembuatan secara tradisional. Dengan adanya rumah produksi kemungikan besar bisa di follow up untuk mendapatkan sertifikasi/pengakuan dari dinas kesehatan, BPOM dan izin lainnya. Kedua produk proses pembuatannya tidak menggunakan bahan terlarang. Untuk chip, akan dikembangkan selanjutnya sambil menunggu proses jalannya pabrik rumput laut di Ohoi Letvuan, Kecamatan Kei Kecil. Produk olahan ikan Fillet dan ikan kerapu segar, dengan perlakukan sistem rantai dingin yang baik akan memperpanjang umur simpan dari produk tersebut, hal tersebut telah dilakukan oleh pokmas CCD-IFAD. Dalam handling tidak menggunakan bahan pengawet apapun Abon ikan yang diproduksi oleh pokmas CCD-IFAD mempunyai kualitas yang cukup baik karena dalam proses pengolahannya menggunakan ikan segar (daging putih), sistem penggorengan yang lama, bahan penguat rasa seperti gula dan rempah-rumpuh sangat baik, dengan demikian produk ini sangat tahan lama. Dalam proses pembuatannya tidak menggunakan bahan yang dilarang. Ikan asin, dalam benak kita pasti akan terpikirkan bahan baku (row material) nya yakni garam. Kita tahu bahwa produk yang akan diberikan perlakukan berupa garam pasti akan

memiliki umur simpan yang begitu lama, begitu pula dengan ikan asin. Dalam proses pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia/pengawet lainnya. NO KOMODITAS 1 STIK RUMPUT LAUT KUALITAS PRODUK TABEL. 7 DATA KUALITAS PRODUKSI KUALITAS KEMASAN RASA SERTIFIKASI NAMA MERK KEMASAN LABEL KETERANGAN Gurih, renyah 2 ABON Pedas, manis 3 IKAN ASIN Asin Belum ada. Kecuali Belum ada Belum ada Sudah ada Belum ada Belum ada sertifikat halal Belum ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Belum ada sertifikat halal Belum ada Belum ada (jual per tusuk) Belum ada Belum ada sertifikat halal b. Rasa (diterima pelanggan) penyesuaian rasa dan bahan, perbaikan kualitas bahan baku Produk olahan rumput (stik, sirup, agar fit) unt uk uji organoleptik berupa penyesuaian rasa dan bahan pembuatannya sangat diterima oleh konsumen. Pemilihan kualitas bahan baku sangat menentukan baik atau tidaknya produk akhir. Pokmas memilih rumput laut kering baik dengan kadar air (15-16) sehingga penampakan dan cita rasa produknya sangat sesuai dengan pilihan konsumen. Abon ikan, ikan asin, untuk rasa sangat diterima oleh pelanggan. Untuk abon untuk mendapatkan kualitas produk yang baik, sebaiknya menggunakan daging ikan yang berwarna putih seperti yang sudah dilakukan oleh pokmas pengolahan di Ohoi namar (ikan tenggiri, bubara, dll). Ikan asin pada umumnya tidak bermasalah dalam proses pembuatan dan pemilihan bahan baku, yang menjadi poin penting dalam pengolahan ikan asin adalah harus menjaga ikan agar tetap menjaga mutunya (kadar air) serta kontaminasi bakteri. c. Kebersihan/ Lingkungan ( kebersihan tempat produksi dan lingkungan) untuk semua produk (stik, sirup, agar fit, abon ikan, ikan asin, fillet) proses pengolahan dan penanganannya sangat memperhatikan faktor sanitasi dan higienis oleh pokmas CCD-IFAD,

karena metode penanganan produk dan cara pengoalahan yang baik sudah berikan berupa pelatihan dan penangan kapasitas, penerapan HACCP, mutu produk, dll. d. Teknologi pengolahan (perbaikan teknologi pengolahan) Teknologi yang digunakan dalam pengolahan stik, sirup, agar fit masih dengan sistem manual (memakai alat pengolahan biasa tanpa mesin) harapan dengan dibagunnnya rumah produksi dan peralatanya dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing serta dapat menciptakan berbagai inovasi produk lainnya. Tahun berukutnya perbaikan alat pengolahan lainnya sangat dibutuhkan danharus mendapat perhatian serius bagi pengelola proyek CCD-IFAD baik di pusat maupun di daerah. Sama halnya dengan handling ikan pasca panen (cara penanganan ikan segar dan fillet) e. Pengakuan/Sertifikasi Sertifikasi untuk produk olahan yang dihasilakan oleh pokmas CCD-IFAD pada Kabupaten Maluku Tenggara sampai saat ini belum diterbitkan (BPOM, MUI, SNI) atau masih dalam tahap penjajagan dan diusahakan tahun depan (2015) kita sudah mendapat izin sertifkasi. Saat ini masih berjalan dengan sertifikasi PIRT TABEL. 8 ANALISIS KUALITAS PRODUKSI PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KOMODITAS PENYESUAIAN RASA, BAHAN PERBAIKAN KUALITAS BAHAN BAKU PRODUK TAHAN LAMA DAN BEBAS DARI BAHAN TERLARANG PERBAIKAN KEBERSIHAN TEMPAT PRODUKSI/ LINGKUNGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SERTIFIKASI KETERANGAN STIK RUMPUT LAUT Stik rumput laut laut renyah manis dan gurih,bahan menggunakan rumput laut Stik rumput laut laut renyah manis pedas dan gurih,bahan menggunakan rumput laut Bisa di simpan selama 5-6 bulan dalam suhu kamar bebas dari bahan terlarang Perbaikan rumah produksi dan peningktan sanitasi dan hygenitas Peningkatan kualitas parapara penjemuran,peningkatan kualitas Kemasan dan Label Perlu sertifikat halal Perlu pelatihan untuk diversifikasi produk ABON Manis Pedas Bisa tahan sampa 1 bulan ditempat kering/udara terbuka, dan bebas bahan terlarang Perbaikan rumah produksi dan peningktan sanitasi dan hygenitas Peningkatan kualitas Kemasan dan Label; Perlu ada sertifikat Halal Perlu pelatihan khusus untuk difersifikasi produk

IKAN ASIN Manis Pedas Bisa di simpan selama 3-4 bulan dalam suhu kamar. Bebas dari bahan terlarang Perbaikan rumah produksi dan peningktan sanitasi dan hygenitas Peningkatan kualitas kemasan dan label; kualitas para-para penjemuran, Perlu ada sertifikat Halal Perlu pelatihan untuk difersifikasi produk 2.4.2. KUALITAS KEMASAN Produk yang ada pada pokmas olahan belum semuanya mempunyai kemasan, abon ikan sudah ada kemasan (kemasan plastic alumunium foil yang di pesan dari Yogyakarta), stik, kerupuk, ikan asin memakai kemasan plastic biasa (polyetilen), mengingat di Kabupaten Maluku Tenggara belum mempunyai industri untuk memproduksi dan mendesain kemasan. Produk ke depan akan diperbaiki sejalan dengan permintaan pasar dan konsumen, dengan demikian kualitas kemasan sangat berpengaruh terhadap daya tarik dan kusukaan akan produk yang dihasilkan. Produk-produk akan ditujukan pada masyarakat pada umumnya yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Ambon, Papua dan pada kota-kota di Indonesia. Kualitas produk yang akan dibuat adalah produk yang tahan lama, gurih, enak dan bergizi. a. Merk Merk produk stik, sirup, agar fit belum ada, untuk abon ikan sudah ada. b. Disain kemasan Desain kemasan produk stik, sirup, agar fit belum ada, untuk abon ikan sudah ada. c. Bentuk kemasan Bentuk kemasan dari abon ikan adalah persegi empat dengan size 15X10 cm, untuk produk stik, kerupuk dan abon dengan kemasan plastic dengan ukuran yang bervariasi (15x6 cm, 12x5 cm, 10x5cm) d. Label dan informasi Label dan informasi untuk produk abon ikan sudah ada,produk lain belum ada e. Bahan kemasan