STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN"

Transkripsi

1 COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDP-IFAD KAB. GORONTALO UTARA

2 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir merupakan kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD sebagai respon langsung terhadap kebijakan dan prakarsa pemerintah Indonesia yang mencerminkan kebijakan pemerintah, khususnya KKP untuk pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan yang berkelanjutan (pro-poor, pro-job, pro-growth, and pro-sustainibility) yang sejalan dengan kebijakan program IFAD. Proyek ini melibatkan kerjasama pemerintah baik pada tingkat nasional maupun Kabupaten/Kota dalam hal pendanaan proyek. Ada empat alasan mengapa proyek ini dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan mengapa IFAD harus mempertimbangkan untuk mendanainya, yaitu : (i) masyarakat yang tinggal di pesisir dan pulau kecil pada umumnya termasuk kelo mpok masyarakat miskin sampai sangat miskin; (ii) banyak masyarakat yang memiliki motivasi dan berkomitmen untuk memperbaiki tingkat ekonomi mereka dan bertanggungjawab dalam pembangunan; (iii) adanya peluang -peluang ekonomi yang baik dengan potensi pasar yang kuat terutama untuk produk kelautan dan perikanan yang bernilai tinggi; dan (iv) secara konsisten mendukung kebijakan dan prioritas pemerintah. Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir ini terdiri atas tiga komponen yaitu, komponen Proyek PMP/CCD terdiri dari 3 komponen dan dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan. Komponen dan tahapan kegiatan tersebut tertuang di dalam Design Completion Report CCDP-IFAD No ID Bulan Agustus 2012 dan Financing Agreement CCDP-IFAD tanggal 23 Oktober Proyek ini memiliki 3 komponen dengan total 5 sub-komponen, yaitu: 1. Komponen 1 Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir, dengan sub komponen 1.1 fasilitasi, Perencanaan dan Pemantauan Masyarakat; Sub-Komponen 1.2 Penilaian, Perencanaan, dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir; dan Sub-Komponen 1.3 Pembangunan Desa yang berorientasi terhadap Pasar. Hal 2 dari 41

3 2. Komponen 2- Pengembangan Ekonomi Berbasis Kelautan dan Perikanan, dengan sub komponen 2.1 Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota; dan sub-komponen 2.2 Dukungan Pemasaran Tata Niaga dan Rantai Pasok (supply chain and value added ). 3. Komponen 3 Pengelolaan Proyek. Pada komponen pengembangan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan, tentunya memiliki keterkaitan yang erat dengan pengembangan ekonomi masyarakat dalam bentuk usaha-usaha produktif yang dapat menunjang pendapatan keluarga bagi masyarakat sasaran program dan meningkatkan perekonomiannya. Khususnya pada sub komponen 2.2. dimana didalamnya termuat dukungan pemasaran tata niaga dan rantai pasok, maka proyek ini diharapkan dapat membangun sistem pemasaran dan tata niaga yang baik terhadap kelompok-kelompok usaha yang menjadi sasaran program. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rencana yang strategis, sistematis dan terstruktur untuk membangun sebuah sistem pemasaran dalam jangka panjang yang baik dan berkelanjutan. Strategi Intervensi Pemasaran ini disusun sebagai sebuah rencana terstruktur untuk memenuhi pencapaian sasaran proyek CCDP-IFAD dari kurun waktu di Kabupaten Gorontalo Utara. TUJUAN DAN MANFAAT Strategi Intervensi Pemasaran ini disusun dengan tujuan untuk : Sebagai rencana jangka panjang dalam membangun sistem pemasaran yang baik bagi kelompok-kelompok sasaran proyek CCDP-IFAD pada khususnya dan masyarakat pesisir pada umumnya di Kabupaten Gorontalo Utara. Sebagai panduan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proyek CCDP-IFAD untuk menjalankan dan mengembangkan sistem pemasaran yang terstruktur dan terintegrasi. Sebagai bahan informasi bagaimana strategi sebuah komoditi dapat dijadikan sebagai komoditas unggulan daerah, bagaimana komoditi tersebut dapat dihasilkan, diolah dan dipasarkan. Sebagai rencana terstruktur atas kebutuhan infrastruktur penunjang pemasaran dan juga sistem pengembangan pemasarannya. Sebagai bahan evaluasi dan diagnosa masalah-masalah terkait pemasaran dan pengembangan komoditi unggulan, kebijakan dan peraturan yang memerlukan analisis, perhatian dan aksi dari pemerintah, lembaga donor, serta pihak swasta. Hal 3 dari 41

4 Mengidentifikasi kendala-kendala dan peluang pasar selama intervensi proyek dan introdusir kegiatan terkait yang diperlukan untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut. STRATEGI INTERVENSI Strategi intervensi pemasaran ini bukan hanya menjadi strategi bagaimana menjual produk kelompok sasaran ke pasar, akan tetapi lebih daripada itu, strategi intervensi ini memiliki cakupan yang luas menyangkut beberapa analisis penting, langkah-langkah pengembangan, pembangunan infrastruktur penunjang dan hal-hal strategis untuk pencapaian target Proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Gorontalo Utara. Sebagai gambaran sederhana, strategi intervensi ini akan mencakup 8 (delapan) analisis penting yang dimulai dari kondisi terkini (Existing Condition) proyek berdasarkan data dasarnya, kemudian dianalisis mulai dari analisis produksi dan kualitas, pasokan, bahan baku, hingga analisis tata niaganya, lalu dikaitkan dengan strategi baik peningkatan kapasitas yang diperlukan maupun infrastruktur penunjang yang dibutuhkan untuk melakukan strategi terkait. Hal 4 dari 41

5 FOKUS ANALISIS Sesuai dengan karateristik komoditas kelompok IFAD berupa pengenalan dan pertumbuhan maka kajian akan difokuskan kepada : 1. Segmentasi 2. Kualitas produk mencakup mutu dan kemasan 3. Peluang pasar 4. Distribusi dan jaringan 5. Pasokan bahan baku Hal 5 dari 41

6 6. Persaingan 7. Tata niaga Analisis Segmentasi Data dasar terkait dengan analisis segmentasi untuk komoditi unggulan di Kabupaten Gorontalo Utara digambarkan pada beberapa data dibawah ini, termasuk produk-produk turunan yang memungkinkan dari komoditi unggulan tersebut. Segmentasi produk dan komoditi unggulan di Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagai berikut. TABEL 1.SEGMENTASI PRODUK UNGGULAN A, B, C DI KABUPATEN GORONTALO UTARA NO KOMODITAS UNGGULAN A/B/C KELOMPOK DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERTAHUN KET Hal 6 dari 41

7 A B Ikan Kuwe (Bubara) Ikan Cakalang 5 kelompok KJA Budidaya 16 Kelompok Nelayan Pancing Katingtiing dan 10 Penongkol Pasar Lokal, TPI, Pengumpul, Rumah Makan, Regional / Antar Pulau Pasar Lokal, TPI & Pengumpul Konsumen lokal, rumah makan di sekitar Gorontalo dan Sulawesi Utara Masyarakat Sulawesi Utara, Sulawesi dan Jawa 50 Ton ,35 Ton Campuran perikanan tangkap, tongkol, cakalang, Tenggiri, dan pelagis lain. C Rumput Laut 6 kelompok budidaya Rumput Laut Penampung / Pengumpul Makassar, Surabaya Perusahaan Rumput Laut di Makassar dan Surabaya ,09 Ton Komoditi Ikan Kuwe atau yang di Provinsi Gorontalo serta Provinsi Sulawesi Utara dan sekitarnya dikenal dengan nama Ikan Bubara, selama ini diperoleh dari tangkapan nelayan dan introdusir budidaya dengan Keramba Jaring Apung (KJA) pada proyek CCDP -IFAD, lebih banyak dikonsumsi secara segar, dan belum ditemukan olahan yang baik untuk jenis ikan ini. Konsumsi masyarakat sekitar Provinsi Gorontalo terhadap ikan jenis ini di warung-warung makan dan pasar lokal sangat tinggi sehingga hasil tangkapan dan budidaya hanya dipasarkan secara segar. TABEL 2. SEGMEN KOMODITAS TURUNAN / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS A KOMODITAS TURUNAN A1 KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TH) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMEN PRODUKSI PERBULAN Ikan Kuwe /bubara Segar 5 kelompok KJA Produk tangkapan nelayan asli dan sudah berlangsung lama Pasar Lokal, TPI, Pengumpul, Rumah Makan, Regional / Antar Pulau Konsumen lokal dan regional 5 ton Hal 7 dari 41

8 Komoditi Ikan Cakalang dan ikan pelagis lainnya lebih memiliki produk turunan dalam bentuk olahan seperti olahan abon ikan, bakso ikan, dan lain-lain. Sedangkan rumput laut dapat diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan snack. Kelompok sasaran CCDP-IFAD mengolah rumput laut menjadi stick rumput laut dan keripik rumput laut. TABEL 3a. SEGMEN KOMODITAS TURUNAN B1 / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS B KOMODITAS / PRODUK TURUNAN B1 KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TH) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERBULAN Ikan Cakalang Fufu 2 Baru Desember 2014 Pasar Lokal, Konsumen Rumah Tangga, Pusat Oleh-oleh Masyarakat desa & Kab. Gorut, Kota Gorontalo sekitarnya, & Pendatang 3000 Kg Abon Ikan 1 Baru Desember 2014 Pasar lokal, Kios, Mini Market, Rumah Makan, & Chatering Masyarakat desa & Kab. Gorut, Kota Gorontalo sekitarnya, & Pendatang 200 Kg (2000 grm/bks) Otak-Otak Ikan Tenggiri 1 Baru Tahun 2015 Belum produksi Belum produksi Belum produksi Bakso Ikan 1 Baru Tahun 2015 Belum produksi Belum produksi Belum produksi Saat ini, produk olahan Rumput Laut berupa stick rumput laut dan keripik rumput laut telah diproduksi oleh kelompok meskipun masih hanya dipasarkan secara lokal seperti kios-kios, rumah makan, dan kantin-kantin sekolah. Pemasaran dilakukan pada umumnya secara konsinyasi sehingga pihak pemilik toko/kios berperan sebagai distributor sekaligus pemasar langsung kepada konsumen. Belum ada jaringan kerjasama pemasaran dalam jumlah yang relatif besar. Hal 8 dari 41

9 TABEL 3b. SEGMEN KOMODITAS TURUNAN C1 / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS C KOMODITAS / PRODUK TURUNAN C1 KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TH) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERBULAN Stick Rumput Laut 1 Tahun 2013 Pasar lokal, Kios, & Mini Market Masyarakat desa & Kab. Gorut, Kota Gorontalo & sekitarnya Bks Keripik Rumput Laut 1 Tahun 2013 Pasar lokal, Kios, & Mini Market Masyarakat desa & Kab. Gorut, Kota Gorontalo & sekitarnya Bks Dodol Rumput Laut 1 Tahun 2015 Belum produksi Belum produksi Belum produksi Jus Rumput Laut 1 Tahun 2015 Belum produksi Belum produksi Belum produksi Ketiga komoditas unggulan diatas beserta produk turunannya saat ini secara sederhana telah diupayakan pemasaran lokal, khusus untuk komoditi ikan bubara, sistem pemasarannya masih berlangsung antara nelayan kepada pengumpul lokal, dan dipasarkan kepada pengumpul kabupaten atau langsung kepada warung-warung makan yang ada di Kota Gorontalo. Mekanisme pemasaran kelompok juga sudah berlangsung pada kelompok pemasaran di Desa Katialada, dimana anggota kelompok penangkapan menjual kepada kelompok pemasaran kemudian kelompok pemasaran menjajakan langsung kepada konsumen secara door to door yang pada bahasa lokal disebut tibo-tibo. Melihat komoditi unggulan yang ada diatas serta produk turunannya, maka khususnya pada produk olahan analisis segementasi diarahkan untuk menentukan target pasar, kemudian target pasar menjadi bagian penting dalam penentuan posisi produk olahan yang dihasilkan oleh kelompok dalam pasar yang disasar. Hal 9 dari 41

10 Harus diakui bahwa posisi produk kelompok untuk saat ini belum bisa bersaing dengan produk-produk dari pabrikan besar, bahkan dari industri rumah tangga lain, sebab kelompok-kelompok pada proyek CCDP-IFAD baru belajar mengembangkan usaha dan baru memperkenalkan produknya pada pasar. Penentuan posisioning didasari oleh beberapa faktor antara lain pilihan segmen, target pasar, peluang pasar dan posisi produk tersebut dalam persaingan dengan produk sejenis. Produksi kelompok sasaran CCDP-IFAD dilakukan dengan pola yang masih sangat sederhana, masih berada pada tataran usaha tradisional dan baru mulai diarahkan pada skala industri rumah tangga. Oleh karena itu, kualitas produk dan kualitas kemasannya masih sangat rendah. Sambil belajar, kelompok-kelompok sasaran proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Gorontalo Utara terus berusaha meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi produk yang berkualitas baik dan kemasan yang baik dan bisa bersaing dengan produk lain. Hal 10 dari 41

11 Data kualitas produksi kelompok bisa dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL 4.DATA KUALITAS PRODUKSI NO KOMODITAS KUALITAS PRODUK KUALITAS KEMASAN RASA SERTIFIKASI DAYA TAHAN NAMA MERK KEMASAN LABEL 1 KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) Baik Tidak Ber Sertifikasi - Tanpa Merk Tanpa Kemasan Tanpa Label 2 KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) Belum dicoba Belum sertifikasi +/- 5 hari tanpa kemasan Gorut Seafood Standart Belum ada 3 KOMODITAS B2 (ABON IKAN) Original Belum sertifikasi +/- 1 bulan Gorut Seafood Standart Belum ada 4 KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) Belum dicoba Belum sertifikasi Belum dicoba Gorut Seafood Belum ada Belum ada 5 KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) Original / Asin Sedang proses izin +/- 2 Bulan Gorut Seafood Baik Kurang 6 KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) Original / Asin Sedang proses izin +/- 2 Bulan Gorut Seafood Baik Kurang Pada pasar komoditi dalam hal ini komoditi ikan bubara yang dipasarkan secara segar, persaingan yang terjadi adalah persaingan terbuka namun permintaan pasar terhadap komoditi ini sangat tinggi sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada pemasarannya. Akan tetapi pada produk olahan, baik olahan ikan maupun olahan rumput laut, kelompok melalui fasilitasi proyek CCDP-IFAD harus mengukur dengan baik kemampuan kelompok untuk bersaing dengan produk sejenis lainnya. Hal 11 dari 41

12 Jalur distribusi juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pemasaran produk dan komoditi dari kelompok sasaran, dimana terkadang kendala transportasi mempengaruhi kemampuan kelompok dalam memasarkan produknya secara langsung sehingga hanya memasarkan pada pasar yang bisa dijangkau atau dengan perantara pengumpul lokal. Kondisi persaingan dan jalur distribusi untuk komoditi unggulan dan produk olahan turunan dari komoditi unggulan tersebut untuk Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagai berikut : TABEL 5. DATA KONDISI PERSAINGAN DAN JALUR DISTRIBUSI PERSAINGAN JALUR DISTRIBUSI NO KOMODITAS JUMLAH UNIT USAHA TUJUAN PASAR KEMANA KUALITAS PRODUK (SILAHKAN DINILAI) KUALITAS KEMASAN KE PEDAGANG WARUNG/ TOKO KE PENGUMPUL/ PERUSAHAAN ALAT ANGKUT 1 2 KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) 5 2 Lokal, Kota Gorontalo dan Manado Pasar Tradisional, Lokal, Pusat Oleh- Oleh Baik & Segar - - Ya Mobil Baik - Ya Tidak Motor 3 KOMODITAS B2 (ABON IKAN) 1 Kios, Mini Market, & Rumah Makan Baik Standar Ya Ya Motor 4 KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) 1 Rumah Makan, Pusat Oleh-Oleh - - Tidak Tidak Mobil / Cool Box 5 6 KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) 1 Kios, Mini market Baik Standar Ya Ya Motor 1 Kios, Mini market Baik Standar Ya Ya Motor Hal 12 dari 41

13 Bahan baku untuk komoditi ikan kuwe atau ikan bubara tersedia sepanjang tahun kecuali pada musim barat dimana nelayan tidak bisa melaut karena ombak yang besar. Akan tetapi pada kegiatan budidaya KJA, ikan bubara tetap tersedia meskipun cuaca tidak memungkinkan untuk melaut. Begitu juga untuk komoditas ikan cakalang dan pelagis lainnya. Sedangkan untuk komoditi rumput laut, saat ini kondisinya sedang kurang baik karena serangan hama dan penyakit sehingga tidak banyak rumput laut yang tersedia di kelompok-kelompok budidaya rumput laut. Meskipun begitu, untuk produk olahan, bahan baku rumput laut diperlukan tidak dalam jumlah yang banyak, sehingga produk turunan rumput laut masih tetap bisa diandalkan oleh kelompok termasuk sediaan bahan bakunya. TABEL 6.DATA KONDISI KETERSEDIAAN BAHAN BAKU NO KOMODITAS UNGGULAN JENIS KOMODITAS PASOKAN BAHAN BAKU DARI KELOMPOK PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KELOMPOK TAPI MASIH DI KAB/KOTA PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KAB/KOTA DALAM 1 TAHUN BERAPA LAMA KETERSEDIAAN PASOKAN BAHAN BAKU BAGAIMANA PENYIMPANAN BAHAN BAKU KEBUTUHAN BAHAN BAKU 1 KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) Bubara Segar Tersedia Tersedia - Sepanjang musim Freezer dan Cold Box Tinggi KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) KOMODITAS B2 (ABON IKAN) KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) Ikan Asap Kemasan Lauk Siap Saji Kudapan Ringan Siap Saji Snack berbentuk Stick Dari 2 desa binaan Dari 1 desa binaan Dari 1 desa binaan Dari 1 desa binaan Tersedia - Tersedia - Tersedia - Tersedia - Sepanjang musim kecuali musim barat Sepanjang musim kecuali musim barat Sepanjang musim kecuali musim barat Sepanjang musim kecuali di musim penghujan dan kemarau tinggi Freezer dan Cold Box Freezer dan Cold Box Freezer dan Cold Box Baik Tinggi Tinggi Sedang Sedang Hal 13 dari 41

14 6 KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) Snack berbentuk keripik Dari 1 desa binaan Tersedia - Sepanjang musim kecuali di musim penghujan dan kemarau tinggi Baik Sedang Market share atau pangsa pasar dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh produk yang dipasarkan oleh kelompok. Market Share untuk komoditi ikan bubara yang berasal dari Kabupaten Gorontalo Utara dapat diperkirakan kurang dari 10% pangsa pasar sekitar Provinsi Gorontalo apabila dihitung dari asumsi konsumsi ikan perkapita pertahun. Namun untuk produk olahan yang merupakan turunan dari komoditi unggulan ikan cakalang dan komoditi rumput laut belum bisa diperhitungkan karena keterbatasan data. TABEL 7.ANALISIS MARKET SHARE TAHUN 2013 MARKET SHARE KABUPATEN/KOTA PENJUALAN PRODUK PENJUALAN KABUPATEN MARKET SHARE (.%) Produksi Ikan segar bubara 54 ton pada tahun 2013 Produk olahan belum bisa dihitung/diprediksi karena keterbatasan sumber data Asumsi penduduk Kab. Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo Jiwa dan asumsi konsumsi ikan per kapita 30 kg per orang per tahun, maka kebutuhan ikan konsumsi 583 ton per tahun Kemungkinan kemampuan kelompokkelompok CCDP-IFAD hanya dapat memenuhi kurang dari 10% market share Analisis Segmentasi Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan diantara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk dimana tiap kelompok (bagian) dapat d ipilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) u ntuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut : Hal 14 dari 41

15 1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati. 2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana kelompok usaha dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih. 3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya. Tujuan utama segmentasi pasar (Market Segmentation) adalah untuk merangsang semua pelanggan yang berpotensial. Pemasaran (marketing) yang tidak memiliki target adalah sia-sia, karena ada banyak kelompok pelanggan yang mungkin tidak tertarik untuk membeli jasa yang dijual. Inti dari suatu pemasaran (marketing) yang baik adalah mengambil satu segmen yang paling menarik dalam pelayanan yang spesifik dan mengaplikasikan unsur-unsur pemasaran terhadap segmen tersebut. Segmentasi (segmentattion) mencakup beberapa analisis sebagai berikut, segmen pasar (market segment) mana yang menjadi target pasar (market target)? Apa yang pelanggan inginkan dari jenis pelayanan yang dijual? Bagaimana cara terbaik untuk menyusun unsur-unsur pemasaran dalam memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan mereka? Di mana pelayanan tersebut dipromosikan? Dan kapan pelayanan itu dipromosikan? Untuk memenuhi analisis segmentasi dari komoditi unggulan di Kabupaten Gorontalo Utara dan produk-produk turunan dari komoditi unggulan tersebut maka analisis segmentasi yang dibuat dapat diuraikan dan dideskripsikan pada tabel berikut. TABEL ANALISIS SEGMENTASI SEGMENTASI KOMODITAS GEOGRAFIS DEMOGRAFIS PSYCHO GRAPHIC Lokal Provinsi Nasional Ekspor Laki Perempuan Dewasa Anak K. Bawah K. Menengah K. Atas KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) Hal 15 dari 41

16 KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) KOMODITAS B2 (ABON IKAN) KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) Target Pasar Setelah kelompok usaha mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda kelompok usaha harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan sumberdaya kelompok. Kelompok usaha harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Kelompok juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya kelompok. Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran. Menentukan Target Market Dalam menetapkan target market kelompok usaha dapat mempertimbangkan lima pola, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konsentrasi satu segmen. Hal 16 dari 41

17 Konsentrasi pada satu segmen pasar maksudnya adalah kelompok dapat memilih satu segmen saja. Kelompok lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. 2. Seleksi spesial segmen. Seleksi spesial segmen maksudnya adalah kelompok menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh kelompok untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi kelompok usaha tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain. 3. Spesialisasi Produk. Spesialisasiproduk maksudnya kelompok usaha berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. Melalui cara ini, kelompok membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi. 4. Spesialisasi pasar. Spesialisasi pasar maksudnya adalah kelompok berkonsentrasi melayani berbagai kebutuhan dalam kelompok tertentu. Kelompok usaha memperoleh reputasi yang kuat dan menjadi channel untuk semua produk baru yang dibutuhkan dan dipergunakan oleh kelompok tersebut. Resiko akan kerugian akan timbul apabila kelompok tadi mengurangi pembelian atau kebutuhannya. 5. Full Market Coverage. Full Market Coverage maksudnya adalah kelompok usaha berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan.namun, hanya usaha besar yang bisa melakukannya.untuk menciptakan kepuasan konsumen, pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan daripada tidak melakukan diferensiasi, namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya kelompok. Selain itu ada pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan kelompok usaha dalam mengevaluasi dan memilih segmen yaitu: 1. Pilihan etika atas pasar sasaran. Dalam menetapkan target market kelompok usaha hendaknya tidak menimbulkan pertentangan, seperti mengambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan Hal 17 dari 41

18 segmentasi dan target pasar yang melayani tidak hanya untuk kepentingan usaha saja tetapi juga kepentingan mereka yang dijadikan sasaran. 2. Interelasi dan segmen super. Segmen super adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi, sehingga kelompokakan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di dalam segmen super karena kelompok tidak memiliki keunggulan kompetitif terhadap usaha lain yang telah berada dalam segmen super. 3. Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh kelompok usaha. Jika diketahui maka kelompok harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu. 4. Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam kelompok untuk membangun bisnis segmen usaha. TABEL PILIHAN TARGET No KOMODITAS KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) KOMODITAS B2 (ABON IKAN) TARGET PASAR GEOGRAFI DEMOGRAFI PSYCHO GRAPHIC ALT 1 ALT 2 Lokal, Kabupaten, Kota dan antar Kab/Kota Lokal, Kabupaten & Kota Lokal, Kab/Kota, dan antar kota Dikonsumsi oleh semua usia, dan jenis kelamin tetapi dibeli hanya oleh orang dewasa Dikonsumsi oleh semua usia, dan jenis kelamin tetapi dibeli hanya oleh orang dewasa Dikonsumsi oleh semua usia, dan jenis kelamin tetapi dibeli hanya oleh orang dewasa Umum mulai dari masyarakat kelas bawah, menengah, atas Masyarakat menengah ke bawah Masyarakat menengah ke atas Konsumen Rumah Tangga, Rumah makan dan pengumpul Pasar lokal & toko oleh-oleh Pasar lokal, Kios, Mini Market Pengumpul di luar Kab. Gorut - - Hal 18 dari 41

19 4 KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) Lokal & Kab/Kota Dikonsumsi oleh semua usia, dan jenis kelamin tetapi dibeli hanya oleh orang dewasa Masyarakat menengah ke atas Rumah Makan, Toko Oleh-Oleh - 5 KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) Lokal & Kab/Kota Dibeli oleh dewasa dan anak-anak Masyarakat menengah ke bawah Pasar lokal, Kios, Mini Market - 6 KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) Lokal & Kab/Kota Dikonsumsi oleh semua usia, dan jenis kelamin tetapi dibeli hanya oleh orang dewasa Masyarakat menengah ke bawah Pasar lokal, Kios, Mini Market - Positioning Positioning berhubungan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa kelompok dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen. Fokus utama positioning adalah persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah kelompok usaha untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari: persepsi usaha terhadap dirinya sendiri, persepsi kelompok usaha tersebut terhadap pesaing, persepsi usaha terhadap pelanggan, persepsi pesaing terhadap dirinya sendiri, persepsi pesaing terhadap kelompok usaha, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi pelanggan terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap kelompok usaha, dan persepsi pelanggan terhadap pesaing. Dalam menetapkan penentuan positioning kelompok usaha dapat memperhatikan faktor-faktor di bawah ini sebagai basis atau landasan penentuan positioning: 1. Proposisi nilai dan manfaat yang dapat diberikan kelompok usaha. Hal 19 dari 41

20 2. Capaian yang telah dihasilkan kelompok usaha. 3. Segmen pasar dan pelanggan yang ditargetkan. 4. Atribut yang jadi keunggulan produk dan merk kelompok usaha. 5. Bisnis baru yang dimasuki. 6. Originalitas dan posisi sebagai kelompok usaha atau merk baru di pasar. Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka kelompok usaha harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran kelompok usaha akan kehilangan fokus. TABEL PILIHAN POSITIONING KOMODITAS KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) KOMODITAS B2 (ABON IKAN) KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) ATRIBUT MANFAAT PENGGUNA Lebih unggul dalam kualitas dan kesegaran Makanan sehat dan siap saji Makanan sehat dan siap saji Makanan sehat dan siap saji Bahan pangan dan konsumsi Menyehatkan dan mudah diolah Praktis dan menyehatkan Praktis dan menyehatkan Masyarakat umum, dewasa dan anak Masyarakat umum, dewasa dan anak Masyarakat umum, dewasa dan anak Masyarakat umum, dewasa dan anak POSITIONING SIAPA KEL. KONSUMEN Rumah Tangga dari segala kelas ekonomi Masyarakat Lokal & Pendatang Masyarakat Lokal & Pendatang Masyarakat Lokal & Pendatang PESAING Nelayan luar kelompok sasaran Ikan cakalang fufu dari Produksi Lokal Gorut & Gorontalo KATEGORI PRODUK Segar Olahan HARGA sedang Tinggi Produk sejenis Olahan Sedang Produk dari luar Gorontalo Olahan Sedang KET Kontinuitas persediaan Harga lebih tejangkau Harga lebih tejangkau Harga lebih tejangkau Hal 20 dari 41

21 KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) Snack Sehat Rasa Lezat Snack Sehat Rasa Lezat Cemilan sehat Cemilan sehat Umum mayoritas anak2 Masyarakat umum, dewasa dan anak Masyarakat Lokal & Pendatang Masyarakat Lokal & Pendatang Snack pabrikan Snack pabrikan Makanan ringan Makanan ringan Sedang Sedang Harga lebih tejangkau Harga lebih tejangkau Analisis Kualitas Produksi Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain lain. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk. Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidaksesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk kelompok usaha tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya. Konsumen senantiasa melakukan penilaianterhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Hal 21 dari 41

22 TABEL ANALISIS KUALITAS PRODUKSI PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KOMODITAS PENYESUAIAN RASA, BAHAN PERBAIKAN KUALITAS BAHAN BAKU PRODUK TAHAN LAMA DAN BEBAS DARI BAHAN TERLARANG PERBAIKAN KEBERSIHAN TEMPAT PRODUKSI/ LINGKUNGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SERTIFIKASI Ikan bubara Cakalang fufu Abon Ikan Otak-Otak Tenggiri Stick Rumput Laut Keripik Rumput Laut Tidak perlu Meminimalkan rasa asapnya Memaksimalkan rasa terbaik cita rasa abon ikan cakalang Standarisasi komposisi bahan baku agar rasa ikan tenggirinya pas Standarisasi komposisi agar rasa stabil Standarisasi komposisi agar rasa stabil Sistem rantai dingin untuk menjaga kualitas Menggunakan ikan segar dengan mutu tinggi Menggunakan ikan segar dengan mutu tinggi Penanganan bahan baku yang segar dan memiliki kualitas bahan baku yang baik Penanganan bahan baku yang harus lebih higienis dan memiliki standar kualitas bahan baku yang baik Penanganan bahan baku yang harus lebih higienis dan memiliki standar kualitas bahan baku yang baik Tanpa formalin Kemasan vacuum Kemasan vacuum Bisa di simpan selama 2 bulan dalam freezer, dan bebas bahan terlarang Kemasan yang menarik Kemasan yang menarik Cara penanganan pasca tangkap yang perlu diperbaiki Tempat produksi dan proses yang higienis Tempat produksi dan proses yang higienis Tempat produksi dan proses yang higienis Tempat produksi dan proses yang higienis Tempat produksi dan proses yang higienis Tidak diolah Perbaikan kualitas & Teknik Pengasapan Perbaikan Teknik Spinner Untuk Pengeringan - - Perbaikan kualitas & Teknik penjemuran Tidak sertifikasi Surat Izin PIRT, dan Halal Surat Izin PIRT, dan Halal Surat Izin PIRT, dan Halal Surat Izin PIRT, dan Halal Surat Izin PIRT, dan Halal Hal 22 dari 41

23 Kualitas Kemasan Dalam menjual suatu produk, kemasan ataupackagingmenjadi hal yang tidak boleh dilupakan. Kelompok bisa saja hanya menyediakan desain yang sederhana dan apa adanya, disesuaikan dengan budget. Namun, kelompok juga harus mengingat jika kemasan produk mampu menciptakan kesan pertama yang baik atau buruk untuk konsumen. Untuk itu, kemasan produk harus dibuat semenarik mungkin. Kemasan suatu produk harus memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas ini bisa berasal dari ciri khas bisnis, produk dan lain sebagainya. Dengan ciri khas ini, nantinya yang mampu menjadi pembanding dengan kemasan produk lain, yang bahkan memiliki jenis yang sama dengan produk tersebut. Ciri khas ini bisa meliputi warna kemasan, bentuk kemasan, bahan kemasan, dan lain sebagainya. Packaging/kemasan, diartikan secara umum adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan packaging/kemasan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya.untuk menampilkan image dan pandangan terhadap suatu isi produk, maka packaging biasanya dibentuk atau didesain sedemikian rupa, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat ditangkap oleh pemakai produk dengan baik.untuk membuat suatu packaging/kemasan tidak hanya tergantung dari beberapa material saja, tetapi banyak berbagai jenis material yang bisa digunakan. TABEL ANALISIS KUALITAS KEMASAN KOMODITAS KUALITAS KEMASAN MERK DESAIN KEMASAN BENTUK KEMASAN LABEL DAN INFORMASI BAHAN KEMASAN Ikan bubara No No No No No Cakalang fufu Gorut Seafood Belum ada Aluminium foil atau plastik bening Vacum Merk, Komposisi, Label halal, No. P- IRT, & Tgl kadaluarsa Plastik dan aluminium foil Abon ikan Gorut Seafood Sudah ada tapi masih standar Toples plastik atau Plastik Merk, Komposisi, Label halal, No. P- IRT, & Tgl kadaluarsa Plastik Hal 23 dari 41

24 Otak-Otak Tenggiri Gorut Seafood Belum Ada Daun Pisang Merk, Komposisi, Label halal, No. P- IRT, & Tgl kadaluarsa Daun Pisang Stick Rumput Laut Gorut Seafood Sudah ada tapi masih standar Plastik Merk, Komposisi, Label halal, No. P- IRT, & Tgl kadaluarsa Plastik Keripik Rumput Laut Gorut Seafood Sudah ada tapi masih standar Plastik Merk, Komposisi, Label halal, No. P- IRT, & Tgl kadaluarsa Plastik Analisis Bahan Baku Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lain lain. TABEL ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU KUALITAS BAHAN BAKU KOMODITAS KETERSEDIAAN DALAM 1TAHUN (BERAPA BULAN) PENANGANAN SUPLAI BAHAN BAKU AGAR KONTINU HARGA BAHAN BAKU PENANGANAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU AGAR KONTINU 1 KOMODITAS A1 (IKAN KUWE) 12 bulan Melalui budidaya KJA dan kemitraan nelayan Bibit/anakan Bubara (Rp /ekor) Jaring Penampungan Bibit 2 KOMODITAS B1 (CAKALANG FUFU) 12 bulan Mitra penangkap/nelayan Rp per kg Freezer 3 KOMODITAS B2 (ABON IKAN) 12 bulan Mitra penangkap/nelayan Rp per kg Freezer 4 KOMODITAS B3 (OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI) 8-10 bulan Mitra penangkap/nelayan Rp per kg Freezer Hal 24 dari 41

25 5 6 KOMODITAS C1 (STICK RUMPUT LAUT) KOMODITAS C2 (KERIPIK RUMPUT LAUT) 8-10 bulan Stock Rp 2000 per kg bulan Stock Rp 2000 per kg - Analisis Pesaing Dalam membuat suatu usaha pasti kita akan dihadapi dengan namanya persaingan. Persaingan ini bisa berwujud dalam berbagai cara seperti contoh saling menunjukan keunggulan produknya masing-masing pada iklan di televisi, koran, dan internet. Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penanda apakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? TABEL ANALISIS PERSAINGAN PRODUK DOMINASI PESAING MUTU PRODUK KONTINUITAS PRODUK CARA PENJUALAN LOKASI JUAL PRODUK Komoditi A Sedang (Nelayan diluar anggota) Setara Sebanding Penjualan Langsung & Pengumpul TPI, Pengumpul, langsung Komoditi B Sedang (Kecuali produk Otak Otak & Ikan Fufu) Pesaing mungkin lebih baik Lebih kontinyu pesaing karena lebih pengalaman Retail Pasar, Mitra Usaha Hal 25 dari 41

26 Komoditi C Rendah (Snack lain produksi pabrikan tp tidak sejenis) Lebih baik karena diolah modern Lebih kontinyu pesaing karena lebih pengalaman Retail Pasar, Mitra Usaha Analisis Distribusi Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran.distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah kelompok usaha distributor adalah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan ( manufacturer) ke pengecer ( retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan. Distribusi barang merupakan bagian dari kegiatan kelompok usaha yang mana pada tahap ini merupakan kesempatan bagi kelompok usaha untuk menjual produknya secara maksimal.strategi itu sendiri merupakan bagian dari strategi marketing setiap kelompok usaha dalam memasarkan produknya. Bagaimanapun juga bagian ini merupakan bagian penting yang mana tanpa penjualan yang bagus maka suatu kelompok usaha tidak akan bisa bertahan. Bagaimanapun juga, sumber penghasilan kelompok usaha adalah hasil penjualan produk. Itulah sebabnya perlu ada strategi distribusi dalam bisnis yang tepat sehingga strategi distribusi yang tepat akan memberikan keuntungan yang signifikan untuk kelompok usaha. Berkaitan dengan strategi distribusi dalam bisnis tersebut sebenarnya ada beberapa macam sistem distribusi yang bisa digunakan oleh kelompok usaha.pemilihan sistem tersebut pastinya juga harus disesuaikan dengan produk yang dijual oleh kelompok usaha. Perlu diketahui bahwa ada beberapa faktor yang pastinya juga sangat menentukan optimalisasi sistem distribusi yang dipilih, diantaranya adalah karakteristik produk, tingkat standarisasi, dan lain-lain. Dalam menggunakan distributor atau perantara pemasaran memang harus menyusun rencana mengenai cakupan target pasar. Dengan demikian, kelompok usaha bisa menyusun strategi bagaimana agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada setiap konsumen.cakupan pasar yang dimaksud itu sendiri bisa diklasifikasikan sebagai distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan juga distribusi selektif. Masing-masing akan sangat ditentukan oleh jenis produk yang dijual. Strategi distribusi dalam bisnis demi memaksimalkan tahap pemasaran produk Hal 26 dari 41

27 Bagaimanapun juga demi mensukseskan proses pemasaran produk dalam kelompok usaha, sudah pasti tidak akan bisa lepas dari yang sistem distribusi. Salah satu strategi distribusi yang bagus adalah mempersingkat saluran distribusi. Mempersingkat saluran disitribusi ini berarti kelompok usaha bisa memutus jaringan distributor sehingga produk kelompok usaha bisa lebih cepat diterima oleh konsumen. Menata strategi distribusi dalam bisnis dengan baik, maka akan memberikan hasil yang signifikan untuk kelompok usaha. Cara lain yang bisa digunakan sebagai strategi distribusi dalam bisnis adalah dengan mempercepat proses distribusi. Proses distribusi ini merupakan tahapan dalam menjalankan suatu bisnis yang mana tahapan untuk mendistribusikan produk ini akan dilakukan ketika proses produksi telah selesai. Itulah sebabnya, demi mendukung proses distribusi bisa berjalan dengan cepat maka proses produksi juga harus dipercepat.bagaimanapun juga proses prooduksi dan proses distribusi merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam dunia bisnis perdagangan produk. Melayani konsumen dengan baik juga merupakan bagian dari stratgei marketing dalam bisnis. TABEL ANALISIS DISTRIBUSI PRODUK NO KOMODITAS PRODUSEN KE KONSUMEN AKHIR PRODUSEN KE PEDAGANG BESAR (PERUSAHAAN) KE KONSUMEN AKHIR PRODUSEN KE PENGOLAH PRODUSEN KE PENGECER KE END USER PRODUSEN KE AGEN (PENGUMPUL) KE PEDAGANG BESAR KE END USER PRODUSEN KE AGEN (PENGUMPUL) KE END USER 1 Ikan bubara Ada pola produsen ke konsumen langsung Tersedia Tidak ada Banyak Ada Tidak Ada 2 Cakalang fufu Berdasarkan permintaan langsung dan kebutuhan dari End User Ke Produsen Tidak ada Tidak ada Melalui Mitra Usaha Ada Tidak Ada 3 Abon ikan Berdasarkan permintaan langsung dan kebutuhan dari End User Ke Produsen Terbatas Tidak ada Melalui Mitra Usaha Tidak Ada Tidak Ada Hal 27 dari 41

28 4 Otak-Otak Tenggiri 5 Stick Rumput Laut 6 Keripik Rumput Laut Berdasarkan permintaan langsung dan kebutuhan dari End User Ke Produsen Berdasarkan permintaan langsung dan kebutuhan dari End User Ke Produsen Berdasarkan permintaan langsung dan kebutuhan dari End User Ke Produsen Tidak Ada Terbatas Terbatas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Melalui Mitra Usaha Melalui Mitra Usaha Melalui Mitra Usaha Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Analisis Transportasi Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai peranan bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar produk yang dihasilkan sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan dan barang dalam kondisi baik. Peralihan atau perpindahan barang tersebut bisa terjadi antara lain : Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang atau tempat yang ditunjuk oleh pembeli Dari rumah produksi dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang atau tempat yang ditunjuk oleh pembeli. Dari daerah pesisir dimana barang (hasil perikanan) tersebut dihasilkan. Untuk terlaksananya pemindahan barang tersebut diperlukan rangkaian kegiatan yang disebut distribusi dan transportasi. Pengertian transportasi secara umum Rangkaian kegiatan memindahkan atau mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu model transportasi, yang dapat meliputi model transportasi darat, laut atau sungai, maupun udara. Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai transportasi (chain of transportation). Hal 28 dari 41

29 Adapun fungsi transportasi yaitu mengangkut barang dari produsen kepada konsumen. Produsen dapat berupa industri, perikanan yang menghasilkan barang jadi, setengah jadi maupun sebagai bahan baku. Tidak akan ada arti produksi industri jika tidak tersedia jasa transportasi yang membawa hasil produksi tersebut sampai kepada konsumen. Lancarnya transportasi, tepat waktu, adanya jaminan keselamatan barang dengan biaya relatif murah, akan mempengaruhi harga atau mutu komoditi sampai pada konsumen. TABEL KEBUTUHAN ALAT ANGKUT PRODUK / SISTEM TRANSPORTASI NO PRODUK Moda Transportasi SISTEM PENYIMPANAN Daya Angkut Cakupan Wilayah 1 Ikan bubara Mobil Pick Up, Motor (Tibo-Tibo) Dingin / Beku 1,5 Ton (Mobil Pick Up) Lokal & Antar Kabupaten 2 Cakalang fufu Motor/Angkutan Umum Suhu Normal / Freezer utk penyimpanan jangka pjg kg (Motor/Bentor) < 100 kg (Mobil) Sekitar Desa Produsen, Antar Kab. & Kota Provinsi Gorontalo 3 Abon ikan Motor/Angkutan Umum Suhu normal Bks (Motor) < 1000 Bks (Mobil) Sekitar Desa Produsen, Antar Kab. & Kota Provinsi Gorontalo 4 Otak-Otak Tenggiri Motor/Angkutan Umum Suhu Normal / Freezer utk penyimpanan jangka pj Bks (Motor) < 1000 Bks (Mobil) Sekitar Desa Produsen, Antar Kab. & Kota Provinsi Gorontalo 5 Stick Rumput Laut Motor/Angkutan Umum Suhu normal 6 Keripik Rumput Laut Motor/Angkutan Umum Suhu normal Bks (Motor) < 1000 Bks (Mobil) Bks (Motor) < 1000 Bks (Mobil) Sekitar Desa Produsen, Antar Kab. & Kota Provinsi Gorontalo Sekitar Desa Produsen, Antar Kab. & Kota Provinsi Gorontalo STRATEGI BERDASARKAN HASIL ANALISIS Berdasarkan analisis terhadap segmentasi, target pasar, positioning, dan beberapa analisis kualitas produksi, kualitas kemasan, analisis distribusi dan persaingan, analisis transportasi, dan ketersediaan bahan baku, maka disusun strategi intervensi terhadap kualitas produksi, kualitas kemasan, perbaikan saluran distribusi, strategi untuk memenuhi kebutuhan transportasi, strategi promosi, rencana peningkatan Hal 29 dari 41

30 kapasitas dan rencana kebutuhan infrastruktur pendukung untuk meningkatkan pemasaran produk dan komoditi bagi kelompok-kelompok sasaran CCDP-IFAD di Kabupaten Gorontalo Utara. Rangkaian strategi ini akan dipadukan dengan strategi pemberdayaan dan pengelolaan sumberdaya yang merupakan bagian dari komponen 1 atau komponen Pemberdayaan Masayarakat dan Pengelolaan Sumberdaya. Strategi peningkatan kualitas produksi adalah bagian utama dimana produk kelompok harus memiliki kualitas yang baik dan layak pasar, atau mampu bersaing dengan produk sejenis di pasaran. Kemampuan bersaing pada produk olahan akan ditentukan oleh penampakan, rasa, mutu dan ukuran, bentuk dan kegemaran masyarakat dalam faktor-faktor tersebut. Strategi peningkatan kualitas produksi ini akan diintegrasikan dengan pelatihan yang diperlukan terkait hal tersebut dan intervensi yang dibutuhkan dalam infrastrukturnya. STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI IKAN BUBARA MATERI PENINGKATAN PRODUKSI TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 Pengadaan Hatchery / Pendederan - - Teknik Budidaya Semi Intensif Pembuatan Pakan Ikan, pelatihan pasca panen, dan pengolahan ikan siap saji 1. Mesin Pakan Rucah. 2. Freezer Penampungan Bahan Baku Hal 30 dari 41

31 - - - IKAN CAKALANG & PELAGIS MATERI RASA TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 Uji rasa pada konsumen atau penjualan dgn jumlah terbatas Pemasaran & Promosi serta melihat kecenderungan / selera konsumen MUTU Uji fisik produk Uji laboratorium BAHAN BAKU Kesediaan sarana dan prasarana - Penetapan cita rasa & standar bahan baku Sertifikasi mutu produk (PIRT, Halal, dll) Peningkatan produksi bahan baku Pelatihan pembuatan Ikan Fufu dan Abon Ikan Klasifikasi Jenis Hasil Tangkapan, pengolahan pasca panen, & pembekuan ikan segar. Teknologi, metode penangkapan Lemari Penyimpanan Produk Penambahan sarana pendukung produksi Pengadaan Penampungan Es Batu, Cold Storage / Pabrik Es Mini, & Lemari Penyimpanan Produk Pengadaan Motor / Mobil Niaga Penambahan Motor niaga atau kapasitas rumah produksi - - Mini Plan Fillet Cakalang, Mobil Cool Box - RUMPUT LAUT Hal 31 dari 41

32 MATERI RASA MUTU BAHAN BAKU TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 Uji rasa pada konsumen atau penjualan dgn jumlah terbatas Uji fisik produk Kebun bibit dan pemeliharaan kultur Pemasaran & Promosi serta melihat kecenderungan / selera konsumen Uji laboratorium - Penetapan standar rasa & bahan baku Sertifikasi mutu produk (PIRT, Halal, dll) Penambahan kebun bibit Pelatihan Pengolahan Produk Konsumsi Rumput Laut - Pelatihan budidaya, pemeliharaan, dan kultur jaringan Pembangunan Rumah Produksi Olahan, Lemari Penyimpanan Produk Penambahan sarana pendukung produksi Mesin Press Rumput Laut, Cool Box Pengadaan Motor/Mobil Niaga Penambahan Motor niaga atau kapasitas rumah produksi Strategi peningkatan kualitas kemasan juga menjadi faktor utama dalam pengembangan produk olahan dimana kemasan adalah kesan pertama yang dilihat oleh konsumen sebelum mencoba membeli dan merasakan. Oleh karena itu, dalam strategi peningkatan kualitas kemasan yang perlu diperhatikan adalah bentuk kemasan tersebut, label, desain, merk, ketahanan kemasan dan kemampuan kemasan untuk menjaga mutu produk yang diproduksi oleh kelompok. Strategi peningkatan kualitas kemasan ini juga dikaitkan dengan kebutuhan pelatihan terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki dalam kemasan tersebut, seperti pelatihan pembuatan kemasan, pelatihan branding, dan juga infrastruktur yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas kemasan. Terkait dengan infrastruktur, juga tentunya diperlukan peralatan-peralatan pendukung yang dapat memperbaiki kualitas kemasan. Hal 32 dari 41

33 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS KEMASAN MATERI TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 DESAIN MERK LABEL DLL Survey desain produk serupa Diskusi merk lokal yg me-nasional Survey kualitas label pada kemasan Pengadaan alat dan sarana pendukung pembuat kemasan yang lebih modern Merancang dan menetapkan desain kemasan Penetapan merk Penetapan bahan yg digunakan dalam membuat label Pengembangan kemasan, Variasi model dan ukuran kemasan Penyempurnaan berdasarkan masukan konsumen Pendaftaran dan registrasi merk Penyempurnaan tampilan dan kualitas label (tahan lama/tidak pudar) Pengembangan merk dan label Pelatihan Pembuatan Kemasan Pelatihan Pemasaran dan Branding Produk Pelatihan pembuatan label Pelatihan penggunaan alat dan sarana pendukung Pengadaan Mesin Vacuum, Hand Sealer, Cup Sealer - Penambahan mesin packing dengan kapasitas yg lebih besar Pengadaan Alat Cetak labeling Pengadaan alat cetak Tgl produksi & masa expired - - Penggunaan barcode pada kemasan Variasi Jenis kemasan yang ramah lingkungan Saluran distribusi produk yang baik adalah saluran distribusi yang efektif dengan rantai distribusi yang tidak panjang, karena setiap rangkaian rantai distribusi akan berpengaruh terhadap biaya. Oleh karena itu diperlukan sebuah strategi yang baik dan terarah agar saluran distribusi dapat berlangsung secara efektif, efisien dan berada dalam kontrol yang baik. Pendistribusian kemungkinan akan melibatkan bukan hanya produses dan konsumen tetapi juga pihak lain, oleh karena itu strategi perbaikan saluran distribusi akan diintegrasikan dengan rencana kemitraan agar calon mitra dapat diidentifikasi yang paling potensial serta paling memungkinkan untuk penjualan dengan keuntungan optimal. Hal 33 dari 41

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE BAB I. PENDAHULUAN Pengembangan pamasaran ini dilakukan melalui pendekatan value chain dan pembangunan infrastruktur pemasaran,

Lebih terperinci

Programming TV. Segmentasi Demografis + Psikografis. Syaifuddin, S.Sos, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Programming TV. Segmentasi Demografis + Psikografis. Syaifuddin, S.Sos, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: Programming TV Segmentasi Demografis + Psikografis Fakultas Ilmu Komunikasi Syaifuddin, S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG, PENGANTAR PEMASARAN SEGMENTASI PASAR Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG, 2010 SUB BAHASAN: 1. Proses segmentasi pasar: Pola dasar, Prosedur, Metode)

Lebih terperinci

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana)

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) KOMPONEN 2 1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) Kedua komponen ini saling terkait, Pembangunan Infrastruktur ditujukan untuk meningkatkan pemasaran dan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya kelautan dan perikanan menyebabkan munculnya suatu aktivitas atau usaha di bidang perikanan sesuai dengan kondisi lokasi dan fisiknya. Banyak penduduk

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 DESKRIPSI UMUM Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD pada bulan November 2013 berjalan lancar dengan aktivitas yang padat.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

2. Aspek pasar & pemasaran. Definisi Pasar:

2. Aspek pasar & pemasaran. Definisi Pasar: 2. Aspek pasar & pemasaran Definisi Pasar: Tempat bertemunya penjual dan pembeli Tempat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran Tempat dikoordinasikan orang-orang untuk melakukan tawar menawar sehingga

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERESMIAN PABRIK ES BALOK BANTUAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DI KABUPATEN DONGGALA PROPINSI SULAWESI TENGAH Donggala, 17 November 2015 Yang saya hormati,

Lebih terperinci

BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH

BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH BISNIS OLAHAN IKAN PARI DI PANTURA JAWA TENGAH Rizky Muhartono dan Subhechanis Saptanto Peneliti pada Balai Besar Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Riset dan Sumberdaya Manusia KKP Gedung Balitbang

Lebih terperinci

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 COVER Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : MAXI WOWILING. : BITUNG Tahun : 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 2 2.5 Bussines

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sentuhan kreatifitas dan inovasi baru sangat dibutuhkan oleh kelompok usaha dan pengolahan produk kelautan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 2014 2017 Nama Usaha : Rumah Kemasan Ikan Asap dan Bakso Ikan Lokasi Usaha : Kel. Dufa-Dufa Kota Ternate Tanggal Dibuat : 20 Agustus 2014 COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, dan mutu dari produk tersebut. Perusahaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.126, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Sistem Logistik. Nasional. Ikan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

PENGELOLAAN RANTAI PASOK PENGELOLAAN RANTAI PASOK Manajemen Rantai Pasokan Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasok adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) KABUPATEN GORONTALO UTARA LATAR BELAKANG Jenis/Nama Bisnis Pembuatan Es Balok

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Melimpahnya potensi buah-buahan di negara kita, ternyata tak cuma mampu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap warganya, namun juga memberikan peluang bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km. Total

Lebih terperinci

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN. FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN Definisi Sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis Merencanakan menentukan harga Mempromosikan Mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan pembeli. Pemasaran meliputi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5360 KESEJAHTERAAN. Pangan. Ketahanan. Ketersediaan. Keamanan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) Dalam sebuah proses pemasaran produk, terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan yaitu segmentation, targeting, dan positioning.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan wilayah. Namun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang BAB V HASIL PENELITIAN 1.1. Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang 1.1.1. Pelaku Usaha Tenun Ikat Pelaku usaha tenun ikat yaitu mereka yang membuka usaha dalam bidang menenun. Pelaku usaha

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM OLEH : LUTFI WIBAWA, M. Pd Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Program Pemasaran 2.1.1 Definisi Program Pemasaran Sejumlah ahli tentang pemasaran telah berupaya untuk merumuskan definisi program pemasaran yang konklusif, namun hingga sekarang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin

Lebih terperinci

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI KEBIJAKAN PANGAN INDONESIA Kebijakan pangan merupakan prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 04 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI ENDANG SUPARMAN SKOM,MM Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA MARKETING

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS Arti Sempit Suatu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya memaksimalkan keuntungan. Arti Luas suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014 RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014 Bisnis Plan Rumah Produksi Infrastruktur Komponen 2 CCDP-IFAD Lembaran Pengesahan Ambon, 5 Agustus 2014 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Ir. F. J. Louhenapessy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan tersebut dapat dilihat dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri makanan.

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini masih tetap menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini didasarkan pada peningkatan peran sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemuas kebutuhan yang tidak berwujud tetapi dapat dirasakan dan dapat. adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemuas kebutuhan yang tidak berwujud tetapi dapat dirasakan dan dapat. adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Jasa Sebelum mengenal segmentasi, targeting, dan positioning lebih jauh terlebih dahulu mengenal dan memahami apa itu jasa. Jasa yaitu pemuas kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung. penelitian yang dilakukan di BMT Ar-Rahman Tulungagung, bahwasannya

BAB V PEMBAHASAN. 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung. penelitian yang dilakukan di BMT Ar-Rahman Tulungagung, bahwasannya BAB V PEMBAHASAN 1. Segmentasi pasar yang dimiliki BMT Ar-Rahman Tulungagung Berdasarkan teori M. Mursid, segmentasi atau (pengelompokan) pasar adalah pembagian daripada pasar secara keseluruhan ke dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Kotler (2004:7) adalah proses sosial dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Kotler (2004:7) adalah proses sosial dan 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Kotler (2004:7) adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Indonesia mempunyai kekayaan pertanian yang berlimpah, baik jenis maupun macamnya. Salah satu hasil pertaniannya adalah buah-buahan. Komoditi hortikultura khususnya

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH TIK ; MAHASISWA DIHARAPKAN DAPAT MENJELASKAN SYARAT - SYARAT POKOK PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEBIJAKAN PENDUKUNGNYA PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring perkembangan zaman dan perubahan trend yang meliputi perubahan budaya, selera, maupun peningkatan

Lebih terperinci

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk Sulawesi Tengah dengan padi, kakao, kelapa, cengkeh dan ikan laut sebagai komoditi

Lebih terperinci

KESEPAKA TAN KERJASAMA

KESEPAKA TAN KERJASAMA KESEPAKA TAN KERJASAMA An tar a PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDP-IFAD KABUPATEN GORONTALO UTARA Dengan KOPERASI PERIKANAN PADU ALAM LAUT Tentang PENGELOLAAN USAHA COLD STORAGE MINI 10 TON & MESIN

Lebih terperinci

TARGET PASAR. Apakah pasar itu?

TARGET PASAR. Apakah pasar itu? Apakah pasar itu? TARGET PASAR Pasar adalah Orang-orang dengan kebutuhan dan atau keinginan mempunyai uang yang akan dibelanjakan dan mempunyai kemauan untuk membelanjakan Target pasar : Sekelompok konsumen

Lebih terperinci

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual oleh: Sadam husen 1401100105 Dosen : Gema Arifrahara FAKULTAS INDUSTRI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor pertanian. Sektor pertanian secara umum terdiri dari lima subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan pangan,

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri

Lebih terperinci